Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan miniproject ini.
Laporan miniproject ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Program
Internsip Dokter Indonesia (PIDI) di Puskesmas Ketapang I, Sampit.
Dalam laporan miniproject ini penulis memperoleh banyak bimbingan, saran, dan
bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada dr. Ana Selowati sebagai dokter pendamping atas bimbingannya kepada penulis selama
penulisan hingga selesainya laporan miniproject ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................5
1.1. Latar belakang.......................................................................................................................5
1.2 Perumusan masalah................................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................................7
1.4 Ruang Lingkup.......................................................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................9
II.1 Epidemiologi.........................................................................................................................9
II.2 Definisi................................................................................................................................10
II.3 Klasifikasi............................................................................................................................10
II.4 Patogenesis..........................................................................................................................11
II.5 Diagnosa..............................................................................................................................14
II.6 Kerusakan Organ Target......................................................................................................17
II.7 Evaluasi Hipertensi..............................................................................................................20
II.8 Pengobatan
22
VII
KESIMPULAN
DAN
SARAN
126
KESIMPULAN
126
SARAN
129
DAFTAR
PUSTAKA
..131
LAMPIRAN
133
BAB I
PENDAHULUAN
Jika tekanan darah sistolik dan diastolik berbeda kategori, dipakai kategori yang
lebih tinggi.
Klasifikasi hipertensi mcnurut JNC VII dan JNC VI dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi dan tekanan darah umur 18 tahun menurut JNC VII versus JNC VI
merupakan penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas
sebagai peringatan dini. Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun
hipertensi. Menurut hasil Riskesdas Tahun 2007, sebagian besar kasus hipertensi di
masyarakat belum terdeteksi. Keadaan ini tentunya sangat berbahaya, yang dapat
menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat.
Hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan
mengendalikan faktor risiko. Caranya, pertahankan berat badan dalam kondisi normal.
Atur pola makan, dengan mengkonsumsi makan rendah garam dan rendah lemak serta
perbanyak konsumsi sayur dan buah. Lakukan olahraga dengan teratur. Atasi strees dan
emosi, hentikan kebiasaan merokok, hindari minuman beralkohol, dan periksa tekanan
darah secara berkala.1
Dalam pencegahan dan penanggulangan hipertensi berbagai upaya telah
dilakukan, yaitu penyusunan berbagai kebijakan berupa pedoman, Juklak dan Juknis
pengendalian hipertensi. Pencegahan dan penanggulangan hipertensi sesuai dengan
kemajuan teknologi dan kondisi daerah (local area specific). Memperkuat logistik dan
distribusi untuk deteksi dini faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk
hipertens. Meningkatkan surveilans epidemiologi dan sistem informasi pengendalian
hipertensi. Mengembangkan SDM dan sistem pembiayaan serta memperkuat jejaring
serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan.1
1.2
Perumusan masalah
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa ada beberapa masalah yang dapat
timbul berkaitan dengan tingginya tekanan darah. Seperti penyakit kardiovascular, serbral
vascular, gagal ginjal, persalinan. Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti obesitas,
merokok, konsumsi garam berlebih, stress, macam pekerjaan. Oleh karena itu melalui
penelitian ini, diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkisar :
1. Bagaimana karakteristik dan pola perilaku pasien yang mengalami hipertensi
2. Apakah hubungan factor risiko dengan hipertensi
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum:
6
Ruang Lingkup
Mengingat luasnya masalah dan terbatasnya waktu serta kemampuan yang ada
pada penulis, maka penulis membatasi masalah yaitu Karakteristik dan pola perilaku
pasien hipertensi dengan mewawancarai para pasien hipertensi sebagai koresponden di
Puskesmas Ketapang I pada Tahun 2015.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
i.
risiko hipertensi
ii.
iii.
v.
penelitian
vi.
umumnya sebagai acuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik dan pola
perilaku dengan hipertensi di Puskesmas Makassar sejak 13 Agustus 8 September
Tahun 2012.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 EPIDEMIOLOGI
Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia
lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah, dimana
baik hipertensi sistolik dan kombinasi hipertensi sitolik dan diastolik sering timbul pada lebih
dari separuh orang yang berusia >65 tahun. Selain itu, laju pengendalian tekanan darah yang
dahulu terus meningkat, dalam dekade terakhir tidak menujukkan kemajuan lagi (pola kurva
mendatar), dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh pasien
hipertensi.(1)
Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar besar berasal dari negaranegara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey
(NHNES) menunjukkan bahwa tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah
sekitar 29-31%, yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi
peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988-1991. Hipertensi esensial sendiri
merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi.(1)
Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4%
yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya
tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi
hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90%
merupakan hipertensi esensial.Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit
kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai
penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai factor risiko seperti
kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat
keluarga. Dari factor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi,
obesitas, displidemia, dan diabetes mellitus
II.2 DEFINISI
TDS (mmHg)
TDD (mmHg)
Normal
< 120
Dan < 80
Prahipertensi
120 - 139
Atau 80 89
Hipertensi derajat 1
140 159
Atau 90 99
Hipertensi derajat 2
160
Atau 100
TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik
Masih ada beberapa klasifikasi dan pedoman penanganan hipertensilain dari World
Health Organization (WHO) dan International Society of Hypertension (ISH0, dari European
Society of Hypertention (ESH, bersama European Society of Cardiology), British Hypertension
Society (BSH) serta Canadian Hypertension Education Pragram (CHEP), tetapi umumnya
digunakan JNC 7.
II.4
PATOGENESIS
Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktoral yang timbul terutama karena interaksi
antara faktor-faktor risiko tertentu. Faktor-faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan
tekanan darah tersebut adalah(1):
1.
Faktor risiko, seperti: genetik, usia, jenis kelamin, ras, janin, stress, geografi dan
lingkungan, diet dan asupan garam, resistensi insulin/hiper insulinemia.
a. Faktor Genetik
jumlah nefron dan lebih rendahnya kemampuan mengeluarkan natrium pada bayi dengan
berat lahir rendah.(2)
f. Geografi dan lingkungan
Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi kelompok daerah
kurang makmur dengan daerah maju,seperti bangsa Indian Amerika Selatan yang tekanan
darahnya rendah dan tidak banyak meningiat sesuai dengan pertambahan usia dibanding
masyarakat Barat.(2)
g. Diet dan asupan garam / natrium
Banyak bukti yang mendukung peran natrium dalam terjadinya hipertensi, barangkali
karena ketidakmampuan mengeluarkan natirum secara efisien baik diturunkan atau
didapat. Ada yang berpendapat bahwa terdapat hormon natriuretik (de Wardener) yang
menghambat aktivitas sel pompa natrium (ATPase natrium-kalium) dan mempunyai efek
penekanan. Berdasarkan studi populasi, seperti Studi INTERSALT (1988) diperoleh
korelasi antara asupan natrium rerata dengan TD, dan penurunan TD dapat diperoleh
dengan mengurangi konsumsi garam.(2)
h. Resistensi insulin/hiperinsulinemia
Kaitan hipertensi primer dengan resistensi insulin telah diketahui sejak beberapa
tahun silam, terutama pada pasien gemuk.Insulin merupakan zat penekanan karena
meningkatkan kadar katekolamin dan reabsopsi natrium.(2)
2.
Tonus simpatis
akan memacu produksi rennin, menyebabkan konstriksi arteriol dan vena dan
meningkatkan curah jantung.(2)
3.
11
Pengaruh system otokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiontensin
dan aldosteron.(1)
Renin memicu produksi angiotensin (zat penekan) dan aldosteron (yang memacu
natrium dan terjadinya retensi air sebagai akibat). Beberapa studi telah menunjukkan
sebagian pasien hipertensi primer mempunyai kadar renin yang meningkat, tetapi
sebagian besar normal atau rendah, disebabkan efek homeostatic dan mekanisme umpan
balik karena kelebihan beban volume dan peningkatan TD dimana keduanya diharapkan
akan menekan produksi rennin.(2)
Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan
darah yang mempengaruhi rumus dasar TD, yaitu: Tekanan Darah = Curah Jantung x
Tahanan Perifer.(1)
DIAGNOSIS
Benarlah pernyataan umum yang mengatakan bahwa: Tidak ada tanda dan gejala spesifik
yang dapat dihubungkan dengan penyakit hipertensi, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
12
yang memeriksa. Namun diagnosis hipertensi dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang
terlazim, pemeriksaan dasar/fsisk, dan pemeriksaan penunjang lainnya.
a. Gejala
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala,
kelelahan, dan epistaksis. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Tetapi pasien dengan nyeri kepala pagi
dini hari (yang bisa membangunkan pasien) bisa menderita hipertensi penyerta; dan nyeri
kepala vertikal parah yang timbul mendadak akan meningkatkan kemungkinan ruptur
aneurisma berry disertai perdarahan subarakhinoid.(5)
b. Pemeriksaan dasar
Pengukuran tekanan darah yang sesuai standar dilakukan tidak hanya sekali, bila perlu
dapat pada lebih sekali kunjungan. Untuk memutuskan seseorang mengalami hipertensi,
hendaknyadilakukan pemeriksaan sebanyak tiga kali dengan waktu yang berbeda dalam
beberapa minggu.
Syarat standar pengukuran tekanan darah :
Diukur setelah pasien duduk dan istirahat beberapa menit di ruangan yang tenang
Cuff standar yaitu dengan balon 12 13 cm lebar dan panjang 35 cm, orang gemuk
atau anak perlu alat yang sesuai dan dipasang setinggi jantung
Pengukuran pertama haarus pada kedua sisi lengan untuk menghindarkan kelainan
pembuluh darah perifer
Harus diukur juga tekanan darah sewaktu berdiri pada manula, pasien DM, atau
keadaan yang sering timbul hipotensi ortostatik
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi terdiri dari: (1)
Kreatinin serum
Kalium serum
EKG
Alasan
sebagai
menunjukkan
penyebab
hipertensi,
atau
penyakit
atau
(jarang)
ginjal
baik
disebabkan
oleh
dapat
dianggap
Membantu
memperkirakan
risiko
II.6
tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi
adalah:
1.
Jantung
Gagal jantung(1,2,4)
Hipertrofi ventrikel kiri menyebabkan peningkatan kekakuan dinding terhadap
2.
Otak
hipertensi. Selama stroke, tekanan darah dapat meningkat secara akut dan perlu kehatihatian untuk menurunkannya terlalu cepat atau mendadak. Resistensi vascular serebral
akan meningkat karena efek hipertensi jangka panjang, juga kemungkinan efek akut
edema serebral, dan reduksi berlebihan tekanan perfusi arteri serebral dapat
meningkatkan iskemia serebral.(2)
3.
nokturia. Mikroalbuminuria berlanjut dengan proteinuria yang lebih hebat dan penurunan
bersihan kreatinin. Akhirnya, dapat terjadi gagal ginjal tahap akhir dan memerlukan
dialysis. Pada hipertensi hebat yang dipercepat, gagal ginjal akut sering terjadi dan
merupakan penyebab utama kematian jika hipertensi tidak diterapi dengan tepat.
Kejadian demikian merupakan suatu kedaruratan medis.(2)
4.
5.
Retinopati (1,2,4)
Indikasi kerusakan organ target dapat diperoleh dengan memeriksa fundus mata untuk
menemukan perubahan yang berkaitan dengan hipertensi.
Retinopati pada Hipertensi
Derajat 1
Penyempitan
ringan
atau
sklerosis
lumen
arteriol
retina,
Derajat 2
Derajat 3
terlovenosa
Perubahan progresif retina mengakibatkan edema, bintik cotton
Derajat 4
Derajat 3 dan 4 sering terlihat pada hipertensi hebat yang dipercepat, sedangkan
derajat 1 dan 2 berkorelasi kuat dengan kerusakan organ target lain pada hipertensi
kronis.(2)
16
II.7
EVALUASI HIPERTENSI
Evaluasi pada pasien hipertensi bertujuan untuk:
1) Menilai pola hidup dan identifikasi faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya atau
menilai adanya penyakit penyerta yang mempengaruhi prognosis dan menentukan
pengobatan.
2) Mencari penyebab kenaikan tekanan darah.
3) Menentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan penyakit kardiovakular.
17
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:
18
Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi (diabetes, gagal
ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg
Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor risiko atau kondisi penyerta
lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga mencapai
target terapi masing-masing kondisi.
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi
nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan
tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor risiko serta penyakit penyerta lainnya.(1)
A. TERAPI NONFARMAKOLOGIS
Modifikasi Gaya Hidup
Tekanan darah dapat diturunkan dan dikontrol. Berbagai penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa lifestyle (gaya hidup) mempunyai peran dalam terapi/ pentalaksanaan
pasien hipertensi. Pemberian terapi farmakologik bersama dengan perubahan gaya hidup
merupakan terapi hipertensi yang terbaik untuk menurunkan risiko penyekit kardiovaskular dan
pencapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi. Perubahan gaya hidup dilakukan pada
semua pasien hipertensi, apapun jenis terapi farmakologinya, karena perubahan gaya hidup dapat
mengurangi bahkan meniadakan obat-obat antihipertensi. Sejumlah pedoman penatalaksanaan
hipertensi dari berbagai negara merekomendasikan agar pasein hipertensi melakukan perubahan
gaya hidup. Meliputi modifikasi diet, penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas fisik.(6)
Pilihan modifikasi gaya hidup yang dapat mencegah dan
mengontrol hipertensi
i. Stop merokok
ii. Gaya hidup aktif
iii. Memelihara berat badan ideal
iv. Makan gizi seimbang
v. Menurunkan asupan garam
vi. Membatasi konsumsi alcohol (bagi yang minum)
19
1. STOP MEROKOK
Pasien harus diberi edukasi tegas agar tidak merokok atau berhenti merokok.
2. GAYA HIDUP AKTIF
Panduan tatalaksana hipertensi menganjurkan untuk melakukan perubahan gaya
hidup sebagai salah satu upaya pencegahan dan terapi hipertensi serta pengendalian
factor risiko hipertensi. Hidup aktif menjadi salah satu aspek dalam perubahan pola
hidup. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa hidup akitf, yaitu meningkatkan
latihan fisik sedang selama minimal 30 menit setiap hari dapat menurunkan risiko
terjadinya hipertensi (30-50%).
Pada penderita hipertensi sedang sampai berat dianjurkan melakukan latihan fisik aerobik
non impact atau low impact.Jangan melakukan latihan fisik aerobic high impact.
Latihan fisik
Latihan fisik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana, terstruktur dan
terprogram dengan melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang serta ditujukan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani. Latihan fisik yang dianjurkan adalah latihan fisik
aerobik dan latihan kekuatan otot.
Tujuan
latihan
fisik
adalah
memelihara
dan
meningkatkan
kebugaran
21
Jangan mengkonsumsi alkohol. Mengurangi alkohol akan menurunkan TDS ratarata 3.8 mmHg pada penderita hipertensi. Satu metanalisis menunjukkan bahwa kadar
alcohol seberapapun akan meningkatkan tekanan darah.
Ada hubungan linear antar konsumsi alcohol dengan kekerapan hipertensi.
Pembatasan asupan alkohol juga memperngaruhi TD. Dianjurkan batasi asupan
alkohol tidak lebih dari 2 porsi (2 drinks) perhari yang setara dengan 60 ml whiskey, 300
ml red wine. Untuk wanita atau laki-laki dengan berat badan yang lebih ringan, asupan
alcohol harus separuh dosis tersebut.(6)
B. TERAPI FARMAKOLOGIS
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan JNC 7:
Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant)
Diuretik
Mempunyai efek antihipertensi dengan cara menurunkan volume ekstraseluler danplasma
sehingga terjadi penurunan curah jantung. Thiazide menghambat reabsorbsinatrium di
segmen kortikal ascending limb, loop henle dan pada bagian awal tubulusdistal. Jenis lain
golongan thiazide adalah klortalidon yang mempunyai cara kerja yangtidak berbeda tapi
jangka waktu kerjanya lebih panjang.
Pada gangguan fungsi ginjal thiazid tidak dianjurkan karena tidak menunjukkanefek
antihipertensi. Pada keadaan ini dapat digunakan golongan loop diuretik, seperti furosemid
dan asam etakrinik. Golongan ini termasuk diuretic kuat yang bekerja pada segmen tebal
medullary ascending lim, loop henle. Dosis furosemid umunya 40 mg tiaphari tetapi pada
23
beberapa pasien dibutuhkan dosis sampai 160 mg. Asam etakrinik dapat diberikan dengan
dosis awal 50mg tiap pagi yang dapat dinaikkan sesuai kebutuhan.
Golongan penghambat simpatetik
Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak sepertipada
pemberian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer seperti reserpin
danguanetidin. Metildopa mempunyai efek antihipertensi dengan menurunkan tonus
simpatik secara sentral. Mekanisme kerja yang lain ialah dengan menggganti norepinefrin di
saraf perifer dengan metabolit metildopa yang kurang poten. Efek hipotensinya lambat, dan
baru mencapai puncaknya pada hari ke 2-4. Dosis yang biasa dipakai adalah 250 mg, 2-3kali
setiap hari dan jika diperlukan dapat dinaikkan sampai dosis maksimal 2000 mg tiaphari.
Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan apda kehamilan tanpa menimbulkan banyak efek
samping.
Koonidin
mempunyai
cara
kerja
yang
tidak
berbeda
dengan
metildopa
yaitumempengaruhi tonus simpatik secara sentral. Dosis yang diperlukan lebih rendah
yaitu0,1-1,2 mg tiap hari dengan dosis terbagi. Obat ini tidak boleh dihentikan pemberiannya
secara mendadak karena adanya rebound effect yaitu peninggian tekanan darah secaracepat.
Kelebihan klonidin adalah dapat diberikan secara parenteral dengan saat mulaikerja yang
cepat sehingga dapat diberikan pada kegawatan hipertensi.
Penyekat Beta
Mekanisme antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan curah jantung danpenekanan
sekresi renin. Obat ini dibedakan dalam 2 jenis : yang menghambat reseptor beta 1 dan yang
menghambat reseptor beta 1 dan 2. Penyekat beta yang kardioselektif berarti hanya
menghambat reseptor eta 1, akan tetapi dosis tinggi obt ini juga menghambat reseptor beta 2
sehingga penyekat beta tidak dianjurkan pada pasien yangtelah diketahui mengidap astma
bronchial. Kadar renin pasien dapat dipakai sebagaipredictor respons antihipertensi penyekat
beta karena mekanisme kerjanya melalui sistemrenin-angiotensin.
Berdasarkan kelarutannya dalam air dan dalam lemak, penyekat beta dibedakanmenjadi 2
golongan : (1) Golongan yang larut dalam lemak seperti asebutolol, alprenolol,metoprolol,
24
pindolol, propanolol dan timolol, yang mempunyai waktu paruh yang relatif pendek yaitu 2-6
jam, (2) golongan yang lebih larut dalam air dan dieliminasi melaluiginjal seperti atenolol,
nadolol, proktolol, dan sotalol yang mempunyai waktu paruh yanglebih panjang yaitu 6-24
jam, sehingga dapat diberikan satu kali sehari.
Vasodilator
Yang
termasuk
golongan
ini
adalah
doksazosin,
prazosin,
hidralazin,
minoksidil,diazoksid, dan sodium nitropusid. Obat golongan ini bekerja langsung pada
pembuluhdarah dengan cara relaksasi otot polos yang akan mengakibatkan penurunan
resistensipembuluh darah. Hiralazin, minoksidil, dan diazoksid bekerja pada arteri
sehinggapenurunan resistensi pembuluh darah akan diikuti oleh peninggian aktivitas
simpatik,yang akan menimbulkan takikardia, dan peninggian kontraktilitas otot miokard
yang akanmengakibatkan peningkatan curah jantung.
Penghambat enzim konversi angiotensin
Obat golongan ini dikembangakn berdasarkan pengetahuan tentang pengaruhsystem
renin-angiotensin pada hipertensi primer. Enzim konversi angiotensin mengubahangiotensin I
menjadi angiotensin II aktif dan mempunyai efek vasokonstriksi pembuluh
darah.
Penyelidikan
dilakukan
untuk
mendapatkan
obat
yang
menghambat
25
kalsium
menghambat
pengeluaran
kalsium
masuknya
dari
kalsium
pemecahan
melalui
reticulum
saluran
kalsium,
sarkoplasma,
dan
mengikatkalsium pada otot polos pembuluh darah. Golongan obat ini seperti nifedipine,
diltiazem,dan verapamil, menurunkan curah jantung dengan menghambat kontraktilitas, yang
akanmenurunkan tekanan darah. Efeknya bergantung pada dosis yang diberikan.
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target tekanan
darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk menggunakan obat
antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam dengan
26
pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat antihipertensi atau
dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi. Jika terapi
dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian tekanan darah belum
mencapai target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis obat tersebut, atau
berpindah ke antihipertensi lain dengan dosis rendah. Efek samping umumnya bisa dihindari
dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar pasien
memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah, tetapi terapi
kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan dan menurunkan kepatuhan pasien karena
jumlah obat yang harus diminum bertambah.(1)
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah:
CCB dan BB
AB dan BB
tinggi
Blocker
+
ACEI
+
ARB
+
CCB
Antialdosteron
+
+
27
Diabetes melitus
Penyakit
ginjal
kronik
Cegah
stroke
berulang
28
29
30
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Teoritis dan kerangka konsep
3.1.1 Kerangka Teoritis
a. Tidak Dapat Dirubah
Herediter ( genetic )
Umur
Jenis Kelamin
Suku Bangsa
Hipertensi ( JNC 7 )
GRADE 1
SISTOLE 140 159
DIASTOLE 90 - 99
b. Dapat Dirubah
Geografi dan lingkungan
Resistensi insulin/hiperinsulinemia
Sistem saraf simpatis
GRADE 2
SISTOLE > 160
DIASTOLE > 100
Pengetahuan
Sikap
Obesitas
Perokok
Konsumsi Garam
Stress
Macam pekerjaan
praktek
HIPERTENSI ( JNC 7 )
GRADE 1
SISTOLE 140 159
DIASTOLE 90 99
3.1.2Kerangka Konsep
a. Variabel Independent
Karakteristik
Umur
Jenis Kelamin
Suku bangsa
Pendidikan terakhir
GRADE 2
SISTOLE > 160
DIASTOLE > 100
31
Pekerjaan
Pengetahuan
Sikap
Obesitas
Perokok
Konsumsi Garam
Stress
olahraga
praktek
DEFINISI
CARA
OPERASIONAL
Lamanya
PENGUKURAN
Wawancara dan
seseorang
hidup pengisian
dalam
satuan kuisioner
tahun
KATEGORI
PENGUKURAN
Interval
20 - 30
tahun
sejak
kelahiran
SKALA
30 40
tahun
40 50
tahun
laki
50
tahun
Laki laki
perempuan
60
Nominal
dan kuisioner
perempuan secara
biologis
dan
32
Suku bangsa
batak
manusia
yang pengisian
betawi
anggota
kuisioner
jawa
lain lain
anggotanya
mengidentifikasik
Nominal
an dirinya dengan
sesamanya
biasanya
berdasarkan garis
keturunan
yang
Pendidikan
dianggap sama
Jenjang
Wawancara dan
SD
terakhir
pendidikan
pengisian
SMP
yang kuisioner
SMA
SI
Definisi
Penyebab
Klasifikasi
Penangan
an
Komplikas
i
Menguran
terakhir
diselesaikan pada
instansi
Pengetahuan
pendidikan formal
Informasi
yang Wawancara dan
dimiliki seseorang pengisian
mengenai
dalam
hal
objek kuisioner
ini
Hipertensi
Sikap
Reaksi
gi
terhadap
konsumsi
informasi
(stimulus)
suatu kuisioner
garam
Kebiasaan
merokok
Mengkons
Ordinal
Nominal
Nominal
umsi
sayuran
dan buah33
buahan
Berolahra
ga
Menguran
gi stress
Penuruna
n berat
Obesitas
Wawancara dan
badan
pengisian
menggunakan
kuisioner
badan
Pre obes
Obes I
Obes II
Sering
Ordinal
Indeks Massa
Perokok
Tubuh (IMT)
Suatu kebiasaan
Wawancara dan
pengisian
hari
kuisioner
Nominal
(setiap hari)
Kadangkadang
Konsumsi
Suatu kebiasaan
Wawancara dan
Garam
pengisian
hari
kuisioner
Stress
Suatu kebiasaan
Wawancara dan
pengisian
hari
kuisioner
Tidak
pernah
sdt (2,5
mg)
1 sdt (5mg)
sdm (4
mg)
1 sdm (8
mg)
Sering
Ordinal
Nominal
(setiap hari)
Kadangkadang
Olahraga
Suatu kebiasaan
Wawancara dan
pengisian
kuisioner
Tidak
pernah
Sering (3x
perminggu)
Kadang-
kadang
Tidak
Nominal
34
pernah
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metoda penelitian
4.1.1. Jenis penelitian: Cross sectional
4.1.2. Populasi
4.1.3. Sampel
35
Data dapat dikumpulkan menggunakan instrument alat timbang berat badan dan
pengukut tinggi badan untuk menghitung berat badan dan tinggi badan
36
Bab V
Hasil Penelitian
5.1 Tabel Univariat
5.1.1 Tabel Distribusi Tentang Suku Daerah Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Batak
Suku Daerah
Jumlah
23
Persentase (%)
15. 13%
Jawa
58
38. 16%
Betawi
45
29.61%
26
152
17.10%
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.1 Didapatkan 58 Responden (38.15 %) memiliki suku budaya
Jawa Dan Sebanyak 23 Responden (15. 35 %) memiliki suku budaya batak
Jumlah
50
Persentase (%)
32.9 %
Smp
40
26.32%
Sma
39
25.65%
Sd
37
Sarjana
23
152
Total
15.13%
100%
Jumlah
20
Persentase (%)
13.16%
Pegawai Swasta
23
15.13%
Wiraswasta
29
19.08%
Dll
80
152
52.63%
100%
PNS
Total
Berdasarkan Dari
Pegawai swasta dan wiraswasta Dan Sebanyak 20 Responden (13.16%) bekerja sebagai PNS
5.1.4 Tabel Distribusi Pendapatan Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kecamatan
Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Pendapatan
0 500ribu
500ribu 1Juta
1juta 1,5 Juta
Dll
Total
Jumlah
Persentase (%)
43
29
38
42
152
28.29%
19.08%
25%
27.63%
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.4 Didapatkan 43 Responden (28.289%) pasien memiliki besar
pendapatan /bulan sejumlah 0 500Ribu
Jumlah
20
23
52
57
152
Persentase (%)
13.16%
15.13%
34.21%
37.5%
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.5 Didapatkan 57 Responden (37,5%) berusia > 60 tahun ketika
mengetahui dirinya sakit hipertensi Dan Sebanyak 20 Responden (13.16%) mengetahui sudah
sejak umur 20 30 tahun
5.1.6 Tabel Distribusi Usia Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13
Agustus 8 September Tahun 2012
Suku Daerah
20 30 Tahun
30 40 Tahun
40 50 Tahun
> 60 Tahun
Total
Jumlah
14
16
26
96
152
Persentase (%)
9.2%
10.54%
17.13%
63.13%
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.6 Didapatkan 96 Responden (63.15%) berusia > 60 tahun saat ini
Dan Sebanyak 14 Responden (9.21 %) berusia 20 30 tahun
5.1.7 Tabel Distribusi Pemahaman Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi Di Puskesmas
Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Pemahaman Penderita
Hipertensi Tentang Hipertensi
Penyakit Keturunan
Penyakit Tidak Menular Yang
Jumlah
Persentase (%)
48
33
31.58%
21.71%
55
36.18%
16
152
10.53%
100%
39
Jumlah
Persentase (%)
71
46.71%
37
24.34%
19
12.50%
25
152
16.45%
100%
Pemahaman Penderita
Jumlah
Persentase (%)
Komplikasi Hipertensi
Stroke
92
60.53%
Migraine
Kencing manis
Sesak nafas
Total
29
18
13
152
19.08%
11.84%
8.55%
100%
Hipertensi Mengenai
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.9 Didapatkan 92 Responden (60.53%) mengetahui komlikasi dari
hipertensi adalah stroke Dan Sebanyak 13 Responden (8.55%) berpendapat bahwa komplikasi
dari hipertensi adalah sesak nafas
5.1.10 Tabel Distribusi Pemahaman Penderita Hipertensi Mengenai istilah Hipertensi Di
Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Pemahaman Penderita
Jumlah
Persentase (%)
10.53%
72.37%
8.55%
8.55%
100%
berpendapat bahwa
hipertensi adalah suatu tekanan darah tinggi Dan Sebanyak 13 Responden (8.55 %)berpendapat
bahwa hipertensi tekanan darah biasa
5.1.11 Tabel Distribusi Pemahaman Penderita Hipertensi Mengenai penyebab Hipertensi
Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Penyebab hipertensi adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kegemukkan
Mengkonsumsi garam berlebihan
Kurang berolahraga
Konsumsi lemak berlebihan
Merokok dan mengkonsumsi alcohol
Stress
Kurang mengkonsumsi sayur dan buah
Mengkonsumsi obat yang tidak sesuai anjuran dokter
Jumlah
Persentase (%)
41
85
29
18
20
152
55.92%
19.08%
11.84%
13.16%
100%
sebagai factor penyebab hipertensi Dan Sebanyak 18 Responden (11.84%) memilih faktor 7,8
saja.
Jumlah
Persentase (%)
78
51.32%
kesehatan
Dengan pengobatan dan
31
20.34%
menghindarkan stress
Dengan pengobatan saja
Cukup istirahat
Total
28
15
152
18.42%
9.87%
100%
istirahat.
42
Jumlah
Persentase (%)
memeriksakan diri
Ketika ada gejala sakit kepala
66
43.42%
dan pusing
Pada saat masih mengkonsumsi
18
11.84%
obat antihipertensi
Secara rutin dengan adanya
53
34.87%
15
152
9.86%
100%
Hipertensi Mengenai
pemahaman kapan harus
Berdasarkan Dari Tabel 5.13 Didapatkan 66 Responden (43.42%) Ketika ada gejala sakit
kepala dan pusing untuk periksa Dan Sebanyak 15 Responden (9.86%) jika kehabisan obat.
43
Penderita
Hipertensi
Jumlah
Persentase (%)
70
46.1%
37
24.36%
31
20.27%
14
152
9.27%
100%
tidak
menjaga tensi untuk Untuk dapat mencegah agar tidak menimbulkan komplikasi seperti stroke,
penyakit jantung, ginjal, kerusakan pada mata dan telinga. Dan Sebanyak 14 Responden (3%)
tidak untuk apa apa.
5.1.15 Tabel Distribusi Pemahaman Penderita Hipertensi Mengenai hipertensi yang harus
ditanggulangi Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Pemahaman
Penderita
Jumlah
Persentase (%)
51
33.52%
36
23.7%
menimbulkan gejala
Semua tingkat tekanan darah
52
34.2%
13
152
8.58%
100%
menimbulkan
gejala
sakit
mmHg)
baik
Berdasarkan Dari Tabel 5.15 Didapatkan 52 Responden (34.2%) memilih Semua tingkat
tekanan darah yang melebihi batas normal (>139/39 mmHg) baik menimbulkan gajala maupun
tanpa gejala harus ditanggulangi . Dan Sebanyak 13 Responden (8.58%) tidak usah
ditanggulangi.
5.1.16 Tabel Distribusi sikap dalam kehidupan pasien sedang menghadapi masalah/strees
dalam kehidupan Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun
2012
sikap dalam kehidupan pasien
sedang
Jumlah
Persentase (%)
33
51
19
49
152
21.71%
33.55%
12.51%
32.23%
100%
menghadapi
45
Berdasarkan Dari Tabel 5.16 Didapatkan 51 Responden (33.55%) kadang kadang memiliki
permasalahan dalam hidupnya Dan Sebanyak 19 Responden (12.51%) pernah, namun sudah
tidak.
5.1.17 Tabel Distribusi sikap dalam kehidupan pasien sedang menghadapi masalah/strees
dilingkungan yang Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun
2012
sikap dalam kehidupan pasien Jumlah
sedang
Persentase (%)
menghadapi
masalah/strees dilingkungan
Ya, di lingkungan kerja
Ya, di lingkungan keluarga
Ya, di lingkungan sekitar
Tidak ada
Total
23
37
19
73
152
15.14%
34.26%
12.5%
38.1%
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.17 Didapatkan 73 Responden (38.1%) tidak ada permasalahan
dalam keluarga,lingkungan dan tempat kerja Dan Sebanyak 19 Responden (12.5%) ada masalah
di lingkungan sekitar.
46
Jumlah
Persentase (%)
47
44
16
45
152
30.92%
28.94%
10.52%
29.62%
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.18 Didapatkan 47 Responden (30.92%) sering berolahraga Dan
Sebanyak 16 Responden (10.52%) pernah tapi sudah tidak lagi.
5.1.19 Tabel Distribusi sikap kehidupan pasien dalam jenis berolahraga Di Puskesmas
Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
sikap kehidupan pasien dalam
jenis berolahraga
Jogging / lari
Futsal
Renang
Lain-lain
Jumlah
Persentase (%)
42
15
14
81
27.69%
9.81%
9.25%
53.25%
47
Total
152
100%
Jumlah
Persentase (%)
masakan
Dalam jumlah yang tetap seperti
45
29.6%
orang normal
Kadang kadang dikurangin
Sudah tetap dikurangin
Tidak sama sekali menggunakan
41
51
15
26.9%
33.64%
9.86%
152
100%
garam
Total
Berdasarkan Dari Tabel 5.20 Didapatkan 51 Responden (33.64%) sudah tetap dikurangi
konsumsi garam sehari hari Dan Sebanyak 15 Responden (9.86%) tidak sama sekali
mengurangi konsumsi garam.
5.1.21 Tabel Distribusi sikap pengaturan jumlah garam jumlah dan menggunakan garam
dalam masakan Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
pengaturan
Jumlah
Persentase (%)
78
51.32%
33
21
20
152
21.71%
13.82%
13.16%
100%
jumlah
dan
jumlah
garam
menggunakan
Berdasarkan Dari Tabel 5.21 Didapatkan 78 Responden (51.32%) konsumsi garam sebanyak
> setengah sendok garam Dan Sebanyak 20 Responden (13.16%) konsumsi garam > 1 sendok
makan.
48
Jumlah
Persentase (%)
buahan
Ya, sering
57
37.5%
66
14
15
152
43.42%
9.22%
9.86%
100%
JUMLAH
PERSENTASE (%)
62
40.78%
MENGKONSUMSI
GORENGAN
Ya, sering
JUMLAH
22
31
31
68
152
Tabel 5.24
PERSENTASE (%)
14.48%
20.39%
20.4%
44.73%
100%
JUMLAH
PERSENTASE (%)
38
46
30
38
152
25%
30.26%
19.73%
25.01%
100%
SETELAH DOKTER
MEMBERITAHU ANDA
MEMPUNYAI HIPERTENSI
Tetap jarang berolahraga
Menjadi lebih giat berolahraga
Berolahraga setiap hari
Tidak ada perubahan
Total
Berdasarkan Dari Tabel 5.25 Didapatkan 46 Responden (30.26%) akan menjadi lebih giat
dalam berolahraga Dan Sebanyak 30 Responden (19.73%) akan berolahraga setiap hari
5.1.26 Tabel Distribusi praktek perubahan pola makan Di Puskesmas Kecamatan
Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Makanan apa yang sering
anda konsumsi
Tidak ada perubahan
sayur sayuran dan buah
Jumlah
Persentase (%)
38
57
25.01%
37.5%
buahan
50
43
23.26%
kacangan
goreng gorengan dan daging
14
14.23%
Jumlah
Persentase (%)
5.1.28 Tabel Distribusi praktek mencari tahu lebih jauh tentang hipertensi Di Puskesmas
Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Mencari tahu lebih jauh
Jumlah
Persentase (%)
tentang hipertensi
Dokter puskesmas
53
34.85%
Kerabat dan keluarga
37
24.35%
internet dan media cetak
31
20.5%
Tidak mencari sama sekali
31
20.3%
Total
152
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.28 Didapatkan 53 Responden (34. 85%) mencari tahu ke dokter
puskesmas Dan Sebanyak 31 Responden (20.3%) dari internet,media cetak dan ada juga tidak
mencari tahu.
5.1.29 Tabel Distribusi praktek Tindakan anda setelah mengetahui anda menderita
Hipertensi Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Tindakan anda setelah
Jumlah
Persentase (%)
Hipertensi
Segera Berobat ke dokter.
95
62.5%
Berobat bila muncul keluhan.
31
20.39%
Acuhkan saja.
13
8.55%
Minum obat warung.
13
8.55%
Total
152
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.29 Didapatkan 95 Responden (62.5%) segera berobat kedokter Dan
Sebanyak 13 Responden (8.55%) mengacuhkan dan minum obat warung.
Jumlah
Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
Biasa Saja
41
26.88%
Dikurangi
83
54.71%
15
13
152
9.86%
8.55%
100%
52
5.1.32 Tabel Distribusi praktek melakukan kontrol terhadap penyakit hipertensi anda Di
Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Melakukan
kontrol
terhadap
Jumlah
Persentase (%)
26
17.12%
73
48.02%
40
26.31%
13
8.55%
habis
Kapan saja anda mau
Setahun
sekali
bila
ada
pengobatan gratis
Total
152
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.32 Didapatkan 73 Responden (48.02%) setiap bulan akan kontrol
dan segera setelah obat habis Dan Sebanyak 13 Responden (8.55%) setahun sekali bila ada
pengobatan gratis.
5.1.33 Tabel Distribusi praktek tindakan anda setalah mendapatkan obat hipertensi Di
Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Tindakan
anda
setalah
Jumlah
Persentase (%)
100
65.79%
diberitahukan dokter
Minum Tidak teratur
Minum obat jika ada keluhan
Tidak pernah minum obat darah
14
25
13
9.21%
16.44%
8.55%
152
100%
tinggi
Total
53
Berdasarkan Dari Tabel 5.33 Didapatkan 100 Responden (65.79%) minum obat secara teratur
yang diberitahukan dokter Dan Sebanyak 13 Responden (8.55%) tidak pernah minum obat darah
tinggi.
5.1.34 Tabel Distribusi praktek Berapa kali dalam sebulan anda memeriksakan tekanan
darah anda Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Berapa kali dalam sebulan anda
memeriksakan tekanan
Jumlah
Persentase (%)
darah
anda
1 kali
51
33.55%
2 kali
35
23.35%
3 kali
27
18.76%
> 3 kali
39
24.34%
Total
152
100%
Berdasarkan Dari Tabel 5.33 Didapatkan 51 Responden (33.55%) 1 kali dalam sebulan untuk
kontrol Dan Sebanyak 27 Responden (18.76%) 3 kali dalam sebulan untuk kontrol.
5.2
Tabel Bivariat
54
Suku Daerah
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
Batak
N
12
%
7.89%
N
11
%
7.24%
N
23
%
15,13%
Jawa
24
15.79%
34
22.37%
58
38. 16%
Betawi
20
13.16%
25
16.45%
45
29.61%
12
68
7.89%
44.73%
14
84
9.21%
55.27%
26
152
17.1%
100%
Dari Tabel 5.2.1 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang bersuku jawa dan
mengalami hipertensi grade I berjumlah 24 orang (15,79%) dan hipertensi grade II berjumlah 34
0rang (22.37%). Sedangkan responden yang bersuku batak dan grade I sebanyak 12 orang (7, 89
%) dan grade II sebanyak 11 orang (7.24%).
Tingkat Pendidikan
terakhir
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
N
Grade II
%
%
55
SD
20
13.15%
30
19.74%
50
32.9%
SMP
13
8.55%
27
17.76%
40
26.32%
SMA
22
14.47%
17
11.18%
39
25.65%
Sarjana
total
11
66
7.24%
43.42%
12
86
7.89%
56.58%
23
152
15.13%
100%
Dari Tabel 5.2.2 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir SD
yang menderita hipertensi grade I berjumlah 20 orang (13.16 %) dan yang menderita hipertensi
grade II berjumlah 30 0rang ( 19.74%). Sedangkan minoritas responden yang berpendidikan
sarjana sebanyak 11 orang (7.24%) dan Grade II sebanyak 12 orang (7.89 %).
56
Pekerjaan
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
PNS
N
11
%
7.24 %
N
9
%
5.92%
N
20
%
13.16%
Pegawai Swasta
14
9.21 %
5.92%
23
15.13%
Wiraswasta
5.92 %
20
13.16%
29
19.08%
Dll
Total
33
67
21.71 %
44.08 %
47
85
30.92%
55.92%
80
152
52.63%
100%
Dari Tabel 5.2.3 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yangbekerja diluar PNS,
pegawai swasta dan wiraswasta dengan hipertensi grade I berjumlah 33 orang (21.71%) dan
hipertensi grade II berjumlah 47 0rang (30,95%). Sedangkan responden yang bekerja sebagai
PNS dengan hipertensi grade I sebanyak 11 orang (7,24%) dan hipertensi grade II sebanyak 9
orang (5,92%).
57
Pendapatan
Penderita hipertensi
Hipertensi
Grade I
JUMLAH
Grade II
0 500ribu
N
18
%
11.84%
N
25
%
16.45%
N
43
%
28,29%
500ribu 1juta
1juta 1,5uta
Dll
Total
14
12
23
67
9.21%
7.89%
15.13%
44.07%
15
26
19
85
9.87%
17.10%
12.50%
55.92%
29
38
42
152
19.08%
25%
27.63%
100 %
Dari Tabel 5.2.4 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapatan 0
500ribu
dengan hipertensi grade I sebanyak 14 orang (9,21%) dan hipertensi grade II sebanyak 15 orang
(9,8%).
5.2.5 Tabel Distribusi Usia Pertama Kali Mengetahui Sakit Hipertensi Di Puskesmas
Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
58
Usia Penderita
20 30 Tahun
30 40 Tahun
40 50 Tahun
> 60 Tahun
Total
Hipertensi
Grade I
N
%
7
4.61
7
13
23
50
4.61
8.55
15.13
32,90
JUMLAH
Grade II
N
7
9
13
73
102
4.61
14
9.2
5.91
8.55
48.03
67.10
16
26
96
152
10.54
17.13
63.13
100
Dari Tabel 5.2.5 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berusia pertama kali
mengetahui hipertensi setelah > 60 Tahun dengan hipertensi grade I berjumlah 27 orang
(44.08%) dan hipertensi grade II berjumlah 30 0rang (19.74%). Sedangkan responden yang
berusia 20 30 Tahun dengan hipertensi grade I sebanyak 11 orang (7.24%) dan hipertensi grade
II sebanyak 9 orang (5.92%).
59
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
20 30 Tahun
N
11
%
7.24
N
9
%
5.92
N
20
%
13.16
30 40 Tahun
40 50 Tahun
> 60 Tahun
Total
11
18
27
67
7.24
11.84
17.76
44.08
12
34
30
85
7.89
22.37
19.74
55.92
23
52
57
152
15. 13
34.21
37.5
100
Dari Tabel 5.2.6 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berusia > 60 Tahun
dengan hipertensi grade I berjumlah 23 orang (15.13%) dan hipertensi grade II berjumlah 73
0rang (48.03%). Sedangkan responden yang berusia 20 30 Tahun dengan hipertensi grade I
sebanyak 7 orang (4.61%) dan hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%).
Pemahaman Penderita
Hipertensi
JUMLAH
60
Hipertensi Tentang
Grade I
Grade II
Hipertensi
Penyakit Keturunan
25
16.45
23
15,13
48
31,58
Penyakit Tidak
12
7,89
21
13,82
33
21,71
20
13.16
35
23,03
55
36,18
10
67
6,58
44,08
6
85
3,95
55,92
16
152
10,53
100
Menular Yang
Diakibatkan Karena
Pola Hidup Yang Tidak
Sehat
Penyakit Yang
Diakibatkan Oleh
Stress Dan
Pertambahan Usia
Tidak Tahu
Total
Dari Tabel 5.2.7 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat hipertensi
adalah penyakit keturunan dengan hipertensi grade I berjumlah 25 orang (16.45%) dan hipertensi
grade II berjumlah 23 0rang (15.83%). Sedangkan responden yang tidak tahu dengan hipertensi
grade I sebanyak 10 orang (6.58%) dan hipertensi grade II sebanyak 6 orang (3.95%).
Grade I
N
Grade II
N
%
JUMLAH
N
61
18
11.84
53
34.87
71
46.71
17
11.18
20
13.16
37
24.34
12
7.89
4.61
19
12.50
17
64
11.18
42.11
8
88
5.26
57.89%
25
152
16.45
100
Dari Tabel 5.2.8 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Tekanan
Darah 140 / 90 Mmhg Atau Lebih Dan Standar Akan Berubah Berikut Pertambahan Usia dengan
hipertensi grade I berjumlah 18 orang (11.84%) dan hipertensi grade II berjumlah 53 0rang
(34.87%). Sedangkan responden yang berpendapat Tekanan Darah 140/90 Mmhg Atau Lebih Yg
Diukur Sebanyak 2kali Dalam Kondisi Istirahat dengan hipertensi grade I sebanyak 12 orang
(7.89%) dan hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4,61%).
Pemahaman Penderita
Hipertensi
JUMLAH
62
Hipertensi Mengenai
Grade I
Grade II
Komplikasi Hipertensi
Stroke
33
21,71
59
38,82
92
60,53
Migraine
Kencing manis
Sesak nafas
Total
15
9
11
68
9,87
5,92
7,24
44,74
14
9
2
84
9,21
5,92
1,32
55,26
29
18
13
152
19,08
11,84
8,55
100
Dari Tabel 5.2.9 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat komplikasi
hipertensi adalah Stroke dengan hipertensi grade I berjumlah 33 orang (21.71%) dan hipertensi
grade II berjumlah 59 0rang (38.82%). Sedangkan responden yang berpendapat hipertensi dapat
menyebabkan komplikasi sesak nafas dengan hipertensi grade I sebanyak 11 orang (7.24%) dan
hipertensi grade II sebanyak 2 orang (1,32%).
63
Pemahaman Penderita
Hipertensi Mengenai
istilah Hipertensi
Tekanan darah rendah
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah biasa
Tekanan darah biasa
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
10
42
11
6.58
27.63
7.24
6
68
2
3.95
44.74
1.32
16
110
13
10.53
72.37
8.55
7
4.61
6
3.95
13
8.55
biasa saja
Total
70
46.05
82
53.95
152
100
5.2.10 Tabel Distribusi Pemahaman Penderita Hipertensi Mengenai istilah Hipertensi Di
Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
Dari Tabel 5.2.10 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat hipertensi
adalah tekanan darah tinggi dengan hipertensi grade I berjumlah 42 orang (27.63%) dan
hipertensi grade II berjumlah 68 0rang (44.74%). Sedangkan responden yang berpendapat
hipertensi adalah tekanan darah biasa dengan hipertensi grade I sebanyak 11 orang (7.24%) dan
hipertensi grade II sebanyak 2 orang (1,32%)
Pemahaman Penderita
Hipertensi
Grade I
JUMLAH
Grade II
64
Hipertensi Mengenai
penyebab Hipertensi
1,2,3
25
16,45
60
39,47
85
55,92
. 4,5,6
15
9,87
14
9,21
29
19,08
7,8 saja
10
6,58
8
5,56
18
11,84
semua benar
18
11,84
2
1,32
20
13,16
Total
68
44,74
84
55,26
152
100
5.2.11 Tabel Distribusi Pemahaman Penderita Hipertensi Mengenai penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kegemukkan
Mengkonsumsi garam berlebihan
Kurang berolahraga
Konsumsi lemak berlebihan
Merokok dan mengkonsumsi alcohol
Stress
Kurang mengkonsumsi sayur dan buah
Mengkonsumsi obat yang tidak sesuai anjuran dokter
Dari Tabel 5.2.11 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat hipertensi
disebabkan oleh faktor 1,2,3 dengan hipertensi grade I berjumlah 25 orang (16.45%) dan
hipertensi grade II berjumlah 60 0rang (39.47%). Sedangkan responden yang berpendapat 7.8
sebagai factor penyebab dengan hipertensi grade I sebanyak 10orang (6.58%) dan hipertensi
grade II sebanyak 8 orang (5,56%)
65
Pemahaman Penderita
Hipertensi Mengenai
pemahaman kapan harus
memeriksakan diri
Ketika ada gejala
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
23
15.13
43
28.29
66
43.42
4.61
11
7.24
18
11.84
28
18.42
25
16.45
53
34.87
9
67
5.92
44.08
6
85
3.95
55.92
15
152
9.86
100
Dari Tabel 5.2.12 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Dengan
pengobatan dari dokter dan melakukan pola hidup sehat yang dianjurkan petugas
kesehatan untuk menanggulangi hipertensi dengan hipertensi grade I berjumlah 30 orang
(19.47%) dan hipertensi grade II berjumlah 48 0rang (31.58%). Sedangkan responden yang
berpendapat Cukup istirahat grade I sebanyak 10orang (6.54%) dan hipertensi grade II
sebanyak 5 orang (3,29%)
66
Pemahaman Penderita
Hipertensi Mengenai
pemahaman kapan harus
memeriksakan diri
Ketika ada gejala
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
23
15.13
43
28.29
66
43.42
4.61
11
7.24
18
11.84
28
18.42
25
16.45
53
34.87
9
67
5.92
44.08
6
85
3.95
55.92
15
152
9.86
100
Dari Tabel 5.2.13 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat untuk
kembali kontrol secara rutin dengan adanya gejala ataupun tidak ada gejala minimal 2 kali
sebulan dengan hipertensi grade I berjumlah 28 orang (18.42%) dan Ketika ada gejala sakit
kepala dan pusing hipertensi grade II berjumlah 43 0rang (28.29%). Sedangkan responden yang
berpendapat Pada saat masih mengkonsumsi obat antihipertensi grade I sebanyak 7 orang
(4.61%) dan Jika kehabisan obat pada hipertensi grade II sebanyak 6 orang (3,95%).
67
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
N
%
Grade II
N
%
29
19.08
41
26.97
70
46.1
17
11.18
20
13.16
37
24.36
14
9.21
17
11.18
31
20.27
7
67
4.61
44.08
7
85
4.61
55.92
14
152
9.27
100
tidak menimbulkan
komplikasi seperti stroke,
penyakit jantung, ginjal,
kerusakan pada mata dan
telinga.
Untuk dapat menghindari
dari gejala hipertensi seperti
sakit kepala, pusing, mual,
gampang capek dan lain
sebagainya
Untuk dapat
memperpanjang umur dan
dapat beraktifitas
sebagaimana mestinya
Tidak untuk apa-apa
Total
Dari Tabel 5.2.14 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat untuk
dapat mencegah agar tidak menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung, ginjal,
kerusakan pada mata dan telinga dengan hipertensi grade I berjumlah 29 (19.08%) dan hipertensi
grade II berjumlah 41 0rang (26.97%). Sedangkan responden yang berpendapat bahwa Tidak
untuk apa-apa grade I sebanyak 7 orang (4.61%) dan hipertensi grade II sebanyak 7 orang
(4.61%).
5.2.15 Tabel Distribusi Pemahaman Penderita Hipertensi Mengenai hipertensi yang harus
ditanggulangi Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
68
Pemahaman Penderita
Hipertensi Mengenai
hipertensi yang harus
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
24
15.79
27
17.76
51
33.52
15
9.87
21
13.82
36
23.7
19
12.50
33
21.71
52
34.2
5.26
3.29
13
8.58
66
43.42
86
56.58
152
100.00
ditanggulangi
Hipertensi tingkat
berat yang
menimbulkan gejala
sakit kepala, pusing
atau mual
Semua tingkat
hiertensi yang
menimbulkan gejala
Semua tingkat
tekanan darah yang
melebihi batas
normal (>139/39
mmHg) baik
menimbulkan gajala
maupun tanpa
gejala
Tidak usah
ditanggulangi.
total
Dari Tabel 5.2.15 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat tentang
Hipertensi tingkat berat yang menimbulkan gejala sakit kepala, pusing atau mual dengan
hipertensi grade I berjumlah 24 (15.79%) dan Semua tingkat tekanan darah yang melebihi batas
normal (>139/39 mmHg) baik menimbulkan gajala maupun tanpa gejala pada hipertensi grade II
berjumlah 33 orang (21.71%). Sedangkan responden yang berpendapat bahwa Tidak usah
ditanggulangi grade I sebanyak 8 orang (5.26%) dan hipertensi grade II sebanyak 5 orang
(3.29%).
69
5.2.16 Tabel Distribusi sikap dalam kehidupan pasien sedang menghadapi masalah/strees
dalam kehidupan Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun
2012
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
15
23
7
9.87
15.13
4.61
18
28
12
11.84
18.42
7.89
33
51
19
21.71
33.55
12.51
22
67
14.47
44.08
27
85
17.76
55.92
49
152
32.23
100
masalah/strees dalam
kehidupan
Ya, sering
Ya, kadang kadang
Pernah, namun
sudah tidak
tidak
total
Dari Tabel 5.2.16 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Ya, kadang
kadang pada grade I berjumlah 23 (15.13%) dan hipertensi grade II berjumlah 28 orang
(18.42%). Sedangkan responden yang berpendapat Pernah, namun sudah tidak pada grade I
sebanyak 7 orang (4.61%) dan hipertensi grade II sebanyak 12 orang (7.89%).
70
5.2.17 Tabel Distribusi sikap dalam kehidupan pasien sedang menghadapi masalah/strees
dilingkungan yang Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun
2012
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
Ya, di lingkungan
10
6.58
13
8.55
23
15.14
kerja
Ya, di lingkungan
15
9.87
22
14.47
37
34.26
14
9.21
3.29
19
12.5
27
66
17.76
43.42
46
86
30.26
56.58
73
152
38.1
100
menghadapi
masalah/strees
dilingkungan
keluarga
Ya, di lingkungan
sekitar
Tidak ada
Total
Dari Tabel 5.2.17 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Tidak ada
pada grade I berjumlah 27 (17.76%) dan menjawab Tidak ada pada hipertensi grade II berjumlah
46 orang (30.26%). Sedangkan responden yang berpendapat ya, di lingkungan kerja pada grade
I sebanyak 10 orang (6.58%) dan menjawab ya di lingkungan sekitar pada hipertensi grade II
sebanyak 5 orang (3.29%).
71
sikap kehidupan
pasien dalam
berolahraga
ya, sering
kadang kadang
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
17
25
11.18
16.45
30
19
19.74
12.50
47
44
30.92
28.94
5.26
5.26
16
10.52
16
66
10.53
43.42
29
86
19.08
56.58
45
152
29.62
100
Dari Tabel 5.2.18 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat kadang
kadang pada grade I berjumlah 25 orang (16.45%) dan menjawab ya, sering pada hipertensi
grade II berjumlah 30 orang (19.74%). Sedangkan responden yang berpendapat pernah tapi
tidak lagi pada grade I sebanyak 8 orang (5.26%) dan menjawab pernah tapi tidak lagi pada
hipertensi grade II sebanyak 8 orang (5.26%)
72
5.2.19 Tabel Distribusi sikap kehidupan pasien dalam jenis berolahraga Di Puskesmas
Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
sikap kehidupan
pasien dalam jenis
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
Jogging / lari
Futsal
16
8
10.53
5.26
26
7
17.11
4.61
42
15
27.69
9.81
Renang
Lain-lain
7
36
67
4.61
23.68
44.08
7
45
85
4.61
29.61
55.92
14
81
152
9.25
53.25
100
berolahraga
Total
73
Dari Tabel 5.2.19 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Lain-lain
pada grade I berjumlah 36 orang (23.68%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 45 orang
(29.61%). Sedangkan responden yang berpendapat Renang pada grade I sebanyak 7 orang
(4.61%) dan menjawab Futsal dan renang pada hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%)
5.2.20 Tabel Distribusi sikap pengaturan jumlah garam dalam masakan Di Puskesmas
Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
pengaturan jumlah
garam dalam
masakan
Dalam jumlah yang
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
20
13.16
25
16.45
45
29.6
21
13.82
20
13.16
41
26.9
21
13.82
30
19.74
51
33.64
74
dikurangin
Tidak sama sekali
5.26
4.61
15
9.86
70
46.05
82
53.95
152
100
menggunakan
garam
Total
Dari Tabel 5.2.20 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Kadang
kadang dikurangin dan Sudah tetap dikurangin pada grade I berjumlah 21 orang (13.82%) dan
yang menjawab Sudah tetap dikurangin pada hipertensi grade II berjumlah 30 orang (19.74%).
Sedangkan responden yang berpendapat Tidak sama sekali menggunakan garam pada grade I
sebanyak 8 orang (5.26%) dan pada hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%)
pengaturan jumlah
garam jumlah dan
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
N
Grade II
%
%
75
menggunakan
garam dalam
masakan
> setengah sendok
31
20.39
47
30.92
78
51.32
15
9.87
18
11.84
33
21.71
11
7.24
10
6.58
21
13.82
10
6.58
10
6.58
20
13.16
Total
67
44.08
85
55.92
152
100
teh
makan
Dari Tabel 5.2.21 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat > setengah
sendok the pada grade I berjumlah 31 orang (20.39%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 47
orang (30.92%). Sedangkan responden yang berpendapat > 1 sendok makan pada grade I
sebanyak 10 orang (6.58%) dan menjawab > setengah sendok makan dan > 1 sendok makan
pada hipertensi grade II sebanyak 10 orang (6.58%).
76
sikap mengkonsumsi
buah buahan
Ya, sering
Ya, kadang kadang
Pernah, namun
sudah tidak
Tidak
Total
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
23
15.13
34
22.37
57
37.5
31
20.39
35
23.03
66
43.42
4.61
4.61
14
9.22
7
68
4.61
44.74
8
84
5.26
55.26
15
152
9.86
100
Dari Tabel 5.2.22 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Ya, kadang
kadang pada grade I berjumlah 31 orang (20.39%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 35
orang (23.03%). Sedangkan responden yang berpendapat Pernah, namun sudah tidak dan tidak
pada grade I sebanyak 7 orang (4.61%) dan menjawab > Pernah, namun sudah tidak pada
hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%)
77
sikap banyak
mengkonsumsi
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
gorengan
Ya, sering
20
13.16
42
27.63
62
40.78
31
20.39
24
15.79
55
36.18
5.92
4.61
16
10.52
9
69
5.92
45.39
10
83
6.58
54.61
19
152
12.52
100
Pernah, namun
sudah tidak
Tidak
Total
Dari Tabel 5.2.23 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Ya, kadang
kadang pada grade I berjumlah 31 orang (20.39%) menjawab Ya, sering pada hipertensi grade II
berjumlah 42 orang (27.63%). Sedangkan responden yang berpendapat Pernah, namun sudah
tidak dan tidak pada grade I sebanyak 9 orang (5.92%) dan menjawab Pernah, namun sudah
tidak pada hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%).
78
sikap merokok
Hipertensi
Grade I
N
%
JUMLAH
Grade II
N
Ya, sering
15
9.87
4.61
22
14.48
12
7.89
19
12.50
31
20.39
5.92
22
14.47
31
20.4
31
67
20.39
44.08
37
85
37
55.92
68
152
44.73
100
Pernah, namun
sudah tidak
Tidak
total
Dari Tabel 5.2.24 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Tidak pada
grade I berjumlah 31 orang (20.39%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 37 orang (37%).
Sedangkan responden yang berpendapat Pernah, namun sudah tidak pada grade I sebanyak 9
orang (5.92%) dan menjawab ya, sering pada hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%).
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
N
Grade II
%
%
79
memberitahu anda
mempunyai
hipertensi
Tetap jarang
17
11.18
21
13.82
38
25
berolahraga
Menjadi lebih giat
23
15.13
23
15.13
46
30.26
Berolahraga setiap
11
7.24
19
12.50
30
19.74
hari
Tidak ada
16
10.53
22
14.47
38
25.01
67
44.08
85
55.92
152
100
berolahraga
perubahan
total
Dari Tabel 5.2.25 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Menjadi
lebih giat berolahraga pada grade I berjumlah 23 orang (15.13%) dan pada hipertensi grade II
berjumlah 23 orang (15.13%). Sedangkan responden yang berpendapat Berolahraga setiap hari
pada grade I sebanyak 11 orang (7.24%) dan menjawab ya, sering pada hipertensi grade II
sebanyak 19 orang (12.50%).
80
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
konsumsi
Tidak ada
10
6.58
28
18.42
38
25.01
perubahan
sayur sayuran dan
33
21.71
24
15.79
57
37.5
17
11.18
26
17.11
43
23.26
4.61
4.61
14
14.23
67
44.08
85
55.92
152
100
buah buahan
tempe, tahu, dan
kacang kacangan
goreng gorengan
dan daging daging
berwarna merah
total
Dari Tabel 5.2.26 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab sayur
sayuran dan buah buahan pada grade I berjumlah 33orang (21.71%) dan yang menjawab Tidak
ada perubahan pada hipertensi grade II berjumlah 28 orang (18.42%). Sedangkan responden
yang menjawab goreng gorengan dan daging daging berwarna merah pada grade I sebanyak
7orang (4.61%) dan menjawab ya, sering pada hipertensi grade II sebanyak 7orang (4.61%).
81
Khawatirkah
dengan keadaan
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
14
28
9.21
18.42
11
50
7.24
32.89
25
78
16.44
51.31
Sedikit khawatir
Tidak khawatir sama
15
10
9.87
6.58
13
11
8.55
7.24
28
21
18.44
13.81
67
44.08
85
55.92
152
100
sekali
total
Dari Tabel 5.2.27 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab khawatir
pada grade I berjumlah 28 orang (18.42%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 50 orang
(32.89%). Sedangkan responden yang menjawab Tidak khawatir sama sekali pada grade I
sebanyak 10 orang (6.58%) dan menjawab Sangat khawatir dan Tidak khawatir sama sekali
pada hipertensi grade II sebanyak 11 orang (7.24%).
5.2.28 Tabel Distribusi praktek mencari tahu lebih jauh tentang hipertensi Di Puskesmas
Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
82
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
40
11
26.32
7.24
13
26
8.55
17.11
53
37
34.85
24.35
5.26
23
15.13
31
20.5
cetak
Tidak mencari sama
5.26
23
15.13
31
20.3
67
44.08
85
55.92
152
100
hipertensi
Dokter puskesmas
Kerabat dan
keluarga
sekali
total
Dari Tabel 5.2.28 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Dokter
puskesmas pada grade I berjumlah 40 orang (26.32%) dan yang menjawab Kerabat dan keluarga
pada hipertensi grade II berjumlah 26 orang (17.11%). Sedangkan responden yang menjawab
internet dan media cetak dan Tidak mencari sama sekali pada grade I sebanyak 8 orang (5.26%)
dan menjawab Dokter puskesmas pada hipertensi grade II sebanyak 13 orang (8.55%).
5.2.29 Tabel Distribusi praktek Tindakan anda setelah mengetahui anda menderita
Hipertensi Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
83
Tindakan anda
setelah mengetahui
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
Hipertensi
Segera Berobat ke
37
24.34
58
38.16
95
62.51
dokter.
Berobat bila muncul
16
10.53
15
9.87
31
20.39
7
7
67
4.61
4.61
44.08
6
6
85
3.95
3.95
55.92
13
13
152
8.55
8.55
100
anda menderita
keluhan.
Acuhkan saja.
Minum obat warung.
total
Dari Tabel 5.2.29 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Segera
Berobat ke dokter pada grade I berjumlah 37 orang (24.34%) dan yang menjawab pada
hipertensi grade II berjumlah 58 orang (38.16%).
Acuhkan saja dan Minum obat warung pada grade I sebanyak 7 orang (4.61%) dan pada
hipertensi grade II sebanyak 6 orang (3.95%).
84
Kadang kadang
Jarang
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
17
26
11.18
17.11
54
25
35.53
16.45
71
51
46.7
33.5
13
11
67
8.55
7.24
44.08
6
0
85
3.95
0.00
55.92
19
11
152
12.5
7.3
total
100
Dari Tabel 5.2.30 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Tentu saja
pada grade I berjumlah 26 orang (17.11%) dan yang menjawab Tidak pada hipertensi grade II
berjumlah 54 orang (35.53%). Sedangkan responden yang menjawab Jarang pada grade I
sebanyak 11 orang (7.24%) dan pada hipertensi grade II sebanyak 0 orang (0.00%).
5.2.31 Tabel Distribusi praktek konsumsi garam anda semenjak menjadi penderita
Hipertensi Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
85
konsumsi garam
anda semenjak
Hipertensi
JUMLAH
Grade I
Grade II
Hipertensi
Biasa Saja
13
8.55
28
18.42
41
26.88
Dikurangi
40
26.32
43
28.29
83
54.71
Tidak Perlu
4.61
5.26
15
9.86
dikurangi
Semakin
4.61
3.95
13
8.55
67
44.08
85
55.92
152
100
menjadi penderita
diperbanyak
total
Dari Tabel 5.2.31 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Dikurangi
pada grade I berjumlah 40 orang (26.32%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 43 orang
(28.29%). Sedangkan responden yang menjawab Tidak Perlu dikurangi dan Semakin
diperbanyak pada grade I sebanyak 7 orang (4.61%) dan yang menjawab Semakin diperbanyak
pada hipertensi grade II sebanyak 6 orang (3.95%).
5.2.32 Tabel Distribusi praktek melakukan kontrol terhadap penyakit hipertensi anda Di
Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
86
melakukan kontrol
terhadap penyakit
hipertensi anda
Setiap saat setiap
Hipertensi
Grade I
N
%
JUMLAH
Grade II
N
12
7.89
14
9.21
26
17.12
30
19.74
43
28.29
73
48.02
18
11.84
22
14.47
40
26.31
4.61
3.95
13
8.55
67
44.08
85
55.92
152
100
waktu.
Setiap bulan, segera
setelah obat habis
Kapan saja anda
mau
Setahun sekali bila
ada pengobatan
gratis
total
Dari Tabel 5.2.32 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Setiap bulan,
segera setelah obat habis pada grade I berjumlah 30 orang (19.74%) dan pada hipertensi grade II
berjumlah 43 orang (28.29%). Sedangkan responden yang menjawab Setahun sekali bila ada
pengobatan gratis pada grade I sebanyak 7 orang (4.61%) dan pada hipertensi grade II
sebanyak 6 orang (3.95%).
5.2.33 Tabel Distribusi praktek tindakan anda setalah mendapatkan obat hipertensi Di
Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
87
melakukan kontrol
terhadap penyakit
hipertensi anda
Minum secara
Hipertensi
Grade I
N
%
JUMLAH
Grade II
N
38
25
62
40.79
100
65.79
dokter
Minum Tidak teratur
4.61
4.61
14
9.21
14
9.21
11
7.24
25
16.44
keluhan
Tidak pernah minum
4.61
3.95
13
8.55
66
43.42
86
56.58
152
100
Teratur yang
diberitahukan
Dari Tabel 5.2.33 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Minum
secara Teratur yang diberitahukan dokter pada grade I berjumlah 38 orang (25%) dan pada
hipertensi grade II berjumlah 62 orang (40.79%). Sedangkan responden yang menjawab Minum
Tidak teratur dan Tidak pernah minum obat darah tinggi pada grade I sebanyak 7 orang (4.61%)
dan yang menjawab Tidak pernah minum obat darah tinggi pada hipertensi grade II sebanyak 6
orang (3.95%).
5.2.34 Tabel Distribusi praktek Berapa kali dalam sebulan anda memeriksakan tekanan
darah anda Di Puskesmas Kecamatan Makasar 13 Agustus 8 September Tahun 2012
88
Hipertensi
Grade I
N
%
JUMLAH
Grade II
N
tekanan darah
anda
1 kali
2 kali
3 kali
> 3 kali
Total
20
14
3.16
9.21
31
21
20.39
13.82
51
35
33.55
23.35
19
14
67
12.50
9.21
44.08
8
25
85
5.26
16.45
55.92
27
39
152
18.76
24.34
100
Dari Tabel 5.2.34 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab 1 kali
pada grade I berjumlah 20 orang (3.16%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 31 orang
(20.39%). Sedangkan responden yang menjawab 2 kali dan > 3 kali pada grade I sebanyak 14
orang (9.21%) dan yang menjawab 3 kali pada hipertensi grade II sebanyak 8 orang (5.26%).
BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.1 Didapatkan 58 Responden (38.15 %) memiliki suku budaya Jawa
Dan Sebanyak 23 Responden (15. 35 %) memiliki suku budaya batak, dan Dari laporan Sugiri di
Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk perempuan.
Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan daerah perkotaan di
Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7% perempuan.5 Sedangkan menurut
hasil survei prevalensi dan faktor risiko penyakit tidak menular oleh Dinas Kesehatan Provinsi
jawa Tengah tahun 2006 menunjukkan bahwa pria lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan wanita, yaitu sebesar 22,9% dan perempuan 19,8%
( sugiharto,2007).
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.2 Didapatkan 50 Responden (32.9%) berpendidikan terakhir SD
Dan Sebanyak 23 Responden (15.13%) berpendidikan terakhir sarjana dan Penelitian yang
dilakukan oleh Sunaryo (2009) mengenai tingkat ketaatan penderita hipertensi terhadap
pengobatan di RSU Dr. Moewardi diperoleh hasil penelitian bahwa ada hubungan bermakna
antara tingkat pendidikan klien hipertensi dengan ketaatan dalam menjalani diet.
( Srirahayum,2011)
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.3 Didapatkan 80 Responden (52.63%) bekerja diluar PNS, Pegawai
swasta dan wiraswasta Dan Sebanyak 20 Responden (13.16%) bekerja sebagai PNS. Sementara
pada penelitian didapat bahwa sebagian besar pekerjaan responden sebanyak (83,33 %) adalah
petani. Hal ini disebabkan karena mata pencaharian di desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren,
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah pada sebagian besar penduduk adalah bertani. Hal ini
menuunjukan bahwa besar angka responden akan hipertensi dipengaruhi dari mayoritas
pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat ditempat penelitian
( HerkeJ.O.Sigarlaki.2006.)
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.4 Didapatkan 43 Responden (28.289%) pasien memiliki besar
pendapatan /bulan sejumlah 0 500Ribu
memiliki besar pendapatan/bulan sejumlah 500- 1Juta. Dan Kekambuhan hipertensi juga dipicu
oleh perubahan kondisilingkungan. Status gizi yang buruk akan cenderung menyebabkan tingkat
90
91
Berdasarkan Dari
bahwa hipertensi merupakan penyakit yang diakibatkan oleh stress dan pertambahan usia Dan
Sebanyak 16 Responden (10.526%) pasien tidak mengetahui apa penyebab dari hipertensi dan
Masalah-masalah penyebab timbulnya penyakit hipertensi tersebut salah satu faktornya adalah
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan hal ini terjadi setelah orang melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan
dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2003).
Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi harus selalu diperhatikan karena pengertian dan
pemahaman yang salah tentang penyakit ini akan mengakibatkan berbagai dampak yang buruk
pada penderita hipertensi. Banyak mitos mitos tentang hipertensi yang berkembang
dimasyarakat yang tidak terbukti kebenarannya. Salah satu diantaranya, banyak orang
beranggapan bahwa hipertensi adalah penyakit yang sering terjadi sebagai kondisi normal
pada orang tua dan tidak berbahaya karena tidak banyak yang meninggal dunia. Namun tidak
demikian faktanya, hipertensi merupakan keadaan yang tidak normal yang bukan hanya diderita
oleh orang tua saja, akan tetapi pada usia muda dapat juga menderita hipertensi dan sering
mengakibatkan kematian ( Dewi, 2010)
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.8 Didapatkan 71 Responden (46.71%) memiliki pemahaman bahwa
hipertensi adalah Tekanan Darah 140 / 90 Mmhg Atau Lebih Dan Standar Akan Berubah Berikut
Pertambahan Usia Dan Sebanyak 19 Responden (12.5%) memiliki pemahaman Tekanan Darah
140/90 Mmhg Atau Lebih Yg Diukur Sebanyak 2kali. Dan Menurut WHO yang dikutip oleh
Slamet Suyono (2001:253)batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah sama dengan atau lebih dari 160/95mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Secara umum seseorangdikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah
sistolik/diastolic 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
(sugiharto,2007)
Berdasarkan Dari Tabel 5.1.9 Didapatkan 92 Responden (60.53%) mengetahui komlikasi
dari hipertensi adalah stroke Dan Sebanyak 13 Responden (8.55%) berpendapat bahwa
komplikasi dari hipertensi adalah sesak nafas dan Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan
92
organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang
umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
6.
Jantung
Gagal jantung(1,2,4)
Hipertrofi ventrikel kiri menyebabkan peningkatan kekakuan dinding terhadap
Otak
hipertensi. Selama stroke, tekanan darah dapat meningkat secara akut dan perlu kehatihatian untuk menurunkannya terlalu cepat atau mendadak. Resistensi vascular serebral
akan meningkat karena efek hipertensi jangka panjang, juga kemungkinan efek akut
93
edema serebral, dan reduksi berlebihan tekanan perfusi arteri serebral dapat
meningkatkan iskemia serebral.(2)
8.
9.
10.
Retinopati (1,2,4)
Indikasi kerusakan organ target dapat diperoleh dengan memeriksa fundus mata untuk
menemukan perubahan yang berkaitan dengan hipertensi.
Berdasarkan Dari
hipertensi adalah suatu tekanan darah tinggi Dan Sebanyak 13 Responden (8.55 %) berpendapat
bahwa hipertensi tekanan darah biasa
94
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang
dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, Hipertensi derajat 1 dan derajat 2.
TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik
Berdasarkan Dari Tabel 5.11 Didapatkan 85 Responden (55.92%) memilih faktor 1,2,3 sebagai
factor penyebab hipertensi Dan Sebanyak 18 Responden (11.84%) memilih faktor 7,8 saja.
Penyebab hipertensi adalah :
9. Kegemukkan
10. Mengkonsumsi garam berlebihan
11. Kurang berolahraga
12. Konsumsi lemak berlebihan
13. Merokok dan mengkonsumsi alcohol
14. Stress
15. Kurang mengkonsumsi sayur dan buah
16. Mengkonsumsi obat yang tidak sesuai anjuran dokter
Dan dalam textbook mengatakan bahwa genetik, usia, jenis kelamin, ras, janin, stress, geografi
dan lingkungan, diet dan asupan garam, resistensi insulin/hiper insulinemia merupakan penyebab
hipertensi
Berdasarkan Dari
pengobatan dari dokter dan melakukan pola hidup sehat yang dianjurkan petugas kesehatan
untuk menanggulangi hipertensi
istirahat.Dan Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi
nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan
tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor risiko serta penyakit penyerta lainnya.
Berdasarkan Dari Tabel 5.13 Didapatkan 66 Responden (43.42%) Ketika ada gejala sakit kepala
dan pusing untuk periksa Dan Sebanyak 15 Responden (9.86%) jika kehabisan obat. Dari hasil
pengolahan berdasarkan jenis hipertensi, didapat bahwa sebagian besar responden menderita
hipertensi derajat I (53,93 %) (Tabel 2). Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
mengenai hipertensi sehingga responden jarang memeriksakan tekanan darahnya sehingga
mereka tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi.
( HerkeJ.O.Sigarlaki.2006 )
95
Berdasarkan Dari
menjaga tensi untuk Untuk dapat mencegah agar tidak menimbulkan komplikasi seperti stroke,
penyakit jantung, ginjal, kerusakan pada mata dan telinga. Dan Sebanyak 14 Responden (3%)
tidak untuk apa apa. Sementara pada penelitian diketahui Hipertensi dapat menimbulkan
kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan Dari Tabel 5.15 Didapatkan 52 Responden (34.2%) memilih Semua tingkat
tekanan darah yang melebihi batas normal (>139/39 mmHg) baik menimbulkan gajala maupun
tanpa gejala harus ditanggulangi . Dan Sebanyak 13 Responden (8.58%) tidak usah
ditanggulangi. Sementara Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:
Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi (diabetes, gagal
ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg
Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor risiko atau kondisi penyerta
lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga mencapai
target terapi masing-masing kondisi.
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi
nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan
tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor risiko serta penyakit penyerta lainnya
Berdasarkan Dari Tabel 5.16 Didapatkan 51 Responden (33.55%) kadang kadang memiliki
permasalahan dalam hidupnya Dan Sebanyak 19 Responden (12.51%) pernah, namun sudah
tidak. Dari hasil pengolahan berdasarkan responden yang mengalami stres, didapat bahwa
sebagian besar responden tidak mengalami stres (66,67 %) (Tabel 6). Dari hasil pengolahan
berdasarkan lama stres terhadap hipertensi, didapatkan bahwa sebagian besar responden
mengalami stres kurang dari 1 minggu (26,49 %)
( HerkeJ.O.Sigarlaki.2006 )
Berdasarkan Dari Tabel 5.17 Didapatkan 73 Responden (38.1%) tidak ada permasalahan dalam
keluarga,lingkungan dan tempat kerja Dan Sebanyak 19 Responden (12.5%) ada masalah di
lingkungan sekitar dan Dari hasil pengolahan penyebab stres terhadap hipertensi, didapatkan
bahwa sebagian besar responden mengaku penyebab stres terbanyak yang dialami adalah karena
96
ekonomi (47,05 %) (Tabel 8). Hal ini disebabkan karena penghasilan mereka yang rendah
sehingga dapat menyebabkan stres.( HerkeJ.O.Sigarlaki.2006 ).
Berdasarkan Dari
Sebanyak 16 Responden (10.52%) pernah tapi sudah tidak lagi. Dan Panduan tatalaksana
hipertensi menganjurkan untuk melakukan perubahan gaya hidup sebagai salah satu upaya
pencegahan dan terapi hipertensi serta pengendalian factor risiko hipertensi. Hidup aktif menjadi
salah satu aspek dalam perubahan pola hidup. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa
hidup akitf, yaitu meningkatkan latihan fisik sedang selama minimal 30 menit setiap hari dapat
menurunkan risiko terjadinya hipertensi (30-50%).Pada penderita hipertensi sedang sampai berat
dianjurkan melakukan latihan fisik aerobik non impact atau low impact.Jangan melakukan
latihan fisik aerobic high impact
Berdasarkan Dari
latihan
fisik
adalah
memelihara
dan
meningkatkan
kebugaran
konsumsi garam sehari hari Dan Sebanyak 15 Responden (9.86%) tidak sama sekali
mengurangi konsumsi garam dan Dari hasil pengolahan berdasarkan makanan yang disukai
responden, didapat bahwa sebagian besar responden menyukai makanan asin (50 %) 6. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai batas maksimal konsumsi garam perhari
( HerkeJ.O.Sigarlaki.2006 )
Berdasarkan Dari Tabel 5.21 Didapatkan 78 Responden (51.32%) konsumsi garam sebanyak >
setengah sendok garam Dan Sebanyak 20 Responden (13.16%) konsumsi garam > 1 sendok
makan. Dari hasil pengolahan berdasarkan makanan yang disukai responden, didapat bahwa
sebagian besar responden menyukai makanan asin (50 %) 6. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan mengenai batas maksimal konsumsi garam perhari
( HerkeJ.O.Sigarlaki.2006. )
Berdasarkan Dari
mengkonsumsi garam Dan Sebanyak 14 Responden (9.22%) pernah namun sudah tidak
mengkonsumsi buah buahan.sementara Pola asupan makanan sehari-hari bagi pasien hipertensi
dianjurkan sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang yaitu mengkonsumsi beragam jenis
bahan makanan, meliputi sumber karbohidrat 3-8 porsi per hari, sayuran 2-3 porsi per hari, buahbuahan 3-5 porsi per hari, dan protein nabati dan hewani, masing-masing 2-3 porsi per hari serta
sedikit garam dan gula
98
Berdasarkan Dari
gorengan Dan Sebanyak 16 Responden (10.52%) pernah namun sudah tidak. Prinsip diet pada
penderita hipertensi adalah pola asupan makanan yang sesuai dengan gizi seimbang, pembatasan
asupan natrium, serta cukup asupan kalium, kalsium, dan magnesium.
Berdasarkan Dari Tabel 5.24 Didapatkan 68 Responden (44.73%) tidak pernah merokok Dan
Sebanyak 22 Responden (14.48%) sering merokok Kebiasaan Merokok Rokok juga
dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok dengan peningkatan risiko
kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.6 Selain dari lamanya, risiko merokok
terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseoramg lebih dari satu pak rokok
sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok.41 Zat-zat
kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk
kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan
proses aterosklerosis dan hipertensi.38 Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab
meningkatnya tekanan darah segara setelah isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap
rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru dan
diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak
bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin
(adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa
jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang
saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan
tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek
nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun
pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang hari (sugiharto,2007).
Berdasarkan Dari Tabel 5.25 Didapatkan 46 Responden (30.26%) akan menjadi lebih giat
dalam berolahraga Dan Sebanyak 30 Responden (19.73%) akan berolahraga setiap hari
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena olahraga isotonik dan
teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga
dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan
meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan
memudahkan timbulnya hipertensi.6,13,34 Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko
menderita hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat
99
badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih
tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan
pada arteri
Berdasarkan Dari Tabel 5.26 Didapatkan 57 Responden (37.5%) memakan sayur dan buah
buahan Dan Sebanyak 14 Responden (19. 23%) memakan gorengan dan daging berwarna merah
dan Perubahan pola makan sebaiknya
a) Mengurangi asupan garam
Pada hipertensi derajat I, pengurangan asupan garam dan upaya penurunan berat badan dapat
digunakan sebagai langkah awal pengobatan hipertensi. Nasihat pengurangan asupan garam
harus memperhatikan kebiasaan makan pasien, dengan memperhitungkan jenis makanan tertentu
yang banyak mengandung garam. Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol per hari, berarti
tidak menambahkan garam pada waktu makan, memasak tanpa garam, menghindari makanan
yang sudah diasinkan, dan menggunakan mentega yang bebas garam. Cara tersebut diatas akan
sulit dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat dan akan mengurangi
kebiasaan makan pasien secara drastis.7,31 Menurut Sheps, jika dokter atau ahli gizi
menyarankan agar kita mengurangi natrium demi menurunkan tekanan darah, maka ikutilah
saran itu. Bahkan sebelum
disarankan pun sebaiknya kurangi natrium, cobalah membatasi jumlah natrium yang kita
konsumsi setiap hari. Beberapa cara yang dapat dilakukan: 34
Perbanyak makanan segar, kurangi makan yang diproses.
Pilihlah produk dengan natrium rendah.
Jangan menambah garam pada makanan saat memasak.
Jangan menambah garam saat di meja makan.
Batasi penggunaan saus-sausan
Bilaslah makanan dalam kaleng.
b) Diet rendah lemak jenuh
Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan
tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama
100
lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh
secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari
tanaman dapat menurunkan tekanan darah.26
c) Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa beberapa mineral bermanfaat mengatasi hipertensi. Kalium
dibuktikan erat kaitannya dengan penurunan tekanan darah arteri dan mengurangi risiko
terjadinya stroke. Selain itu, mengkonsumsi kalsium dan magnesium bermanfaat dalam
penurunan tekanan darah. Banyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung
banyak mineral, seperti seledri, kol, jamur (banyak mengandung kalium), kacang-kacangan
(banyak mengandung magnesium). Sedangkan susu dan produk susu mengandung banyak
kalsium.
Berdasarkan Dari Tabel 5.27 Didapatkan 78 Responden (51.31%) mengaku khawatir dengan
keadaannya saat ini Dan Sebanyak 21 Responden (13.81%) tidak khawatir sama sekali.
Hal tersebut dikarenakan dari pemikiran masyarakat yang jika hipertensi diobati maka harus
mengkonsumsi obat secara rutin yang akan menyebabkan obat tersebut meracuni tubuh, tapi jika
tidak diobati akan timbul komlikasi lanjutan
Berdasarkan Dari Tabel 5.28 Didapatkan 53 Responden (34. 85%) mencari tahu ke dokter
puskesmas Dan Sebanyak 31 Responden (20.3%) dari internet,media cetak dan ada juga tidak
mencari tahu.dokter masih menjadi pusat informasi dari pasien untuk memperoleh informasi.
Berdasarkan Dari Tabel 5.29 Didapatkan 95 Responden (62.5%) segera berobat kedokter Dan
Sebanyak 13 Responden (8.55%) mengacuhkan dan minum obat warung. Berobat kedokter
tinggi Karena masyarakat takut untuk mengobati diri sendiri
Berdasarkan Dari Tabel 5.30 Didapatkan 71 Responden (46.7%) akan tetap berolahraga Dan
Sebanyak 11 Responden (7.3%) akan jarang untuk berolahraga karena berbagai alasan.hal ini
banyak dipengaruhi oleh factor usia dari responden dimana responden berpikir memiliki
keterbatasan dalam beraktifitas secara fisik
Berdasarkan Dari Tabel 5.31 Berdasarkan Dari Tabel 5.31 Didapatkan 83 Responden (54.71%)
akan mengurangi mengkonsumsi garam Dan Sebanyak 13 Responden (8.55%) .justru semakin
101
pengobatan gratis.sebaiknya control dilakukan secara rutin dan berkala, bisa sesuai dengan
jumlah obat hingga tidak ada terputus atau rutin dalam setiap bulannya
102
Berdasarkan Dari Tabel 5.33 Didapatkan 100 Responden (65.79%) minum obat secara teratur
yang diberitahukan dokter Dan Sebanyak 13 Responden (8.55%) tidak pernah minum obat darah
tinggi. obat hipertensi yang diminum tidak teratur sama bahayanya dengan hipertensi yang tidak
diobati. Risiko terburuknya adalah komplikasi di 4 organ utama yakni stroke di otak, gagal
ginjal, serangan jantung dan kerusakan pembuluh darah di mata atau retinopati.
Berdasarkan Dari Tabel 5.34 Didapatkan 51 Responden (33.55%) 1 kali dalam sebulan untuk
kontrol Dan Sebanyak 27 Responden (18.76%) 3 kali dalam sebulan untuk kontrol. sebaiknya
control dilakukan secara rutin dan berkala, bisa sesuai dengan jumlah obat hingga tidak ada
terputus atau rutin dalam setiap bulannya
6.2. Analisa Tabel Bivariat
6.2.1 ANALISA TABEL BIVARIAT KARAKTERISTIK DAN POLA PRILAKU PASIEN
HIPERTENSI DI KECAMATAN MAKASAR 2012
Dari Tabel 5.2.1 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang bersuku jawa dan
mengalami hipertensi grade I berjumlah 24 orang (15,79%) dan hipertensi grade II berjumlah 34
0rang (22.37%). Sedangkan responden yang bersuku batak dan grade I sebanyak 12 orang (7, 89
%) dan grade II sebanyak 11 orang (7.24%). Kepatuhan diet hipertensi dipengaruhi oleh banyak
faktor, yaitu : demografi (usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio-ekonomi dan
pendidikan), pengetahuan, psikososial, dan dukungan keluarga.
Dari Tabel 5.2.2 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir SD
yang menderita hipertensi grade I berjumlah 20 orang (13.16 %) dan yang menderita hipertensi
grade II berjumlah 30 0rang ( 19.74%). Sedangkan minoritas responden yang berpendidikan
sarjana sebanyak 11 orang (7.24%) dan Grade II sebanyak 12 orang (7.89 %). Penelitian yang
dilakukan oleh Sunaryo (2009) mengenai tingkat ketaatanpenderita hipertensi terhadap
pengobatan di RSU Dr. Moewardi diperolehhasil penelitian bahwa ada hubungan bermakna
antara tingkat pendidikan klien hipertensi dengan ketaatan dalam menjalani diet. Hasil penelitian
juga menyebutkan adanya hubungan antara dukungan keluarga klien hipertensi dengan ketaatan
dalam menjalani diet.
103
Dari Tabel 5.2.3 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang bekerja diluar PNS,
pegawai swasta dan wiraswasta dengan hipertensi grade I berjumlah 33 orang (21.71%) dan
hipertensi grade II berjumlah 47 0rang (30,95%). Sedangkan responden yang bekerja sebagai
PNS dengan hipertensi grade I sebanyak 11 orang (7,24%) dan hipertensi grade II sebanyak 9
orang (5,92%). Sementara pada penelitian didapat bahwa sebagian besar pekerjaan responden
sebanyak (83,33 %) adalah petani. Hal ini disebabkan karena mata pencaharian di desa Bocor,
Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah pada sebagian besar penduduk
adalah bertani. Hal ini menuunjukan bahwa besar angka responden akan hipertensi dipengaruhi
dari mayoritas pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat ditempat penelitian
Dari Tabel 5.2.4 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapatan 0
500ribu
dengan hipertensi grade I sebanyak 14 orang (9,21%) dan hipertensi grade II sebanyak 15 orang
(9,8%). Dari hasil pengolahan berdasarkan distribusi tingkat penghasilan, didapat bahwa
sebagian besar responden adalah yang memiliki penghasilan dibawah UMR (96,08%). Hal ini
dapat terjadi karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah miskin diantara daerah lain di
Kabupaten Kebumen. Sehingga kebanyakan dari responden yang datang memiliki penghasilan
dibawah UMR.
Dari Tabel 5.2.5 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berusia pertama kali
mengetahui hipertensi setelah > 60 Tahun dengan hipertensi grade I berjumlah 27 orang
(44.08%) dan hipertensi grade II berjumlah 30 0rang (19.74%). Sedangkan responden yang
berusia 20 30 Tahun dengan hipertensi grade I sebanyak 11 orang (7.24%) dan hipertensi grade
II sebanyak 9 orang (5.92%). Dari hasil pengolahan didapat distribusi karakteristik responden
yang berumur 20-40 tahun sebanyak (9,80 %), yang berumur 41 55 tahun (24,52 %), yang
berumur 56 77 tahun sebanyak (55,88 %) dan yang berumur > 77 tahun sebanyak (9,80 %).
Dapat dilihat bahwa diantara kategori kelompok umur, kelompok umur 56-77 tahun memiliki
distribusi terbanyak. Hal ini terjadi karena pada usia tersebut arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku
104
karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan
Dari Tabel 5.2.6 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berusia > 60 Tahun
dengan hipertensi grade I berjumlah 23 orang (15.13%) dan hipertensi grade II berjumlah 73
0rang (48.03%). Sedangkan responden yang berusia 20 30 Tahun dengan hipertensi grade I
sebanyak 7 orang (4.61%) dan hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%). Dari hasil
pengolahan didapat distribusi karakteristik responden yang berumur 20-40 tahun sebanyak (9,80
%), yang berumur 41 55 tahun (24,52 %), yang berumur 56 77 tahun sebanyak (55,88 %) dan
yang berumur > 77 tahun sebanyak (9,80 %). Dapat dilihat bahwa diantara kategori kelompok
umur, kelompok umur 56-77 tahun memiliki distribusi terbanyak. Hal ini terjadi karena pada usia
tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku karena itu darah pada setiap
denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan
Dari Tabel 5.2.7 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat hipertensi
adalah penyakit keturunan dengan hipertensi grade I berjumlah 25 orang (16.45%) dan hipertensi
grade II berjumlah 23 0rang (15.83%). Sedangkan responden yang tidak tahu dengan hipertensi
grade I sebanyak 10 orang (6.58%) dan hipertensi grade II sebanyak 6 orang (3.95%). dan
Masalah-masalah penyebab timbulnya penyakit hipertensi tersebut salah satu faktornya adalah
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan hal ini terjadi setelah orang melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan
dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2003).
Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi harus selalu diperhatikan karena pengertian dan
pemahaman yang salah tentang penyakit ini akan mengakibatkan berbagai dampak yang buruk
pada penderita hipertensi. Banyak mitos mitos tentang hipertensi yang berkembang
dimasyarakat yang tidak terbukti kebenarannya. Salah satu diantaranya, banyak orang
beranggapan bahwa hipertensi adalah penyakit yang sering terjadi sebagai kondisi normal
105
pada orang tua dan tidak berbahaya karena tidak banyak yang meninggal dunia. Namun tidak
demikian faktanya, hipertensi merupakan keadaan yang tidak normal yang bukan hanya diderita
oleh orang tua saja, akan tetapi pada usia muda dapat juga menderita hipertensi dan sering
mengakibatkan kematian ( Dewi, 2010)
Dari Tabel 5.2.8 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Tekanan
Darah 140 / 90 Mmhg Atau Lebih Dan Standar Akan Berubah Berikut Pertambahan Usia dengan
hipertensi grade I berjumlah 18 orang (11.84%) dan hipertensi grade II berjumlah 53 0rang
(34.87%). Sedangkan responden yang berpendapat Tekanan Darah 140/90 Mmhg Atau Lebih Yg
Diukur Sebanyak 2kali Dalam Kondisi Istirahat dengan hipertensi grade I sebanyak 12 orang
(7.89%) dan hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4,61%). Menurut WHO yang dikutip oleh
Slamet Suyono (2001:253)batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah sama dengan atau lebih dari 160/95mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Secara umum seseorangdikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah
sistolik/diastolic 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
Dari Tabel 5.2.9 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat komplikasi
hipertensi adalah Stroke dengan hipertensi grade I berjumlah 33 orang (21.71%) dan hipertensi
grade II berjumlah 59 0rang (38.82%). Sedangkan responden yang berpendapat hipertensi dapat
menyebabkan komplikasi sesak nafas dengan hipertensi grade I sebanyak 11 orang (7.24%) dan
hipertensi grade II sebanyak 2 orang (1,32%). Hipertensi merupakan penyakit kronis serius
yang banyak diderita manusia. Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang
diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik
(adequately treated cases). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005,
kematian akibat penyakit hipertensi di Indonesia sebesar 26,3% (Karyadi, 2006).
Dari Tabel 5.2.10 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat hipertensi
adalah tekanan darah tinggi dengan hipertensi grade I berjumlah 42 orang (27.63%) dan
hipertensi grade II berjumlah 68 0rang (44.74%). Sedangkan responden yang berpendapat
hipertensi adalah tekanan darah biasa dengan hipertensi grade I sebanyak 11 orang (7.24%) dan
hipertensi grade II sebanyak 2 orang (1,32%) Menurut The Seventh Report of The Joint
106
Dari Tabel 5.2.12 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Dengan
pengobatan dari dokter dan melakukan pola hidup sehat yang dianjurkan petugas kesehatan
untuk menanggulangi hipertensi dengan hipertensi grade I berjumlah 30 orang (19.47%) dan
hipertensi grade II berjumlah 48 0rang (31.58%). Sedangkan responden yang berpendapat
Cukup istirahat grade I sebanyak 10orang (6.54%) dan hipertensi grade II sebanyak 5 orang
(3,29%)Dan Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi
nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan
tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor risiko serta penyakit penyerta lainnya
Dari Tabel 5.2.13 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat untuk
kembali kontrol secara rutin dengan adanya gejala ataupun tidak ada gejala minimal 2 kali
sebulan dengan hipertensi grade I berjumlah 28 orang (18.42%) dan Ketika ada gejala sakit
kepala dan pusing hipertensi grade II berjumlah 43 0rang (28.29%). Sedangkan responden yang
berpendapat Pada saat masih mengkonsumsi obat antihipertensi grade I sebanyak 7 orang
(4.61%) dan Jika kehabisan obat pada hipertensi grade II sebanyak 6 orang (3,95%). Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai hipertensi sehingga responden jarang
memeriksakan tekanan darahnya sehingga mereka tidak mengetahui bahwa dirinya menderita
hipertensi.
107
Dari Tabel 5.2.14 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat untuk
dapat mencegah agar tidak menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung, ginjal,
kerusakan pada mata dan telinga dengan hipertensi grade I berjumlah 29 (19.08%) dan hipertensi
grade II berjumlah 41 0rang (26.97%). Sedangkan responden yang berpendapat bahwa Tidak
untuk apa-apa grade I sebanyak 7 orang (4.61%) dan hipertensi grade II sebanyak 7 orang
(4.61%). Sementara pada penelitian diketahui Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ
tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung
Dari Tabel 5.2.15 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat tentang
Hipertensi tingkat berat yang menimbulkan gejala sakit kepala, pusing atau mual dengan
hipertensi grade I berjumlah 24 (15.79%) dan Semua tingkat tekanan darah yang melebihi batas
normal (>139/39 mmHg) baik menimbulkan gajala maupun tanpa gejala pada hipertensi grade II
berjumlah 33 orang (21.71%). Sedangkan responden yang berpendapat bahwa Tidak usah
ditanggulangi grade I sebanyak 8 orang (5.26%) dan hipertensi grade II sebanyak 5 orang
(3.29%). Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor risiko atau kondisi penyerta
lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga mencapai
target terapi masing-masing kondisi.
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi
nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan
tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor risiko serta penyakit penyerta lainnya
Dari Tabel 5.2.16 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Ya, kadang
kadang pada grade I berjumlah 23 (15.13%) dan hipertensi grade II berjumlah 28 orang
(18.42%). Sedangkan responden yang berpendapat Pernah, namun sudah tidak pada grade I
sebanyak 7 orang (4.61%) dan hipertensi grade II sebanyak 12 orang (7.89%). Dari hasil
pengolahan berdasarkan responden yang mengalami stres, didapat bahwa sebagian besar
responden tidak mengalami stres (66,67 %) (Tabel 6). Dari hasil pengolahan berdasarkan lama
stres terhadap hipertensi, didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami stres kurang
dari 1 minggu (26,49 %)
108
Dari Tabel 5.2.17 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Tidak ada
pada grade I berjumlah 27 (17.76%) dan menjawab Tidak ada pada hipertensi grade II berjumlah
46 orang (30.26%). Sedangkan responden yang berpendapat ya, di lingkungan kerja pada grade
I sebanyak 10 orang (6.58%) dan menjawab ya di lingkungan sekitar pada hipertensi grade II
sebanyak 5 orang (3.29%). Dari hasil pengolahan penyebab stres terhadap hipertensi, didapatkan
bahwa sebagian besar responden mengaku penyebab stres terbanyak yang dialami adalah karena
ekonomi (47,05 %) (Tabel 8). Hal ini disebabkan karena penghasilan mereka yang rendah
sehingga dapat menyebabkan stres.
Dari Tabel 5.2.18 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat kadang
kadang pada grade I berjumlah 25 orang (16.45%) dan menjawab ya, sering pada hipertensi
grade II berjumlah 30 orang (19.74%). Sedangkan responden yang berpendapat pernah tapi
tidak lagi pada grade I sebanyak 8 orang (5.26%) dan menjawab pernah tapi tidak lagi pada
hipertensi grade II sebanyak 8 orang (5.26%) Hidup aktif menjadi salah satu aspek dalam
perubahan pola hidup. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa hidup akitf, yaitu
meningkatkan latihan fisik sedang selama minimal 30 menit setiap hari dapat menurunkan risiko
terjadinya hipertensi (30-50%).Pada penderita hipertensi sedang sampai berat dianjurkan
melakukan latihan fisik aerobik non impact atau low impact.Jangan melakukan latihan fisik
aerobic high impact
Dari Tabel 5.2.19 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Lain-lain
pada grade I berjumlah 36 orang (23.68%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 45 orang
(29.61%). Sedangkan responden yang berpendapat Renang pada grade I sebanyak 7 orang
(4.61%) dan menjawab Futsal dan renang pada hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%)
Tujuan latihan fisik adalah memelihara dan meningkatkan kebugaran kerdiorespirasi,
memperbaiki kerja jantung dan pembuluh darah sehingga dapat menurunkan tahanan perifer
pembuluh darah. Dengan demikian akan akan terjadi penurunan tekanan darah.
Dari Tabel 5.2.20 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Kadang
kadang dikurangin dan Sudah tetap dikurangin pada grade I berjumlah 21 orang (13.82%) dan
yang menjawab Sudah tetap dikurangin pada hipertensi grade II berjumlah 30 orang (19.74%).
109
Sedangkan responden yang berpendapat Tidak sama sekali menggunakan garam pada grade I
sebanyak 8 orang (5.26%) dan pada hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%)Dari hasil
pengolahan berdasarkan makanan yang disukai responden, didapat bahwa sebagian besar
responden menyukai makanan asin (50 %) 6. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
mengenai batas maksimal konsumsi garam perhari
Dari Tabel 5.2.21 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat > setengah
sendok the pada grade I berjumlah 31 orang (20.39%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 47
orang (30.92%). Sedangkan responden yang berpendapat > 1 sendok makan pada grade I
sebanyak 10 orang (6.58%) dan menjawab > setengah sendok makan dan > 1 sendok makan
pada hipertensi grade II sebanyak 10 orang (6.58%).Dari hasil pengolahan berdasarkan
makanan yang disukai responden, didapat bahwa sebagian besar responden menyukai makanan
asin (50 %) 6. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai batas maksimal
konsumsi garam perhari
Dari Tabel 5.2.22 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpendapat Ya, kadang
kadang pada grade I berjumlah 31 orang (20.39%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 35
orang (23.03%). Sedangkan responden yang berpendapat Pernah, namun sudah tidak dan tidak
pada grade I sebanyak 7 orang (4.61%) dan menjawab > Pernah, namun sudah tidak pada
hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%)sementara Pola asupan makanan sehari-hari bagi
pasien hipertensi dianjurkan sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang yaitu mengkonsumsi
beragam jenis bahan makanan, meliputi sumber karbohidrat 3-8 porsi per hari, sayuran 2-3 porsi
per hari, buah-buahan 3-5 porsi per hari, dan protein nabati dan hewani, masing-masing 2-3 porsi
per hari serta sedikit garam dan gula
Dari Tabel 5.2.23 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Ya, kadang
kadang pada grade I berjumlah 31 orang (20.39%) menjawab Ya, sering pada hipertensi grade II
berjumlah 42 orang (27.63%). Sedangkan responden yang berpendapat Pernah, namun sudah
tidak dan tidak pada grade I sebanyak 9 orang (5.92%) dan menjawab Pernah, namun sudah
tidak pada hipertensi grade II sebanyak 7 orang (4.61%). Prinsip diet pada penderita hipertensi
110
adalah pola asupan makanan yang sesuai dengan gizi seimbang, pembatasan asupan natrium,
serta cukup asupan kalium, kalsium, dan magnesium.
Dari Tabel 5.2.24 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Tidak pada
grade I berjumlah 31 orang (20.39%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 37 orang (37%).
Sedangkan responden yang berpendapat Pernah, namun sudah tidak pada grade I sebanyak 9
orang (5.92%) dan menjawab ya, sering
pada
hipertensi grade II
sebanyak
7 orang
Dari Tabel 5.2.26 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab sayur
sayuran dan buah buahan pada grade I berjumlah 33orang (21.71%) dan yang menjawab Tidak
ada perubahan pada hipertensi grade II berjumlah 28 orang (18.42%). Sedangkan responden
yang menjawab goreng gorengan dan daging daging berwarna merah pada grade I sebanyak
7orang (4.61%) dan menjawab ya, sering pada hipertensi grade II sebanyak 7orang (4.61%).
Dan diet yang baik adalah diet rendah garam,rendah lemak dan perbanyak buah buahan
111
Dari Tabel 5.2.27 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab khawatir
pada grade I berjumlah 28 orang (18.42%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 50 orang
(32.89%). Sedangkan responden yang menjawab Tidak khawatir sama sekali pada grade I
sebanyak 10 orang (6.58%) dan menjawab Sangat khawatir dan Tidak khawatir sama sekali
pada hipertensi grade II sebanyak 11 orang (7.24%). Hal tersebut dikarenakan dari pemikiran
masyarakat yang jika hipertensi diobati maka harus mengkonsumsi obat secara rutin yang akan
menyebabkan obat tersebut meracuni tubuh, tapi jika tidak diobati akan timbul komlikasi
lanjutan
Dari Tabel 5.2.28 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Dokter
puskesmas pada grade I berjumlah 40 orang (26.32%) dan yang menjawab Kerabat dan keluarga
pada hipertensi grade II berjumlah 26 orang (17.11%). Sedangkan responden yang menjawab
internet dan media cetak dan Tidak mencari sama sekali pada grade I sebanyak 8 orang (5.26%)
dan menjawab Dokter puskesmas pada hipertensi grade II sebanyak 13 orang (8.55%). dokter
masih menjadi pusat informasi dari pasien untuk memperoleh informasi.
Dari Tabel 5.2.29 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Segera
Berobat ke dokter pada grade I berjumlah 37 orang (24.34%) dan yang menjawab pada
hipertensi grade II berjumlah 58 orang (38.16%).
Acuhkan saja dan Minum obat warung pada grade I sebanyak 7 orang (4.61%) dan pada
hipertensi grade II sebanyak 6 orang (3.95%). Berobat kedokter tinggi Karena masyarakat takut
untuk mengobati diri sendiri
Dari Tabel 5.2.30 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Tentu saja
pada grade I berjumlah 26 orang (17.11%) dan yang menjawab Tidak pada hipertensi grade II
berjumlah 54 orang (35.53%).
sebanyak 11 orang (7.24%) dan pada hipertensi grade II sebanyak 0 orang (0.00%). hal ini
banyak dipengaruhi oleh factor usia dari responden dimana responden berpikir memiliki
keterbatasan dalam beraktifitas secara fisik
112
Dari Tabel 5.2.31 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Dikurangi
pada grade I berjumlah 40 orang (26.32%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 43 orang
(28.29%).
diperbanyak pada grade I sebanyak 7 orang (4.61%) dan yang menjawab Semakin diperbanyak
pada
hipertensi grade II
sebanyak
6 orang
menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi. Garam merupakan halyang sangat
penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi
melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah
Dari Tabel 5.2.32 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Setiap bulan,
segera setelah obat habis pada grade I berjumlah 30 orang (19.74%) dan pada hipertensi grade II
berjumlah 43 orang (28.29%). Sedangkan responden yang menjawab Setahun sekali bila ada
pengobatan gratis pada grade I
hipertensi grade II
sebanyak 6 orang (3.95%). sebaiknya control dilakukan secara rutin dan berkala, bisa sesuai
dengan jumlah obat hingga tidak ada terputus atau rutin dalam setiap bulannya
Dari Tabel 5.2.33 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab Minum
secara Teratur yang diberitahukan dokter pada grade I berjumlah 38 orang (25%) dan pada
hipertensi grade II berjumlah 62 orang (40.79%). Sedangkan responden yang menjawab Minum
Tidak teratur dan Tidak pernah minum obat darah tinggi pada grade I sebanyak 7 orang (4.61%)
dan yang menjawab Tidak pernah minum obat darah tinggi pada hipertensi grade II sebanyak 6
orang (3.95%). obat hipertensi yang diminum tidak teratur sama bahayanya dengan hipertensi
yang tidak diobati. Risiko terburuknya adalah komplikasi di 4 organ utama yakni stroke di otak,
gagal ginjal, serangan jantung dan kerusakan pembuluh darah di mata atau retinopati.
Dari Tabel 5.2.34 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menjawab 1 kali
pada grade I berjumlah 20 orang (3.16%) dan pada hipertensi grade II berjumlah 31 orang
(20.39%). Sedangkan responden yang menjawab 2 kali dan > 3 kali pada grade I sebanyak 14
orang (9.21%) dan yang menjawab 3 kali pada hipertensi grade II sebanyak 8 orang (5.26%).
113
sebaiknya control dilakukan secara rutin dan berkala, bisa sesuai dengan jumlah obat hingga
tidak ada terputus atau rutin dalam setiap bulannya
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sebanyak 58 Responden (38.15 %) memiliki suku budaya Jawa dimana 24 responden
(15,79%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 34 0rang (22.37%) mengalami hipertensi
grade II. Sebanyak 50 orang (32.9%) berpendidikan terakhir SD dimana 20 orang (13.16 %)
mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 30 0rang ( 19.74%) mengalami hipertensi grade II.
114
Sebanyak 80 Responden (52.63%) bekerja diluar PNS, Pegawai swasta dan wiraswasta dimana
33 orang (21.71%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 47 0rang (30,95%) mengalami
hipertensi grade II.Sebanyak 43 Responden (28.289%) pasien memiliki besar pendapatan /bulan
sejumlah 0 500Ribu dimana 11 orang (7,24%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 47
0rang (30,95%) mengalami hipertensi grade II. Dan sebanyak 25 0rang (16.45%) mengalami
hipertensi grade II.
Sebanyak 57 Responden (37,5%) berusia > 60 tahun ketika mengetahui dirinya sakit
hipertensi 27 orang (44.08%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 30 0rang (19.74%)
mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 96 Responden (63.15%) berusia > 60 tahun saat ini
dimana 23 orang (15.13%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 73 0rang (48.03%)
mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 55 Responden (36.184%) memiliki pemahaman bahwa
hipertensi merupakan penyakit yang diakibatkan oleh stress dan pertambahan usia dimana 25
orang (16.45%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 23 0rang (15.83%) mengalami
hipertensi grade II. Sebanyak 71 Responden (46.71%) memiliki pemahaman bahwa hipertensi
adalah Tekanan Darah 140 / 90 Mmhg Atau Lebih Dan Standar Akan Berubah Berikut
Pertambahan Usia dimana 18 orang (11.84%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 53
0rang (34.87%) mengalami hipertensi grade II.
Sebanyak 92 Responden (60.53%) mengetahui komplikasi dari hipertensi adalah stroke
dimana 33 orang (21.71%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 59 0rang (38.82%)
mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 110 Responden (72.37%) berpendapat bahwa
hipertensi adalah suatu tekanan darah tinggi dimana 42 orang (27.63%) mengalami hipertensi
grade I. Dan sebanyak
Responden (55.92%) memilih faktor 1,2,3 sebagai faktor penyebab hipertensi dimana 25 orang
(16.45%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 60 0rang (39.47%) mengalami hipertensi
grade II. Sebanyak 78 Responden (51.32%) berpendapat Dengan pengobatan dari dokter dan
melakukan pola hidup sehat yang dianjurkan petugas kesehatan untuk menanggulangi hipertensi
dimana 30 orang (19.47%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 48 0rang (31.58%)
mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 66 Responden (43.42%) Ketika ada gejala sakit kepala
dan pusing untuk periksa dimana 28 orang (18.42%) mengalami hipertensi grade I. Dan
sebanyak 43 0rang (28.29%) mengalami hipertensi grade II.
Sebanyak 70 Responden (46.1%) memahami pentingnya menjaga tensi untuk Untuk dapat
mencegah agar tidak menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung, ginjal, kerusakan
115
pada mata dan telinga dimana 29 (19.08%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 41
0rang (26.97%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 52 Responden (34.2%) memilih Semua
tingkat tekanan darah yang melebihi batas normal (>139/39 mmHg) baik menimbulkan gajala
maupun tanpa gejala harus ditanggulangi dimana 24 (15.79%) mengalami hipertensi grade I. Dan
sebanyak 33 orang (21.71%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 51 Responden (33.55%)
kadang kadang memiliki permasalahan dalam hidupnya dimana 23 (15.13%) mengalami
hipertensi grade I. Dan sebanyak 28 orang (18.42%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak
73 Responden (38.1%) tidak ada permasalahan dalam keluarga,lingkungan dan tempat kerja
dimana 27 (17.76%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 46 orang (30.26%) mengalami
hipertensi grade II.
Sebanyak 47 Responden (30.92%) sering berolahraga dimana 25 orang (16.45%)
mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 30 orang (19.74%) mengalami hipertensi grade II.
Sebanyak 81 Responden (53.25%) berolahraga selain lari/jogging,futsal, renang dimana 36 orang
(23.68%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 45 orang (29.61%)mengalami hipertensi
grade II. Sebanyak 51 Responden (33.64%) sudah tetap dikurangi konsumsi garam sehari hari
dimana 21 orang (13.82%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 30 orang (19.74%)
mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 78 Responden (51.32%) konsumsi garam sebanyak >
setengah sendok garam dimana 31 orang (20.39%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak
47 orang (30.92%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 66 Responden (43.42%) kadang
kadanag mengkonsumsi garam dimana 31 orang (20.39%) mengalami hipertensi grade I. Dan
sebanyak 35 orang (23.03%) mengalami hipertensi grade II.
Sebanyak 62 Responden (40.78%) sering mengkonsumsi gorengan dimana 31 orang
(20.39%)
merokok 31 orang (20.39%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 42 orang (27.63%)
mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 46 Responden (30.26%) akan menjadi lebih giat dalam
berolahraga dimana 23 orang (15.13%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 37 orang
(37%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 57 Responden (37.5%) memakan sayur dan
buah buahan dimana 33orang (21.71%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 23 orang
(15.13%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 78 Responden (51.31%) mengaku khawatir
dengan keadaannya saat ini dimana 28 orang (18.42%) mengalami hipertensi grade I. Dan
sebanyak 28 orang (18.42%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 53 Responden (34. 85%)
mencari tahu ke dokter puskesmas dimana 40 orang (26.32%) mengalami hipertensi grade I. Dan
116
sebanyak 50 orang (32.89%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 95 Responden (62.5%)
segera berobat kedokter dimana 37 orang (24.34%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak
26 orang (17.11%) mengalami hipertensi grade II.
Sebanyak 71 Responden (36.7%) akan tetap berolahraga dimana 26 orang (17.11%) mengalami
hipertensi grade I. Dan sebanyak 58 orang (38.16%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak
83 Responden (54.71%) akan mengurangi mengkonsumsi garam dimana 40 orang (26.32%)
mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 54 orang (35.53%) mengalami hipertensi grade II.
Sebanyak 73 Responden (48.02%) setiap bulan akan kontrol dan segera setelah obat habis
dimana 43 orang (28.29%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak 43 orang (28.29%)
mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 100 Responden (65.79%) minum obat secara teratur
yang diberitahukan dokter dimana 38 orang (25%) mengalami hipertensi grade I. Dan sebanyak
43 orang (28.29%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 51 Responden (33.55%) 1 kali
dalam sebulan untuk control dimana 20 orang (3.16%) mengalami hipertensi grade I. Dan
sebanyak 62 orang (40.79%) mengalami hipertensi grade II. Sebanyak 51 Responden (33.55%)
1 kali dalam sebulan untuk control dimana berjumlah 20 orang (3.16%) mengalami hipertensi
grade I. Dan sebanyak 31 orang (20.39%) mengalami hipertensi grade II.
117
Saran
Saran untuk masyarakat Kecamatan Makassar
Agar masyarakat dapat melaksankan pola kehidupan yang sehat sebagai upaya pencegahan
penyakit hipertensi. Dan tersadar akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penyakit
hipertensi. Sehingga masyarakat dapat lebih peduli terhadap kondisi kesehatannya sendiri
maupun keluarga dan orang lain
Agar masyarakat, terutama yang sedang mengidap penyakit hipertensi lebih waspada
terhadap penyakit yang dideritanya dan dapat meningkatkan pengetahuan terutama upaya
pencegahan dan penanganan hipertensi untuk meminimalisir angka kesakitan hipertensi.
Sehingga pada akhirnya angka kejadian dari penyakit hipertensi sendiri dapat ditekan dan
dikurangi oleh karena kesadaran dari masyarakat itusendiri
Agar masyarakat tersadar akan pentingnya berkunjung ke puskesmas, untuk mendeteksi ada
atau tidaknya peningkatan tekanan darah. dapat mengurangi penggunaan garam dalam
masakan perharinya Agar masyarakat dapat peduli dan rutin untuk mengontrol kesehatan dan
tekanan darah ke instansi kesehatan yang tersedia Agar masyarakat bias rutin meminum obat
dari puskesmas Agar masyarakat mengurangi konsumsi goreng gorengan dan memulai pola
hidup sehat dengan rutin berolahraga dan menghindari pola makan yang dapat menyebabkan
hipertensi
Agar masyarakat lebih tanggap terhadap tanda dari komplikasi hipertensi dapat melakukan
perencanaan kegiatan berolahraga rutin bersama memelihara tingkat kesehatan bersama
Saran untuk Petugas Puskesmas Kecamatan Makassar
Agar petugas puskesmas terus mengingatkan dan menolong masyarakat untuk terus
memperhatikan serta menjaga pola hidup yang baik. memotivasi masyarakat dengan
memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang pencegahan dan penanganan hipertensi bagi
masyarakat kecamatan Makassar secara khusus tentang pentingnya diet dan olahraga serta
pengobatan yang teratur
Agar petugas puskesmas menggalakkan masyarakat untuk terus melakukan pola hidup yang
sehat secara rutin untuk mencegah dan memberantas menurunkan angka kejadian hipertensi
Bagi Institusi
118
Diharapkan penelitian ini dapat menambah kepustakaan dan bahan informasi mengenai
hipertensi, bagaimana factor- factor yang dapat menyebabkan hipertensi dan bagaimana terapi
yang diberikan pada penderita hipertensi
DAFTAR PUSTAKA
1. Herke Sigarlaki, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 2, Infomedika,
Jakarta : 2009
2. Herke Sigarlaki, Epidemiologi, Edisi 2, Infomedika, Jakarta : 2007
3. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II ed.V. InternaPublishing.
Jakarta; 2009.
4. Gray, Huon H, dkk. Lecture Notes Kardiologi. Erlangga Medical Series. Jakarta; 2003
5. Rilantono, Lily Ismudiati, Faisal Baraas,dkk. Buku Ajar Ilmu Kardiologi. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta;2004.
6. Chung, Edward K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular ed.3. EGC. Jakarta;1995.
7. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Dengan
Modifikasi Gaya Hidup. Jakrta;2011
119
8. Di unduh dari
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-
penyebab-kematian nomor-tiga.html
9. Di unduh dari . http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris_Sugiharto.pdf. diperoleh 22
september 2012
10. Di unduh dari . http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-srirahayum6172-1-babi.pdf.
11. Di unduh dari http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/dae6346e11a1e3d53
7b44478463070f1a 36a9cd1. pdf
12. Di unduh dari http://etd.eprints.ums.ac.id/9523/1/J210080509.pdf.diperoleh 22 september
2012
13. Di unduh dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput-
5485-3.pdf
14. Di unduh dari http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris_Sugiharto.pdf. diperoleh 22
september 2012
15. . Di unduh dari http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris_Sugiharto.pdf. diperoleh 22
september 2012
16. Di unduh dari http://health.detik.com/read/2011/10/12/140059/1742359/763/obat-darahtinggi-malah-bahaya-jika-minumnya-tidak-teratur
17. Guidelines
Subcommittee.
World
Health
Organization-International
Society
of
120
LAMPIRAN
1. Rencana kegiatan
Kegiatan
Minggu
1
Penyusunan
proposal
Penyusunan
instrumen
Persiapan
lapangan
Uji coba
instrumen
Pengumpulan
data
Analisis data
Penyusunan
laporan
Persiapan
presentasi
121
2. Organisasi penelitian
Ketua
Konsultan
sekretariat
Penelitian data
Pengawas lapangan
Pencacah
Pewawancara
No. Kuesioner
Kuesioner Penelitian
Karakteristik dan Pola Perilaku Pasien
Hipertensi Di Puskesmas Kecamatan Makassar
Nama
:
122
Jenis Kelamin *
Laki laki
Usia
Tahun
Berat badan
Kg
Tinggi badan
Cm
Tekanan darah
: (1)
RT/RW
Kecamatan
Kelurahan
Perempuan
mmHg (2)
mmHg
KARAKTERISTIK
1. Suku anda adalah ?
a.
b.
c.
d.
Batak
Jawa
Betawi
Lain lain :
123
TINGKAT PENGETAHUAN
1. Menurut anda apakah penyakit hipertensi itu ?
a. Penyakit keturunan
b. Penyakit tidak menular yang diakibatkan karena pola hidup yang tidak
sehat
c. Penyakit yang diakibatkan oleh stress dan pertambahan usia
d. Tidak tahu
2. Menurut saudara apakah yang disebut dengan hipertensi ?
a. Tekanan darah 140 / 90 mmHg atau lebih dan standar akan berubah
berikut pertambahan usia
b. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih pada setiap kondisi aktivitas
124
c. 7,8 saja
d. semua benar
125
SIKAP
1. Apakah anda memiliki suatu permasalahan yang anda selalu pikirkan ?
a. Ya, sering
b. Ya, kadang kadang
c. Pernah, namun sudah tidak
d. Tidak
2. Apakah anda memiliki permasalahan di lingkungan anda ?
a. Ya, di lingkungan kerja
b. Ya, di lingkungan keluarga
c. Ya, di lingkungan sekitar
d. Tidak ada
3. Apakah anda berolahraga selama ini ?
a. ya, sering
b. kadang kadang
c. pernah tapi tidak lagi
d. tidak pernah
4. Apakah bentuk olahraga yang paling sering anda lakukan ?
a. Jogging / lari
b. Futsal
c. Renang
d. Lain-lain :..
5. Bagaimana cara pengaturan jumlah garam dalam masakan ?
a. Dalam jumlah yang tetap seperti orang normal
b. Kadang-kadang dikurangin
126
Tidak
Ya, sering
b.
c.
d.
Tidak
Ya, sering
b.
c.
d.
Tidak
PRAKTEK
1. Bagaimana pola olahraga anda setelah dokter memberitahu anda
mempunyai hipertensi?
a. Tetap jarang berolahraga
b. Menjadi lebih giat berolahraga
c. Berolahraga setiap hari
d. Tidak ada perubahan
2. Makanan apa yang sering anda konsumsi setelah mengetahui anda
mengidap hipertensi?
127
a.
b.
c.
d.
d. Semakin diperbanyak
8. Kapan anda melakukan kontrol terhadap penyakit hipertensi anda?
a. Setiap saat setiap waktu.
b. Setiap bulan, segera setelah obat habis
c. Kapan saja anda mau
d. Setahun sekali bila ada pengobatan gratis
9. Bagaimana tindakan anda setalah mendapatkan obat hipertensi ?
a. Minun secara Teratur yang diberitahukan dokter
b. Minum Tidak teratur
c. Minum obat jika ada keluhan
d. Tidak pernah minum obat darah tinggi
10.Berapa kali dalam sebulan anda memeriksakan tekanan darah anda ?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. > 3 kali
129