Anda di halaman 1dari 5

Metode RASIONAL

Metode Rasional dapat menggambarkan hubungan antara debit dengan besarnya


curah hujan untuk DPS dengan luas sampai 500 ha, dan merupakan metode yang paling tua
untuk menaksir debit puncak banjir berdasarkan data curah hujan. Debit banjir dihitung
berdasarkan parameter hujan dan karakteristik DPS, rumus yang dipakai:
Qp = 0,278 CIA
Keterangan:
Qp = debit puncak banjir (m3/dt)
C= koefisien aliran
I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran sungai (km2)
Waktu konsentrasi ialah selang waktu antara permulaan hujan dan saat seluruh areal
DPS nya berperan pada pengaliran sungai. Salah satu cara menghitung waktu konsentrasi
adalah dengan rumus:
tc = 0,0195 I0,77 x S-0385
Keterangan:
tc = waktu konsentrasi (menit)
I = Panjang lereng (m)
S = kemiringan lereng (m/m)
Besarnya koefisien limpasan tergantung daripada jenis tanah dan penggunaan tanah.
Diperlukan penyelidikan besarnya koefisien limpasan setiap DPS agar hasil perhitungan debit
puncak banjirnya teliti walaupun harga koefisien tersebut telah banyak dituangkan pada
berbagai buku tentang hidrologi.
Di Indonesia, khususnya di Jawa, mengenai keadaan hujan telah diadakan
pengamatan oleh Ir. A.P. Melchior, DR. J. Boerema, Ir. F,H. Van Kooten, Ir. J.P. der
Weduwen, untuk menentukan hubungan antara curah hujan dan banjir, rumus umumnya
adalah:
Qp = . . q . f
Keterangan:
Qp = debit puncak banjir (m3/dt)
= koefisien aliran
= koefisien reduksi
q = hujan maksimum setempat dalam sehari (Point Rainfall) (m3/dt/km2)
f = luas DPS (km2)
Penentuan koefisien aliran, koefisien reduksi, hujan maksimum dan waktu konsentrasi
telah ditentukan oleh Melchior, Weduwen dan Haspers. Masing-masing menggunakan
pendekatan yang berbeda (DPMA, 1984)
METODE MELCHIOR
Menurut Melchior, kofisien aliran () di Pulau Jawa berkisar antara 0,42, 0,52 dan 0,62,
tergantung kepada kemiringan tanah, vegetasi, keadaan tanah, temperatur, angin, penguapan
dan lama hujan yang bersangkutan. Untuk perhitungan debit banjir Melchior menganjurkan
koefisien aliran = 0,52.
Koefisien reduksi () adalah perbandingan antara hujan rata-rata dan hujan
maksimum yang terjadi di suatu DPS pada waktu yang sama, dan dapat dihitung dengan
rumus:
F=

1970
3960+1720.
0,12

Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus:


10. L
tc=
36. V
Qi
( 2)0,2
V =1,31(Q i 2)
i

h
0,9 L

Keterangan:
Tc = waktu konsentrasi (lam)
L = panjang sungai (km)
V = kecepatan aliran rata-rata (m/dt)
H = beda tinggi dasar sungai antara mulut DPS dan 0,9 L ke arah hulu (m)
F = luas ellip yang mengelilingi DPS, sumbu panjang tidak lebih 1,5 kali sumbu
pendek (km2)
Q = curah hujan maksimum (m3/dt/km2)
Prosedur perhitungan metode Melchior memerlukan tahap perhitungan coba-coba
dengan dahulu menaksir harga q.
Contoh Perhitungan Metode Melchior:
Pada suatu pos duga air otomatik sungai dengan luas DPS = 52 km 2 mempunyai aliran
puncak banjir dengan tinggi muka air 2,52 m. Puncak banjir tersebut terjadi pada curah
maksimum yang tercatat pada 4 lokasi pos penakar hujan otomatik sebesar 146,165, 224 dan
230 mm. Berdasarkan penyelidikan sebelumnya telah ditentukan besarnya koefisien aliran =
0,52 dan koefisien reduksi = 0,90. Dari peta topografi skala 1:50.000 terukur panjang sungai
utamanya adalah 12,50 km, kemiringan sungainya 0,071 dan luas ellips dari DPS yang
bersangkutan = 81 km2.
Hitung debit puncak banjirnya....?
Berdasarkan data tersebut, maka diketahui:
Luas DPS f = 52 km2
Luas ellips F = 81 km2
Kemiringan = 0,071
Koefisien aliran = 0,52
Kofisien reduksi = 0,90
Curah hujan maksimum rata-rata = 0.25 (146+165+224+230) = 192,25 mm
Tahap Perhitungan, adalah:
1. Taksir besarnya curah hujan maksimum sehari sebesar q1, misal = 10,9
m3/dt/km2 (taksiran pertama kali menggunakan data pada tabel dibawah ini)

2. Hitung debit perkiraan Q1 = . q . f


Q1 = 0,9 . 10,90 . 52 = 510,12 m3/dt
3. Hitung kecepatan aliran rata-rata
Qi
0,2
( 2)
2
V =1,31(Q i )
2

0,071
51,12.

V =1,31

V = 1.58 m/dt
4. Hitung Waktu Konsenstrasi:
10 L

tc 36 V
tc

10 . 12,5
=2,2 jam=132 menit
35 .1,58

Untuk DPS seluas 52 km2, besarnya hujan selama 2,2 jam adalah 47% terhadap
hujan maksimum 24 jam, maka besarnya besarnya koefisien Reduksi adalah:
2 = 0.47 . 0,90 = 0,43
Besarnya prosentase tersebut ditentukan berdasarkan luas ellips dan lamanya
hujan, seperti yang ditunjukan pada tabel berikut.
Harga Prosentase Koefisien Reduksi
Hujan selama beberapa jam

F
km2
0
10
50
300

1
44
37
29
20
12

2
64
57
45
33
23

3
80
70
57
43
32

4
89
80
66
52
42

5
92
82
70
57
50

6
92
84
74
61
54

8
93
87
79
69
66

10
94
90
83
77
74

12
95
91
88
85
83

16
96
95
94
93
92

20
98
97
96
95
94

24
100
100
100
100
100

5. Curah Hujan q2 adalah:


R
q 2= 2 24 maks
36.t
R24 maks adalah besarnya curah hujan maksimum setempat sehari diperoleh dari
data hujan Jakarta = 200 mm
0.43 .200
q 2=
=10.9
36.2 .20
6. Cocokan harga q1 dan q2, ternyata q1=q2, maka harga q2 adalah harga sebenarnya.
7. Karena waktu konsentrasi tc harus sama dengan lamanya hujan, maka harga q2
harus dipertinggi dengan suatu harga tertentu, seperti yang ditunjukan pada tabel
berikut:

q 2=10.9+

4
x 10.9=11.33 m3/dt/km2
100

8. Hitung debit puncak banjirnya:


Q = . f . q2
Q = 0,52 . 52 . 11,32 = 306,30 m3/dt
9. Hujan maksimum rata-rata DPS = 191.25 mm tidak sama dengan hujan
maksimum di Jakarta = 200 mm, maka debit banjirnya:
Q=

191.25
x 306.30=292.80 m3/dt
200

Dengan demikian debit puncak banjir pada pos duga air tersebut pada tinggi muka
air 2,52 m, adalah: Q = 292,80 m3/dt
Metode Weduwen:
Besar koefisien aliran dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai