Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tugas 3
A. Faktor Penentu Pengambilan Keputusan Investasi
1. Faktor Penentu Pengambilan Keputusan Investasi
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap karakterisitik Highest Best Use (HBU)
ditemukan bahwa HBU adalah suatu konsep sebuah paradigma yang terus berkembang
berdasarkan kepada kondisi lokasi tertentu yang berkaitan dengan faktor ekonomi, finansial,
dan real estat.
Selain HBU, ditemukan beberapa konsep dalam menentukan penggunaan tertinggi dan
terbaik, yaitu Model penaksiran berbasis Highest Best Use (HBU), Most Frequent Use (MFU)
dan Most Probable Use (MPU) yang dijelaskan dengan memahami perbedaan dan persamaan
atribut-atribut penting yang berperan dalam menentukan model terbaik untuk proses
penaksiran ini. Terdapat persamaan umum diantara HBU dan MFU dalam jangka waktu
proses, dimana kedua-duanya merupakan proses jangka waktu panjang dan mempunyai
kekuatan yang lebih bersifat makro. Penaksiran MFU dan MPU juga mempunyai banyak
persamaan berdasarkan ciri-ciri yang dipertimbangkan dalam melihat suatu permasalahan.
Pada dasarnya, kedua model penaksiran ini mementingkan hasil optimal dalam membuat
keputusan dan berbeda dengan penaksiran secara HBU yang lebih mengutamakan keuntunagn
maksimal. Ini dengan langsung, mempengaruhi aplikasi akhir proses penaksiran ini, yang
mana HBU lebih cocok digunakan sebagai portfolio konsep untuk pembuatan keputusan pada
peringkat publik atau pemerintah, dan MFU serta MPU lebih bersifat penaksiran untuk
proyek yang bersifat privat. Secra lengkapnya, perbedaan antara HBU, MFU, dan MPU dapat
disimpulkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ssebagai berikut :
Konsep yang jelas –
Konsep masih Konsep masih
direpresentasi
mempertimbangkan mempertimbangkan
Sudut Pandang dengan pasti dan
ketidakpastian ‐ ketidakpastian ‐
Resiko tidak membenarkan
Dipengaruhi jarak Dipengaruhi jarak
perubahaan/
proses proses
perbedaan
Jangka waktu
Jangka waktu
panjang – seperti Jangka waktu
panjang –
yang didukung pendek –
berdasarkan sifat
Perspektif Waktu undang‐undang dan berdasarkan sifat
kesatuan dan
penggunaan konsep keterbatasan yang
keterbatasan yang
sementara serta menyatu
didefinisikan
perspektif nilai hakiki
1
Komang Tria Prabawati NIM 25209023
Tugas 3
Model makro –
berdasarkan pilihan Model makro – Model mikro – atas
Magnitud masyarakat dan berdasarkan dasar keterbatasan
Perspektif magnitud keterbatasan yang yang dipengaruhi
keterbatasan dari menyatu site
faktor luar
Orientasi pasar – Orientasi pasar –
Orientasi kebijakan
direpresentasi oleh direpresentasi oleh
berdasarkan
Orientasi Keputusan batas biaya dari batas biaya dari
pertimbangan
pihak pembekal dan pihak pembekal dan
penaksiran
prilaku permintaan prilaku permintaan
Berdasarkan kaidah
karena merupakan Berdasarkan kaidah,
model bersifat ideal dan
Pragmatis, dengan
yang mementingkan mempertimbangkan
itu
keuntungan keseimbangan idealis
merepresentasikan
maksimal, maka dalam kesanggupan
Sifat Model proyek individual
dengan itu, tidak menanggung
sebagai hasil dari
merepresentasikan kerugian, dengan itu
pertimbangan site
proses pembuatan merepresentasi
spesifik
keputusan dan kondisi sebenar
jangka waktu proses pasar
sebenarnya
Sebagai portfolio
Sebagai portfolio
konsep, untuk
konsep, untuk
analisa jangka waktu
pembuatan
panjang proyek
keputusan di Untuk analisa proyek
publik atau pribadi
peringkat publik atau pribadi, hasil dari
Applikasi yang merupakan
pemerintah kerana pertimbangan
pembuat keputusan
memasukan objektif kondisi site‐spesifik
tata guna lahan. Ini
yang
disebabkan
memaksimalkan
keterbatasan definisi
keuntungan publik
konsep ini.
Induktif –
Pengenalan terhadap
faktor keterbatasan
Induktif – dapat mengawali
Pengenalan terhadap analisa penggunaan
Deduktif – Arus spesifik.
faktor keterbatasan
Logika Model logika yang bersifat
dapat mengawali Informasi umum
umum dan spesifik
analisa penggunaan kemudiannya
spesifik dipertimbangkan
untuk merubah
keseluruhan konsep
dasar
2
Komang Tria Prabawati NIM 25209023
Tugas 3
Dalam melakukan analisa HBU, ditemukan terdapat beberapa variabel yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan penggunaan terbaik dalam investasi real estat
diantaranya:
1. Aspek pasar meliputi: jumlah permintaan, lokasi lahan, komposisi tanah, kondisi di
sekitar lokasi lahan, skala investasi, harga jual dan skema pembayaran
2. Aspek legal meliputi: RUTR, sertifikasi tanah, perijinan. dan peraturan pemerintah
lainnya.
3. Aspek teknis dan lingkungan meliputi: rancangan, biaya konstruksi dan jadwal
konstruksi.
4. Aspek finansial meliputi: biaya modal, estimasi pengeluaran, pendapatan dan
jadwal, kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan struktur dan sumber
pembiayaan, sistem kontrak dengan kontraktor dan profitibilitas cashflow
Selain konsep HBU, MFU, dan MPU, ternyata ditemukan konsep lain dalam penggunaan
tertinggi dan terbaik, yaitu Pemeliharan penggunaan lingkungan realestat yang signifikan
yang dapat menjadikannya sebagai sebuah penggunaan tertinggi dan terbaik. Konsep ini
berlaku pada lahan yang memiliki komoditi untuk dipelihara (contohnya: rawa, padang
pasir, dll) yang secara mekanis lahan tersebut tidak memungkinkan untuk dibangun karena
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan tidak signifikan. Dua konsep yang perlu
dijelaskan sebelum melakukan analisa, yaitu konsep mengenai pemeliharaan penggunaan
lingkungan real estat yang signifikan, dan aplikasi penggunaan tertinggi dan terbaik.
Realestat yang signifikan secara lingkungan dapat dijelaskan sebagai satu bentuk hak
properti pribadi yang mengawasi penggunaan lahan dengan berdasarkan faktor ‐ faktor
geografi, biologi, ekologi, arkeologi, paleontology, budaya, dan/atau sejarah yang signifikan
kepada masyarakat. Pemeliharaan penggunaan didefinisikan sebagai proses memelihara,
mempertahankan, rehabilitasi dengan memperhatikan ciri‐ciri geografi, biologi, ekologi,
arkeologi, paleontologi, budaya, dan/atau sejarah yang signifikan pada lahan tersebut.
Terdapat empat kriteria dalam mengaplikasikan analisa penggunaan tertinggi dan terbaik
dengan memelihara dan menggunakan lingkungan realestat secara signifikan. Keterbatasan
eksplisit dan implisit definisi nilai pasar merupakan ciri‐ciri dalam mengaplikasi analisa
penggunaan tertinggi dan terbaik dalam pemeliharan penggunaan lingkungan real estat
yang signifikan. Kriteria tersebut adalah:
• Kriteria komoditi: Lahan real estat signifikan yang ingin dipelihara harus memiliki
nilai komoditi (layak untuk di preserve).
• Kriteria ekonomi: Lahan real estat signifikan yang ingin dipelihara harus memiliki
nilai aktivitas ekonomi.
• Kriteria private real property rights market: Lahan real estat signifikan yang ingin
dipelihara harus berkoresponden dengan private real property rights market
• Kriteria definisi nilai pasar: transaksi di dalam pasar secara umum beserta
penilaian yang dilakukan harus memenuhi definisi nilai pasar.
Selain kriteria di atas beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan
Pemeliharan penggunaan lingkungan realestat yang signifikan adalah kemungkinan secara
fisik, ijin hukum, kelayakan secara financial dan menghasilkan keuntungan bersih yang
paling tinggi kepada pemilik.
3
Komang Tria Prabawati NIM 25209023
Tugas 3
2. Konsep dan Strategi Pengambilan Keputusan
Dari kajian konsep dan strategi pengambilan keputusan pada pasar real estat, telah
dibuktikan
bahwa sebuah konsep strategi kerangka kerja untuk rea lestat harus mampu
untuk menyediakan sebuah landasan dalam mendapatkan pengetahuan disiplin real estat,
bagaimana menentukan harga produksi dan pengalokasian lter dalam real estat investasi
dengan berdasarkan landasan teoritik dan lternati serta melibatkan bidang keilmuan
psikologi, ekonomi, matematik/statistik, ilmu pengetahuan sosial, sejarah dan juga
merepresentasikan cara untuk menghubungkan pendekatan secara strategi untuk kegiatan
jual‐beli real estat. Dengan memahami proses real estat, pengaruh strategi terhadap proses
transaksi yang terjadi setelah proses jual‐beli real estat dapat diidentifikasi. Pengaruh
strategi ini juga berfungsi sebagai strategi yang penting bagi pemasaran dalam real estate,
yang kemudiannya menjadi bagian dari strategi perusahaan keseluruhan. Setiap lternat
dianggap unik, maka dari itu, setiap proses transaksi juga unik dan tidak dapat diaplikasikan
secara merata pada aktivitas real estat di wilayah yang berbeda.
Salah satu contoh strategi dalam menentukan pengunaan nilai terbaik diantara 2 pilihan
investasi pada objek studi pengembangan lapangan golf dan perumahan yaitu dengan
melakukan tahapan analisa berupa: mendeskripsikan kondisi pasar diantara 2 pilihan
kemungkinan investasi, kemudiannya dilanjutkan dengan menganalisa peramalan jumlah
konsumen antara 2 pilihan tersebut dan menganalisa cash flow dan analisa resiko. Selain
konsep analisa di atas terdapat juga Sebuah sistem infomasi geografi (GIS) yang merupakan
sebuah sistem yang berguna dalam proses membuat keputusan dalam Real estate. Sistem
ini mampu ltern laporan mengenai perkembangan lternati Real Estat Geographical
Information System (REGIS) dengan cara mengintegrasikan teori Fuzzy Set (FZ), Rule‐based
System (RBS) dan Sistem Informasi Geografi (GIS). Fungsi sistem‐sistem ini pada bisnis real
estat adalah untuk membantu para pembuat keputusan untuk penjual dan pembeli, serta
pengurus lternat. Untuk agen real estate, sistem ini dapat digunakan sebagai alat bantu
untuk menjual dan mengurus lternat. Untuk pembeli, REGIS dapat berfungsi sebagai
konsultan dalam proses membuat keputusan dalam pembelian properti.
B. Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Preferensi
Dengan meneliti aspek pasar dan pemasaran, preferensi menjadi faktor utama yang
mempengaruhi pasar real estat. Temuan‐temuan yang didapat antara lain dari beberapa
jurnal dapat dirangkum temuan bahwa preferensi konsumen terhadap produk realestat
dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya:
1. Harga Rumah
Harga rumah merupakan faktor penentu utama preferensi konsumen terhadap produk
real estat. Harga rumah yang sesuai dengan kualitas dan kondisi ekonomi konsumen
disekitar produk real estat memiliki nilai preferensi yang tinggi
2. Pendapatan
Tingkat pendapatan konsumen di sekitar produk real estat mempengaruhi daya beli
konsumen dan preferensi konsumen yang sesuai dengan tingkat pendapatan.
Pertimbangan tiap golongan terhadap pemilihan rumah berdasarkan pendapatan dapat
dibagi dalam 3 bagian berdasarkan pendapatan :
4
Komang Tria Prabawati NIM 25209023
Tugas 3
Masyarakat berpenghasilan rendah cenderung memilih rumah yang dapat dibeli secara
kredit, cicilan murah, tanpa uang muka, lantai keramik dan lokasi perumahan dilalui oleh
kendaraan umum karena mereka tidak memiliki kendaraan pribadi
Masyarakat perbenghasilan menengah cenderung membeli rumah dengaan cara yang
sama pada masyarakat berpenghasilan rendah namun kualitas rumah yang lebih baik
yaitu kualitas kayu jati, lantai keramik. Masyarakat berpenghasilan tinggi cenderung
membeli rumah dengan harga yang sesuai dengan mutu bangunan, kualitas lantai
marmer, terdapat pelayanan terhadap peningkatan mutu bangunan, bangunan yang luas.
3. Lokasi
Faktor lokasi yang berhubungan dengan kemudahan aksesbilitas, lokasi yang strategi ,
kondisi lingkungan sekitar, struktur sosial masyarakat sekitar, mempengaruhi preferens
konsumen
4. Luasan Rumah dan Desain Rumah
Luasan rumah mempengaruhi jenis konsumen dengan preferensi yang berbeda pada tiap
jenisnya. Pengklasifikasian konsumen berdasarkan tingkat pendapatan, umur, dan
pendidikan mampu menjawab preferensi luasan rumah dan desain rumah yang
cenderung dipilih pada masing – masing pengklasifikasian konsumen.
Salah satu contoh perumahan yang dibangun dengan tidak memperhatikan klasifikasi
preferensi konsumen adalah Perumahan PERUMNAS yang dibangun dengan
menyamaratakan kebutuhan seluruh calon penghuninya dengan menggunakan prinsip
rasionalisasi, antara lain rasionalisasi ukuran, bentuk, bahan bangunan yang digunakan
maupun konstruksi yang dipilih. Kondisi ini mempengaruhi tingkat kepuasan penghuni
terhadap huniannya, serta reaksi penghuni dalam melakukan penyesuaian terhadap
huniannya. Pemilihan tipe rumah di PERUMNAS sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
terahir kepala keluarga saat itu. Faktor pendapatan dan pekerjaan walaupun tidak secara
signifikan mempengaruhi pemilihan tipe rumah, namun berbanding lurus dengan tingkat
pendidikan responden.
2. Lahan (Lokasi, Komposisi, Kondisi Sekitar)
Terdapat semboyan bahwa yang terpenting dalam real estat adalah lokasi, lokasi dan lokasi
hal ini dikarenakan lokasi merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh
pengembang.
Beberapa temuan mengenai faktor‐faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam
memilih lokasi diantaranya:
‐ Aksesbilitas
‐ Demografi
‐ Ketersediaan Air
‐ Ruang terbuka Hijau
‐ Pendapatan masyarakat sekitar lokasi
‐ Fasilitas yang tersedia di sekitar lokasi
‐ Sarana Infrastruktur
5
Komang Tria Prabawati NIM 25209023
Tugas 3
Selain faktor – faktor di atas yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi, ditemukan
juga faktor lain yang mempengaruhi yaitu analisa empiris terhadap efek dari biaya yang
dikeluarkan pengembang sebagai dampak aktivitas pembangunan terhadap lingkungan
sekitar yang berpengaruh terhadap nilai harga tanah pada kawasan perumahan. Impact fees
yang lebih tinggi akan menyebabkan nilai harga lot yang tinggi, sehingga menjadi salah satu
hal yang patut dipertimbangkan.
Salah satu konsep yang dapat dipakai dalam menentukan pola tata guna lahan yang optimal
adalah Kerangka model MULBO (Multicriteria Landscape Assesment and Optimization)
yang merupakan metode pendukung yang tegas yang berdasarkan evaluasi resiko untuk
fungsi lanskap. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan pola guna lahan yang optimal
yang berbentuk skenario, yang kemudiannya akan menjadi bagian yang seimbang diantara
tujuan‐tujuan evaluasi resiko yang sering bertentangan. Tahapan dalam menyususn
kerangka model MULBO adalah:
1. Penjelasan mengenai objektif/ tujuan
2. Pengumpulan data dan pemilihan metode & algoritma penilaian
3. Penilaian tahap pertama
4. Mengoptimalkan lanskap
6. Penilaian tahap kedua
7. Membuat usulan tindakan (action plan)
3. Pemasaran dan Implementasi Strategi
Hal penting lainnya dalam penelitian aspek pasar dan pemasaran adalah yang berkaitan
dengan pemasaran dan implementasi strategi. Dalam merangka strategi‐ strategi yang
dimaksudkan, dari hasil penelitian antara lain adalah dalam mengembangkan strategi
positioning real estat terdapat tiga tahapan dasar yaitu melakukan analisis pasar, analisis
internal perusahaan, dan analisis pesaing. Setelah melakukan analisa dari beberapa data
didapat bahwa atribut proyek (lokasi, tema, fasilitas, dan lingkungan) merupakan faktor
yang paling berpengaruh dalam menentukan positioning
Terdapat sembilan temuan cara yang sering digunakan dalam melakukan analisa pasar real
estate diantaranya :
1. Ringkasan dan peninjauan luas terhadap kondisi pasar sebagai dasar dalam
menentukan cara‐cara untuk memperbaiki proyek pemasaran yang berlaku.
2. Acuan regional berupa kondisi ekonomi setempat
3. Studi awal terhadap kondisi pasar harus mencerminkan gaya serta perbedaan
golongan/ tipe pekerjaan serta gaya yang berkembang dari pengaruh luar
(exogenous) yang mempengaruhi pola pasar
6
Komang Tria Prabawati NIM 25209023
Tugas 3
4. Ramalan secara long term tentang permintaan yang dapats digunakan untuk
mendukung analisa kemungkinan finansial
5. Ramalan harus mencerminkan status jangka waktu panjang status kondisi pasar,
kebutuhan/ permintaan, keseimbangan atau kelebihan pasaran.
6. Analisa pasaran seharusnya diikutsertakan bersama praktek pembagian tipe pasar
dan perbedaan produk yang dipasarkan
7. Studi terhadap produk yang dapat/cocok untuk dipasarkan pada kondisi pasar
tersebut
8. Analisa pasar harus menggunakan appraiser’s grid yang dimodifikasi untuk
menganalisa proyek yang sebanding dengan subjek proyek.
9. Hasil presentasi akhir terhadap analisa pasar harus menyatakan range hasil akhir
yang mencerminkan bagaimana ketidaktentuan yang dihadapi dalam menganalisa
pasar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda pada tiap pasar sehingga perlu
dilakukan replikasi analitikal pada pasar yang berbeda.
Strategi alternatif dalam strategi penjualan rumah adalah dengan menambah fasilitas umum
sehingga konsumen memiliki kenyamanan dalam menempati rumah tersebut. Hasil survei
menunjukkan bahwa alasan utama konsumen membeli rumah adalah harga yang terjangkau
sedangkan penyediaan fasilitas umum dalam perumahan merupakan urutan ke‐4. Namun
perumahan yang memiliki fasilitas umum yang lengkap lebih cepat berkembang dalam arti
lebih cepat terjual dan dihuni. Pada objek studi perumahan “GCA” terdapat beberapa
fasilitas yang diharapkan antara lain tempat ibadah, klinik, dan sekolah.
C. Aspek Teknis dan Lingkungan
1. Aspek yang diputuskan dalam mendesain perumahan kaitannya dengan teknis dan
lingkungan
Konsep Perencanaan:
Konsep perencanaan dan pola jalan merupakan dua hal utama dalam perencanaan realestat.
Secara teori dalam perencanaan realestat terdapat tiga (3) konsep perencanaan yaitu
konsep neotradisional atau konvensional, cluster dan Planned Unit Development (PUD). Dari
53 realestat yang ada di Surabaya sebagian besar (92,45%) menerapkan konsep
neotraditional.
Perencanaan Jalan:
Elemen yang sangat penting dalam perencanaan tapak adalah jalan, karena sangat
berpengaruh terhadap luas dan harga jual kapling. Dari hasil analisis korelasi menunjukkan
adanya pengaruh antara lebar jalan dengan luas kapling dan harga jual kapling pada
keempat perumahan. Sedangkan dari uji anova menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan dari keempat perumahan terhadap variabel lebar jalan, luas kapling, harga jual
kapling perm2 dan harga jual kapling.
7
Komang Tria Prabawati NIM 25209023
Tugas 3
Tata Guna Lahan:
Temuan menjelaskan sebuah kerangka kerja konseptual yang menghubungkan bentukan
kawasan urban dengan penggunaan energi di kawasan perumahan melalui tiga penyebab
utama: penyebaran arus listrik dan kehilangan energi akibat proses distribusi, keperluan arus
energi yang berbeda untuk tipe perumahan yang berbeda dan keperluan pemanasan dan
penyejukan ruang yang berkait langsung dengan pemanasan kawasan urban. Perumahan
yang berkembang secara acak di kawasakn perkotaan menggunakan lebih banyak energi
dibandingkan dengan perumahan kawasan perkotaan yang ‘compact’.
D. Real Estate Development
1. Real estate development
1. Struktur Kota
Biaya yang lebih mahal dalam melakukan pengembangan di pusat kota menyebabkan lebih
banyak orang memilih utk tinggal dikawasan pinggir kota (fringe areas) dengan alas an
pengembangan properti lebih murah untuk dilakukan atas dasar biaya pengembangan yang
lebih murah (utk membangun infrastruktur, penyediaan titik2 kerja, dll). Dengan kurangnya
pengembangan berencana di kawasan urban yang menyebabkan lebih banyak yg memilih
utk tinggal di kawasan luar kota telah mengakibatkan program 'smart growth' gagal
dilaksanakan.
3. Jalur Transportasi
Dari variabel yg diteliti, penelitian membuktikan bahwa pengembangan kawasan perumahan
akan menjadi lebih baik jika berada tidak terlalu dekat dengan jalur transportasi interchange
(jalur kereta api, airport, jalan tol). Jalur transportasi mempengaruhi faktor aksesbilitas dan
kestrategisan lokasi, pengembang cenderung melakukan produksi real estate pada lokasi
yang didukung oleh aksesbilitas tinggi.
8
Komang Tria Prabawati NIM 25209023
Tugas 3
4. Titik – titik pekerjaan
Titik2 pekerjaan di kawasan suburban yang tidak terpusat memberi dampak negatif kepada
pola pengembangan properti karena titiktitik pekerjaan suburban yang tidak terpusat akan
membentuk pola pengembangan yang tidak compact dan akan membentuk pengembangan
kawasan perumahan yang menyebar.
5. Peraturan yang berkaitan pola pengembangan spatial
Peraturan legislatif untuk tujuan pengembangan properti dibentuk dan harus dipatuhi setiap
developer untuk memastikan setiap development baru mematuhi syarat‐syarat untuk
menyediakan infrastruktur yang diperlukan supaya memberi kesan positif kepada struktur
kota.
• Selain dari faktor – faktor yang mempengaruhi pola perkembangan real estat tersebut
ternyata ditemukan juga bahwa pengembang memainkan peran penting dalam menentukan
distribusi spasial pertumbuhan perumahan karena pengembang membuat locational awal
komitmen dalam membangun spekulatif dari penawaran rumah baru.
• Terdapat pendekatan lain dimana pendekatan studi mengenai proses pembangunan
perumahan dilakukan secara konseptual dan empiris locational pemeriksaan perilaku
pengembang dalam produksi perumahan keluarga tunggal sub-divisi untuk pasar
perumahan perkotaan. Pola pertumbuhan perumahan cenderung mendekati masalah dari
sudut pandang rumah tangga sebagai konsumen dimana kebanyakan pembeli rumah hanya
mementingkan rumah itu sendiri dibanding faktor lain seperti lokasi dan pola subdivisi
kawasan rumah serta kondisi kawasan perumahan itu dibangun (pola pengembangan rumah
dilakukan secara spekulatif).
6. Perilaku Developer
Ditemukan terdapat perbedaan perilaku dan dampak antara pengembang kecil dan
pengembang berskala besar, dan erdasarkan analisa yang dilakukan oleh peneliti didapat
temuan bahwa perilaku pengembang kecil dalam melakukan kegiatan investasinya
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
Komang Tria Prabawati NIM 25209023
Tugas 3
4. Pola Pengadaan tanah secara bertahap karena keterbatasan modal
Untuk memahami perilaku sistem informasi (IS) para developer sepanjang proses
perkembangan IS (ISD) digunakan kerangka kerja empat paradigma yang digunakan oleh
Hirschheim dan rekanrekan (1995), yang telah memperkenalkan pendekatan ini untuk
mengungkapkan hubungan diantara asumsi developer dan hal yang berkaitan dengan
perilakunya. Isu utama disini adalah untuk mengetahui bagaimana kerangka kerja empat
paradigma ini bisa dioperasikan untuk mengklasifikasi perilaku IS para developer. Dengan
mengambil studi kasus dari tiga
organisasi pelayanan kesehatan nasional UK di daerah Utara Inggris, peneliti memusatkan
penelitian terhadap isu perilaku berbanding aspek-aspek yang bersifat kognitif (asumsi)
pendekatan empat paradigma tersebut.
10