Anda di halaman 1dari 25

LUKA TEMBAK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru ke dalam tubuh
yang diproyeksikan lewat senjata api. Terdapat 2 jenis:
Luka tembak masuk terjadi apabila anak peluru memasuki suatu objek dan

tidak keluar lagi.


Luka tembak keluar terjadi bila anak peluru menembus objek secara
keseluruhan.

Luka yang ditimbukan oleh anak peluru, tergantung beberapa factor:

Besar dan bentuk anak peluru


Balistik (kecepatan, energi kinetic, stabilitas anak peluru)
Kerapuhan anak peluru
Kepadatan jaringan sasaran
Vulnerabilitas jaringan sasaran.

2.2 IDENTIFIKASI LUKA TEMBAK


Dari suatu luka tembak akan dapat memberikan banyak informasi untuk kepentingan
forensik. Oleh sebab itu, pada setiap luka tembak yang ditemukan pada tubuh mayat
perlu dipastikan luka mana yang merupakan luka tembak masuk dengan melihat ciriciri,yaitu:

Terdapat cincin lecet


Terdapat memar berbentuk sirkuler bekas dari sentakan moncong senjata
Terdapat produk-produk ledakan mesiu (tattoo, jelaga atau sisa-sisa mesiu)
Lintasan berbentuk corong pada tulang dibawahnya

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

LUKA TEMBAK

Terdapat produk-produk ledakan mesiu yang menempel pada baju disekitar

tempat masuknya anak peluru


Serabut-serabut baju yang terkena tembakan yang mengarah kearah tubuh.

Luka Tembak Masuk


Pada suatu tembakan anak peluru yang keluar dari laras senjata jika mengenai kulit,
anak peluru ini akan membentuk luka tembak yang disebabkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut:
Akibat api (flame effect) : Luka bakar berupa kulit kering, hangus, dan kaku

pada perabaan.
Akibat asap (smoke effect) seperti jelaga, kelim jelaga tampak kelabu

kehitaman disekitar lubang luka, mudah dihilangkan dengan cara dihapus.


Akibat butir-butir mesiu (gun powder effect) /Tattoo/ stippling, Kelim tatoo
tampak sebagai bintik hitam yang bercampur dengan luka lecet dan

perdarahan. Tidak dapat dihilangkan karena butir mesiu masuk ke kulit


Akibat anak peluru (bullet effect), Luka terbuka yang dikelilingi kelim lecet.
Bila senjata yang dipakai sering dibersihkan pada dinding luka dan kelim lecet

didapatkan adanya kelim kesat/ kelim lemak


Akibat partikel logam (metal effect), fouling tampak sebagai luka-luka lecet
atau luka robek kecil-kecil disekitar lubang luka. Contoh: partikel logam yang
terbentuk akibat goresan antara anak peluru dengan laras yang beralur, partikel

logam dapat masuk kedalam kulit atau menempel pada pakaian.


Akibat moncong senjata (muzzle effect) adalah Jejas laras akibat luka tembak
tempel dan tampak sebagai luka lecet tekan atau memar yang bentuknya
sesuai moncong senjata. Jejas dipengaruhi ada tidaknya tulang dekat

permukaan kulit, tebalnya tulang dan posisi senjata terhadap tubuh korban.
Jika anak peluru mengenai bagian tulang kerusakan yang terjadi pada bagian
luar (tabula externa) lebih kecil dari pada kerusakan pada bagian dalam (tabula
interna), sehingga lubang berbentuk corong.

Bentuk dari luka tembak masuk berdasarkan dari jaraknya;


Jarak kontak (Tempel), ciri-cirinya:

Bentuk seperti bintang (cruciform) sebagai akibat ledakan gas, terutama jika

terdapat tulang dibawah kulitnya.


Sering terdapat memar berbenuk sirkuler disekitarnya sebagai akibat hentakan

balik dari moncong senjata.


Terdapat jelaga atau derivat dari gas CO pada jaringan tepi luka.
Terdapat tattoo disekitarnya akibat sisa mesiu yang tidak terbakar.

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

LUKA TEMBAK
Jarak Dekat (1 inci- 2 kaki), ciri-cirinya:

Bentuk luka bulat


Bagian tengah berupa lubang
Bagian tepinya dikelilingi cincin lecet akibat kurang elastisnya kulit

dibandingkan jaringan dibawahnya.


Diameter cincin lecet sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru
Terdapat tattoo
Rambut disekitarnya terbakar

Jarak Jauh (lebih dari 2 kaki), ciri-cirinya:

Bentuk bulat,
Bagian tengah berupa lubang
Bagian tepinya dikelilingi oleh cincin lecet
Diameter cincin lecet sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru
Tidak ditemukan produk dari ledakan mesiu.

Bagian Tubuh Dalam


Kelaianan yang terjadi pada bagian tubuh sebelah dalam disebabkan oleh factorfaktor sebagai berikut:

Gaya kinetic anak peluru/ proyektil


Penyebaran gaya kinetic ke jaringan sekitarnya
Gerakan giroskopik anak peluru.

Faktor-faktor diatas menyebabkan terjadinya rongga (kavitas) pada lintasan anak


peluru yang melewati tulang. Contoh, tulang kepala jika terkena tembakan akan
meninggalkan bekas lintasan berupa corong yang arahnya menunjukan arah jalannya
anak peluru.
Luka Tembak Keluar
Luka-luka yang terjadi pada bagian tubuh tempat keluarnya anak peluru disebabkan
oleh factor-faktor sebagai berikut:

Gaya kinetik anak peluru


Perubahan bentuk anak peluru sesudah membentur tulang
Perubahan arah anak peluru sesudah membentur tulang
Serpihan tulang yang menjadi anak peluru sekuder (secondary missiles)

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

LUKA TEMBAK
Oleh sebab faktor-faktor diatas, maka biasanya luka tembak keluar lebih besar dari
pada diameter anak pelurunya. Tetapi pada tembakan oleh senjata modern dengan
kecepatan sangat tinggi, mempunyai ukuran luka tembak keluarnya kurang lebih sama
dengan ukuran anak pelurunya.
Ciri-ciri luka tembak keluar sebagai berikut:

Bentuk bulat, kadang-kadang tidak teratur


Kadang-kadang hanya berupa robekan kulit
Ukurannya biasa lebih besar dari diameter abak pelurunya, kadang sama besar

jika kecepatan anak pelurunya sangat tinggi.


Tidak ditemui produk-produk dari ledakan mesiu.

2.3 MEKANISME TERJADINYA LUKA


Pada luka tembak terjadi efek perlambatan yang disebabkan seperti pada trauma
mekanik seperti pukulan, tusukan dan tendangan, hal ini terjadi akibat adanya transfer
energi dari luar menuju jaringan. Kerusakan yang terjadi pada jaringan tergantung
pada absorpsi energi kinetiknya yang juga akan menghamburkan panas, suara serta
gangguan mekanik lainnya. Energi kinetik ini akan mengakibatkan daya dorong
peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi bila
terdapat ruptur pembuluh darah atau struktur lainnya dan terjadi luka yang sedikit
lebih besar dari diameter peluru.
Untuk menjamin transfer energi ke suatu jaringan, beberapa peluru dimodifikasi akan
berhenti atau menurun kecepatannya sesampainya di tubuh. Anak peluru yang lunak
di desain akan segera menjadi pecahan kecil saat ditembakkan. Lintasan peluru juga
dapat menilai besar dan kecepatan dari energi yang diberikan pada suatu target.
Jumlah dari energi kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari massa dan
kecepatan. Industri militer modern telah mengambil banyak manfaat untuk
pengembangan senjata dengan dasar massa yang rendah dengan kecepatan yang tinggi
sehingga menghasilkan energi kinetik yang maksimum untuk kerusakan jaringan.
Rata-rata kecepatan peluru berkisar 340m/s, dimana banyak digunakan pada panah,
senapan angin, serta revolver. Dari sistem mekanik ini akan mengakibatkan daya
dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi
kalau adanya ruptur pembuluh darah atau struktur lainnya dan terjadi luka yang
sedikit lebih besar dari diameter peluru. Jika kecepatan melebihi kecepatan udara,
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

LUKA TEMBAK
lintasan dari peluru yang menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang
mengkompresi jika terjadi pada jaringan seperti otak, hati, ataupun otot akan
mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona disekitar luka.
Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga
disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter
rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat
setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi
yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada organ berongga. Efek luka juga
berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya
kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi.
Cara melakukan tembakan meliputi :
Arah tembakan
Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta perubahan
warna pada kulit, jika sudut penembakan oblique akan mengakibatkan luka
tembak berbentuk elips, panjang luka dihubungkan dengan pengurangan sudut
tembak. Senapan akan memproduksi lebih sedikit kotoran, kecuali jika jarak
dekat. Petunjuk ini berguna untuk pembanding dengan shotgun. Luka tembak
yang disebabkan shotgun dengan sudut oblique akan membentuk luka seperti
anak tangga. Jaringan juga berperan serta dalam perubahan gambaran luka karena
adanya kontraksi otot. Petunjuk lain yang penting untuk menginterpretasikan,
yaitu:
1. Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan
dialihkan arah keluarnya dan lintasan peluru yang terbentuk
2. Posisi tubuh korban secepatnya dinilai
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar dari
permukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetris dan lingkaran. Pada dada
meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada pleura dan paru
dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena hemothoraks dengan atau tanpa
luka laserasi atau memar pada paru. Ketika bagian kepala terkena,
menghancurlan tulang tengkorak atau wajah dan dapat terjadi kerusakan
intrackanial, meskipun peluru logam tidak menembus cranium.
Secara teoritis arah tembakan dapat ditentukan dengan pasti dengan
menghubungkan luka tembak masuk dengan luka tembak keluar. Hanya saja luka
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

LUKA TEMBAK
tembak keluar tidak selalu ditemukan. Kalaupun ditemukan kadang-kadang luka
tersebut terjadi sesudah arah anak peluru berubah setelah membentur tulang.
Selain itu, kadang-kadang jumlah luka tembak banyak sehingga sulit menentukan
luka tembak masuk dan luka tembak keluar dari anak peluru yang sama. Dalam
keadaan demikian maka perkiraan arah tembakan dapat didasarkan pada posisi
lubang terhadap cincin lecet.
Bila letaknya konsentris (sepusat) berarti arah tembakan tegak lurus terhadap
permukaan sasaran dan bila episentris berarti arahnya miring.

Jarak tembak
Kecuali pada jarak tempel, jarak tembak hanya dapat diperkirakan secara kasar
dengan melihat bentuk lukanya serta ada tidaknya produk-produk dari ledakan
mesiu. Selain itu, ada tidaknya luka tembak keluar juga dapat dijadikan dasar
perhitungan secara kasar. Namun harus diingat bahwa banyak senapan modern
sekarang ini yang memiliki kemampuan tinggi, sehingga dapat menimbulkan luka
tembak keluar meskipun ditembakan dari jarak yang sangat jauh.
Beberapa penampilan luka yang berbeda dosebabkan pleh shotguns dan rifled
firearms. Perbedaan luka tersebut juga disebabkan karena adanya perbedaan
peluru saat ditembakkan. Perbedaan ini bervariasi dalam hal ukuran dengan
diameter rata-rata 22 kaliber. Bentuk dan karakteristik luka juga sangat
tergantung dari jarak tembak. Pada jarak tembak sedang, bentuk lukanya tidak
beraturan dan punya penampakan moth eaten. Dengan adanya penambahan
diameter, pecahan dari tembakan menjadi lebih besar dan terlihat defek tembakan
berupa satelit yang awalnya menutupi defek utama tetapi kemudian menyebar.
Pada tembakan jarak jauh, tidak terlihat defek yang besar dan tembakan membuat
luka kecil tunggal. Deposit tembakan dan kelim tato terjadi akibat luka tembak
pada jarak dekat dan sedang.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa luka tembak terdiri atas luka tembak
masuk dan luka tembak keluar. Namun di sini, akan dijelaskan karakteristiknya
masing-masing, yaitu:

a. Luka tembak tempel (kontak)


Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa pembakaran bubuk mesiu saat
tembakan terjadi menghasilkan sejumlah besar gas. Gas inilah yang mendorong
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

LUKA TEMBAK
anak peluru keluar dan selongsongnya,dan selanjutnya menimbulkan suara yang
keras. Gas tersebut sangat panas dan kemungkinan tampak seperti kilatan cahaya
yang jelas pada malam hari atau ruangan yang gelap.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu hasil kombinasi antara
gas dan anak peluru: (1) sejumlah gas yang diproduksi oleh pembakaran bubuk
mesiu, (2) efektivitas pelindung antara kulit dan anak peluru, dan (3) ada tidaknya
tulang dibawah jaringan yang terkena tembakan. Faktor pertama, jumlah gas yang
diproduksi oleh bubuk mesiu yang terbakar memiliki hubungan dengan kecepatan
melontar senjata. Secara jelas dapat dikatakan dengan meningkatkan kecepatan
melontar berarti juga meningkatkan kecepatan anak peluru. Meningkatnya jumlah
gas yang diproduksi merupakan suatu prinsip untuk meningkatkan dorongan
terhadap anak peluru. Faktor kedua berpengaruh terhadap efektivitas pelindung
antara kulit dan anak peluru. Makin efisien pelindung tersebut makin banyak gas
yang gagal ditiupkan di sekitar moncong senjata sehingga makin banyak gas yang
dapat ditemukan di jaringan tubuh. Faktor terakhir adalah keberadaan lapisan
tulang dalam jarak yang dekat di bawah kulit yang dapat dibuktikan menjadi
pembatas terhadap penetrasi yang massif dan ekspansi gas menuju jaringan yang
lebih dalam.
Ketika senjata ditembakan dengan menempel pada kulit, gambaran akan tampak
bermacam-macam tergantung apakah moncong senjata ditekan ke permukaan
kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel pada kulit. Gambaran
akan tampak beda jika terdapat pakaian diantara moncong senjata dan kulit. Pada
jaringan lunak, seperti ekstremitas, abdomen dan juga dada, luka akan tampak
kecil dan sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding luka.
Jika antara moncong senjata dengan kulit menempel kuat akan ada sedikit bahkan
tidak ada nyala api dan debu., kecuali kalau pakaian menutupinya. Dalam luka,
pada jaringan aka nada beberapa bintik-bintik kotoran dengan jealga atau
partikel-partikel

amunisi.

Kebanyakan

amunisi

senjata

tampak

bersih,

dibandingkan dengan peluru senjata api sehingga jelaga bisa tidak ditemukan.
Biasanya hiperemia terdapat disebelah luar cetakan diameter moncong senjata
dan karbon monoksida akan diserap oleh hemoglobin dan myoglobin disekitar
kulit luka dan pada bekas yang lebih dalam. Kemungkinan akan ada luka memar
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

LUKA TEMBAK
yang kadang meluas meskipun bentuknya tidak simetris dan jarang. Perluasan
jaringan karena gas yang masuk memaksa kulit lebih keras melawan ujung laras,
dan jejak moncong senjata mungkin akan terbentuk. Jika luka temple di atas
tulang terutama tulang tengkorak, terjadi fenomena yang sama dengan luka
senjata api. Tampak gambaran linier atau seperti bintang.

Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan bunuh
diri. Cara yang biasa dilakukan:
a. Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat penarik
senjata
b. Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak bergerak dan tidak
-

miring. Sasarannya, yaitu:


Daerah temporal
Dahi sampai occipital
Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju otak.
Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan
cetakan/ jejas ujung laras. Terjadinya luka berbentuk bintang disebabkan karena
ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas masuk kedalam dan
akan keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini akan menembakan
cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban menggunakan senjata api dengan
picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara ibu jari dan jari
telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand.
Pada tembakan temple di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit, dapat
dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang
kepala dengan selaput otak keras (tabula interna).
b.Luka tembak jarak dekat
Tanda luka tembak dengan jarak senjata ke kulit hanya beberapa inci adalah
adanya kelim jelaga disekitar tempat masuk anak peluru. Luasnya kelim jelaga
tergantung kepada jumlah gas yang dihasilkan, luasnya bubuk mesiu yang
terbakar, jumlah graft yang dipakai untuk menyelimuti bubuk mesiu. Pada luka
tembak jarak dekat, bubuk mesiu bebas dapat ditemukan didalam atau disekitar
tepi luka dan disepanjang saluran luka. Kelim tato yang biasa tampak pada luka
jarak sedang, tidak tampak pada luka jarak pendek kemungkinan karena efek
panapisan oleh jelaga.

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

LUKA TEMBAK

Pada luka tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan membakar kulit
secara langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar dapat terlihat. Terbakarnya
rambut pada area tersebut dapat saja terjadi, namun jarang diperhatikan karena
sifat rambut terbakar yang rapuh sehingga patah dan mudah diterbangkan
sehingga tidak ditemukan kembali saat dilakukan pemeriksaan. Rambut terbakar
dapat ditemukan pada luka yang disebabkan senjata apapun.
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh peristiwa
pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-tanda schot
hand. Jarak dekat disini diartikan tembakan dari suatu jarak dimana pada sekitar
luka tembak masuk maih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis terbakar. Jarak ini
-

tergantung :
Jenis senjata, laras panjang atau pendek
Jenis mesiu, mesiu hitam atau smokeless
Tanda utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu yang
tidak terbakar yang terbang kearah kulit korban. Disekitar zona tato terdapat zona
kecil berwarna magenta. Adanya tumbukan berkecepatan tinggi dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dan menghasilkan perdarahan
kecil. Bentuk tato memberikan petunjuk mengenai tipe bubuk mesiu yang
digunakan. Serpihan mesiu menyebabkan tato dengan bentuk yang beraneka
ragam, tergantung bagaimana masing-masing mesiu membentur kulit dengan
bentuk piph pada tepinya. Gumpalan mesiu, berbentuk bulat, menyebabkan tato
bentuk bintik-bintik atau titik-titik. Karena bentuk gumpalan lebih kecil dan
bentuk serpihan sehingga daerah berkelium tato pada gumalan lebih dalam.
Luas area tato menunjukan jarak tembak. Makin besar jarak tersebut, makin besar
area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum dipakai adalah
dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan transversal. Untuk
kemudian dibuat luka percobaan, dengan menggunakan senjata yang sama,
amunisi yang sama, kondisi lingkungan yang sama dengan hasil luka terlihat
yang sama persisi dengan korban, dapat diukur jarak tembak.

c. Luka tembak jarak jauh


Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

10

LUKA TEMBAK
Tidak ada bubuk mesiu maupun gas yang bisa terbawa hingga jarak jauh. Hanya
anak pelurun yang dapat terlontar melebihi beberpa kaki. Sehingga luka yang ada
disebabkan oleh anak peluru saja. Terdapat beberapa karakteristik luka yang
dapat dinilai. Umumnya luka berbentuk sirkular atau mendekati sirkular, tepi luka
tidak beraturan. Jika anak peluru berjalan dengan gaya non-perpendikular maka
tepi tidak beraturan tersebut akan melebar pada salah satu sisi. Pemeriksaan ini
berguna untuk menentukan arah anak peluru.
Pada luka tembak masuk jarak jauh memberi arti yang besar terhadap pengusutan
perkara. Haol ini karena luka jenis ini menyingkirkan kemungkinan penembakan
terhadap diri sendiri, baik sengaja atau tidak. Terdapat 4 pengecualian, yaitu : (1)
senjata telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat di tembakan sendiri oleh
korban dari jarak jauh; (2) kesalahan hasil pemeriksaan karena bentuk luka
tembak yang mirip luka tembaka jarak jauh; (3) kesulitan interpretasi karena
adanya pakaian yang menghalangi jelaga atau bubuk mesiu mencapai kulit; dan
(4) jelaga atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal tersebut terjadi bila tidak ada
pengetahuan pemeriksa dan dapat berakibat serius terhadap penyelidikan.
Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran hanyalah anak
peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak didaptkan. Pada luka tembak jarak
jauh ini hanya ditemukan luka bersih dengan contusion ring. Pada arah tembakan
tegak lurus permukaan sasaran (tangensial) bentuk contusion ringnya konsentris,
bundar. Sedangkan pada tembakan miring bentuk contusion ringnya oval.
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan outshoot,
oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk mencari adanya
pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya serat pakaian yang ikut masuk
kedalam luka.
Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara moncong senjata
dengan korban diatas 50cm, atau diluar jarak tempuh atau jangkauan butir-butir
mesiu.
a. Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar jangkauan
atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar sebagian.
b. Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet
c. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat dilihat
pengotoran berwarna hitam berminyak, jika ada kelim kesat atau kelim lemak.
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

11

LUKA TEMBAK

2.4 LUKA TEMBAK MASUK (LTM)


Bagian Tubuh Tempat Masuknya Anak Peluru
Luka-luka yang terjadi pada tempat ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
-

Gaya kinetik anak peluru / proyektil


Suhu panas anak peluru / proyektil
Semburan api
Ledakan gas dari mesiu (pada jarak tempel)
Percikan mesiu yang tak terbakar.

Jenis LTM

Pembentuk

Bentuk

LTM jarak

Komponen anak peluru

Lubang dengan kelim lecet dan

jauh

kelim kesat pada dindingnya

LTM jarak

Komponen anak peluru

Lubang dengan kelim lecet, kelim

dekat

dan

mesiu

kesat, kelim tatoo dan/atau kelim

habis

jelaga

butir-butir

yang

tidak

terbakar dan jelaga


LTM jarak

Komponen anak peluru,

Lubang dengan kelim lecet, kelim

sangat

butir mesiu, jelaga, dan

kesat, kelim tatoo dan/atau kelim

dekat

panas/api

jelaga, dengan kelim api di tepi


lubangnya

LTM

Seluruh

tempel

tersebut

komponen
(yang

akan

Saluran luka akan berwarna hitam


dan

jejas

laras

akan

tampak

masuk seluruhnya atau

mengelilingi di luar LTM sebagai

sebagian

luka lecet tekan.


Cruciform

ke

dalam

saluran luka) dan jejas


laras

LTM akibat senjata tak beralur


Disebut juga : Entrance Shotgun Wound
Tampak kelainan yang disebabkan oleh komponen-komponen yang keluar
sewaktu penembakan, yaitu :
Mesiu
Api
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

12

LUKA TEMBAK

Asap
Pellet
Sumbat peluru (wad)
Membantu dalam menentukan arah tembakan
Membantu dalam menentukan sikap korban sewaktu penembakan
Umumnya lukanya berbentuk bundar atau oval dengan tepi yang terangkat
keluar (elevated margins)

BAGIAN TUBUH SEBELAH DALAM


Kelainan disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:
Gaya kinetik anak peluru / proyektil
Penyebaran gaya kinetik ke jaringan sekitarnya
Gerakan giroskopik anak peluru
peluru yang melewati tulang Kerusakan pada bagian luar (tabula externa) <

kerusakan dalam (tabula interna) lubang bentuk corong


Suatu anak peluru mungkin macet dalam laras karena kerusakan pada senjata

apinya atau amunisinya yang tidak baik.


Jika pelatuk ditarik lagi, mungkin anak peluru kedua mendorong anak peluru
yang macet tadi bersama-sama keluar dari laras kedua anak peluru : tandem

bullets.
Biasanya hanya terdapat satu luka tembak masuk, tapi di dalam tubuh kedua
anak peluru ini dapat memisahkan diri dan mengenai dua sasaran.

2.5 LUKA TEMBAK KELUAR (LTK)


Luka tembak yang terjadi akibat peluru meninggalkan tubuh korban
LTK umumnya lebih besar dari LTM akibat terjadinya deformitas anak peluru,
bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan tulang yang pecah keluar

dari LTK.
LTK mungkin lebih kecil dari LTM bila terjadi pada luka tembak
tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada saat

akan keluar meninggalkan tubuh


Bentuk LTK tidak khas, tidak beraturan dan tidak memiliki kelim
Di sekitar LTK mungkin pula dijumpai daerah lecet bila pada tempat keluar
tersebut terdapat benda yang keras, misalnya ikat pinggang, atau korban
sedang bersandar pada dinding

Luka-luka yang terjadi disebabkan olehfaktor-faktor sebagai berikut:


Gaya kinetik anak peluru
Perubahan bentuk anak peluru sesudah membentur tulang
Perubahan arah anak peluru sesudah membentur tulang
Serpihan tulang yang kemudian berfungsi sebagai anak peluru sekunder
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya perbedaan besarnya luka
tembak luar :
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

13

LUKA TEMBAK

Velocity (kecepatan)
Luas permukaan anak peluru pada tempat keluar
Yawing dan tumbling of the bullet (pergerakan anak peluru yang tidak
beraturan dalam tubuh dan pergerakan berputar menurut poros

penunjang
Ada tidaknya fragmen tulang yang ikut keluar
Ada tidaknya tulang dibawah kulit tempat luka tembak keluar
Ada tidaknya benda yang menekan kulit pada tempat keluarnya anak
peluru

2.6 JENIS SENJATA


Penjenisan senjata dapat didasarkan pada berbagai macam hal, antara lain :
A. BERDASARKAN TENAGA PENDORONG/PELONTAR
Atas dasar tenaga yang digunakan untuk melontarkan anak pelurunya maka
jenis senjata dapat dibagi menjadi :
1. Senjata Api
Yaitu jenis senjata yang menggunakan msiu sebagai sumber energy
kinetiknya, terdiri atas :
a. Mesiu hitam (black powder atau smoke powder)
Terdiri atas : belerang, arang, dan sendawa.
Cirri-cirinya :
- Menimbulkan asap banyak, berwarna hitam serta sisa-sisa
pembakaran.
- Tenaga lontarnya kurang kuat.
b. Mesiu putih (white powder atau smokeless powder)
Terdiri atas :
- Nitrocellulose saja (single base powder)
- Nirrocellulose dan nitroglycerine (double base powder)
Ciri-cirinya :
- Menimbulkan asap sedikit.
- Menimbulkan sisa pembakaran sedikit.
- Tenaga lontarnya lebih kuat.
2. Senjata Angin
Yaitu jenis senjata yang menggunakan kompresi udara atau cairan CO 2
sebagai sumber energi untuk melontarkan anak pelurunya.
B. BERDASARKAN CARA MENGGUNAKAN
Penjenisan senjata berdasarkan cara menggunakannya dapat dibagi menjadi :
1. Senapan
Cara mengoperasikan senjata dari jenis ini ialah dengan kedua tangan
sambil memanfaatkan bahu.
Terdiri atas :
- Senapan berlaras lebih dari 22 inci (long-barrel weapon)
- Senapan berlaras kurang dari 22 inci (short-barrel weapon)
2. Senjata genggam (handgun)
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

14

LUKA TEMBAK
Cara memegang dan menembakkan senjata jenis ini cukup dengan
menggunakan satu tangan.
Terdiri atas :
- Pistol, yaitu jenis senapan yang menggunakan magazine kotak
-

panjang seperti yang digunakan dalam film spionase.


Revolver, yaitu jenis senapan yang menggunakan magazine
berputar seperti yang digunakan dalam film cowboy.

C. BERDASARKAN BENTUK PERMUKAAN DALAM LARAS


Penjenisan senjata berdasarkan bentuk permukaan dalam dari laras dibagi
menjadi :
1. Senjata berlaras rata (smooth-walled weapon)
Permukaan dalam dari larasnya rata atau tidak berlur melingkar. Laras dari
shotgun, senapan angin, pistol atau revolver sering dibuat tanpa alur
melingkar.
2. Senjata beralur melingkar (riffled weapon)
Kegunaan dari alur ini ialah agar anak peluru bergerak memutar sehingga
arah dan gerakan giroskopiknya menjadi lebih stabil. Gerakan memutar
sesuai atau berlawanan dengan arah jarum jam tergantung dari bentuk
spiral dari alur. Senjata militer biasanya dibuat dengan alur melingkar,
sedang senjata angina tau pistol kadang-kadang dibuat seperti itu.

2.7 MEKANISME KERJA SENJATA


Mekanisme kerja senjata, baik senjata angina tau senjata api pada prinsipnya sama
yaitu memanfaatkan tekanan tinggi dari udara atau gas untuk melontarkan anak
proyektil atau anak peluru keluar dari laras dengan kecepatan tinggi.
Pada senjata angin, tekanan yang tinggi itu diperoleh dengan cara memanfaatkan
udara atau dengan merubah CO2 cair menjadi gas dalam ruangan yang volumenya
tetap. Sedang pada senjata api, tekanan yang tinggi diperoleh dari pembakaran mesiu
sehingga, dalam waktu sekejap berubah menjadi gas dengan volume yang besar
didalam ruangan yang volumenya tetap. Dari 1 gram mesiu dapat dihasilkan gas
(CO2, CO, Hydrogen Sulfida dan Methane) antara 200-900 mililiter dengan suhu
yang sangat panas.
Fungsi picu itu sendiri pada senjata angin sebetulnya untuk melepaskan udara yang
tekanannya telah dibuat tinggi guna melontarkan proyektil, sedang pada senjata api

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

15

LUKA TEMBAK
untuk membuat pin atau pemukul penggalak melakukan tugasnya sehingga
menimbulkan percikan api pada penggalak (primer) guna membakar mesiu.
Selanjutnya, anak peluru atau proyektil yang telah memiliki gaya kinetik itu, sudah
meninggalkan laras jalannya amat dipengaruhi oleh banyak hal seperti misalnya berat
massa, bentuk dan diameternya, gravitasi serta tahanan (resistensi) udara yang
dilaluinya. Akibat dari gravitasi itu maka arah anak peluru atau proyektil akan
membentuk kurva. Semakin jauh dari moncong, pengaruh gravitasi semakin dominan
sehingga bentuk kurvanya semakin tampak nyata.
Mengenai daya tembusnya, baik pada manusia atau binatang, dipengaruhi oleh
kecepatan (velocity) ketika menyentuh tubuh, berat massa serta resistensi jaringan.

2.8 JENIS PELURU


Amunisi
Amunisi modern terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.

Proyektil peluru, yang ditembakkan dengan kecepatan tinggi


Selongsong, yang menjadi wadah proyektil peluru dan mesiu
Propelan, misalnya mesiu atau cordite
Rim, bagian bawah dari selongsong
Primer, yang menyulut mesiu guna meledakkan/menembakkan proyektil
peluru.

Anak peluru/proyektil peluru


Anak peluru tunggal mempunyai macam-macam bentuk a.l : flat nose, round
nose, hollow point, spine dan spitzer.
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

16

LUKA TEMBAK
Pistol dan revolver modern mempunyai dua macam anak peluru :
-

Solid metal bullet terbuat dari timah yang dicampur tin dan antimony
Composite bullet terbuat dari timah pada bagian tengahnya / inti dengan suatu
mantel/jacket pada bagian luarnya terbuat dari logam yang lebih keras, seperti
baja, cupro-nikel, copper zinenikel, copper zine alloy

Anak peluru khusus:


-

Anak peluru dumdum; anak peluru dimana ujungnya dibelah empat sehingga
akan mengembang akibat gerak gyroskopik dengan tujuan menimbulkan

kerusakkan/luka yang besar


Anak peluru granat; anak peluru berisi mesiu sehingga akan meledak apabila

mengenai sasaran.
Light bullet; bila ditembakkan anak peluru ini akan mengeluarkan cahaya,

dengan tujuan melihat sasaran lebih jelas pada malam hari


Anak peluru latihan; terbuat dari kayu, pada jarak dekat berbahaya.
Anak peluru tandem: anak peluru yang busung tersangkut dalam laras
terdorong oleh anak peluru berikutnya, dan terbang bersama-sama. Ciricirinya: anak peluru dibagian depan pantatnya cekung akibat desakan anak
peluru dibelakangnya.

Amunisi shotgun
Peluru shotgun terdiri dari selongsong yang bervariasi.Ada yang terbuat dari
logam, karton, atau plastik. Bagian dasarnya berpinggiran rimmed, berfungsi
supaya selongsong itu tidak bergerak kedepan masuk ke dalam laras dan
menyumbat senjata itu. Tutup pada bagian dasarnya berisi sedikit mesiu disebut
primer cup atau central firing cap yang akan meledak apabila di ketuk oleh
trigger hammer. Bagian dalam selongsong berisi mesiu, wad, dan gotri-gotri.
Umumnya mesiu yang di pakai adalah smokeless powder. Bila mesiu dalam
central cap terbakar maka selongsong juga ikut terbakar dan tekanan yang timbul
menyebabkan terdorongnya wad dan gotri-gotri disertai nyala api, asap dan mesiu
yang setengah/ tidak terbakar.

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

17

LUKA TEMBAK

Anak peluru penabur shotgun ini ada dua macam:


-

Anak peluru penabur besar Buck shot, loper


Anak peluru penabur kecil - bird shot, hagel

Gotri-gotri dari shotgun mempunyai ukuran dan berat tertentu, tetapi setelah
ditembakkan karena bentuknya berubah, maka sukar untuk mengukurnya. Yang
dapat dikerjakan adalah menimbangnya dan dari beratnya dapat ditentukan type
dari shotgun tersebut.

2.9
KONTEKS
PERISTIWA
Pada setiap kasus kematian dengan luka tembak selalu harus dipirkan kemungkinan
kontek peristiwa yang melatarbelakanginya; yaitu bunuh diri, kecelakaan atau
pembunuhan.

a. Bunuh diri
Ciri ciri bunuh diri dengan menggunakan senjata adalah sebagai berikut:
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

18

LUKA TEMBAK
-

Biasanya menggunakan pistol atau revolver


Jika menggunakan senjata laras panjang biasanya cara menarik picu adalah
dengan menggunakan alat bantu (batang kayu atau tali) atau dengan

menggunakan jari kaki.


Senjata tergeletak di dekatnya atau kadang kadang masih dalam keadaan
digenggam.
Bila ditemukan

ditempat

yang

agak

jauh

selalu

harus

dipikirkan

kemungkinannya dapat melangkah sejauh itu dengan memperhitungkan organ


-

yang terkena.
Sering terdapat cadaveric spasm dengan senjata masih tetap dalam keadaan
tergenggam erat.
Cadaveric spasm ini terjadinya amat erat hubungannya dengan emosi
sehingga tidak dibuat secara artifisial, misalnya untuk menutupi kasus

pembunuhan agar terlihat seperti kasus bunuh diri.


Sasarannya di daerah tertentu yang mematikan.
Jika menggunakan pistol atau revolver maka daerah yang dipilih biasanya
pelipis kanan (untuk right-handed), pelipis kiri (untuk left-handed), dahi,
langit langit mulut atau bawah mulut.
Jika menggunakan laras panjang maka daerah yang sering dipilih dahi, langit-

langit mulut atau bawah mulut,.


Jarak tembak tempel paling sering sedang jarak tembak sangat dekat jarang
sekali.

Untuk lebih memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan pada tangan yang


digunakan untuk menembak. Pemeriksaan ini didasarkan pada asumsi bahwa sesudah
menembak pasti ada residu dari mesiu yang menempel. Tes tradisional yang amat
adalah tes Parraffin (tes Gonzalez), yang menggunakan paraffin cair untuk mengambil
residu dari tangan dan kemudian menambahkannya dengan diphenylamine.
Tes paraffin tersebut sebetulnya merupakan tes yang tak spesifik, sebab hanya dapat
mendeteksi adanya nitrate dan nitrite saja sehingga tes ini juga dapat memberikan
hasil postiif jika tangan tercemar tembakau, kacang kacangan, pupuk atau obat
obatan. Oleh sebab itu Interpol sejak tahun 1964 tidak lagi merekomendasikan cara
ini.
Cara lain yang juga tidak spesifik adalah tes Harrison & Gilroy, yang menggunakan
kasa yang telah dibasahi dengan asam klorida. Bedanya dengan tes paraffin adalah
bahwa tes yang terakhir ini untuk mendeteksi adanya unsur logam mercury, antimony,
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

19

LUKA TEMBAK
barium atau timah hitam. Tentu harus diperhitungkan apakah pekerjaanya berkaitan
dengan logam logam tersebut.
Tes yang lebih canggih dan lebih sensitive adalah tes yang menggunakan metode
neutron activasion analysis seperti yang pernah dilakukan terhadap tersangka dalam
kasus penembakan Presiden Amerika, John F. Kennedy. Lebih sensitive sebab masih
dapat mendeteksi antimony, barium dan copper walaupun tangan yang digunakan
untuk menembak sudah dibersihkan. Tes lain yang juga sensitive adalah tes yang
menggunakan metode atomic absorpsion spectroscopy (AAS) atau flameless atomic
absorpsion spectroscopy (FAAS).
b. Kecelakaan
Kecelakaan senjata api

sering terjadi pada saat yang bersagkutan sedang

memberssihkan senjata. Pada kasus tersebut seri gambaranhya menyerupai


peristiwa bunuh diri. Kecelakaan juga dapat terjadi dengan melibatkan pihak lain,
misalnya salah sasaran ketika berburu. Dalam hal ini bentuk lukanya biasanya
menggambarkan luka tembak jarak jauh.
c. Pembunuhan
Jika senjata

tidak

ditemukan

didekanya

atau

bentuk

lukanya

tidak

menggambarkan jarak temple atau jarak sagat dekat maka takut dicurigai sebagai
asus pembunuhan. Tetapi harus dipahami bahwa tidak selau luka tembak temple
merupakan peristiwa bunuh diri. Pembunuhan juga sering dilakukan dengan
menggunakan jarak tempel, misalnya pada tengkuk atau daerah disamping
telinga.

3.0 HUKUM SENJATA API


UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMER 8 TAHUN 1948
TENTANG
MENCABUT PERATURAN DEWAN PERTAHANAN NEGARA NOMER 14
DAN MENETAPKAN PERATURAN TENTANG PENDAFTARAN DAN
PEMBERIAN IZIN PEMAKAIAN SENJATA API
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

20

LUKA TEMBAK
Perlu mengadakan peraturan yang lebih sempurna tentang pendaftaran serta
pemberian izin pemakaian senjata api.
Mengingat :
Pasal 5 ayat 1, pasal 20 ayat 1, dan pasal IV Aturan peralihan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia; Maklumat Wakil Presiden Republik Indonesia tanggal 16
Oktober 1945 No. X.
Dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat
MEMUTUSKAN :
A. Mencabut Peraturan Pertahanan Negara No. 14.
B. Menetapkan peraturan sebagai berikut :
UNDANG-UNDANG TENTANG PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN
IZIN PEMAKAIAN SENJATA API.
BAGIAN 1
Aturan Umum
Pasal 1
Yang dimaksud dengan senjata api dalam Undang-undang ini, ialah :
a. Senjata api dan bagian-bagiannya;
b. Alat penyembur api dan bagian-bagiannya;
c. Mesiu dan bagian-bagiannya seperti patroonhulsen, slaghoedjes dan
lain-lainnya.
d. Bahan peledak, termasuk juga benda-benda yang mengandung peledak
seperti granat tangan, bom dan lain-lainnya.
Pasal 2
Dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari terhitung mulai berlakunya Undangundang ini semua senjata api harus didaftarkan menurut pasal 5.
Pasal 3
Mulai hari berlakunya Undang-undang ini pemindahan senjata api kelain
tangan dilarang, kecuali pemindahan senjata api ke tangan lain menurut pasal
11 dibawah ini.
Pasal 4
Mulai hari berlakunya Undang-undang ini sampai hari penutupan pendaftaran
yang dimaksud dalam pasal 2, pemindahan senjata api kelain tempat dilarang,
kecuali pemindahan seperti tersebut dalam pasal 12.
BAGIAN II
Tentang pendaftaran senjata api
Pasal 5

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

21

LUKA TEMBAK
1. Senjata api yang berada ditangan orang bukan anngota Tentara atau Polisi
harus didaftarkan oleh Kepala Kepolisian Kepresidenan (atau Kelapa
Kepolisian

Daerah

Istimewa

selanjutnya

disebut

Kepala

Kepolisian

Karesidenan saja) atau orang yang ditunjukkannya.


2. Senjata api yang berada ditangan anggota Angkatan Perang didaftarkan
menurut instruksi Menteri Pertahanan, dan yang berada ditangan Polisi
menurut instruksi Pusat Kepolisian Negara.
Pasal 6
1. Senjata api sebagai dimaksud dalam pasal 5 ayat 1 didaftarkan pada tempat
yang ditentukan oleh Kepala Kepolisian Karesidenan menurut contoh yang
ditetapkan oleh Kepala Pusat Kepolisian Negara.
2. Tiap-tiap senjata api yang akan didaftarkan menurut ayat 1 harus dibawa
ketempat pendaftaran untuk diperlihatkan kepada Kepala Kepolisian
Karesidenan atau orang yang ditunjuknya.
Pasal 7
1. Mereka yang mendaftarkan senjata apinya menerima tanda pendaftaran
menurut contoh yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Kepolisian Negara.
2. Tanda pendaftaran untuk senjata-senjata api yang didaftarkan menurut pasal 6
ayat 1, berlaku sebagai surat izin pemakaian senjata api untuk sementara
waktu, selanjutnya disebut surat izin sementara.
Pasal 8
Dalam waktu 7 hari mulai hari penutupan pendaftaran tersebut dalam pasal 2,
Kepala Kepolisian Karesidenan melaporkan hasil pendaftaran kepada Kepala
Pusat Kepolisian Negara.
Bagian III
Izin pemakaian senjata api
Pasal 9
1. Setiap orang bukan anggauta Tentara atau Polisi yang mempunyai dan
memakai senjata api harus mempunyai surat izin pemakaian senjata api
menurut contoh yang ditetapkan oleh Kepala Kepolisian Negara.
2. Untuk tiap senjata api harus diberikan sehelai surat izin.
3. Yang berhak member surat izin pemakaian senjata api ialah Kepala Kepolisian
Karesidenan atau orang yang ditunjuknya.
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

22

LUKA TEMBAK
Pasal 10
1. Dalam waktu 16 hari terhitung mulai hari penutupan pendaftaran yang
dimaksudkan dalam pasal 2, Kepala Kepolisian Karesidenan, berdasarkan
instruksi Kepala Pusat Kepolisian Negara mengambil keputusan tentang
pemberian surat izin pemakaian senjata api untuk senjata api yang didaftarkan
kepadanya.
2. Semua senjata api menjadi milik Negara, bila mana sehabis waktu 16 hari
terhitung mulai hari penutupan pendaftaran senjata api, senjata api tadi belum
mempunyai surat izin pemakaian senjata api.
3. Untuk tiap-tiap senjata api yang menjadi milik Negara menurut ayat 2 Menteri
Pertahanan menentukan pemakaiannya.
4. Kepala Pusat Kepolisian Negara member kesempatan kepada mereka yang
tidak menghendaki surat izin pemakaian senjata api menurut pasal 9 ayat 3,
untuk menyerahkan senjata apinya dengan penerimaan kerugian sebagai
ditetapkan dalam ayat
Pasal 11
1. Barang siapa hendak memindahkan senjata api ketangan lain, untuk mana
telah diberikan surat izin pemakaian senjata api (termasuk juga surat izin
sementara, tersebut dalam pasal 7) oleh Kepala Kepolisian Karesidenan, harus
mendapat izin terlebih dahulu dari kepala kepolisian tersebut, menurut contoh
yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Kepolisian Negara.
2. Surat izin pemakaian senjata api yang telah diberikan oleh Ketua Dewan
Pertahanan Daerah kepada orang yang bukan anggota Tentara atau Polisi
(menurut peraturan D.P.N No. 14 pasal 10 ayat 3 huruf d) harus ditukarkan
dengan surat izin yang baru dari Kepala Kepolisian Karesidenan.
Pasal 12
1. Barang siapa mempunyai senjata api dengan surat izin pemakaian senjata api
yang diberikan oleh Kepala Kepolisian Karesidenan (termasuk idzin
sementara) hendak pindah keluar Karesidenan harus memberitahukan hal ini
kepada Kepala Kepolisian Karesidenan atau orang yang ditunjuknya, serta
sesampainya ditempat yang baru, pada Kepala Kepolisian Karesidenan dimana
tempat itu terletak.
Bagian Ilmu Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

23

LUKA TEMBAK
2. Jika senjata api dan/atau surat izin pemakaiannya hilang, maka pemegang
surat izin pemakaiannya itu harus melaporkan hal ini dalam waktu 7 hari
kepada Kepala Kepolisian Karesidenan atau orang yang ditunjuknya.
Pasal 13
Surat izin pemakaian senjata api (termasuk idzin sementara) dapat dicabut oleh
fihak yang berhak memberikannya bila senjata api itu salah dipergunakan, dan
senjata api tersebut dapat dirampas.
BAGIAN IV
Tentang Hukuman
Pasal 14
1. Barang siapa dengan sengaja :
a. Tidak memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam pasal 2, atau
b. Sehabis waktu 16 hari terhitung mulai hari penutupan pendaftaran
mempunyai senjata api tidak dengan surat izin tersebut dalam pasal 9.
c. Melanggar larangan tersebut dalam pasal 3 atau pasal 4, dihukum
penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun atau denda sebanyakbanyaknya lima-belas ribu rupiah dan senjata apinya dapat dirampas.
2. Barang siapa tidak memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam pasal 12
dihukum kurungan selama-lamanya 3 bulan atau denda sebanyak-banyaknya
Sembilan ratus rupiah dan senjata apinya dapat dirampas.

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

24

LUKA TEMBAK

BAB III
PENUTUP

Luka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan oleh senjata api.
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu,
dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya.
Berdasarkan panjang larasnya, senjata api ini dikelompokkan berdasarkan tenaga
pendorongnya, cara menggunakannya dan bentuk permukaan dalam laras.

Pada luka tembak terjadi robekan dan kerusakan jaringan yang diakibatkan daya
dorong peluru dalam menembus jaringan. Luka tembak dikelompokkan menjadi luka
tembak masuk dan luka tembak keluar, namun pada klasifikasi ini yang tidak kalah
penting adalah jarak tembakan yaitu luka tembus masuk tempel, luka tembus masuk
jarak dekat maupun luka tembus masuk jarak jauh. Penentuan jarak ini juga dapat
menentukan efek dari tembakan. Efek dari tembakan ini diakibatkan oleh komponen
peluru yang mengenai tubuh yaitu anak peluru, mesium asap jelaga, api dan partikel
logam.

Pemeriksaan khusus pada luka tembak masuk seperti pemeriksaan mikroskopik,


kimiawi, sinar x mungkin diperlukan. Konteks peristiwa pada luka tembak meliputi
kasus bunuh diri, pembunuhan serta kecelakaan.

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

25

LUKA TEMBAK

DAFTAR PUSTAKA
1. Dahlan S. Ilum Kedokteran Forensik. Semarang : Badan Penerbit Universtias
Diponegoro, 2007.
2. Di Maio, V.J.M. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearms, Ballistics
and Forensic Techniques. Second Edition. New York : CRC Press, 1999.
3. Budiyangto A et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997.
4. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta :
Binarupa Aksara, 1997.
5. Kusuma SE, Solichin S, Mutahal et al. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal. 6th rev ed. Surabaya : Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, 2010.
6. Peraturan Pelaksana (last updated : 1948 ; cited : 2000). Available from :
www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt52cbdf39eb3e0/node/lt49f02685a71
51/uu-no-8-tahun-1948-mencabut-peraturan-dewan-pertahanan-negara-nomor14-dan-menetapkan-peraturan-tentang-pendaftaran-dan-pemberian-idzinpemakaian-senjata-api

Bagian Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 16 Mei 2015

26

Anda mungkin juga menyukai