Anda di halaman 1dari 49

KOMPONEN PROTOPLASMIK

1. AMILUM
1.1 Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)

1.1.1 Klasifikasi Kacang Hijau


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Subkelas

: Rosidae

Ordo

: Fabales

Famili

: Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus

: Phaseolus

Spesies

: Phaseolus radiatus L. (www.plantamor.com)

1.1.2 Morfologi Kacang Hijau


Susunan tubuh tanaman (morfologi) kacang hijau terdiri atas akar, batang,
daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan
membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Makin banyak nodula akar, makin tinggi
kandungan nitrogen sehingga menyuburkan tanah. Sedangkan batang tanaman kacang
hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelat-cokelatan atau kemerahmerahan, tumbuh tegak mencapai ketinggian 30-110 cm dan bercabang menyebar ke
semua arah. Daun tumbuh majemuk, tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun
berbentuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau. Bunga kacang hijau
berkelamin sempurna (hermaphrodite), berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning.
Buah berpolong, panjangnya antara 6-15 cm, tiap polong berisi 6-16 butir biji. Biji
kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5-0,8 mg atau
berat per 1000 butir antara 36-78 g, berwarna hijau sampai hijau mengilap
(Depkes RI, 1977).
1.1.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa
: Gurih

Spesifikasi warna
Spesifikasi bau

: Hijau
: Tidak berbau

1.1.4 Pengamatan Mikroskopik


Nama bahan
: Biji kacang hijau
Nama ilmiah
: Phaseolus radiatus L.
Nama simplisia
: Phaseoli semen
Nama preparat
: Biji kacang hijau yang dihaluskan
Perbesaran
: 40 x 10
Famili
: Papilionaceae

1.1.5 Uji Reagen


IKI
Biru kehitaman
Terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman setelah penambahan reagen IKI,
hal ini menunjukkan bahan mengandung amilum.
1.1.6 Kandungan Berdasarkan Literatur
Kacang hijau mengandung protein tinggi sebanyak 7 gr/100 gr. Protein yang
terkandung memiliki asam amino lengkap. Kacang hijau memiliki kandungan serat
yang tinggi sekitar 7,6 gr/100 gr. Karbohidrat yang terkandung dalam kacang hijau
adalah 19 gr/100 gr. Asam lemak esensial yang terkandung dalam kacang hijau adalah
omega-3 (0,9 mg/100 gr) dan omega-6 (119 mg/100 gr) (Murtie, 2013)
Kacang hijau mengandung asam folat dan vitamin B1 (thiamin) yang tinggi.
Asam folat sebanyak 159 g/100 gr dan thiamin sebesar 0,2 mg/100 gr. Selain itu
juga kaya vitamin B lain, seperti riboflavin, B6, asam pantothenat, serta niasin.
Kacang hijau kaya akan mineral, dalam 100 gramnya mengandung seperti potasium
(266 mg), phosphorus (99 mg), manganese (48 mg), kalsium (27 mg), magnesium
(0,3 mg), besi (1,4 mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5 g) (Murtie, 2013)
Kaya akan enzim aktif seperti amilase yang meningkatkan penyerapan dan
pembentukan energi serta kecambah kacang hijau memiliki kandungan fitosterol (15
mg/100 gr) yang berfungsi sebagai antioksidan (Murtie, 2013)
1.1.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Menurut Murtie (2013), khasiat kacang hijau antara lain:

Kolesterol
Kacang hijau adalah makanan rendah kolesterol dan banyak mengandung serat
yang mudah larut. Serat ini mengacu pada beberapa partikel makanan yang sulit
dicerna. Serat makanan terdiri dari 2 macam, dapat larut dan tidak larut. Serat
yang tidak larut membantu menormalkan buang air besar namun tidak banyak
membantu dalam menurunkan tekanan darah. Serat yang mudah larut apabila
dicampur dengan air di dalam saluran pencernaan akan membentuk bahan sepert
jelly yang pada gilirannya membantu mendukung fungsi-fungsi penting tubuh.
Makanan yang kaya akan serat mudah larut diketahui dapat menurunkan kadar
kolesterol LDL (kolesterol jahat) dengan cara meningkatkan produksi penyerap
LDL yang berfungsi untuk menghilangkan kelebihan kolesterol LDL dalam darah.
Sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi 10 sampai dengan 25 gram serat mudah
larut tiap hari untuk mengurangi jumlah kolesterol LDL. Satu cangkir kacang
hijau mengandung 1,9 gram dari total jumlah serat mudah larut yang dianjurkan
untuk dikonsumsi. Kacang hijau dapat dikombinasikan dengan makanan berserat

lainnya guna mengurangi kadar kolesterol LDL lebih lanjut.


Kanker Payudara
Kacang hijau dan jenis kacang-kacangan lainnya mengandung zat yang dapat
memerangi infeksi virus. Zat ini memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker
tertentu termasuk yang ditemukan pada kanker payudara. Zat ini diketahui juga

dapat menghambat dan mencegah pembentukan sel-sel tumor.


Pasca Menopause
Kacang-kacangan seperti halnya kacang hijau mengandung nutrisi isoflavon.
Nutrisi ini membantu pengaturan aktivitas hormonal. Isoflavon adalah kelompok
phytoestrogen, membuat kacang hijau bersifat estrogenik secara alamiah. Kacang
hijau mengandung kira-kira 495,1 mikro gram kandungan phytoestrogen membuat
kacang hijau sumber phytoestrogen yang baik. Uji coba selama 12 minggu,
phytoestrogen menunjukkan dapat meredakan panas yang mengganggu dan tidak
menyenangkan. Mengkonsumsi 90 mg per hari phytoestrogen dapat membantu
perempuan pasca-menopause dalam mencegah dampak buruk dari osteoporosis

dengan merangsang pembentukan tulang.


Diabetes
Kacang hijau adalah makanan dengan indeks glikemik rendah, berarti ia makanan
yang baik dikonsumsi oleh penderita diabeter. Makanan dengan kadar glikemik
rendah menyebabkan kadar gula yang sehat. Orang-orang yang mengkonsumsi

makanan dengan indeks glikemik rendah cenderung mempunyai tingkat lemak


tubuh yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi
makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti halnya roti dan minuman ringan.
1.2 Ketela Pohon (Manihot esculenta)

1.2.1 Klasifikasi Ketela Pohon


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Subkelas

: Rosidae

Ordo

: Euphorbiales

Famili

: Euphorbiaceae

Genus

: Manihot

Spesies

: Manihot esculenta Crantz.(www.plantamor.com)

1.2.2 Morfologi Ketela Pohon


Perdu yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, tinggi 2-7 m. Batang
dengan tanda bekas daun yang bertonjolan. Umbi akar besar, memanjang, dengan
kulit berwarna cokelat suram. Tangkai daun 5-35 cm, helaian daun sampai dekat
pangkal berbagi menjari 3-9 (daun yang tertinggi kerap kali bertepi rata ), dengan taju
yang bentuknya berbeda. Daun penumpu kecil, rontok. Bunga dalam tandan yang
tidak rapat, 3-5 tandan berkumpul pada ujung batang, pada pangkal batang bunga
betina, lebih atas dengan bunga jantan. Tenda bunga tunggal, panjang 1 cm. Bunga
jantan : tenda bunga berbentuk lonceng, bertaju 5, benang sari 10, berseling panjang
dan pendek, tertancap sekitar penebalan dasar bunga yang kuning dan berlekuk.
Bunga betina : tenda bunga berbagi 5, bakal buah di kelilingi oleh tonjolan penebalan
dasar bunga yang kuning, berbentuk cincin, tangkai putik bersatu, sangat pendek,
dengan kepala putik yang lebar berwarna mentega, dan berlekuk banyak. Buah bentuk
bola telur, dengan 6 papan yang membujur, biji dengan alat tambahan berlekuk pada
pangkalnya (Depkes RI, 1989).

1.2.3 Keterangan Organoleptik


Spesifikasi rasa
: Manis
Spesifikasi warna
: Putih
Spesifikasi bau
: Khas aromatik
1.2.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Ketela Pohon
Nama ilmiah
: Manihot esculenta
Nama simplisia
: Amylum manihot
Nama preparat
Perbesaran
Famili

: Irisan umbi (buah)


: 40 x 10
: Euphorbiaceae

1.2.5 Uji Reagen


IKI
Biru kehitaman
Terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman setelah penambahan reagen IKI,
hal ini menunjukkan bahan mengandung amilum.
1.2.6 Kandungan Berdasarkan Literatur
Ketela pohon memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C, dan amilum. Daun mengandung vitamin A,
B1 dan C, kalsium, kalori, fosfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi.
Sementara kulit batang mengandung tannin, enzim peroksidase, glikosida, dan
kalsium oksalat. Bagian yang dipergunakan adalah daun dan umbi (Murtie, 2013).
1.2.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja,
beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina. Mengatasi rematik bisa dilakukan dengan
pemakaian dalam dan pemakaian luar (Murtie, 2013).

1.3. Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

1.3.1 Klasifikasi Ubi Jalar


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Subkelas

: Asteridae

Ordo

: Solanales

Famili

: Convolvulaceae

Genus

: Ipomoea

Spesies

: Ipomoea batatas Poir (www.plantamor.com)

1.3.2 Morfologi Ubi Jalar


Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku-buku, dan tipe
pertumbuhan tegak atau merambat. Panjang batang tanaman merambat antara 2-3 m
dan pada tipe tegak antara 1-2 m. Ukuran batang dibedakan menjadi 3 macam yaitu
besar, sedang, dan kecil. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan
(Depkes RI, 1989).
Bentuk ubi biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai
tidak rata. Bentuk ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara
200g - 250g per ubi. Kulit ubi biasanya berwarna putih, kuning, ungu kemerahmerahan, struktur kulit ubi antara tipis sampai dengan tebal dan biasanya bergetah
(Depkes RI, 1989).
Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk dangkal
sampai berlekuk dalam, sedangkan bagian ujung daun meruncing. Helaian daun
berukuran lebar, menyatu mirip bentuk jantung, namun ada pula yang bersifat
menjari. Daun biasanya berwarna hijau tua atau hijau kekuning-kuningan
(Depkes RI, 1989).
Bunga ubi jalar berbentuk mirip terompet tersusun dari lima helai daun
mahkota, lima helai daun bunga, dan satu tangkai putik. Mahkota bunga berwarna
putih atau putih keungu-unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari mulai pukul

04.00-11.00.bila terjadi penyerbukan buatan, bunga akan membentuk buah. Buah ubi
jalar berbentuk bulat berkotak tiga, berkulit keras, dan berbiji (Depkes RI, 1989).
1.3.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa
: Manis
Spesifikasi warna
: Putih
Spesifikasi bau
: Tidak berbau
1.3.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Ubi jalar
Nama ilmiah
: Ipomoea batatas
Nama simplisia
: Batatasae folium
Nama preparat
: Irisan umbi (buah)
Perbesaran
: 40 x 10
Famili
: Convolvulaceae

1.3.5 Uji Reagen


IKI
Biru kehitaman
Terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman setelah penambahan reagen IKI,
hal ini menunjukkan bahan mengandung amilum.
1.3.6 Kandugan dan Khasiat Berdasarkan Literatur
Menurut Murtie (2013), kandungan dan khasiat ubi jalar antara lain:
Mencegah Diabetes
Ubi jalar dianggap mengandung indeks glikemik rendah dan penelitian terbaru
menunjukkan ubi jalar dapat mengurangi gula darah dan resistensi insulin pada
penderita diabetes. Serat dalam ubi jalar membuat perbedaan besar juga.
Penelitian telah menunjukkan bahwa penderita diabetes tipe 1 yang mengonsumsi
diet tinggi serat, telah meningkatkan gula darah, lipid dan kadar insulin. Satu ubi

jalar sedang memberikan sekitar 6 gram serat.


Mengurangi Tekanan Darah
Mempertahankan asupan natrium yang rendah sangat penting untuk menurunkan
tekanan darah, namun meningkatkan asupan kalium mungkin sama pentingnya.
Menurut the National Health and Nutrition Examination Survey, kurang dari 2%

orang dewasa di AS memenuhi rekomendasi harian kalium yaitu 4.700 mg.3 Satu
ubi jalar menyediakan sekitar 542 miligram. Asupan kalium tinggi dikaitkan

dengan 20% penurunan risiko kematian akibat tekanan darah tinggi.


Mempengaruhi Kesuburan
Bagi wanita yang masih subur, mengkonsumsi lebih banyak zat besi dari sumber
tanaman dapat mempengaruhi kesuburan, menurut Harvard Medical School
Harvard Health Publications. Vitamin A dalam ubi jalar (dikonsumsi sebagai beta
karoten, kemudian dikonversi menjadi vitamin A dalam tubuh) juga penting

selama kehamilan dan menyusui untuk sintesis hormon.


Meningkatkan Imunitas
Makanan nabati seperti ubi jalar yang tinggi vitamin C dan beta-karoten
menawarkan meningkatkan kekebalan tubuh dari kombinasi yang kuat mereka
nutrisi. Kandungan vitamin C pada ubi jalar, berfungsi mencegah penyakit yang

datang melelui virus seperti flu.


Mengatasi Peradangan
Kolin merupakan nutrisi yang sangat penting dan serbaguna dalam ubi jalar untuk
membantu tidur, gerakan otot, belajar dan memori. Kolin juga membantu untuk
mempertahankan struktur membran sel, membantu dalam transmisi impuls saraf,
membantu dalam penyerapan lemak dan mengurangi inflammation. Dalam studi
yang dipublikasikan oleh Journal of Medicinal Food, ekstrak ubi jalar ungu

ditemukan memiliki efek anti-inflamasi dan antilipogenic positif.


Menjaga Kesehatan Mata
Menurut Duke, dokter mata Jill Koury, MD, kekurangan vitamin A dapat
menyebabkan segmen luar fotoreseptor mata memburuk, merusak penglihatan
normal. Memperbaiki kekurangan vitamin A dengan makanan tinggi beta karoten
akan mengembalikan kemampuan penglihatan.
Dari berbagai catatan, vitamin C dan E dalam ubi jalar telah terbukti mendukung
kesehatan mata dan mencegah kerusakan degeneratif. Asupan tinggi dari berbagai
jenis manfaat buah-buahan (3 porsi atau lebih per hari) juga telah terbukti

mengurangi risiko dan perkembangan degenerasi makula terkait usia.


Menyehatkan Pencernaan
Kandungan serat yang tinggi ubi jalar membantu mencegah sembelit dan

mempromosikan keteraturan untuk saluran pencernaan yang sehat.


Sumber energi
Kandungan mineral penting yaitu zat besi dan magnesium meningkatkan energi
yang dibutuhan untuk beraktivitas. Pada zat besi juga merangsang produksi
pembentukan sel darah merah bagi tubuh.

1.4 Ketan (Oryza glutinosa)

1.4.1 Klasifikasi Ketan


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (Berkeping satu/monokotil)
Subkelas

: Commenelinidae

Ordo

: Poales

Famili

: Poaceae

Genus

: Oryza

Spesies

: Oryza glutinosa (www.plantamor.com)

1.4.2 Keterangan Organoleptik


Spesifikasi rasa
: Tidak berasa
Spesifikasi warna
: Hitam
Spesifikasi bau
: Tidak berbau
1.4.3 Pengamatan Mikroskopik
Namabahan
: Ketan
Nama ilmiah
: Oryza glutinosa
Nama simplisia
: Oryzae semen
Nama preparat
: Biji (serbuk biji)
Perbesaran
: 40 x 10
Famili
: Poaceae

1.4.4 UjiReagen
IKI
Biru kehitaman
Terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman setelah penambahan reagen IKI
hal ini menunjukkan bahan mengandung amilum.
1.4.5 Kandungan Berdasarkan Literatur
Beras ketan hitam mengandung energi sebesar 356 kilokalori, protein 7 gram,
karbohidrat 78 gram, lemak 0,7 gram, kalsium 10 miligram, fosfor 148 miligram, dan
zat besi 1 miligram. Selain itu di dalam beras ketan hitam juga terkandung vitamin A
sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,2 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut
didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Beras Ketan Hitam, dengan
jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 % (Murtie, 2013).
1.4.6 Khasiat Berdasarkan Literatur
Menurut Murtie (2013), khasiat ketan antara lain:
Menjaga Daya Tahan Tubuh
Khasiat ini tidak serta merta bisa mengobati anda dari sakit, perlu diingat ketan
hitam ini bukanlah obat. Ketan Hitam dapat membantu menjaga daya tahan tubuh
apalagi disaat musim hujan seperti sekarang. Jadi mengkonsumsi lebih banyak

ketan hitam akan membuat anda memiliki kekebalan tubuh yang baik.
Mencegah Diabetes
Karena mempunyai sifat anti-inflamasi dan kaya antioksidan maka untuk

konsumsi jangka panjang akan berguna untuk mencegah Alzheimer dan diabetes.
Menjaga Kesehatan Kulit Secara Alami
Pekatnya ketan hitam mampu menggantikan sel kulit mati dengan sel kulit baru
yang lebih halus dan lembut, juga mengandung antioksidan, mengandung

pelembab alami, serta dapat mendinginkan kulit.


Memperbaiki Kerusakan Sel Hati
Hati adalah organ penting bagi tubuh kita dan memiliki tugas yang berat
menetralisir racun di dalam tubuh. Peranan hati yang vital dalam tubuh harus
diimbangi dengan nutrisi yang tepat sehingga bisa meminimalisir resiko
kerusakan hati. Ketan hitam memiliki kandungan yang mampu memperbaiki

kerusakan hati seperti hepatitis dan chirosis/pengerasan hati.


Mencegah Kanker dan Tumor
Kanker/tumor adalah pertumbuhan sel yang tak terkendali. Kanker atau tumor
adalah penyakit yang sangat mematikan dan hingga kini belum ada obat yang
100% bisa mengobati kanker/tumor. Untuk itu mulai sekarang mari kita berusaha
untuk mencegahnya. Nah, di dalam ketan hitam memiliki zat yang mampu
menjaga tubuh kita dari serangan kanker. Maka dari itu perbanyaklah
mengkonsumsi ketan hitam sedari dini.

Mencegah Anemia
Pada ketan hitam terdapat zat besi yang tinggi hingga 15,52 ppm. Dengan beitu
Anda tak mudah lesu dan tetap bugar karena terhindar dari anemia setelah

terpenuhinya zat besi.


Memperlambat Penuaan
Ketan hitam mampu memperlambat penuaan sehingga anda selalu tampil awet
muda karena di dalamnya terdapat kandungan antioksidan yang mampu

menangkal radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini.


Membersihkan Kolestrol dalam Darah
Bagi anda yang yang suka makan makanan berlemak atau berminyak tentu
membuat

kadar

kolestrol

darah

meningkat.

Oleh

karena

itu

rajinlah

mengkonsumsi beras hitam, karena kandungan zat yang ada di dalam ketan hitam

mampu menetralisir kolestrol dalam darah.


Menyuburkan Rambut
Berdasarkan penelitian medis ternyata ketan hitam mampu menyuburkan rambut.
Nutrisi yang dibutuhkan oleh rambut diserap melalui akar rambut yang diperoleh
dari nutrisi makanan yang kita makan. Kandungan yang ada di dalam ketan hitam

mampu menyuburkan rambut kita.


Membuat Otot Tubuh Menjadi Padat
Pengen memiliki otot dan tubuh yang padat seperti binaragawan? Penuhi nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh supaya tubuh senantiasa sehat dan sel-selnya
berkembang dengan baik. Konon ketan hitam mampu membuat otot tubuh
menjadi padat sehingga tubuh terlihat atletis.

1.5 Padi (Oryza sativa)

1.5.1 Klasifikasi Padi


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
: Commelinidae
: Poales
: Poaceae (suku rumput-rumputan)
: Oryza
: Oryza sativa L. (www.plantamor.com)

1.5.2 Morfologi Padi


Menurut Satya (2013), akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap
air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman.
Akar tanaman padi dapat dibedakan atas : Radikula; akar yang tumbuh pada saat
benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan
batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar
tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan
daun. Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar
serabut akan tumbuh. Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar
tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada
diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut
biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar
serabut. Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah.
Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar
yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah
rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang. Bagian akar yang telah dewasa
(lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar
yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun
dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung
bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas
yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan
seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian
bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian
atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan
percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian
yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle
pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang

paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas
menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi
(Satya, 2013).
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu
batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5
sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas
yang disebut tunasorde pertama. Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas
yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh
tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepad apembentukan
tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal.Tunas-tunas yang timbul dari tunas
orde pertama disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini
yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah
sekali pada batang tunggal/utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya
tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup
dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua (Satya, 2013).
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang
berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi
adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat
dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah:
helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti
pita.

Panjang

dan

lebar

helaian

daun

tergantung

varietas

padi

yang

bersangkutan. Pelepah daun (upih) merupakan bagian daun yang menyelubungi


batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang
jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi. Lidah daun ; lidah daun terletak pada
perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung
pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun
adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih).
Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air
memudahkan penyebaran penyakit. Daun yang muncul pada saat terjadi
perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan
akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian
diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak
yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga.
Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya,

namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah
malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi
daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon
daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru)
mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya
(Satya, 2013).
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua,
sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang
malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari
sumbu utama pada ruas buku 148 yang terakhir inilah biasanya panjang malai
(rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu
malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang
(lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang
paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang.
Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas
baru, setiap malai bisa mencapai100-120 bunga (Satya, 2013).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah,
tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung
serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang
berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (DepartemenPertanian,
1983). Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah: kepala sari, tangkai
sari, palea (belahan yang besar), lemma (belahan yang kecil), kepala putik, tangkai
bunga (Satya, 2013).
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya
bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi
setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain
yang membentuk sekam atau kulit gabah. Jika bunga padi telah dewasa, kedua
belahan kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka
dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi
siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi
pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30320C. Di dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari
bunga padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis). Jika buah padi

telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus
berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh
masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya
merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak
berbunga, lodicula menjad imengembang karena menghisap cairan dari bakal buah.
Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini
memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau dari
samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya
kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung
sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali.
Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses
penyerbukkan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga
danendosperm.

Endosperm

adalahpenting

sebagai

sumbercadangan

makanan

bagitanaman yang baru tumbuh Satya (2013).


1.5.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa
: Tidak berasa
Spesifikasi warna
: Putih
Spesifikasi bau
: Tidak berbau
1.5.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Padi
Nama ilmiah
: Oryza sativa
Nama simplisia
: Amylum oryzae
Perbesaran
: 10 x 10
Famili
: Poaceae

Tipe amilum
Bentuk amilum
Tipe hilus
Bentuk hilus

: Setengah majemuk
: Bulat
: Konsentrik
: Titik

1.5.5 Uji Reagen


HCl
Terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman setelah penambahan
reagen IKI hal ini menunjukkan bahan mengandung amilum.

1.5.6 Kandungan Berdasarkan Literatur


Tangkai buah, buah dan batang Oryza sativa mengadung saponin, di samping
itu tangkai buah dan batangnya juga mengandung polifenol serta tangkai buahnya
juga mengandung alkaloida. Biji mengandung karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan,
phytin, glutelin, enzim (phytase, lypase dan diastase) dan vitamin B1 (Satya, 2013).

1.5.7 Khasiat Berdasarkan Literatur


Tangkai buah Oryza sativa berkhasiat untuk penyubur rambut dan kulit ari,
obat beri-beri, lambung dan limpa lemah, tidak nafsu makan, gangguan pencernaan,
rasa penuh di dada dan perut, tangan dan kaki rasa kesemutan.Selaput biji berkhasiat
untuk mengatasi gangguan pencernaan,
makan,

rasa penuh di dada dan

lambung dan limpa lemah, tidak nafsu

perut, beri-beri, serta tangan dan kaki rasa

kesemutan, baal. Tangkai buah berkhasiat untuk mengatasi rambut kotor, dan
keguguran. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi demam, diare, gondongan,
rematik, keseleo, radang payudara, radang kulit, dan bisul. Akar berkhasiat untuk
mengatasi keringat berlebiban, berkeringat spontan, dan filariasis. Akar bersifat
hangat dan manis. Berkhasiat menghilangkan keringat, membunuh cacing
(antelmintik), dan sebagai penawar racun. Selaput biji (kulit ari) bersifat manis, netral,
serta masuk meridian limpa dan lambung. Berkhasiat memelihara lambung,
memperkuat limpa, meningkatkan nafsu makan dan antineuritis. Pati beras berkhasiat
sebagai pelembut kulit, peluruh kencing dan pendingin (Satya, 2013).
1.6 Jagung (Zea mays)

1.6.1 Klasifikasi Jagung


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L. (www.plantamor.com)

1.6.2 Morfologi Jagung


Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup
dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman (Murtie, 2013).
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh
pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus
pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak
banyak mengandung lignin (Murtie, 2013).
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah
dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung
berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel
epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman
menanggapi defisit air pada selsel daun (Murtie, 2013).
Jagung memiliki bunga jantandan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari
suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang
glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.
Bunga betina tersusun dalam tongkol (Murtie, 2013).
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun
memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas
prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini
daripada bunga betinanya (protandri) (Murtie, 2013).
1.6.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa
: Manis
Spesifikasi warna
: Kuning
Spesifikasi bau
: Tidak berbau
1.6.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Jagung
Nama ilmiah
: Zea mays
Nama simplisia
: Maidis amylum

Perbesaran
Famili

: 40 x 10
: Poaceae

Tipe amilum
Bentuk amilum
Tipe hilus
Bentuk hilus

: Tunggal, setengah majemuk, majemuk


: Rompang, bulat, lonjong (besar)
: Eksentrik
: Lamda

1.6.5 Uji Reagen


HCl

Terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman setelah

penambahan reagen IKI hal ini menunjukkan bahan mengandung amilum.


1.6.6 Kandungan Berdasarkan Literatur
Kandungan kimia yang terdapat pada biji yaitu alkaloida, saponin, flavonoida,
polifenol, kalium, thiamin & fosfor. Jagung bukan hanya enak untuk makanan tapi
juga memiliki kegunaan untuk obat ginjal, hipertensi, diabetes, malancarkan ASI,
melancarkan air seni, cacar air, diare (Murtie, 2013).
1.6.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Rambut atau tongkol muda: batu empedu, batu ginjal, busung air pada radang
ginjal, busung perut, hepatitis, kencing manis, radang kandung empedu, sirosis,
tekanan darah tinggi (Murtie, 2013).

1.7 Kentang (Solanum tuberosum)

1.7.1 Klasifikasi Kentang

Kingdom
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae (Tumbuhan)
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
: Asteridae
: Solanales
: Solanaceae (suku terung-terungan)
: Solanum
: Solanum tuberosum L. (www.plantamor.com)

1.7.2 Morfologi Kentang


Tanaman kentang adalah tanaman herba semusim dan menyukai iklim yang
sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi. Karena merupakan tanaman
herba, maka tanaman kentang tidak dapat tumbuh tinggi dan tidak berkayu.Tanaman
kentang menghasilkan umbi yang disebut kentang. Tanaman kentang termasuk
tergolong kedalam suku terung-terungan (Solanaceae). Tanaman kentang merupakan
tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan sekarang banyak dibudidayakan di
Eropa (Satya, 2013).
Merupakan tanaman setahun. Bentuk sesungguhnya menyemak dan bersifat
menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50-120 cm, dan
tidak berkayu (tidak keras bila dipijat). Batang dan daun berwarna hijau kemerahanmerahan atau keungu-unguan. Bunganya berwarna kuning keputihan atau ungu,
tumbuh di ketiak daun teratas, dan berjenis kelamin dua. Benang sarinya berwarrna
kekuning-kuningan dan melingkari tangkai putik. Putik ini biasanya lebih cepat
masak. Buahnya berbentuk buni, buah yang berkulit/dindingnya berdaging, dan
mempunyai dua ruang. Di dalam buah berisi banyak calon biji yang jumlahnya bisa
mencapai 500 biji. Akan tetapt, dari jumlah tersebut yang berhasil menjadi biji hanya
sekitar 100 biji saja, bahkan ada yang Cuma puluhan biji, jumlah ini tergantung dari
varietas kentangnya. Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan
sangat halus. Akar ini berwarna keputih-putihan. Kedalaman dayatembusannya bisa
mencapai 45 cm. Namun, biasanya akar ini banyak yang mengumpul di kedalaman 20
cm. selain mempunyai organ-organ tersebut, kentang juga mempunyai organ umbi.
Umbi tersebut berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah. Cabang ini
merupakan tempat menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa dimakan.
Umbibisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang-cabang baru.
Semua bagian tanaman tersebut mengandung racun solanin. Begitu pula umbinya,
yaitu ketika sedang memasuki masa bertunas. Namun, bagian umbi ini, bila telah

berusia tua atau siap panen, racun ini akan berkurang bahkan bisa hilang, sehingga
aman untuk dimakan (Satya, 2013).
1.7.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa
: Tidak berasa
Spesifikasi warna
: Kuning
Spesifikasi bau
: Tidak berbau
1.7.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Kentang
Nama ilmiah
: Solanum tuberosum
Nama simplisia
: Solani tubera
Perbesaran
: 10 x 10
Famili
: Solanaceae

Tipe amilum
Bentuk amilum
Tipe hilus
Bentuk hilus
1.7.5 Uji Reagen
HCl

: Setengah majemuk
: Lonjong
: Eksentrik
: Tidak terlalu nampak
Terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman setelah

penambahan reagen IKI hal ini menunjukkan bahan mengandung amilum.


1.7.6 Kandungan Berdasarkan Literatur
Umbi kentang mengandung alkaloida, flavonoida, pati dan polifenol
(Satya, 2013).
1.7.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Umbi kentang berkhasiat sebagai obat luka bakar, obat kencing manis dan
obat kurang darah (Satya, 2013).

1.8 Pisang (Musa paradisiaca)

1.8.1 Klasifikasi Pisang


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Musaceae (suku pisang-pisangan)
Genus
: Musa
Spesies
: Musa paradisiaca (www.plantamor.com)
1.8.2 Morfologi Pisang
Tanaman pisang termasuk dalam monokotil. Batang semu ini merupakan
tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman
bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu
buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol.
Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh
menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji ataubersifat
partenokarpi (Satya, 2013).
Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam
topografi tanah, baik tanah datar atau pun tanah miring.Produktivitas pisang yang
optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian di
bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH 4,5-7,5. Suhu
harian berkisar antara 250C-280C dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun
(Satya, 2013).
Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati.
Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bongol) yang
pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh tanaman baru.
Pisang mempunyai batang semu yang tersusun atas tumpukanpelepah daun yang
tumbuh dari batang bawah tanah sehingga mencapaiketebalan 20-50 cm. Daun yang
paling muda terbentuk dibagian tengahtanaman, keluarnya menggulung dan terus

tumbuh memanjang,kemudian secara progresif membuka. Helaian daun bentuknya


lanset memanjang, mudah koyak, panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm, permukaanbawah
berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata, tersusun sejajar
dan menyirip, warnanya hijau (Satya, 2013).
Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh
seludang berwarna merah kecoklatan. Seludang akan lepas dan jatuh ke tanah jika
bunga telah membuka. Bunga betina akan berkembang secara normal, sedang bunga
jantan yang berada di ujung tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludang
dan disebut sebagai jantung pisang. Tiap kelompok bunga disebut sisir, yang tersusun
dalam tandan. Jumlah sisir betina antara 5-15 buah. Pisang mempunyai bunga
majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh seludang berwarna merah
kecoklatan. Seludang akan lepas dan jatuh ke tanah jika bunga telah membuka. Bunga
betina akan berkembang secara normal, sedang bunga jantan yang berada di ujung
tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludang dan disebut sebagai jantung
pisang. Tiap kelompok bunga disebut sisir, yang tersusun dalam tandan. Jumlah sisir
betina antara 5-15 buah. Buah pisang tersusun dalam tandan. Tiap tandan terdiri atas
beberapa sisir, dan tiap sisir terdiri dari 6-22 buah pisang atau tergantung pada
varietasnya. Buah pisang pada umumnya tidak berbiji atau disebut 3n (triploid),
kecuali pada pisang batu (klutuk) bersifat diploid (2n) (Satya, 2013).
Proses pembuahan tanpa menghasilkan biji disebut partenokarpi. Ukuran buah
pisang bervariasi, panjangnya berkisar antara 10-18cm dengan diameter sekitar 2,54,5 cm. Buah berlingir 3-5 alur, bengkok dengan ujung meruncing atau membentuk
leher botol. Daging buah (mesokarpa) tebal dan lunak. Kulit buah (epikarpa) yang
masih muda berwarna hijau, namun setelah tua (matang) berubah menjadi kuning dan
strukturnya tebal sampai tipis (Satya, 2013).
Buah pisang termasuk buah buni, bulat memanjang, membengkok, tersusun
seperti sisir dua baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning, atau coklat. Tiap
kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah pisang. Berbiji atau tanpa biji.
Bijinya kecil, bulat, dan warna hitam. Buahnya dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak
keluarnya jantung pisang (Satya, 2013).
1.8.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa
: Manis
Spesifikasi warna
: Kuning
Spesifikasi bau
: Berbau manis
1.8.4 Pengamatan Mikroskopik

Nama bahan
Nama ilmiah
Nama simplisia
Perbesaran
Famili

: Pisang
: Musa paradisiaca
: Paradisiaca cortex
: 10 x 10
: Musaceae

Tipe amilum
Bentuk amilum
Tipe hilus
Bentuk hilus

: Tunggal
: Lonjong
: Eksentrik
: Titik

1.8.5 Uji Reagen


HCl

Terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman setelah

penambahan reagen IKI hal ini menunjukkan bahan mengandung amilum.

1.8.6 Kandungan Berdasarkan Literatur


Akar mengandung serotonin, norepinefrin,

tannin,

hidroksitriptamin,

dopamine, vitamin A, B dan C. Buah mengandung flavonoid, glukosa, fruktosa,


sukrosa, tepung, protein, lemak, minyak menguap, kaya akan vitamin (A, B,C dan E),
mineral (kalium, kalsium, fosfor, Fe), pectin, serotonin, 5-hidroksi triptamin,
dopamine, dannoradrenalin. Kandungan kalium pada buah pisang cukup tinggi yang
kadarnya bervariasi tergantung jenis pisangnya. Buah muda mengandung banyak
tanin (Satya, 2013).
1.8.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Melumas (lubricate) usus, penawar racun, penurun panas (antipiretik),
antiradang, peluruh kencing (diuretik), laksatif ringan.akar berkhasiat sebagai
penawar racun, pereda demam (antipiretik), mendinginkan darah, antiradang, dan
peluruh kencing.hati batang pisang berkhasiat penurun panas dan untuk perawatan
rambut. Cairan dari bonggol mengatasi infeksi saluran kencing, menghentikan
perdarahan (hemostatik), penurun panas (antipiretik), serta penghitam dan mencegah

rambut rontok. Buah muda dan akar berkhasiat astringen. Buah muda berkhasiat
antidiare, antidisentri, dan untuk pengobatan tukak lambung (Satya, 2013).
2. KRISTAL KALSIUM OKSALAT
2.1 Daun Jeruk (Citrus aurantifolia)

2.1.1 Klasifikasi Daun Jeruk


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Sapindales

Famili

: Rutaceae (suku jeruk-jerukan)

Genus

: Citrus

Spesies

: Citrus aurantifolia (Christm.) Swing (www.plantamor.com)

2.1.2 Morfologi Jeruk Nipis


Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis
tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5
m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit
luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal
membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan
lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau
dan lebar 5-25 mm (Depkes RI, 1995).
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di
ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti
mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan
tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk
bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna
putih (Depkes RI, 1995).

Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Buahnya
berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit
luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang.
Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai
tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung (Depkes RI, 1995).
2.1.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa
: Asam
Spesifikasi warna
: Hijau
Spesifikasi bau
: Khas aromatik, harum
2.1.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Daun jeruk
Nama ilmiah
: Citrus aurantifolia
Nama simplisia
: Citrus aurantifolia folium
Nama preparat
: Irisan melintang daun jeruk nipis
Perbesaran
: 10 x 10
Famili
: Rutaceae

2.1.5 Uji Reagen


HCl
Sebagian kristal Ca Oksalat larut setelah penambahan reagen HCl.
2.1.6 Kandungan Berdasarkan Literatur
Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat,
misalnya: asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen,
felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid,
nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang
vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan
flavonoid yaitu hesperidin (hesperetin 7-rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin,
eriocitrocide.

Hesperidin

bermanfaat

untuk

antiinflamasi,

antioksidan,

dan

menghambat sintesis prostaglandin. Hesperidin juga menghambat azoxymethane


(AOM) yang menginduksi karsinogenesis pada colon kelinci, dan juga menghambat
N-butil-N-(4-hidroksi-butil) nitrosamin yang menginduksi karsinogenesis pada

kandung kemih tikus (Chang, 2001). Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak
essensial yang mengandung citral, limonen, fenchon, terpineol, bisabolene, dan
terpenoid lainnya. Guo, et al. (2006) telah meneliti bahwa D-Limonene dapat
menghambat proliferasi dan menginduksi apoptosis pada sel HL-60 dan sel K562.
2.1.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Jeruk nipis berkhasiat sebagai obat batuk, obat penurun panas, dan obat pegal
linu. Selain itu, jeruk nipis juga bermanfaat sebagai obat disentri, sembelit, ambeien,
haid tidak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing/vertigo, suara serak batuk,
menambah

nafsu

makan,

mencegah

rambut

rontok,

ketombe,

flu/demam,

menghentikan kebiasaan merokok, amandel, penyakit anyang-anyangan, mimisan,


radang hidung (getahnya), dan lain sebagainya (Satya, 2013).
2.2 Daun Bayam (Amaranthus spinosus)

2.2.1 Klasifikasi Daun Bayam


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi
Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)


: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas
Sub Kelas

: Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)


: Hamamelidae

Ordo

: Caryophyllales

Famili

: Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)

Genus

: Amaranthus

Spesies

: Amaranthus spinosus L. (www.plantamor.com)

2.2.2 Morfologi Daun Bayam


Akar tanaman (Amaranthus spinosus L.) bayam duri sama seperti akar
tanaman bayam pada umumnya, yaitu memiliki sistem perakaran tunggang
(Depkes RI, 1995).

Batang tanaman bayam duri ini kecil berbentuk bulat, lunak dan berair. Batang
tumbuh tegak bisa mencapai satu meter dan percabangannya monopodial. Batangnya
berwarna merah kecoklatan. Yang menjadi ciri khas pada tanaman ini adalah adanya
duri yang terdapat pada pangkal batang tanaman ini (Depkes RI, 1995).
Daun spesies ini termasuk daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar
telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 sampai
3,2 cm. Ujung daun obtusus dan pangkal daun acutus. Tangkai daun berbentuk bulat
dan permukaannya opacus. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm. Bentuk tulang
daun bayam duri penninervis dan tepi daunnya repandus (Depkes RI, 1995).
Bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau. setiap bunga memiliki 5
mahkota. panjangnya 1,5-2,5 mm. Kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga
jantannya. Sedangkan bunga betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang.
Bunga ini termasuk bunga inflorencia (Depkes RI, 1995).
Buah berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang 1,5 mm. Biji
berwarna hitam mengkilat dengan panjang antara 0,8 - 1 mm (Depkes RI, 1995).
2.2.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa
: Sedikit asam
Spesifikasi warna
: Hijau
Spesifikasi bau
: Tidak berbau
2.2.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Daun bayam duri
Nama ilmiah
: Amaranthus spinosus
Nama simplisia
: Amaranthi spinosi folium
Nama preparat
: Irisan melintang daun bayam
Perbesaran
: 10 x 10
Famili
: Amaranthaceae

2.2.5 Uji Reagen


HCl
Sebagian kristal Ca Oksalat larut setelah penambahan reagen HCl.

2.1.6 Kandungan Berdasarkan Literatur


Bayam duri mengandung amrantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin,
kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin (A, C, K dan B6/
piridoksin) (Satya, 2013).
2.1.7 Khasiat Daun Bayam Duri
Mengobati disentri, mengatasi keputihan, sakit tenggorokan, radang saluran
pernapasan, mengobati sakit gigi, TBC kelenjar, dan kencing nanah (Satya, 2013).
3. MINYAK ATSIRI
3.1 Sereh (Cymbopogon citratus)

3.1.1 Klasifikasi Sereh


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
: Cymbopogon
Spesies
: Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. (www.plantamor.com)
3.1.2 Morfologi Sereh
Tanaman sereh memiliki akar yang besar. Akarnya merupakan jenis akar
serabut yang berimpang pendek. Batang tanaman sereh bergerombol dan berumbi,
serta lunak dan berongga. Isi batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan
berwarna putih kekuningan. Tanaman sereh memiliki batang yang berwarna putih.
Namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau kemerahan. Selain itu, batang
tanaman sereh juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang tanaman ini tumbuh tegak
lurus di atas tanah (Depkes RI, 1977).
Daun tanaman sereh berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat,
panjang, dan runcing, hampir menyerupai daun lalang. Selain itu, daun tanaman ini
memiliki bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin runcing dan berbau citrus
ketika daunnya diremas. Daunnya juga memiliki tepi yang kasar dan tajam. Tulang
daun tanaman sereh tersusun sejajar. Letak daun pada batang tersebar. Panjang

daunnya sekitar 50-100 cm, sedangkan lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daun tipis,
serta pada permukaan dan bagian bawah daunnya berbulu halus (Depkes RI, 1977).
Tanaman sereh jenis ini jarang sekali memiliki bunga. Kalaupun ada, pada
umumnya bunganya tidak memiliki mahkota dan mengandung bulir. Tanaman sereh
jenis Cymbopogon citratus jarang sekali atau bahkan tidak memiliki buah. Tanaman
sereh jenis Cymbopogon citratus juga jarang sekali memiliki biji (Depkes RI, 1977).
3.1.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa
: Agak pedas
Spesifikasi warna
: Hijau
Spesifikasi bau
: Khas aromatik
3.1.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Daun sereh
Nama ilmiah
: Cymbopogon citratus (DC.) Stapf
Nama simplisia
: Cymbopogonis folium
Nama preparat
: Irisan melintang daun sereh
Perbesaran
: 40 x 10
Famili
: Poaceae

3.1.5 Uji Reagen


Sudan III
Preparat terlihat lebih jelas.
3.1.6 Kandungan Berdasarkan Literatur
Sereh mengandung antioksidan flavonoid, dan senyawa fenolik seperti
luteolin, glikosida, quercetin, kaempferol, elimicin, catecol, asam klorogenat, asam
caffeic yang berkhasiat obat. Senyawa utama dalam sereh adalah lemonal atau citral,
yang memiliki sifat anti-jamur dan anti-mikroba, serta menyediakan bau lemon yang
berbeda-beda (Murtie, 2013).
3.1.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Menurut Murtie (2013), khasiat sereh antara lain:
Kolesterol Sehat

Sereh

memiliki

sifat

anti-hiperlipidemia

dan

hiperkolesterolemia,

yaitu

mendukung kadar kolesterol yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi


sereh secara rutin memberikan hasil signifikan dalam mempertahankan tingkat
sehat trigliserida dan mengurangi kolesterol LDL dalam tubuh. Ini akan membantu
mencegah akumulasi lipid dalam pembuluh darah, dan meningkatkan aliran darah
yang terhalang di arteri sehingga mencegah aterosklerosis dan berbagai gangguan

jantung.
Detoksifikasi
Sereh dapat membantu membersihan racun berbahaya keluar dari tubuh karena
sifat diuretiknya. Detoksifikasi akan membantu kelancaran fungsi berbagai organ
tubuh, termasuk hati dan ginjal serta membantu menurunkan kadar asam urat.
Efek diuretik serai akan membantu meningkatkan jumlah dan frekuensi buang air

kecil, sehingga membantu menjaga kesehatan pencernaan.


Anti Kanker
Sereh efektif untuk mengobati berbagai jenis kanker tanpa mempengaruhi sel-sel
tubuh yang normal dan sehat. Penelitian membuktikan aktivitas anti kanker sereh
yang telah menunjukkan hasil menjanjikan dalam pencegahan kanker kulit.
Penelitian lain juga telah menunjukkan sereh juga membantu untuk menghambat

pertumbuhan sel kanker hati fase awal dan mencegah pembentukan lebih lanjut.
Mencegah infeksi akibat Staphylococcus aureus
Minyak atsiri dalam sereh memiliki aktivitas anti biofilm yang bermanfaat
pencegahan terhadap infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Sereh
mengandung fenol yang memiliki kemampuan menyebar dengan cepat melalui
jaringan tubuh, dan menyembuhkan biofilm yang terletak di mana saja pada
tubuh. Sereh akan mengganggu pertumbuhan dan komunikasi kuman, sehingga
akan membantu menghambat pembentukan biofilm. Minyak esensial dari sereh
berguna untukpenggunaan topikal maupun internal untuk penyakit yang

didiagnosis dengan biofilm seperti penyakit Lyme.


Gangguan Perut
Penelitian telah menunjukkan bahwa minyak atsiri dalam sereh memiliki sifat anti
mikroba dan anti-bakteri yang membantu memerangi infeksi yang disebabkan
oleh berbagai bakteri patogen seperti Helicobacter pylori dan Escherichia coli.
Sereh bermanfaat untuk pencegahan gangguan gastro intestinal seperti ulkus
lambung, membantu merangsang fungsi usus dan memperbaiki pencernaan. Sifat
anti inflamasi sereh bermanfaat untuk mengobati sembelit, ulcerative colitis, diare,
mual dan perut nyeri.

Menyembuhkan Insomnia
Sereh juga bermanfat untuk menenangkan otot dan saraf, sehingga dapat
membantu mendorong tidur yang nyenyak. Penelitian telah menunjukkan bahwa
teh sereh memiliki sifat sedatif dan hipnotik, yang membantu meningkatkan waktu

dan kualitas tidur.


Gangguan Pernapasan
Sereh banyak digunakan sebagai obat untuk pengobatan batuk dan pilek. Seiring
dengan senyawa sehat lainnya, yaitu vitamin C dalam serai membantu mengatasi
penyumbatan hidung karena flu dan gangguan pernafasan lainnya seperti asma

bronkial.
Mengatasi Demam
Sereh juga dikenal sebagai obat penurun panas, yaitu memilik efek yang
menguntungkan untuk menurunkan demam. Efek anti-piretik(mengeluarkan
keringat) sereh secara luas digunakan dalam pengobatan untuk menyembuhkan

demam, yaitu untuk merangsang keluarnya keringat.


Infeksi
Sereh juga dapat bekerja sebagai antiseptik, dan efektif mengobati infeksi seperti
kurap, luka, kaki atlet, kudis dan infeksi saluran kemih yang dihubungkan dengan
sifat anti-mikroba dan anti-jamur dari sereh. Penelitian menunjukkan bahwa serai
memiliki efek penyembuhan pada infektivitas dermatologi, seperti infeksi jamur
dengan jalan menghambat pertumbuhan patogen. Studi lain memberikan bukti
kemanjuran sereh yang mendukung atas thyme, nilam dan minyak kayu cedar
untuk mengobati berbagai penyakit seperti candidias lisan atau gatal karena jamur

pada organ intim wanita.


Mengurangi Nyeri
Sereh bisa membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang
disebabkan oleh sakit kepala dan migrain karena sifat analgesik yang dimilikinya.
Fitonutrien yang terdapat pada serai dapat meningkatkan sirkulasi darah dan
membantu dalam mengurangi kejang, kram otot, keseleo dan sakit punggung.

Sereh sangat membantu untuk mengobati luka dan memar.


Sistem Saraf
Sereh telah terbukti bisa menjadi tonik yang sangat baik untuk sistem saraf. Sereh
dapat merangsang pikiran dan membantu untuk mengatasi kejang-kejang, gugup,
vertigo dan berbagai gangguan saraf seperti Alzheimer dan penyakit Parkinson.
Sereh digunakan untuk mandi terapi, yang akan membantu untuk menenangkan

saraf, mengurangi gejala depresi dan kelelahan yang disebabkan oleh stres.
Diabetes Tipe 2

Sereh telah terbukti bermanfaat untuk mengobati diabetes tipe-2. Penelitian telah
menunjukkan bahwa serai dapat membantu menjaga tingkat insulin dan

meningkatkan toleransi glukosa dalam tubuh.


Rematik
Sereh efektif digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang
disebabkan oleh rematik. Sereh dapat dioleskan pada pinggang dan bagian yang

sakit karena rematik atau keseleo.


Sistem kekebalan
Sereh dapat membantu memulihkan sistem penting dalam tubuh, seperti
pencernaan, respirasi, ekskresi dan sistem saraf. Sereh juga membantu penyerapan

nutrisi yang lebih baik, serta memperkuat mekanisme sistem kekebalan tubuh.
Perawatan kulit
Sereh bermanfat sebagai tonik kulit, dan sebagai pembersih yang efektif untuk
kulit berminyak atau berjerawat karena sifat astringent dan antiseptik. Hal ini
karena sereh memperkuat jaringan kulit dan mengencangkan pori-pori , serta sifat

sterilisasinya.
Kesehatan seluler tubuh
Sereh mengandung zat antioksidan , sehingga membantu melindungi sel-sel tubuh
dari kerusakan akibat radikal bebas. Sereh membantu membersihkan darah dan
memperkuat limpa untuk membuang sel-sel darah merah yang kotor. Mendukung
fungsi kelenjar timus yang membantu untuk menghasilkan sel darah putih. Sereh
juga membantu merangsang regenerasi sel. Folat dan kalium pada batang dan
daun sereh berperan dalam membantu pembentukan DNA dan mempromosikan

pembelahan sel.
Aromaterapi
Ramuan sereh terdiri dari senyawa sehat minyak esensial, seperti nerol, sitronelol,
myrcene, dipentene, geraniol dan metil heptenone yang memiliki sifat anti-jamur,
insektisida dan antiseptik. Minyak banyak digunakan untuk aromaterapi karena
efek terapeutik yang akan membantu merevitalisasi dan menyegarkan tubuh.
Minyak sereh memiliki zat alami yang akan membantu merangsang sirkulasi
darah dan meremajakan jaringan kulit. Hal ini juga membantu untuk mengangkat

dan mengencangkan kulit yang lesu dan lelah.


Obesitas
Sereh mengandung citral yang telah terbukti efektif untuk mengatasi obesitas. Hal
ini akan mencegah akumulasi lemak dalam perut,

dan mempromosikan

penggunaan energi yang tersimpan, sehingga membantu mencegah kenaikan berat

badan. Sereh membantu metabolisme tubuh serta meningkatkan oksidasi lemak

dalam tubuh.
Bau badan
Sereh juga digunakan dalam pembuatan deodoran, karena sifat pembersih dan
sifat anti-bakteri yang akan membantu memerangi bau badan yang tidak sedap
serta mencegah infeksi jamur dan bakteri. Sereh juga dapat ditambahkan untuk
merendam kaki yang sakit atau berbau.

3.2 Biji mahoni (Swietenia mahagoni)

3.2.1 Klasifikasi Biji Mahoni


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Sapindales

Famili

: Meliaceae

Genus

: Swietenia

Spesies

: Swietenia mahagoni (L.) Jacq. (www.plantamor.com)

3.2.2 Klasifikasi Biji Mahoni


Rasa
: Pahit
Bau
: Tidak berbau
Warna
: Cokelat
3.2.3 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Biji mahoni
Nama ilmiah

: Swietenia mahagoni

Nama simplisia

: Swietenia mahagoni

Nama preparat

: Irisan membujur biji mahoni

Perbesaran

: 40 x 10

Famili

: Meliaceae

3.2.4 Uji Reagen


Sudan III

Bahan mengalami perubahan warna dari kuning menjadi

kuning kemerahan setelah penambahan reagen sudan III, hal ini menunjukkan bahan
mengandung minyak atsiri.
3.2.5 Kandungan Berdasarkan Literatur
Perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang cepat, maka pada
tahun 1990-an, Doktor Larry Brookes (ahli biokimia) menemukan kandungan kimia
dari

buah

mahoni.Kandungan

kimia

tersebut

adalah

flavonoida

dan

saponin.Flavonoida memiliki manfaat melancarkan peredaran darah, terutama untuk


mencegahnya tersumbatnya saluran darah, mengurangi tingkat kolesterol, mengurangi
penimbunan lemak pada dinding saluran darah, membantu mengurangi rasa sakit,
pendarahan dan lebam, bertindak sebagai anti oksidan dan berfungsi menyingkirkan
radikal bebas.Sementara itu, saponin memiliki manfaat mencegah penyakit
sampah,mengurangi lemak badan, meningkatkan sistem kekebalan, mencegah
pembekuan darah dan tingkat gula dalam darah, serta menguatkan fungsi hati dan
memperlambat proses pembekuan darah (Satya, 2013).
3.2.6 Khasiat Berdasarkan Literatur
Menurut Satya (2013), khasiat biji mahoni antara lain:
Melancarkan peredaran darah
Biji mahoni mengadung flavonoid yang berguna untuk melancarkan peredaran
darah, khususnya untuk mencegah adanya penyumbatan pada saluran darah.
Kadar kolesterol yang ada dalam tubuh akan berkurang. Selain itu, dapat juga
untuk mengurai pendarahan, rasa nyeri, serta dapat menjadi anti-oksidan yang

paten untuk menyingkirkan radikal bebas.


Mengurangi lemak dalam tubuh

Biji mahoni juga memiliki kandunan saponin yang dapat mengurangi lemak dalam
tubuh, memperbaiki gula darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh,

memperlambat proses pembekuan dan dapat memperkuat fungsi hati.


Mengobati malaria
Manfaat dan kandungan biji mahoni memang sudah lama dikenal sebagai obat
untuk mengobati malaria. Cara mengkomsumsinya juga cukup mudah. Biji
mahoni dapat dijemur hingga kering dan dipisahkan dari kulitnya. Setelah kering,

biji mahoni dapat diolah menjadi serbuk yang siap untuk dikomsumsi.
Mengobati tekanan darah tinggi
Biji mahoni dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Untuk
mengobati tekanan darah tinggi biji mahoni dapat dikonsumsi dengan cara
menyeduhnya dengan air panas. Setelah itu, air sedukan biji mahoni disaring
untuk diminum pada pagi dan sore hari.

3.3 Bunga Melati

3.3.1 Klasifikasi Bunga Melati


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Asteridae

Ordo

: Scrophulariales

Famili

: Oleaceae

Genus

: Jasminum

Spesies

: Jasminum sambac (L.) Ait (www.plantamor.com)

3.3.2 Keterangan Organoleptik


Rasa
: Tidak berasa
Bau

: Harum

Warna

: Putih

3.3.3 Pengamatan Mikroskopik


Nama bahan
: Biji melati
Nama ilmiah

: Jasminum sambac (L.) Ait

Nama simplisia

: Jasmini flos

Nama preparat

: Irisan melintang bunga melati

Perbesaran

: 40 x 10

Famili

: Oleaceae

3.3.4 Uji Reagen


Sudan III

Preparat terlihat lebih jernih.

3.3.5 Kandungan Berdasarkan Literatur


Kembang melati mempunyai kandungan kimia adalah Minyak esteris, Indole,
Benzelic, Alkohol benzilic, Livalylacetaat, Linalcohol, Asetat, dan Jasmon.
Kandungan zat-zat kimia tersebut bisa dijadikan bahan standar obat-obatan buat
mengatasi nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, meredakan ketegangan saraf,
menumbuhkan gairah dan semangat sehingga bisa menekan sikap apatis dan
kecemasan (Satya, 2013).
3.3.6 Khasiat Berdasarkan Literatur
Sejak zaman sejarah kuno, teh dan minyak melati dikenal sebagai afrodisiak
alami yang sangat kuat sehingga obat herbal ini direkomendasikan untuk
meningkatkan libido, kekuatan seksual, merangsang dorongan seksual, dan bahkan
mungkin mengobati infertilitas baik pada pria dan wanita. Melati dianggap sangat
efektif khususnya dalam mengatasi nyeri otot, sendi, dan sakit kepala.Menambahkan

minyak melati ke dalam campuran minyak esensial dapat mengobati gejala yang
paling umum dari infeksi pernapasan.Teh melati dikenal sebagai tonik alami yang
dapat merangsang semua fungsi sistem tubuh utama dan organ.Melati memiliki sifat
antiseptik yang dapat direkomendasikan untuk mengobati segala macam infeksi
kulit.Melati adalah obat alami yang dapat digunakan untuk merangsang dan
meningkatkan fungsi dari sistem pencernaan. Riset menunjukkan bahwa melati bisa
menjadi alat detoksifikasi aman yang dapat digunakan oleh hampir semua orang
untuk menghilangkan racun dan membersihkan tubuh.Teh dan ekstrak melati dapat
membantu dalam menurunkan berat badan lebih efektif.Dalam aromaterapi, minyak
bunga melati dapat sangat efektif untuk mengobati ketegangan saraf, apatis,
kecemasan, dan gangguan saraf yang lebih serius. Dapat dimanfaatkan untuk
memerangi depresi dan efek negatif lain dari stres (Satya, 2013).

3.4 Bangle (Zingiber purpureum)

3.4.1 Klasifikasi Bangle


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (Berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Commelinidae

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus

: Zingiber

Spesies

: Zingiber purpureum Roxb (www.plantamor.com)

3.4.2 Keterangan Organoleptik

Rasa

: Pahit

Bau

: Khas aromatik

Warna

: Kuning pucat

3.4.3 Pengamatan Mikroskopik


Nama bahan
: Bangle
Nama ilmiah

: Zingiber purpureum Roxb

Nama simplisia

: Zingiberis cassumunar rhizoma

Nama preparat

: Irisan melintang bangle

Perbesaran

: 40 x 10

Famili

: Zingiberaceae

3.4.4 Uji Reagen


Sudan III

Sebelum penambahan sudan III minyak atsiri yang berwarna

kuning pada preparat tidak terlihat jelas. Namun setelah menambahan sudan III
preparat terlihat sangat jernih dan minyak atsiri terlihat berwarna kuning cerah.
3.4.5 Kandungan Berdasarkan Literatur
Kandungan kimia yang ada pada bangle adalah asam organik, mineral, lemak, gom
albuminot, gula, damar (pahit), minyak atsiri (sineol, pinen, sesquiterpen)
(Satya, 2013).

3.4.6 Khasiat Berdasarkan Literatur


Menurut Satya (2013), manfaat bangle antara lain:

Mengobati sakit kepala


Penyakit ini memang tidak terllekak bagi setiap orang, sehinggabanyak juga yang
memakai obat yang mengandung bahn kimia yang sudah banyak beredar di setiap
tempat penjualan obat. Namun siapa sangka, ternyata obat sakit kepala sendiri
dengan menghaluskan beberapa rimpang bangle lalu diperas dan meminumnya.
Tapi sebelumnya harus direbus terlebih dahulu agar kuman yang ikut dalam air

mati.
Melancarkan BAB
Hal ini sering disebut dengan sembelit, namun bangle bisa digunakan dengan cara

sering mengkonsumsinya setiap hari.


Mengobati nyeri perut
Selain melancarkan BAB, bangle juga bisa digunakan untuk mengobati nyeri pada

perut. Hal ini sangat cocok untuk penyuka makanan pedas


Mengurangi perut kembung
Kembung disebabkan karena banyaknya angin yang masuk kedalam tubuh. Dan
hal ini menimbulkan penumpukkan gas yang begitu banyak pada lambung.
Alternatifnya yaitu dengan mengkonsumsi bangle secara rutin, maka kembung

yang diderita bisa dedikit berkurang


Menyembuhkan penyakit kuning
Penyakit ini disebabkan oleh pembengkakan pada hati, sehingga proses penetralan
racun pada tubuh akan terhambat. Untuk mengobati, bisa menggunakan bangle

sebagai alternatif yang bisa dikonsumsi sebagai jamu.


Melangsingkan tubuh
Hal ini banyak kaitannya dengan penyakit penyakit yang sebelumnya. Dengan
lancarnya pencernaan, maka dengan secara langsung penumpukkan lemak juga
akan berkurang dan racun dalam tubuh bisa keluar secara rutin. Bangle ruti.
Bangle sangat cocok untuk yang sedang melakukan diet.

4. ANTOSIANIN/FLAVONOIDA
4.1 Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

4.1.1. Klasifikasi Bunga Rosella


Kingdom

: Plantae (tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio

: Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio

: Magnoliophyta (berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Malvales

Familia

: Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus

: Hibiscus

Spesies

: Hibiscus sabdariffa L. (www.plantamor.com)

4.1.2 Morfologi Bunga Rosella


Tanaman rosella mempunyai batang bulat, tegak, berkayu dan berwarna
merah. Tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter. Tanaman rosella
mempunyai akar tunggal. Tanaman rosella mempunyai daun tunggal berbentuk bulat
telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, panjang
daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang
4-7 cm (Depkes RI, 1989).
Tanaman rosella mempunyai bunga berwarna cerah, kelopak bunga atau
kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga
raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang
berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11
helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan
berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat.
Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Tanaman rosella mempunyai biji berbentuk seperti ginjal hingga triangular dengan
sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm dan lebar 4 mm (Depkes RI, 1989).
4.1.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi rasa

: Asam

spesifikasi bau

: Asam

spesifikasi warna

: Merah keunguan

4.1.4 Pengamatan Mikroskopik


Nama bahan

: Bunga Rosella

Nama ilmiah

: Hibiscus sabdariffa L.

Nama simplisia

: Hibiscus cannabihus flos

Nama preparat

: Irisan membujur bunga rosella

Perbesaran

: 10 x 10

Familia

: Malvaceae (suku kapas-kapas)

4.1.5 Uji Reagen

HCl
Cokelat
Terjadi perubahan warna secara mikroskopik dengan penambahan HCl, yaitu
berubahnya warna bunga rosella yang awalnya merah keunguan menjadi cokelat.

4.1.6 Kandungan Berdasarkan Literatur


Kalori, lemak jenuh, protein, Vit C dan kalsium (www.stikes.com)
4.1.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Menurut www.stikes.com, khasiat bunga rosella antara lain:
Meredakan peradangan sendi
Mengobati infeksi saluran kemih
Meredakan panas dalam dan menurunkan demam tinggi
Mencegah stroke dan hipertensi
Mencegah kangker, kista, dan tumor
Menghilangkan wasir dan migren
Menghancurkan lemak
Mencegah peredaran saluran kencing dan ginjal

4.2 Daun Wungu (Graptophyllum pictum)

4.2.1 Klasifikasi Daun Wungu


Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo
: Scrophulariales
Famili
: Acanthaceae
Genus
: Graptophylum
Spesies
: Graptophyllum pictum Griff (www.plantamor.com)
4.2.2 Morfologi Daun Wungu
Daun wungu termasuk tumbuhan perdu yang memiliki batang tegak,
ukurannya kecil dan tingginya hanya dapat mencapai 3 meter, biasanya tumbuh liar
dipedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, daun ungu cocok
tumbuh didaearah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas permukaan
laut. Batang daun wungu berwarna ungu, penampang batangnya berbentuk
mendekati segi tiga tumpul. Daunnya mempunyai struktur posisi daun yang letaknya
berhadap-hadapan. Bunganya tersusun dalam satu rangkaian tandan yang berwarna
merah tua (Murtie, 2013).
4.2.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi bau
: Tidak berbau
Spesifikasi warna : Hijau keunguan
Spesifikasi rasa
: Tidak berasa
4.2.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Daun wungu
Nama ilmiah
: Graptophyllum pictum
Nama simplisia
: Graptophylli folium
Nama preparat
: Irisan membujur daun wungu
Perbesaran
: 10 x 10
Familia
: Acanthaceae

4.2.5 Uji Reagen


HCl
Merah intensif
Antosianin yang terlihat pada preparat daun wungu berubah warna menjadi merah
intens setelah ditetesi reagen HCl encer, sebelumnya warna antosianin yang

ditemui bewarna merah.


NaOH
Hijau
Antosianin yang bewarna merah intensif menjadi berwarna hijau setelah ditetesi
dengan reagen NaOH, namun lama kelamaan antosianin akan larut dan tidak
terlihat lagi. Hal ini menunjukkan bahwa daun wungu positif mengandung
antosianin.
4.2.6 Kandungan Berdasarkan Literatur
Daun wungu memiliki kandungan kimia, antara lain alcohol, pectin, asam
formiat (Murtie, 2013).
4.2.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Khasiat dari daun wungu selain sebagai tanaman hias juga dapat dimanfaatkan
untuk mengobati beberapa penyakit seperti ambeien, melancarkan buang air kecil,
melancarkan haid, reumatik atau encok, bisul (Murtie, 2013).
4.3 Daun Remek Getih (Hemigraphis alternata)

4.3.1 Klasifikasi Daun Remek Getih


Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Solanales
Family
: Acanthaceae
Genus
: Hemigraphis
Species
: Hemigraphis alternata (www.plantamor.com)

4.3.2 Morfologi Daun Remek Getih


Tanaman ini mempunyai batang berbaring dan merayap, bulat, bercabang,
beruas-ruas serta berwarna ungu. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan,
helaian daun bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal romping, tepi bergerigi,
pertulangan menyirip, permukaan atas warnanya merah ungu mengilap agak keabuabuan, bagian bawah merah anggur, berambut, panjang 7-11 cm, lebar 4-6 cm
(Depkes RI, 1980).
4.3.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi bau
: Tidak berbau
Spesifikasi warna : Hitam keunguan
Spesifikasi rasa
: Agak pahit
4.3.4 Pengamatan Mikroskopik
Nama bahan
: Daun remek getih
Nama ilmiah
: Hemigraphis alternata
Nama simplisia
Nama preparat

: Hemigraphidis folium
: Irisan membujur daun remek getih

Perbesaran

: 10 x 10

Famili

: Acanthaceae

4.3.5 Uji Reagen


HCl
Merah intensif
Antosianin yang terlihat pada preparat daun remek getih berubah warna menjadi
ungu intens setelah ditetesi reagen HCl encer, sebelumnya warna antosianin yang

ditemui bewarna ungu.


NaOH
Hijau
Antosianin yang bewarna ungu intens menjadi berwarna hijau setelah ditetesi
dengan reagen NaOH, namun lama kelamaan antosianin akan larut dan tidak
terlihat lagi. Hal ini menunjukkan bahwa daun remek getih positif mengandung
antosianin.

4.3.6 Kandungan Berdasarkan Literatur


Daun remek getih mengandung beragam senyawa kimia seperti natrium,
kalsium, flavonoid, dan polifenol.Batang tanaman mengandung saponin dan
tanin.Sementara tanin, asam silikat, tanin dan glikosida terdapat didaun. Efek
farmologi daun remek getih berupa rasa kelat, astrigen, anti diare, diuretik, dan
menggumpalkan darah pada luka (www.baitulherbal.com)
4.3.7 Khasiat Berdasarkan Literatur
Menurut www.baitulherbal.com, daun remek getih dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku obat :
Diare dan disentri
Ambil 7 helai daun, lalu cuci bersih. Rebus daun dalam 1 gelas air hingga
mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring rebusan itu dan minum.

Lakukan pengobatn 3 x sehari.


Batu ginjal
Cuci bersih 27 gr daun sambang darah secukupnya, lalu rebus dalam 2 gelas air
hingga mendidih selama 30 menit. Hasil rebusan disaring ketika dingin dan

diminum. Minum ramuan 2 x sehari.


Sakit kulit
Cuci daun sambang darah secukupnya, lalu rebus dalam 3 liter air bersih hingga
mendidih. Hasil rebusan dicampur dengan air bersih dibak. Campuran air itu

digunakan untuk mandi.


Luka
Untuk obat luar, 7-9 daun sambang darah dan cuci bersih, kemudian lumatkan
daun-daun itu dengan cara ditumbuk. Oleskan daun itu diatas luka.

4.4 Lengkuas (Alpinia galanga)

4.4.1 Klasifikasi Lengkuas

Kingdom
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae (Tumbuhan)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
: Liliopsida (Berkeping satu/monokotil)
: Zingiberales
: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
: Alpinia
: Alpinia galanga (www.plantamor.com)

4.4.2 Morfologi Lengkuas


Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4
cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning
kehijauan pucat, mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras
mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah
tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan
seratnya menjadi keras dan liat (Depkes RI, 1978).
4.4.3 Keterangan Organoleptik
Spesifikasi bau

: Khas aromatik menyengat

Spesifikasi warna

: Cokelat agak keputihan

Spesifikasi rasa

: Pedas

4.4.4 Pengamatan Mikroskopik


Nama bahan

: Lengkuas

Nama ilmiah

: Alpinia galanga

Nama simplisia

: Galangae rhizoma

Nama preparat

: Irisan membujur lengkuas

Perbesaran

: 10 x 10

Familia

: Zingiberaceae

4.4.5 Uji Reagen

HCl
Merah intensif
Antosianin yang terlihat pada preparat lengkuas berubah warna menjadi merah
intens setelah ditetesi reagen HCl encer, sebelumnya warna antosianin yang

ditemui bewarna merah.


NaOH
Hijau
Antosianin yang bewarna merah intens menjadi berwarna hijau setelah ditetesi
dengan reagen NaOH, namun lama kelamaan antosianin akan larut dan tidak
terlihat lagi. Hal ini menunjukkan bahwa lengkuas positif mengandung antosianin

4.4.6 Kandungan Berdasarkan Literatur


Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri berwarna
kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % 30 %,
eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, -pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang
juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut
kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum,
beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain (Satya, 2013).
Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas
mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga
bersifat sebagai antitumor, yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat,
asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida.
Lengkuas juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang dinamakan 1-(4hidroksifenil)-7-fenilheptan-3,5-diol. Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol
asetat dan asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan antitumor
(Satya, 2013).
Mengandung

kariofilen

oksida,

kario

filenol,

kuersetin-3-metil

eter,

isoramnetin, kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7- hidroksi3,5-dimetoksiflavon. Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa diterpen yang
bersifat sitotoksik dan antifungal, yaitu galanal A, galanal B, galanolakton, 12labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd-12-ena-15,16-dial (Satya, 2013).

DAFTAR PUSTAKA
Chang, L.C. and Kinghorn, A.D., (2001), Flavonoid as Cancer Chemopreventive
Agents in: Trigali, C, Bioactive Compounds from Natural Sources,
Isolation, Characterisation and Biological Properties, Taylor and Francis, New
York.
Depkes RI. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I. Jakarta: Direktorat Pengawasan
Obat dan Makanan.
Depkes RI. 1978. Materia Medika Indonesia Jilid II. Jakarta: Direktorat Pengawasan
Obat dan Makanan.
Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Cetakan Pertama. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat Dan Makanan.
Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Cetakan Keenam. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Guo, X.M., Lu, Q., Liu, Z.J., Wang, L.F., Feng, B. A. (2006). Effects of D-limonene
on leukimia cells HL-60 and K562 in vitro, Zhongguo Shi Yan Xue Ye Xue
Za Zhi. 14(4):692-5.
Murtie, Arfin. 2013. Kupas Tuntas Pengobatan Tradisional. Yogyakarta: Trans Idea
Publishing
Satya, Bayu. 2013. Koleksi Tumbuhan Berkhasiat. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Trankoontivakorn, G., Nakahara, K., Shinmoto, H., Takenaka, M., Kameyama, M.O.,
Ono, H., Yoshida, H.M., Nagata, T., and Tsushida, T. 2001. Structural

Analysis of a Novel Antimutagenic Activity of Flavonoids in Thai Spice,


Fingerroot (Boesenbergia pandurata Schult.) Against Mutagenic
Heterocyclic Amines. J. Agric. Food. Chem, 49(6):3046-3050.
www.baitulherbal.com. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015.
www.plantamor.com. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015.
www.stikes.com. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai