Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
DAFTAR ISI
Rigid Conduit............................................................................................................ 21
Metal Flexible Conduit.............................................................................................. 22
Rak Kabel ................................................................................................................. 23
Tray Kabel, Kabel Ladder dan Rak Kabel.................................................................. 23
2.0
3.0
ii
4.0
5.0
iii
5.4.1
5.4.2
5.4.3
5.4.4
5.4.5
iv
LINGKUP PEKERJAAN
1)
2)
Pekerjaan ini juga harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan
dipakai dan pekerjaan - pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan
pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini akan tetapi dianggap perlu untuk
keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
3)
4)
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan
yang dipasang dengan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan
pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
5)
7)
Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk
menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatanperalatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan
Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar Pelaksanaan
dan Buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan.
8)
Instalasi Penerangan,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panelpanel penerangan dengan fixture lampu, baik didalam maupun diluar
bangunan, sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan Buku Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan.
9)
Fixture Lampu,
Yang termasuk didalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast,
starter, capasitor, lampu-lampu dan peralatan-peralatan lain yang berhubungan
dengan item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang dipilih.
10)
11)
1.2
1.2.1
13)
14)
15)
16)
Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik
utama yang berasal dari Jaringan Tegangan Menengah PLN (20 KV, 3 phasa,
50 Hertz) pada Gardu yang selanjutnya diturunkan melalui transformator
menjadi tegangan rendah 380/220 V di disribusikan ke LVMDP.1 dan
LVMDP 2.
2)
Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara
otomatis seluruh kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan
yang berasal dari Diesel Generating Set.
3)
4)
1.2.2
Sistem Penerangan
1)
1.3
1.3.1
No.
Kondisi
Normal
Lighting
Lampu
Escape
Lighting
1.
Normal
Hidup
Hidup
Hidup
PLN
2.
Darurat Sumber
Daya PLN
Hidup
Hidup
Hidup
Genset
3.
Darurat
Mati
Hidup
Hidup
Batere
Exit
Lighting
Sumber
Daya
2)
Pada setiap ruangan kecuali Lobby, Lift dan Tangga, disediakan saklar-saklar
setempat untuk menyalakan atau mematikan lampu.
3)
1.3.2
2)
MVMDP yang digunakan harus memenuhi SII dan SPLN atau standardstandard lain yang diakui dinegara Republik Indonesia serta mendapat
rekomendasi dari LMK.
3)
4)
5)
2)
Panel harus terbuat dari plat baja dengan ketebalan untuk dinding minimum 2
mm dan pintu minimum 3 mM, dengan rangka yang terbuat dari besi siku
atau besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat
serta difinish dengan powder coating warna abu abu.
3)
Pintu panel, saklar pembumian dan Load break Switch harus interlock
sehingga :
a) Pintu panel dapat dibuka bila saklar pembumian telah menutup / ON dan
sebaliknya pintu panel bisa ditutup bila saklar pembumian telah membuka.
b) Saklar pembumian dapat ditutup bila Load Break Switch telah membuka.
c) Load Break Switch dapat ditutup bila Saklar pembumian sudah terbuka.
1.3.3
4)
5)
Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang dikebumikan
(grounding) dan bus-bar pembumian yang berfungsi untuk dudukan ujung
kabel pembumian.
Kelengkapan - kelengkapan
MVMDP dilengkapi dengan komponen-komponen panel sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Terminal ukur,
7)
8)
9)
Lampu indikator,
10)
Mimic diagram,
11)
12)
1.3.4
Persyaratan listrik
Komponen komponen MVMDP mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut :
1.3.5
1.3.6
1.3.7
1)
: 24 KV
2)
: 50 KV
3)
: 25 KV
4)
Arus nominal
: 630 A
5)
: 14,5 KA
6)
: 62,5 KA
Bus-bar
1)
Panel mempunyai tiga buah bus-bar phasa dan satu bar atau terminal untuk
pembumian yang terbuat dari tembaga dengan ukuran masing-masing 40x10
mm.
2)
3)
Peralatan switching panel berupa Load break Switch dari jenis autopneumatic
dimana penutupan dan pembukaannya sangat cepat dan tidak tergantung
kecepatan operator.
2)
3)
4)
LBS harus interlock dengan ACB trafo di LVMDP, dimana LBS masuk
terlebih dahulu kemudian ACB ( kondisi ini untuk menghindari Arus start
yang sangat besar/inrush current yang dapat mengakibatkan FUSE medium
voltage putus ).
Peralatan Ukur
MVMDP dilengkapi dengan peralatan ukur yang terdiri dari :
1)
Amperemeter,
2)
Voltmeter,
3)
KWH-meter,
4)
1.3.8
1.4
1.4.1
2)
Dilengkapi single phasing protector sedemikian rupa bila salah satu fuse putus,
maka Load Break Switch akan membuka.
2)
1.4.2
Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan
SPLN atau standard-standard lain yang diakui dinegara Republik Indonesia
serta mendapat rekomendasi dari LMK.
Data Teknis
1)
Jenis kabel
dengan
Gambar Pelaksanaan.
1.4.3
2)
Bahan konduktor
Tembaga
3)
Isolasi
XLPE
4)
Tegangan nominal
24 kV
5)
Ukuran kabel
Persyaratan Pemasangan
1)
2)
Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak
akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
1.5
1.5.1
1.5.2
3)
4)
Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape
dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
5)
Kabel yang menghubungkan antara gardu PLN dengan MVMDP dan antara
MVMDP dengan Trafo tidak boleh ada sambungan.
6)
7)
8)
Kabel antara gardu PLN dengan MVMDP (di ruang trafo) dipasang dengan
cara ditanam langsung dalam tanah dan Rak Kabel (seperti tercantum dalam
Gambar Pelaksanaan).
Transformator daya yang digunakan harus memenuhi IEC standar dan SPLN
atau standard-standard lain yang diakui dinegara Republik Indonesia serta
mendapat rekomendasi dari LMK.
2)
3)
4)
Konstruksi
1)
2)
1.5.3
3)
Selungkup (housing) terbuat dari pelat baja yang dicat dasar tahan karat dan
cat finish berwarna putih.
4)
Kelengkapan-kelengkapan
Trafo dilengkapi dengan komponen-komponen sebagai berikut :
1.5.4
1)
Name plate,
2)
Elastimold Bushing,
3)
Kuping pengangkat,
4)
Tap changer,
5)
Roda,
6)
Terminal pengebumian.
Persyaratan listrik
1)
2)
: 20 kV,
b) Sisi sekunder
: 400/230 Volt.
3)
Jumlah phasa : 3
4)
Frekwensi : 50 Hz.
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
Impedansi : 4 %
10
1.5.5
1.6
1.6.1
Persyaratan Pemasangan
1)
2)
Panel harus terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan
ukuran minimal 40x40x4 mM (free standing) atau plat besi yang terbentuk
(wall mounted).
2)
Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan ketebalan
sebagai berikut :
No.
Panel
Dinding
Pintu
1.
2,0 mM
3,0 mm
2.
LP, PP
1,6 mM
2,0 mm
3)
Plat penutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat penutup ini
harus benar-benar 90o.
4)
Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi cincin
plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup ini harus
dapat dilepas-lepas.
5)
Panel harus dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepaslepas dan harus disiapkan lubang serta COMPRESSION CABLE GLAD
untuk setiap incoming dan outgoing feeder.
6)
7)
Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan rapi.
8)
Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang di-punch harus
dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk menjaga
masuknya benda-benda atau tusukan pada bagian bagian yang bertegangan
dari peralatan panel.
11
1.6.2
1.6.3
9)
Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol serta harus diusahakan
tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet
dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi vernikel.
10)
Rangka, penutup, cover plate dan pintu, seluruhnya harus diberi cat dasar dan
dilapisi dengan powder coating warna abu-abu.
11)
Ukuran panel diusahakan standard dan disediakan ruang yang cukup apabila
terdapat penambahan peralatan.
12)
Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan
(grounding) dan bus-bar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung
kabel pentanahan.
13)
Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta terminal
penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/sign plates mengenai nama
beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label ini harus
terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070.
14)
Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm dibawah
ambang atas panel atau disesuaikan dengan kebutuhan) harus disediakan
tempat untuk pemasangan lampu indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian
tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya
menetap (fixed).
Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mempunyai 5 bus-bar
dimana bus-bar pentanahan terpisah.
2)
3)
Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada bus-bar
dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
4)
Bus-bar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator
dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus
hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.
Circuit Breaker
1)
Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB dan MCCB yang
dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic overcurrent
release yang rating ampere trip-nya dapat diatur (adjustable).
2)
Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor tiga fasa harus
dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phasa.
12
1.6.4
3)
4)
Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum
dalam Gambar Pelaksanaan.
5)
Circuit Breaker dari jenis moulded case circuit breaker (MCCB) dengan rating
> 80 A harus menggunakan tipe yang rating ampere trip-nya dapat diatur
(adjustable).
6)
7)
8)
Jika di dalam Gambar Pelaksanaan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut
harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan pada Gambar.
9)
Semua Circuit Breaker harus diberi label / signplate yang terbuat dari
Alumunium mengenai nama beban atau kelompok beban yang di catu daya
listriknya. Label itu harus terbuat dari plat alumunium atau sesuai standard
DIN-4070.
2)
Volt meter dilengkapi dengan selector switch yang mempunyai mode 7 (tujuh)
posisi :
a) 3 kali phasa terhadap netral,
b) 3 kali phasa terhadap phasa,
13
c) posisi Off.
3)
No.
Ranges of Amperemeter
1.
2500 - 4000 A
0 - 3600/6300 A
2.
1500 - 3600 A
0 - 2500/4000 A
3.
800 - 1250 A
0 - 1500/2500 A
4.
630 - 1000 A
0 - 1000/2000 A
5.
500 - 630 A
0 - 600/1200 A
6.
350 - 400 A
0 - 400/ 600 A
7.
250 - 300 A
0 - 250/ 500 A
8.
125 - 200 A
0 - 200/ 400 A
9.
80 - 100 A
0 - 100/ 200 A
10.
50 - 63 A
0 - 60/ 120 A
11.
< 40 A
0 - 40/ 80 A
4)
Pengukuran arus yang besar harus menggunakan trafo arus yang dirancang
khusus untuk pengukuran. Rating trafo arus harus sesuai dengan rating
Amperemeter yang digunakan dan tahan menerima impact short circuit
terbesar yang mungkin terjadi.
5)
Rating trafo arus yang digunakan harus sesuai dengan tabel berikut ini :
No.
Ranges of Amperemeter
1.
0 - 1500/2500 A
2500/5
2.
0 - 1000/2000 A
1000/5
3.
0 - 600/1200 A
600/5
4.
0 - 400/ 800 A
400/5
5.
0 - 250/ 500 A
200/5
6.
0 - 200/ 400 A
200/5
7.
0 - 100/ 200 A
100/5
8.
0 - 60/ 120 A
Direct
9.
0 - 40/ 80 A
Direct
14
6)
7)
1.6.5
8)
9)
No.
Nama Panel
1.
96 x 96
2.
PP-LP
72 x 72
Tipe Panel
1)
panel-panel
tegangan
No.
Nama Panel
Tipe Panel
1.
LVMDP
Free Standing
2.
SDP
Free Standing
2.
Wall Mounting
rendah
2)
Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti pada
Gambar Pelaksanaan. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan
konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur baut atau dynabolt sehingga
tidak akan berubah posisi oleh gangguan mekanis.
3)
Panel jenis wall mounting dipasang flush mounting pada dinding tembok
dengan lokasi sesuai Gambar Pelaksanaan.
4)
Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan baut tanam (anchor
bolt) sehingga tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
15
5)
1.6.6
1.7
1.7.1
Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada di sekitar
panel listrik harus dihubungkan ke Sistem Pembumian Pengaman.
2)
Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi plastik dan
ditempelkan pada pintu luar panel bagian dalam.
2)
Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara
panel satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu yang
dibutuhkan.
3)
4)
Di dalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya, conduit, sparing,
doos untuk outlet daya/penyambungan/pencabangan, flexible conduit dan
peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem
instalasi daya.
5)
6)
Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah termasuk semua jenis / tipe
saklar, conduit, sparing, doos untuk saklar / penyambungan / pencabangan,
metal flexible conduit dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem instalasi penerangan buatan.
16
1.7.2
Jenis Kabel
1)
Kabel kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan
SPLN atau standard-standard lain yang diakui dinegara Republik Indonesia
serta mendapat rekomendasi dari LMK.
2)
3)
Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 500 Volt
dan/atau 600 Volt/1000 Volt.
4)
Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus
bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 M panjang kabel.
5)
Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat (seperti
lift, fire pump dan lain-lain seperti ditunjukkan didalam Gambar Pelaksanaan)
kabel-kabel yang digunakan adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai
dengan fungsi dan lokasi pemasangannya seperti tabel di bawah ini :
No.
1.7.3
Pemakaian
1.
2.
3.
Jenis Kabel
NYM
NYY,NYFGbY
NYY
6)
Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas
penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.
7)
Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label/sign-plate yang terbuat
dari alumunium mengenai nama beban yang dicatu daya listriknya atau nama
sumber yang mencatu daya kabel / beban tersebut.
8)
Persyaratan Pemasangan
1)
2)
Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak
akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
17
3)
4)
Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape
dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
5)
Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi
penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel
instalasi daya dan instalasi penerangan.
6)
7)
8)
9)
18
e) Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk
sistem 3 phasa atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
f) Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar
kabel yang dilindunginya.
g) Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu
buah, maka kabel-kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu
sama lain minimal sebesar 7 cm.
h) Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi
dengan tutup yang memakai handle dan harus mudah dibuka.
10)
i)
Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan
sehingga bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel.
j)
Setelah kabel dipasang lubang ujung kabel tersebut harus disumbat dengan
bahan karet atau bahan- bahan lain yang tidak merusak kabel dan tidak
mudah rusak.
11)
Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Kabel harus diatur rapi
b) Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 cm dengan
perkuatan mur baut pada dudukan/struktur rak.
c) Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan
conduit (di dalam High Impact Conduit).
d) Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel didalam conduit kecuali
didalam kotak sambung atau kotak cabang.
12)
Pemasangan kabel dalam dinding harus memperhatikan hal hal sebagai berikut
:
a) Kabel harus dilindungi dengan sparing.
b) Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact
Conduit) sebelum ditutup tembok harus disusun rapi dan diklem pada
setiap jarak 60 cm. Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka
perkuatan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan kombinasi
antara klem dan kawat ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh.
c) Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi
dengan 'metal flexible conduit' serta pertemuan antara conduit/sparing
dengan metal flexible conduit harus dilakukan dengan cara klem.
d) Untuk instalasi kabel expose harus di dalam Rigid Conduit.
19
1.8
1.8.1
1.8.2
PERSYARATAN
INSTALASI
TEKNIS
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PERALATAN
Outlet Daya
1)
Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII, SPLN,
2)
3)
: 250 Volt
b) Rating arus
c) Tipe pemasangan
: Recessed
4)
Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik
pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
5)
Outlet daya untuk peralatan AC Split, Koridor, Machine Lift Room, Panel
Room harus dilengkapi dengan lampu indikator, saklar dan label
6)
Outlet daya yang digunakan jenis putar & tusuk kontak yang dilengkapi
dengan protector.
7)
8)
9)
Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus menggunakan doos
dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan lantai atau ditentukan
oleh Perencana Interior.
10)
Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan harus
dikoordinasikan dengan tata letak furnitures.
Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN, SII dan VDE/DIN
atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
2)
: 250 Volt
b) Rating arus
: minimal 10 A
c) Tipe
: recessed
20
1.9
1.9.1
3)
4)
Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian 150 cm dari
permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior. Pemasangan saklar
harus menggunakan doos.
5)
PERSYARATAN
INSTALASI
TEKNIS
PELAKSANAAN
Gambar
PEKERJAAN
Pelaksanaan
dan
PENUNJANG
Rigid Conduit
1)
2)
Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5 kali
dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum sebesar
3/4". Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus rekonfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
3)
Ujung ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak
isolasi kabel.
4)
warna hitam,
warna merah,
warna putih,
d) Instalasi telepon
warna kuning,
5)
6)
21
1.9.2
7)
Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak atau mengganggu
instalasi utilitas lainnya.
8)
Dalam hal jalur pipa conduit pada Gambar Pelaksanaan diperkirakan tidak
mungkin lagi untuk dilaksanakan, maka Kontraktor wajib mencari jalur lain
sehingga Pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap
harus sesuai dengan persyaratan.
9)
Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa
conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut
dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus
dilakukan dengan cara klem.
10)
Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu)
kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding,
baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
11)
Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cm dari pipa air
panas.
12)
2)
3)
Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali total
diameter luar kabel yang dilindunginya.
4)
Flexible conduit yang digunakan harus tahan karat dan cukup kuat untuk
menahan gangguan gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
5)
22
1.9.3
1.9.4
Rak Kabel
1)
Rak kabel digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya kabel instalasi daya,
penerangan serta kabel instalasi arus lemah.
2)
Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm yang dilapisi Hot
Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan disesuiakan
dengan standart BS 729 (dalam shaft).
3)
Rak kabel harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel,
jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 cm.
4)
Rak kabel yang terpasang di daerah basement harus dicat dengan powder
coating dan difinish dengan warna disesuaikan / dikoordinasikan dengan
Perencana Arsitektur/Interior.
5)
Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus
kuat untuk menyangga rak kabel beserta isinya serta harus tahan pula
menahan gangguan-gangguan mekanis
6)
Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang
terbuat dari bahan besi. Persyaratan Teknis Penunjang Instalasi
Tray kabel digunakan untuk jalur kabel yang menghubungkan sumber daya
listrik yang berada dibangunan .
2)
kabel-
b) Kabel ladder dan rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2
mm yang dilapisi Hot Dipped Galvanised dengan
ketebalan lapisan minimum 50 mm dan disesuiakan dengan standart
BS 729 (dalam shaft).
c) Penggantung dan dudukan dipasang pada plat beton dengan anchor bolt
dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta
isiannya serta harus tahan pula menahan gangguan-gangguan mekanis
d) Harus mempunyai penggantung yang dapat
terbuat dari bahan besi.
diatur (adjustable)
yang
e) Rak kabel yang dipergunakan arus kuat dan arus lemah harus dipisahkan
untuk menghindari kemungkinan adanya induksi
yang akan mengganggu fungsi sistem operasi. Jarak rak kabel arus kuat
dan arus lemah seperti
dalam gambar rancangan,.
23
1.10 PERSYARATAN
PENERANGAN
TEKNIS
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
FIXTURE
2)
3)
Armatur-armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai ketebalan
plat minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni tahan karat dan dicat finish
warna putih atau sesuai petunjuk Perencana Interior. Pengecatan ini
menggunakan cat bakar.
4)
Armatur lampu untuk lampu TL, PL, SL harus dilengkapi dengan komponenkomponen lampu berupa ballast, starter dan kapasitor dengan kualitas terbaik.
5)
Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak
mudah terlepas oleh gangguan-gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
2)
3)
Lampu TL, PL, SL, PAR, HPLN harus dipilih dari jenis lampu yang
mempunyai efisiensi tinggi.
4)
b) Konsumsi daya
c) Frekuensi
50 Hertz
Lampu Exit ini harus menyala biasa dalam keadaan normal maupun pada
saat terjadi indikasi kebakaran.
2)
24
3)
4)
2)
3)
Bi pin base.
4)
2)
3)
2)
3)
2)
25
3)
4)
5)
6)
Semua logam dibagian luar terbuat dari bahan stainless steel dan aluminium.
7)
Penutup lampu tetap tergantung pada rumah lampu walaupun clip pengancing
dilepas .
8)
9)
10)
11)
Material dari plat baja produksi krakatau steel tebal 3,2 mm.
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
6)
26
7)
8)
9)
10)
11)
Material dari plat baja produksi krakatau steel tebal 6 dan 4,5 mm.
2)
3)
4)
5)
Tegangan : 230 V.
2)
Frekuensi : 50 Hz.
3)
Kapasitas : 16 A .
4)
5)
6)
Cover : Transparan.
1.20 KONTAKTOR
1)
Tegangan
: 230 V.
2)
Frekuensi
: 50 Hz.
3)
Kapasitas
: 25 A .
4)
Pole
: 3.
27
2)
3)
Index Proteksi IP 54 .
2)
3)
4)
Ketentuan-ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standardstandard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
1.22.2 Konstruksi
1)
2)
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
28
3)
4)
1.22.3 Pemasangan
1)
Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding
rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masingmasing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
2)
Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang tertutup. Tutup
bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
3)
Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan
tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod.
4)
5)
6)
7)
8)
9)
29
LINGKUP PEKERJAAN
1) Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan
yang sempurna untuk seluruh instalasi sistem penangkal petir seperti dipersyaratkan
didalam buku Persyaratan Teknis ini dan seperti ditunjukkan pada Gambar
Pelaksanaan.
2) Pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku
Persyaratan Teknis ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan
fungsi dan operasi instalasi sistem penangkal petir.
3) Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a)
b)
Hantaran Turun,
Didalam item ini termasuk juga pipa pelindung dan klem untuk dudukan dan
pemasangan hantaran turun.
c)
Elektroda Pembumian,
Item ini meliputi batang pembumian, terminal penyambungan, bak kontrol
dan material - material bantu lainnya.
b)
c)
Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass dengan diameter 70
mm dan ketinggian minimum 4 meter.
d)
30
2) Air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instansi lain yang berwenang.
3) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis
radioaktif.
4) Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
6) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus listrik yang
cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
7) Elektroda penangkal petir harus dihubungkan dengan hantaran turun
8) Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian
atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai semi basement harus dapat
terlindung oleh sistem instalasi penangkal petir.
2.3
HANTARAN TURUN
1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang diterima /
ditangkap oleh elektroda penangkal petir kekonduktor pembumian. Oleh karena itu,
hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan elektroda
penangkal petir maupun elektroda pembumian.
2) Hantaran turun terbuat dari konduktor yang dirancang khusus untuk hantaran turun
sistem penangkal petir.
3) Hantaran turun yang digunakan harus mendapat rekomendasi dari pabrik
pembuatnya yang menyatakan bahwa kabel tersebut dapat digunakan untuk sistem
penangkal petir.
4) Hantaran turun yang digunakan mempunyai ukuran sesuai dengan standard produk
yang dipilih.
5) Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai kekuatan yang
cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.
2.4
ELEKTRODA PEMBUMIAN
1)
Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/4" dan plat tembaga serta
lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum didalam Gambar
Pelaksanaan.
2)
Elektroda pembumian harus ditanam langsung didalam tanah dengan panjang bagian
yang tertanam minimal sepanjang 12 M, telah mencapai lapisan air dan mempunyai
tahanan pentanahan sebesar 1 Ohm.
31
2.5
2.6
3)
4)
Sistem pembumian untuk penangkal petir ini harus terpisah dari sistem pembumian
untuk sistem elektrikal lainnya.
Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran penyalur petir
dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan sebagai tempat untuk
melakukan pengukuran tahanan pembumian.
2)
3)
4)
Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak kontrol
ini harus dapat dibuka dengan mudah.
2)
Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap karat.
3)
32
33
LINGKUP PEKERJAAN
1)
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan, tenaga kerja
dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang
sempurna untuk seluruh sistem komunikasi telepon seperti dipersyaratkan didalam
buku Persyaratan Teknis ini dan seperti ditunjukkan di dalam Gambar Pelaksanaan.
Pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci didalam buku
Persyaratan Teknis ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi
sistem komunikasi telepon.
2)
b)
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah unit PABX, Operator Console
yang dilengkapi dengan Direct Selector Switch (DSS), Printer, Main
Distribution Frame (MDF) dan Sumber Catu Daya Listrik Cadangan (Charger
& Ni-Cd Battery).
c)
Instalasi Telepon,
Yang termasuk didalam pekerjaan ini adalah terminal-terminal box, kabel
instalasi yang menghubungkan antara terminal box satu dengan terminal box
yang lainnya, kabel instalasi yang menghubungkan terminal box dengan
outlet-outlet telepon termasuk outlet-outlet telepon, metal doos serta conduit /
sparing pelindung kabel instalasi.
d)
e)
3.2
KEMAMPUAN OPERASI
1)
b)
c)
34
2)
3)
b)
Tingkatan 1:
Extension yang diprogram untuk tidak bisa berkomunikasi keluar kecuali
disambungkan oleh operator.
b)
Tingkatan 2 :
Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui
operator) tetapi terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal).
c)
Tingkatan 3 :
Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui
operator) tetapi terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal) dan dalam
negeri (sambungan jarak jauh).
d)
Tingkatan 4 :
Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui
operator) dan tidak terbatas artinya dapat melakukan sambungan lokal, jarak
jauh dan sambungan international. Pemilihan extension yang masuk
ketingkatan 1,2,3 dan 4 ditentukan kemudian dan disesuaikan dengan
peraturan dan struktur organisasi, harus dapat diprogram secara bebas.
4)
5)
Sistem Konfrensi.
Sistem harus mampu untuk melakukan pembicaraan sistem konfrensi (pembicaraan
lebih dari dua orang) berupa:
a)
Extension
- extension - extension
...
35
6)
b)
luar
- extension - extension
...
c)
luar
- luar
... dll.
- extension
Sistem paging.
Sistem harus mampu berintegrasi dengan sistem tata suara (public address system,
car call dan lain-lain sesuai keinginan seperti ditunjukkan dalam Gambar
Pelaksanaan) sehingga memungkinkan melakukan paging dari pesawat telepon.
7)
Trafic metering.
Sistem harus dilengkapi dengan sarana "trafic metering unit' dan "printer", sehingga
mampu melakukan pencatatan mengenai trafic seperti nomor extension yang
melakukan pembicaraan, waktu pembicaraan, jam mulai melakukan pembicaraan,
lamanya pembicaraan dan lain lain sehingga dari hasil pencataan tersebut dapat
dilakukan analisa traffic. Hasil pengukuran tersebut dapat langsung di-print out.
8)
9)
b)
c)
d)
Busy overide,
e)
Speed dialling,
36
f)
3.3
3.3.1
3.3.2
a)
b)
Kelembaban relatif
: s/d 80 %
Data teknis
1) PABX yang digunakan dari jenis:
2) Digital, fully electronic microprocessor controlled communication system with
stored program.
a)
b)
3) PABX harus mampu diextand (diperluas) untuk pengembangan dimasa yang akan
datang.
4) PABX mempunyai sumber catu daya listrik 220 Volt +10%, 1 Phasa, 50 Hertz.
5) Mempunyai catu daya listrik cadangan berupa batere yang mampu bekerja dalam
keadaan sumber catu daya utama PLN mengalami gangguan minimal 8 (delapan)
jam pada kondisi full traffics.
6) Unit catu daya listrik cadangan dilengkapi dengan Charger / Rectifier.
7) PABX harus dilengkapi dengan :
a)
b)
buah printer.
8) Alat ukur.
a)
37
b)
3.3.3
Persyaratan pemasangan
1) PABX dipasang pada ruangan seperti dalam Gambar Pelaksanaan.
2) PABX dipasang dengan perkuatan sehingga tidak akan roboh, ruusak atau bergeser
oleh gangguan mekanis.
3.4
3.5
3.6
dengan
KABEL INSTALASI
1)
2)
Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem pada rak kabel
atau ditanam didalam dinding.
3)
Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan
tembaga.
4)
5)
Persyaratan Teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel
dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu daya
listrik dan penerangan.
OUTLET TELEPON
Outlet telepon dipasang pada :
38
3.7
3.8
3.8.1
3.8.2
1)
2)
3)
Outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data komputer.
4)
Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan square metal box.
5)
Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh
gangguan mekanis. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan dengan
rekomendasi dari produk yang dipilih.
PESAWAT TELEPON
1)
Pesawat telepon cabang berupa pesawat telepon meja dengan tipe 'push button
dialler'.
2)
pesawat
2)
3)
Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif
harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
4)
Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard-standard
lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
Konstruksi
1)
Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara bendabenda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
2)
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan
konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
39
3.8.3
3)
4)
Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi
harus lebih kecil dari 45 Volt.
Pemasangan
1)
Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod
yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6M dan masing-masing titik
grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
2)
Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang tertutup. Tutup bak
kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
3)
Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan
tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus
sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
4)
Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan gangguan
mekanis.
5)
6)
7)
8)
a)
b)
c)
40
LINGKUP PEKERJAAN
1) Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan
yang lengkap serta sempurna untuk seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran
seperti dipersyaratkan didalam buku Persyaratan Teknis ini dan ditunjukkan di
dalam Gambar Pelaksanaan.
2) Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak
mungkin disebutkan secara terperinci didalam buku Persyaratan Teknis ini tetapi
dianggap perlu untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem
pengindera kebakaran secara keseluruhan.
3) Item-item pekerjaan yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a)
Pusat Kontrol,
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan Central Processing Unit (CPU),
Monitor unit (Visual Display Unit), Printer, Annunciator panel, Interface
Panel dan peralatan-peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
sistem.
b)
Interface unit.
Dalam item pekerjaan ini harus termasuk pula batere cadangan berikut
charger-nya.
c)
Initiating Device,
Item pekerjaan ini meliputi pekerjaan Ionization Smoke Detector, Rate of Rise
and Fixed Temperature Detector, Fixed Temperature Detector dan Manual
Detector/Alarm.
d)
Alarm Device,
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Visual Alarm Devices (lampu indikator
dan lampu exit) dan Audible Alarm Device (bell).
e)
Instalasi Sistem,
Pekerjaan ini meliputi Central Terminal Box, Terminal Box, pengkabelan
lengkap dengan conduit, sparing, metal doos untuk fixture unit, pencabangan
dan penyambungan serta peralatan bantu lainnya.
4.2
4.2.1
PENJELASAN SISTEM
Pusat Kontrol
1) Pusat kontrol merupakan pusat untuk melakukan
fungsi monitoring,
alerting/signalling dan controlling baik secara otomatis dan atau manual. Operasi
41
4.2.2
a)
b)
Peralatan bantu evakuasi yang terdiri dari lampu exit, lampu emergency dan
lainnya.
c)
d)
Interface Panel
1) Yang dimaksud dengan interface unit / Data Gathering Panel / Autotherm / IQ panel
/ Transponder atau nama lain sesuai produk terpilih adalah bagian sistem yang
menghubungkan antara peralatan input (peralatan deteksi) dan output unit (alarm
system, actuator unit dan lain lain) dengan pusat kontrol.
2) Interface unit berkemampuan untuk memonitor dan mengontrol sehingga apabila
komunikasi dengan pusat kontrol terputus/terganggu, interface unit dapat
mengambil alih fungsi monitoring dan controlling.
4.2.3
Peralatan Pendeteksi.
Peralatan pendeteksi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) Pendeteksi kondisi area/ruang/tempat yang terdiri dari :
a)
b)
Water level kontrol untuk mendeteksi kondisi air dalam ground reservoir
dan bahan bakar dalam tanki bahan bakar.
c)
2) Pendeteksi operasi peralatan yang disupervisi yang disesuaikan dengan jenis dan
kerja dari peralatannya.
4.3
4.3.1
KEMAMPUAN OPERASI
Ketentuan Umum
1) Sistem harus mampu melakukan fungsi monitoring yaitu memonitor :
a)
42
b)
2) Sistem harus mampu melakukan fungsi Alerting and Signaling yaitu bila terjadi
kondisi yang tidak normal, maka sistem secara otomatis akan memberikan tandatanda tertentu.
3) Sistem harus mampu melakukan fungsi Controlling yaitu mengoperasikan semua
sistem yang dikontrolnya. Pengoperasian tersebut harus dapat dilaksanakan dengan
cara:
a)
b)
4.3.3
43
4.4
4.4.1
4) Pusat Kontrol dan interface unit dapat bekerja secara 'silenceable' maupun 'non
silenceable' untuk Alarm Signal Output dan Trouble Signal Output.
5) Wiring kesemua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices dan Releasing
Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat supervisi secara elektris,
untuk melihat adanya troubles yang terjadi melalui Pusat Kontrol dan interface unit.
6) Trouble yang perlu dideteksi yaitu Short Circuit, Open Circuit dan Ground Fault.
7) Pusat Kontrol dan interface unit harus dilengkapi dengan switch-switch kontrol
untuk reset silence switch, alarm lamp test switch, AC power failure switch, batere
equalizer normal switch dan beberapa switch kontrol yang tidak disebutkan di sini
(sesuai dengan produk terpilih).
4.4.2
Power Supply
1) Catu Daya Primer menggunakan sistem tegangan 220 V AC , 50 Hz, 1 phasa,
sistem 3 kawat dan dilengkapi dengan 'Electronics Voltage Stabilizer' sehingga
fluktuasi tegangan sumber berada pada batas kerja Pusat Kontrol dan interface unit.
2) Pusat Kontrol dan interface unit dilengkapi dengan stand by battery unit (24V-DC)
jenis Nickle Cadmium Battery, rechargeable yang dilengkapi dengan Chargernya.
3) Jika Primary Supply mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban akan
dilayani oleh Stand by Battery.
4) Stand by Battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam dalam Normal
Operation dan ditambah 30 menit dalam keadaan alarm (terjadi bahaya
kebakaran).
4.4.3
44
Konstruksi Enclosure
1) Enclosure harus merupakan Factory made dimana pintu enclosure dilengkapi
dengan kunci.
2) Khusus untuk switch-switch kontrol diberi pintu khusus yang dilengkapi dengan
kunci, sehingga jika akan dilakukan pengontrolan dari switch control tersebut tidak
perlu membuka seluruh pintu enclosure.
3) Enclosure harus dilapisi dengan cat dasar dan diberi cat akhir dengan warna merah
enamel.
4.4.5
45
4.4.6
Persyaratan Pemasangan
Pemasangan enclosure secara wall mounting dengan tata letak / penyusunan disesuaikan
atau dikoordinasikan dengan modul ruang kontrol dan peralatan lain yang ada di ruangan
tersebut.
4.5
4.5.1
4.5.2
Detektor Asap
1) Ionization Smoke Detector yang digunakan harus jenis Completely Solid State,
pengionisasiannya menggunakan bahan radioaktif berkadar rendah dengan sistem 2
ruang ionisasi (two ionization chamber) sehingga sensitivity deteksinya stabil
walaupun terjadi perubahan kondisi lingkungan.
2) Ionization Smoke Detector harus mempunyai switch untuk mengatur tingkat
sensitivitas (2 posisi) dan mempunyai indikator alarm (LED) yang menyala jika
kondisi alarm.
3) Ionization Smoke Detector harus mampu mendeteksi daerah kebakaran (detector
coverage area) minimal seluas 80 M2 pada ketinggian ceiling 4,5 M.
4) Ionization Smoke Detector bekerja pada tegangan nominal sebesar 24 Volt dan
tetap bekerja normal pada tegangan kerja + 25% diatas nominal.
5) Ionization Smoke Detector harus mampu bekerja dengan normal pada kondisi
temperatur kerja 0 - 60o C, Air Velocity 90 m/menit dan Relative Humidity 95%.
6) Kontraktor harus mengatur posisi pemasangan Ionization Smoke Detector sehingga
sistem pendeteksi kebakaran bekerja dengan tepat dan LED Alarm terlihat dengan
jelas dari arah pintu masuk.
46
4.5.3
Detektor Manual
1) Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang digunakan jenis Pre
Signal Alarm dimana Manual Initiating ini juga dilengkapi dengan kunci untuk
General Alarm.
2) Manual Initiating Devices yang digunakan jenis Pulling Handle dengan
Breakglass Cover atau jenis lain sesuai dengan merk yang dipilih.
3) Kontraktor harus menyediakan Glass Cover sebanyak 20% dari jumlah Manual
Initiating Devices yang terpasang untuk spare.
4) Manual Initiating Devices harus tetap dapat dioperasikan dengan baik pada
temperatur operasi 0 - 60o C dan pada Relative Humidity 95%.
5) Manual Initiating Devices dari bahan metal difinish dengan cat merah enamel,
dipasang pada dinding secara inbow dengan menggunakan metal doos (sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik). Sedangkan yang dipasang pada kolom-kolom
beton menggunakan Surface Mounting Box menggunakan box khusus untuk Manual
Initiating Devices sesuai dengan merk yang dipilih.
4.5.4
Detektor Panas
1) Rate of Rise and Fixed Temperature Detector yang digunakan mempunyai Rate of
Rise Setting sebesar 8o C/menit dan fixed temperature setting 56oC.
2) Rate of Rise and Fixed Temperature Detector harus mampu mendeteksi di dalam
suatu ruangan minimal seluas 40 M2 pada ketinggian ceiling 4,5 M.
4.5.5
4.5.6
Persyaratan Pemasangan
1) Pemasangan Initiating Devices harus menggunakan metal doos.
2) Heat Detector,
a) Pemasangan Heat Detector setiap 40 M, minimum 1 (satu) buah detector dan
jarak maximum dari dinding 4,4 M.
47
4.6.2
4.6.3
48
4.6.4
Persyaratan Pemasangan
1) Dalam pemasangan, Visual Alarm Devices dipasang di bawah Audible Alarm
Devices (Horn) atau bersebelahan.
2) Pemasangan Alarm Devices harus menggunakan Metal Doos.
3) Ukuran 119 x 119 x 54 (mm) atau ukuran lain sesuai dengan produk yang dipilih.
4.7
4.7.1
KABEL INSTALASI
Persyaratan Pengerjaan
1) Kecuali kabel untuk keperluan Emergency Call (Voice Communication) semua
wiring (kabel) instalasi baik yang ada di dalam FACP dan LFACP maupun diluar
panel kontrol harus digunakan kabel jenis Solid Conductor (bukan Stranded
Conductor) dari bahan tembaga.
2) Kecuali instalasi untuk control point ke Terminal Tripping, semua instalasi ke
circuit yang ada menggunakan kabel PVC dengan ukuran luas penampang kabel
minimal 1,5 m2 atau sesuai Rekomendasi dari produk terpilih.
3) Semua kabel instalasi, kecuali untuk kabel jenis tahan api harus dimasukkan dalam
conduit/sparing yang sesuai (minimal 3/4").
4) Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus memenuhi
instalasi sistem pengindera kebakaran kelas A.
5) Hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik
instalasi.
4.7.2
Instalasi Penunjang
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan mengenai instalasi penunjang seperti konduit,
sparing, rak kabel dan lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi
daya listrik.
49
LINGKUP PEKERJAAN
1) Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan
yang sempurna untuk seluruh sistem tata suara seperti dipersyaratkan didalam buku
Persyaratan Teknis ini dan seperti ditunjukkan didalam Gambar Pelaksanaan.
Pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku
Persyaratan Teknis ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi
sistem tata suara.
2) Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
buku Persyaratan Teknis ini ataupun yang tertera dalam Gambar Pelaksanaan,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
buku Persyaratan Teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi
bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan Persyaratan Teknis yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
3) Sistem Tata untuk Public Address' yaitu Tata Suara untuk koridor, lobby utama dan
lain-lain yang terdiri dari :
a) Sentral Tata Suara Public Address'.
Pekerjaan ini meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
- Mixer pre amplifier
- Power amplifier
- Chime microphone/remote microphone
- Unit mixing yang dilengkapi dengan filter
- Cassette deck recorder
- Radio tuner
- Chime generator
- Monitoring panel
- Speaker selector
- Blower
- Perforated panel & blank panel
- Compressor limiter
- Rak sentral tata suara
- Alat-alat bantu dan alat-alat penunjang lainnya
4) Instalasi
50
Yang termasuk kedalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan terminal box tata
suara, wiring tata suara lengkap dengan conduitnya, attenuator serta kelengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.
5) Ceiling Speaker
Yang termasuk kedalam pekerjaan ini meliputi ceiling speaker, box speaker,
dudukan speaker, grille, matching transformer dan peralatan bantu untuk
pemasangan speaker.
6) Sistem Tata Suara "Car Call".
a) Sentral tata suara 'Car call'.
Pekerjaan ini meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
- Mixer & power amplifier
Remote microphone
- Rak sentral tata suara
- Compressor/limiter
- Noise operated gain controller.
- Alat-alat bantu dan alat-alat penunjang lainnya
b) Instalasi.
Yang termasuk kedalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan ter- minal
terminal box tata suara, wiring tata suara lengkap dengan conduitnya serta
kelengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan kerja sistem tata
suara.
c) Horn speaker.
Yang termasuk kedalam pekerjaan ini meliputi speaker, dudukan speaker dan
peralatan bantu untuk pemasangan speaker.
7) Sistem Pembumian Pengaman,
Yang termasuk didalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda
pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan
yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatanperalatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
5.2
5.2.1
TUJUAN PENGGUNAAN
Sistem Tata Suara Public Address,
1) Sistem Tata Suara ini digunakan untuk area Public Address mempunyai 3 (tiga)
tujuan, yaitu :
a) Back Ground Music
b) Paging and Messaging
c) Emergency Call
51
2) Pemasangan Sistem Tata Suara untuk Public Address ini diatur sedemikian rupa,
sehingga mempunyai urutan prioritas seperti tersebut di bawah ini :
a) Emergency Call
b) Paging and Messaging
c) Back Ground Music
3) Sistem Tata Suara disusun di dalam rak yang ditempatkan di Ruang Kontrol.
4) Dalam kondisi biasa, Sistem Tata Suara digunakan sebagai back ground music yang
dilayani dari Ruang Kontrol.
5) Tidak semua speaker digunakan untuk sarana penunjang ketiga tujuan seperti
tersebut di atas. Ada speaker hanya untuk tujuan b) dan ada speaker untuk tujuan a),
b) dan c).
6) Untuk ruang-ruang yang dilengkapi dengan speaker untuk tujuan c), di setiap
ruangan disediakan minimal sebuah pengatur tingkat kuat suara (attenuator) untuk
melayani semua speaker yang terpasang didalam ruang tersebut. Pengatur tingkat
kuat suara ini juga dapat 'menghidupkan'/'mematikan, speaker di ruang tersebut.
Pengaturan tingkat kuat suara dilakukan secara bertingkat dengan menggunakan
variable resitance devices.
5.2.2
2) Pemasangan sistem tata suara 'Car Call' ini diatur sedemikian rupa, sehingga
memberikan tingkat kuat suara yang cukup merata di setiap area parkir.
3) Peralatan sentral sistem tata suara disusun di dalam kabinet yang ditempatkan di
ruang Kontrol.
4) Untuk sarana sistem tata suara 'Car Call' digunakan horn speaker khusus yang
dilengkapi dengan matching transformer.
5) Sentral sistem tata suara dilengkapi dengan peralatan switching untuk mengatur
pengoperasian kelompok horn speaker.
5.3
5.3.1
KEMAMPUAN OPERASI
Sistem Tata Suara Public Address,
Pemasangan/pengaturan Sistem Tata Suara Public Address System' sedemikian rupa
sehingga mampu dioperasikan sebagai berikut :
1) Untuk keperluan paging dan messaging dan untuk keperluan tertentu lainnya harus
dapat dilakukan secara remote dari ruang kontrol, yaitu :
52
5.4
5.4.1
53
baik pada input power supply maupun beban dan mempunyai data teknis sebagai
berikut :
Distorsi : lebih kecil dari 3% THD pada rating power outputnya .
Load Voltage : 50, 70 & 100 V
Freq. Response : 50 - 14.000 Hz + 3 dB
Power supply : 220V AC, 50 Hz & 24V DC
Ambient Temp. range : 0 - 60oC, amplifier harus tetap bekerja normal pada
daerah tersebut.
2) Mixer Pre Amplifier,
a) Mixer Pre Amplifier ini dilengkapi dengan Filter dan Switching Unit.
b) Switching Unit untuk switching urutan prioritas secara remote. Switching Unit
tidak boleh menimbulkan noise untuk Sistem Tata Suara.
c) Filter ini digunakan untuk frekuensi orang berbicara dan musik.
d) Data teknis, Mixer Pre Amplifier,
Distorsi : lebih kecil dari % THD pada rating power outputnya.
Freq. Response : 20 - 20.000 Hz + 3 dB
Power Supply
: 220V AC, 50 Hz dan 24V DC
Input : Impedansi sensitivitas sesuai dengan setiap input sumber audio
yang digunakan sehingga dapat bekerja dengan match. Input disesuaikan
dengan kebutuhan dan dilengkapi dengan spare input sebanyak 1 atau
lebih untuk masing-masing jenis module input.
3) Cassette Deck Recorder,
a) Fully Transistorized Cassette Deck Recorder dilengkapi dengan Play Button,
Push Button, Rewind Button, Forward Button, Lampu Indikator, Head Phones
Jack dan lain-lain
b) Untuk Cassette Deck Recorder dapat digunakan dari merk yang berbeda
dengan peralatan Sistem Tata Suara lainnya. Data teknis, sebagai berikut :
Freq.Response : 40 - 15.000 Hz + 3dB (with normal tape) 40 - 12.000 Hz +
1dB (with chrome tape)
S/N Ratio : Better than 50 dB.
WOW/Flutter : 0,1 % (WRMS) maximum
Tape Speed Accurary : 1 %
Power Supply
: 220V AC, 50 Hz
c) Kabel penghubung dari Cassette Deck Recorder ke Amplifier menggunakan
Stereo to Mono Consversion Cable Device.
d) Cassette Deck Recorder ditempatkan di atas meja operator (termasuk lingkup
pekerjaan). Meja built-in buatan pabrik.
4) Chime Generator,
a) Chime Generator ini dapat diaktifkan secara remote dari Emergency
Microphone.
b) Mempunyai nada-nada yang dapat diprogram untuk keperluan di atas.
54
55
c) IF frequency :
FM : 10.7 MHz
AM : 455 kHz
d) Antenna Impedance : 75 ohms, unbalanced
e) Tuning Control : Auto/Manual switchable
f) Preset frequencies :
FM : 4 frequencies
AM : 4 frequencies
g) Memory backup : for7 days (After DC power is cut off)
h) Output level : -20 dBV
i)
j)
Power requirements : 20 V DC - 24 V DC
m) Indicators
Frequency : Red numeric LED
Memory : Red LED
n) Preset : 4 x Green LED frequencies
o) Auto Tuning : Orange LED
p) Programming Function :Muting; When priority function of a modulelocated at
the right hand side is activated, output level of these modules decrease
automatically by 60 dB. The muting level is adjustable with the slide switch
and the semi-fixed volume on the printed circuit board. Complete with AM &
FM antenna
6) Remote Microphone.
Data teknis adalah sebagai berikut :
a) Control : 18-Channel
b) Output : 0 dB, 600 ohms balanced
c) Power Source : 24 V DC
d) Distortion : less than 1 %
e) Prog. Function : st-in-1st served priority, cascade priority
f) Indicators :
Busy : red LED
Speech : green LED
Chime
: red LED
Switches : Talk switch non lock type, Individual lock type
56
Speaker
1) Ceiling Speaker,
a) Ceiling Speaker dan Matching Transformer ditempatkan didalam suatu box
speaker dipasang reccessed ceiling pada plafond dan difinish dengan Speaker
Grille. Bentuk dan warnanya ditentukan kemudian oleh Perencana Interior.
b) Data Teknis.
Rated Power : 3/6 Watt
Impedansi input : 3,3 k Ohm
Frequency Response
: 100 - 16.000 Hz
SPL minimum (1m,1W) : 90 Db
Sisi Primer Matching Transformer mempunyai 3 (tiga) buah tap untuk
100, 70 dan 50 Volt.
2) Horn Speaker,
57
5.4.4
Instalasi
1)
Spesifikasi seluruh instalasi Sistem Tata Suara untuk bangunan ini menggunakan
kabel yang mempunyai tegangan kerja 100 Volt.
2)
Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis 'PVC Insulated' dengan
jumlah inti dan luas penampang kabel seperti tercantum didalam Gambar
Pelaksanaan.
3)
4)
Kabel instalasi yang digunakan dimasukkan dalam conduit atau sparing dan setiap
pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang kabel.
5)
Jika pemasangan kabel ini paralel dengan kabel daya listrik, maka harus
mempunyai jarak minimum 30 cM.
6)
Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang pada rak kabel atau
ditanam di dalam dinding.
7)
Sistem Tata Suara didalam Gambar Pelaksanaan tidak mengikat dan penambahan
alat diperbolehkan. Penambahan alat harus disesuaikan dengan kemampuan
peralatan yang ada pada setiap produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari
Sistem Tata Suara tersebut tetap berada kemampuan puncak.
8)
58
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan dan rekomendasi dari produk sistem tata
suara yang terpilih.
9)
Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk keperluan utilitas
lainnya.
10) Persyaratan Teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak
kabel dan lain lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem daya
listrik dan penerangan.
5.4.5
5.5
5.5.1
Terminal Box terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2 mm konstruksi
las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang akan
ditentukan kemudian oleh Perencana Interior.
2)
3)
4)
5)
Penyambungan kabel instalasi sistem tata suara didalam terminal box dilakukan
dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis 'screw type'.
2)
3)
4)
Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard-standard
lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
59
5.5.2
5.5.3
Konstruksi
1)
Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara bendabenda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
2)
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan
konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
3)
4)
Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi
harus lebih kecil dari 45 Volt.
Pemasangan
1)
Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod
yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing masing titik
grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
2)
Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup. Tutup bak
kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini
mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran
tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan
Gambar Pelaksanaan.
3)
Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan gangguan
mekanis.
4)
5)
6)
7)
tercantum di dalam
60
61