STANDAR INDUSTRI
DISUSUN
DRS PHILIPPUS H. SIREGAR MSi
D3 KIMIA ANALIS
MEDAN
KATA PENGANTAR
Hormat saya
Penyusun
DAFTAR ISI
1 Kata Pengantar.. i
2 Daftar Isi ii
3 Bab 1 Pedoman laboratorium pada sistim mutu 1
4 Bab 2 Detil Standar ... 29
5 Bab 3 Pedoman Penyusunan Panduan Mutu untuk
Laboratorium Penguji .. 35
6 Bab 4 Cara Uji Mi Instan 56
7 Bab 5 Cara Uji Mutu Susu 61
8 Bab 6 Cara Uji Gula Pasir 73
9 Bab 7 Penentuan Baar Kode .. 81
10 Bab 8 Pedoman DSN 01/ISO Guide 25 Persyaratan Umum
Kemampuan Laboratorium Kalibrasi dan Penguji . 84
11 Tinjauan Pustaka ... 103
BAB 1
PEDOMAN LABORATORIUM
PADA SISTIM MUTU
PENDAHULUAN
Sejak ISO/IEC Guide 25 direvisi pada tahun 1982, penggunaan sistim mutu
dalam laboratorium berkembang pesat, banyak negara memakai ISO/IEC
Guide 25 sebagai dasar untuk membentuk system mutu di laboratorium dan
untuk pengakuan kemampuan-nya, misalnya dengan akreditasi. Dalam
beberapa tahun terakhir ini telah banyak perkembangan dalam bidang
jaminan mutu karena itu perlu disusun pedoman dan standar baru yang
telah disempurnakan.
Pedoman yang merupakan revisi dari ISO/IEC Guide 25 tahun 1982 ini,
difokuskan pada kegiatan laboratorium kalibrasi dan laboratorium penguji
dengan
memperhatikan
tercantum
dalam
persyaratan
OECE
kemampuan
(Organization
for
laboratorium
Economic
yang
Cooperation
Development) Code of Good Laboratory Practice (GLP) dan ISO seri 9000
tentang standar jaminan mutu.
Pedoman ini bertujuan untuk :
a. meningkatkan kemampuan dan kepercayaan laboratorium kalibrasi
dan laboratorium penguji dengan menerapkan persyaratan yang
tertera pada pedoman ini.
b. Memudahkan penghapusan hambatan non-pajak di perdagangkan
melalui penerimaan hasil kalibrasi dan hasil uji antar Negara.
didalamnya
laboratorium
yang
model
yang
bersangkutan
diuraikan
bertindak
dalam
sebagai
ISO
9002
jika
pengkalibrasi
dan
penguji.
Untuk laboratorim yang terlibat dalam pengujian bidang tertentu seperti
bidang kimia (lihat misalnya OECD Code of Good Labortory Practice), atau
bidang teknologi informasi, persyaratan dalam pedoman ini memerlukan
penjabaran
dan
interpretasi
sebagaimana
tercantumdalam
butir
4.2
suatu
laboratorium
dalam
melaksanakan
kegiatannya,
jika
ini
sertifikasi
dan
dapat
juga dipakai
badan
laboratorium.
2. ACUAN
lain
yang
oleh
Badan
berkaitan
akreditasi,badan
dengan
kewenangan
9001
1987,
Sistim
mutu
Model
Jaminan
mutu
dalam
di
luar
kalibrasi
laboratorium
dan
hanya
pengujian,
digunakan
istilah
untuk
unit
laboratorium
instansi/lembaga
atau
pengujian
yang
pada
digunakan
untuk
melaksanakan
kalibrasi
atau
dari
suatu
lokasi
nilai
yang
dirujukan
oleh
instrument
kebenaran
konvensional
nilai
hasil
penunjukkan
kalibrasi
diketahui
instrument
ukur,
kesalahan
system
atau pemberian
Catatan:
Hasil uji umumnya dicatat dalam suatu dokumen
yang
disebut
dengan
laporan
pengujian
atau
sertifikat pengujian.
3.6 Metoda Kalibrasi
3.8 Verifikasi
pengelolaan
peralatan
ukur,
verifikasi
maksimum
yang
diperbolehkan
oleh
ialah
struktur
organisasi,
tanggung
jawab,
mutu.
(ISO
8402
-3.8,
tanpa catatan)
3.10 Buku Panduan Mutu
Catatan :
Buku panduan mutu dapat juga memuat dokumen
lain yang berhubungan dengan pengaturan mutu
dari laboratorium.
3.11 Standar acuan
ialah
standar
yang
umumnya
memiliki
mutu
dengan
standar
standar
tertentu
nasional
atau
yang
tepat,
internasional,
3.16 Persyaratan
Laboratorium wajib :
sedemikian
rupa
sehingga
mampu
mengambil
personil
laboratorium.
Laboratorium
wajib
merinci
dan
Manajemen
laboratorium
harus
menjamin
agar
semua
Buku panduan mutu dan dokumen lain yang terkait dengan mutu
5.4
ini harus ditinjau kembali paling tidak sekali setahun oleh manajer untuk
menjamin kesesuaian dan keefektifannya secara berkesinambungan dan
melakukan perubahan atau penyempurnaan jika diperlukan.
5.5
Semua
temuan
audit,
kaji
ulang
dan
tindakan
koreksi
harus
ini
wajib
mencakup :
dikaji
kembali
dan
setidak-tidaknya
harus
a. system
pengendalian
mutu
intern
dengan
menggunakan
metode
stastistik;
b. Partisipasi dalam uji profisiensi atau uji banding antar laboratorium;
c. Penggunaan bahan pembanding secara teratur dan/atau pengendalian
mutu melekat (inhouse quality control) dengan menggunakan bhan
pembanding sekunder;
d. Pengujian ulang menggunakan metoe yang sama atau berbeda.
e. Pengujian kembali dari arsip contoh;
f. Keterkaitan hasil uji untuk sifat yang berbeda dari satu barang;
6. PERSONALIA
6.1
Laboratorium
penguji
harus
selalu
memberikan
pelatihan,
7.2
Laboratorium
harus
mempunyai
fasilitas
untuk
melaksanakan
biologis,
debu,
interferensi
elektromagnetik,
kelembaban, tegangan jaringan, suhu dan arus bunyi dan getaran agar
sesuai dengan persyaratan kalibrsi atau pengujian yang dilakukan.
7.4
Harus ada pemisah yang efektif antar ruangan yang berdampingan bila
8.1
Laboratorium
harus
dilengkapi
dengan
semua
jenis
peralatan
Semua
peralatan
harus
dipelihara
dengan
baik
dan
prosedur
e. kondisi
saat
diterima
(baru,
sudah
dipakai,
dalam
keadaan
dikondisikan)
f. buku instruksi dari perusahaan pembuat alat
g. tanggal dan hasil kalibrasi dan/atau verifikasi dan tanggal kalibrasi
berikutnya dan/atau verifikasi
h. pemeliharaan secara rinci tanggal dan rencana pemeliharaan yagn
akan dating
i. sejarah tentang kerusakan, malfungsi, modifikasi dan reparasi
9. MAMPU TELUSUR PENGUKURAN DAN KALIBRASI
9.1
peralatan
harus
didesain
dan
dilaksanakan
sebagaimana
mestinya
ke
standar
nasional.
Sertifikasi
kalibrasi
wajib
memuat
dan
kaitannya
dengan
ketidakpastian
pengukuran
Jika
mampu
telusur
terhadap
standar
nasional
tidak
dapat
9.4
dipakai untuk kalibrasi saja dan tidak untuk lainnya, kecuali jika dapat
dibuktikan bahwa standar pembanding tersebut tetap absah.
9.5
Jika sesuai, standar pembanding alat ukur, dan peralatan uji wajib
pengangkutan
dan
penyimpanan,
penyiapan
barang,
taksiran
diperlukan
diberlakukan
sebagai
dpat
mempergunakan
standar
dengan
metode
mendapat
yang
belum
persetujuan
dari
tersebut
harus
mencakup
setidak-tidaknya
keutuhan
abnormalitas
atau
penyimpangan
dari
kondisi
standar
yang
atau
kalibrasi
atau
pengujian
yang
dibutuhkan
tidak
yang
dikalibrasi
atau
diuji,
selama
penyimpanan,
kalibrasi
atau
pengujian
dilaksanakan
kemudian),
kondisi
dan
keutuhan
barang
atau
bagiannya
yang
bersangkutan.
11.4 Laboratorium wajib mempunyai prosedur yang didokumentsi tentang
penerimaan, penyimpanan atau pengamanan untuk barang-barang yagn
dikalibrasi atau diuji termasuk semua kebutuhan yang diperlukan untuk
melindungi integritas Laboratorium.
12.
REKAMAN
laboratorium
dan
memenuhi
perundang-undangan
yang
pengulangan.
Rekaman
harus
mencakup
identitas
13.
13.1 Hasil
tiap
kalibrasi,
pengujian
atau
serangkaian
kalibrasi
atau
mencakup
semua
informasi
yang
diperlukan
untuk
dan
alamat
laboratorium,
lokasi
kalibrasi
atau
pengujian
13.3 Jika sertifikat atau laporan berisi hasil kalibrasi atau pengujian yagn
dilaksanakan oleh subkontraktor, hasil tersebut harus dapat diketahui
dengan jelas.
13.4
Penanganan
dan
perhatian
khusus
wajib
dilakukan
terhadap
sesudah
diterbitkan
hanya
dapat
dibuat
dalam
bentuk
atau
elektromagnit
lainnya.
Petugas
laboratorium
yang
memenuhi
persyaratan
dalam
pedoman
ini
serta
terjamin
kerahasiaannya.
14.
14.1 Jika
laboratorium
men-subkontrakkan
sebagian
kalibrasi
atau
kemampuan
dan
pemenuhanan
persyaratan
sebagai
15.1 jika laboratorium meminta jasa dan perbekalan dari luar, selain
yang tertera dalam pedoman ini, untuk menunjang kalibrasi atau
pengujian, laboratorium wajib hanya memakai jasa penunjang dan
perbekalan dengan mutu yang memadai untuk mempertahankan
kepercayaan
atas
pekerjaan
kalibrasi
atau
pengujian
yang
15.2 Jika tidak ada pihak independent yang menjamin mutu jasa
penunjang atau perbekalan dari luar, laboratorium wajib mempunyai
prosedur untuk menjamin bahwa peralatan, bahan dan jasa yagn
dibeli
memenuhi
persyaratan
yang
telah
ditetapkan.
Bila
wajib
memelihara
arsip
semua
pemasok
yang
PENGADUAN/KELUHAN
16.1 Laboratorium
didokumentasikan
wajib
untuk
mempunyai
kebijakan
penyelesaian
dan
prosedur
yang
pengaduan
/keluhan
yang
pemenuhan
Laboratorium
akan
kebijakan,
prosedur
BAB 2
DETIL STANDAR
3.1 UMUM
Standar ISO dipublikasikan dalam enam dokumen terpisah
dengan nomor ISO 8402, 9000, 9002, 9004 dan 9004. Masing-masing
mengkin mempunyai tiga halaman judul terpisah. Yang pertama
menjadi milik organisasi standar nasional dari satu di antara Negara
berikut ini : Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman,
Yunani, Irlandia, Italia, Belanda, Norwegia, Portugal, Spayol, Swedia,
Switzerland atau Inggris. Standar dapat juga menjadi dokumen yang
sah
dilindungi
oleh
Undang-Undang
Parlemen,
tergantung
organisasinya.
Yang kedua disebut Standar Eropa EN 29000 atau nomor
29000 lainnya yang sesuai. Ini menunjukkan kepada kita bahwa
standar telah diterima oleh CEN, Komite Standarisasi Eropa, yang
anggotanya terdiri dari organisasi standar nasional seperti tertera di
atas, dan juga memperjelaskan bahwa semua anggota terikat dalam
mengimplementasikan standar Eropa ini dan semua referensi ISO
dibaca sebagai EN.
Yang ketig akan berkaitan dengan ISO, Organisasi Stanarisasi
Internasional dan menggunakan nomor ISO 9000 sampai ISO 9004
dan judul yang sesuai untuk setiap standar.
Semuanya
memfotocopynya.
ada
hak
ciptanya
dan
tidak
diizinkan
ISO
9001
Model untuk
Desain
pengembangan
produksi
instalasi dan
pelayanan
ISO
8402
Pembendaharaan Istilah
ISO
9004
ISO
9000
ISO
9002
Model untuk
produksi dan
instalasi
ISO
9003
Model untuk
akhir dan tes
ISO 9004
Bagian 2
Standar
pelayanan
standar
di
internasional
seluruh
seri,
yang
untuk
mendefenisikan
dipahami
istilah
bersama
yang
komunikasi
Catatan
selanjutnya
menyatakan
bahwa
kebutuhan
istilah
mutu
tidak
digunakan
untuk
mendefenisikan
atau
3.4.1 Umum
ISO 9000 dan 9004 akan membantu kita dalam menjabarkan system
manajemen mutu internal dan dalam menyeleksikan model spesifik
dari 9001, 9002, 9003 dan mungkin mulai sekarang 9004 bagian 2
(jasa).
Perbedaan antara 9000 dan 9004 adalah bahwa 9000 membantu kita
memahami pemikiran tentang mutu dan menyeleksi model yang cocok
(9001,2,3)sementara 9004 adalah perluasan dari 9000. Berikut ini
cara lain untuk mempelajarinya.
Dua
ISO 9000
ISO 9004
standar
untuk
membantu
mendesain
system
ISO 9001
ISO 9002
ISO 9003
Memang
membingungkan
di
sini
karena
orang
yang
sesuai
dengan
pedoman
dari
9004,
dia
bisa
membuat
Desain
Pembelian
Produksi
Pengendalian peralatan
Dokumentasi
verifikasi
BAB 3
PEDOMAN
PENYUSUNAN PANDUAN MUTU UNTUK
LABORATORIUM PENGUJI
Bagian Pertama : Umum
0.
PENDAHULUAN
0.1
0.2
0.3
0.4
berbeda
antar
laboratorium
tergantung
kepada
ukuran
0.6
kebiasaan,
bidang
kewenangan
laboratorium
dan
sebagainya.
0.7
terpisah
dapat
diterima.
Sekalipun
demikian
semua
1.
2.
RUJUKAN
ISO/IEC
Guide
2,
General
terms
and
definitions
concerning
Guide
43,
Development
and
operation
of
laboratory
proficiency testing.
Pedoman DSN 04-1992, Pedoman untuk penyajian hasil uji.
SNI 19-8402, Mutu Kosa kata
SNI 19-9004-1992, Unsur-unsur menajemen mutu dan system mutuPedoman.
Bagian Kedua : Isi Minimal Panduan Mutu
3.
Umum
3.1 Panduan Mutu harus mencakup tiga materi utama :
a.
b.
c.
Instruksi Kerja
Materi yang memberikan metode pengujian khusu dan petunjuk
administrasi merupakan teknis rinci dalam penugasan dan
pelaksanaan pengujian.
3.2 Judul dan subjudul yang disajikan dalam bagian ini didasarkan
pada
kebutuhan
dengan
mempertimbangkan
pemasukan
semua
DAFTAR ISI
Buku Panduan Mutu harus memuat daftar isi. Untuk memudahkan
pemakaian Buku Panduan Mutu sebaiknya dimasukkan unsure-unsur
yang tercantum dalam lampiran B, yang sebenarnya sudah diuraikan
dalam buku mutu.
5.
KEBIJAKAN MUTU
5.1
Tujuan
Penyajian pernyataan sasaran yang akan dicapai dengan penerapan
system mutu yang telah ditetapkan. Sasaran ini biasanya diberikan
dalam pernyataan kebijakan pimpinan.
5.2
Menyebutkan
sumber
daya
yang
digunakan
untuk
menerapkan
staf
organisasi
yang
bertanggung
jawab
untuk
TERMINOLOGI
Menyajikan defenisi dari istilah yagn digunakan dalam Panduan Mutu
dan jika ada menggunakan defenisi secara internasional yang telah diakui
(lihat butir 2 dan lampiran A).
7.
7.1
Identitas
Menyebutkan nama dan alamat, status (badan hokum) dan hubungan
dengan organisasi yang lebih besar bila ada serta informasi yang
diperlukan untuk mengenali laboratorium.
7.2
Bidang kegiatan
Menyebutkan cirri atau kegiatan laboratorium yang diperlukan untuk
memberikan gambaran yang benar tentang organisasi laboratorium
tersebut, seperti lokasi, ukuran (beban kerja) semua laboratorium
cabang, jenis jasa yang diberikan , bidang kegiatan utama dan
sebagainya.
7.3
Struktur organisasi
Menyajikan bagan organisasi atau diagram yang menunjukkan garis
wewenang dan penetapan fungsi, termasuk Sistem Mutu.
7.4
7.5
persojnel
yang
mempunyai
wewenang
manajemen
7.7
Pendelegasian wewenang
Memberikan pengarahan dari pimpinan yang menetapkan tanggung
jawab untuk pelaksanaan fungsi manajemen bagi staf teknik senior
dan staf senior system mutu apabila staf yang ditunjuk secarat tetap
tidak hadir.
7.8
7.9
STAF
8.1
petugas
mengembangkan,
menyebarkan
yang
menerpakan,
mendistribusikan
bertanggung
jawab
untuk
memutakhirkan,
merevisi
Panduan
serta
Mutu
dan
proses
penyelesaiannya.
8.2
Uraian tugas
Memberikan uraian tugas bagi anggota staf teknik senior.
8.3
cara
memelihara
rekaman
data
yang
memuat
Pengawasan Personel
Melengkapi informasi untuk setiap unit teknik dengan menyebutkan
jumlah tenaga pengawas dan non pengawas serta langkah yagn
dilakukan untuk menjamin pengawasan yang memadai.
8.5
Lain-lain
Menguraikan hal-hal bagi staf laboratorium ygn ditujukan untuk
mempertinggi mutu kerja laboratorium seperti pelatihan internal.
9.
9.1
Perlengkapan
Pemeliharaan
Menyajkan informasi yang menunjukkan langkah yang perlu diambil
untuk melaksanakan pemeliharaan yang diperlukan secara periodic
atau menyediakan acuan untuk mengetahui petunjuk semacam itu
tersedia di laboratorium.
9.3
9.4
9.5
Jika standar nasional untuk satuan ukuran tidak tersedia maka standar
nasional untuk satuan ukuran yang ada di Negara lain dapat menjadi
rujukan dan digunakan.
2.
Jika tidak ada standar nasional untuk satuan ukuran, maka perlu
diuraikan
prosedur
yang
digunakan
oleh
laboratorium
untuk
tindakan
pengamanan
yagn
perlu
diambil
dalam
pengamanan
seperti
itu
termasuk
penilaian
pemasok,
LINGKUNGAN
dalam
daerah
pengujian
yang
diharapkan
dicapai.
11.
prosedur
tertentu
yang berkaitan
dnegna
pemilihan
pengujian tertentu atau seri pengujian yang dicakup dalam Panduan Mutu.
12.
PEMUTAKHIRAN
DAN
PENGENDALIAN
DOKUMEN
YANG
MEMPENGARUHI MUTU
Menguraikan system (prosedur) yang dipakai untuk menjamin bahwa
semua petunjuk,standar, panduan pemakaian, dan data rujukan
dibuat selalu mutakhir dan ditetapkan lokasinya dalam laboratorium
agar staf mudah memperolehnya.
13.
dan
memusnahkan
contoh
yang
dipakai
dalam
pengujian.
13.2 Perlindungan terhadap kerusakan
Menguraikan praktek laboratorium yang berkaitan dengan penanganan
contoh untuk menghindarkan kontaminasi, korosi atau kerusakan
mekanis dan jenis kerusakan lain.
13.3 Penyimpanan
Menguraikan prosedur penyimpanan contoh bila tidak dipakai.
Menguraikan
setiap
kegiatan
khusus
yang
berkaitan
dengan
PEMBUKTIAN DATA
LAPORAN PENGUJI
Menyajikan
pengarahan
pimpinan
atau
pernyataan
kebijakan
mendapatkan
umpan
balik
terhadap
pelaksanaan
dan
metode
yang
digunakan
oleh
laboratorium
untuk
REKAMAN
18.
SUB KONTRAK
19.
kegiatan
danpengelolaan
tugas
harus
secara
jelas
pengujian
laboratorium penguji
laporan penguji
A.2
Defenisi lain
dalam
mencapai
tujuan
mutu
dan
memberikan
Isi..........................................................................
16
16.1
B.4
Lingkungan pengendalian..........................................
10
B.5
Kalibrasi ................................................................
9.5
Identifikasi..........................................................
9.4
9.5
B.3
9.5
9.5
9.4
pemeliharaan ..........................................................
9.4
9.3
B.6
B.7
9.5
Rekaman ................................................................
9.4
7.9
7.6
Bidang kegiatan.......................................................
7.2
Identitas.................................................................
7.1
7.8
Struktur organisasi...................................................
7.3
7.9
7.5
Sistem Mutu
Tujuan ..................................................................
5.1
14.2
5.3
8.1
16.4
7.4
16.2
Keluhan teknis.........................................................
16.3
B.8
12
Rekaman ................................................................
17
17.2
Pemeliharaan ..........................................................
17.1
B.9
13
13.2
13.1
Penyimpanan ..........................................................
13.3
Pendelegasian wewenang..........................................
7.7
Uraian tuga.............................................................
8.2
8.3
8.4
Lain-lain .................................................................
8.5
18
18.1
18.2
11
11.1
11.3
11.2
15
14.1
15.2
14
Pembuktian data......................................................
14.1
14.3
LAMPIRAN : C
CONTOH BAGIAN YAGN KHAS DARI
PANDUAN MUTU UNTUK LABORATORIUM
Bagian 1
(nama Laboratorium)
Lembar 1
Terbitan No. 3
Menggantikan ..
Judul Bagian
KEBIJAKAN MUTU
1.1 Pernyataan kebijakan mutu
(Pernyataan ini harus menetapkan bahwa kebijakan laboratorium
adalah untuk mencapai dan menegakkan standar mutu yang tinggi
salam semua aspek kegiatan laboratorium.
Nama dan jabatan harus disebut dari orang yang bertanggung
jawab
untuk
Philippus
H.Siregar
: Standarmenerapkan
Industri, 2008
USU e-Repository 2008
BAB 4
CARA UJI MI INSTAN
1.
PENDAHULUAN
Melindungi konsumen
II. MI INSTAN
1.
RUANG LINGKUP
Standar ini meliputi defenisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh,
DEFENISI
Mi instant adalah produk makanan kering yang dibuat dari tepung
terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan
tambahan makanan yang diijinkan, berbentuk khas ini dan siap dihidangkan
setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama 4 menit.
3.
No.
1.
SYARAT MUTU
Uraian
Keadaan
1.1 Bau
1.2 Rasa
1.3 Warna
Satuan
Persyaratan
Normal
Normal
Normal
2.
Benda-benda asing
3.
Keutuhan, %
Min. 85
4.
Uji kematangan
(mi :qir=1:5).b b
5.
Air, %
Maks. 8
6.
Protein,%
Min. 8
7.
Derajat asam
8.
9.
Camaran Logam :
9.1 Timbal (Pb), mg kg
9.2 Tembaga (Cu), mg kg
9.3 Raksa (Hg), mg kg
9.4 Seng (Zn), mg kg
10.
Menit
mlN NaOH
100g contoh
Maks. 4
Maks. 3
Sesuai SNI.0222-M dan
Peraturan Men.Kes No.
722 Men.Kes Per IX 88
Maks.
Maks.
Maks.
Maks.
1,0
10,0
0,05
40,0
Arsen (As)
11.
Cemaran mikroba :
Kolom g
11.1 Angka lempeng total
APM g
11.2 E. Coli
Kolom g
11.3 Kapang
4. CARA PENGAMBILAN CONTOH
CARA UJI
Persiapan Contoh untuk Uji Kimia
Hancurkan mi bersama bumbu-bumbu yang ada dengan blender,
sampai berbentung tepung kasar utnuk analisis.
Untuk analisis cemaran mikroba, persiapan contoh harus dilakukan
secara aseptic menggunakan blender steril.
5.2
Keadaan
Cara uji keadaan sesuai dengan SNI.01-2891-1992. Cara Uji
Makanan dan Minuman, butir 1.2
5.3
Benda-benda Asing
Cara uji benda-benda asing sesuai dengan SNI.01-2891-1992, butir
1.3
5.4
Keutuhan
a. Buka bungkusan mi dan timbang berat keseluruhan mi (W gram)
b. Pisahkan mi yang hancur dan timbang (W gram)
c. Keutuhan mi=
5.5
W W1
x 100%
W
Uji Kematangan Mi
a. Timbang 25 gr mi
b. Masak asi sebanyak 125 ml sampai mendidih, lalu masukkan mi
yang telah ditimbang
c. Tunggu paling lama 3 menit sambil diaduk sampai untaian mi
terurai
d. Angkat mi dari airnya dan amati kematangan mi
e. Mi matang jika : tekstur kenyal, bagian mi menyerap air mi
terasa licin di mulut.
5.6
Air
Protein
Cara uji protein sesuai dengan SNI.01-2891-1992, butir 7.1
5.8
Derajat Asam
Cara uji derajat asam sesuai dengan SNI.01-3555-1994, Cara Uji
Minyak dan Lemak, butir 5.
5.9
SYARAT PENANDAAN
Sesuai dengan peraturan Departemen Kesehatan yang berlaku
tentang label yang periklanan untuk makanan
7.
SYARAT PENGEMASAN
Mi
Instan
dikemas
dalam
wadah
yang
tertutup
rapat,
tidak
BAB 5
CARA UJI MUTU SUSU
A.
PENDAHULUAN
SNI 01-2782-1992
Rancangan Standar Industri Indonesia untuk Cara Uji Makanan Minuman,
Bahan Tambahan Makanan, Cemaran Logam dan Cemaran Mikroba disusun
berdasarkan hasil rapat pengurus TTSI Makanan Minuman beserta instansi
Departemen Kesehatan c.q Pusat Pengawasan Obat & Makanan beserta
Departemen Perindustrian c.q Balai desa Industri Hasil Pertanian.
Pembuatan rancangan SII Cara Uji ini selain dimaksudkan untuk
menyempurnakan standar juga dimaksudkan untuk lebih menyederhanakan
dan penghematan di segala bidang, mengingat ada 51 buah SII Makanan
Minuman yang direvisi disusun pada saat yang sama.
Konsep SII Cara Uji ini disusun berdasarkan :
1. A.O.A.C, Official Methods of Analysis (1984)
2. Pearsons Chemical analysis of Foods (1981)
3. Cara Uji Standar Industri Indonesia untuk komoditi yang bersangkutan
4. Laporan
Sidang
Pleno
IX
Panitia
Kodex
Indonesia,
Dep.
Kesehatan,1983
5. I.C.M.S.F (International Commission Microbiological Spesication for
Foods) of The International Association of Microbiological Cosieties,
1980
6. Compendium of Methods for the Microbiological Examination of Food,
1976
7. Standar Methods for Examination of Waternad Wastewater 14th
ed,1975 APHA ANWA WPCF
8. Hasil-hasil penelitian pengujian.
CARA UJI
SUSU SEGAR
1. KEADAAN
1.1
WARNA
1.1.1
Peralatan
-
Tabung reaksi
1.1.2
Cara Kerja
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan kurang lebih 5 ml contoh
susu, kemudian dilihat dengan latar belakang putih. Amati
terjadinya kelainan pada warna susu.
1.2
BAU
1.2.1
1.2.2
Peralatan
-
Tabung reaksi
1.3
1.3.1
Rasa
Peralatan
- Tabung reaksi
- Kertas putih sebagai latar belakang
1.3.2
Cara Kerja
Untuk pertimbangan kesehatan pemeriksa, susu harus didihkan
dahulu sebelum dilakukan uji susu. Tuangkan sejumlah susu di
telapak
tangan
perubahan.
kemudian
dicicipi
dan
dirasakan
adanya
1.4
1.4.1
Konsistensi
Peralatan
- Tabung reaksi
- Kertas putih sebagai latar belakang
- Gelas ukur
- Termometer
5.2
Cara Kerja
5.2.1
5.2.2
5.2.3
5.2.4
6. TITIK BEKU
6.1 Peralatan
- kyroskop yang dilengkapi thermometer, Backmann dengan pembagian
skala hingga 0,0010C
- Tabung gelas yang kedua ujungnya terbuka
6.3.2
6.3.3
Masukkan tabung ini ke dalam cairan pendingin berisolasi suhu 2 sampai -60 diaduk terus-menerus secara teratur dan perlahanlahan sampai suhu dalamlubang mencapai 10C
di bawah titik
beku air
6.3.4
mantel
pendingin
dan
tabung
pembeku
tidak
diaduk
secara
merata.
Penaikan
tiang
raksa
harus
7.
UJI ALKOHOL
7.1
Peralatan
- Tabung reaksi
- Gelas Ukur 10 ml
7.2
Pereaksi
Alkohol netral 70% (b b)
7.3
Cara Kerja
Pipet 5 ml dan masukkan ke dalam susu tersebut kemudian
dicampurkan
(tanpa
dikocok).
Adanya
penggumpalan
susu
8.2
Peralatan
-
Bunsen burner
Tabung reaksi
Penjepit tabung
9. UJI REDUKTASE
9.1
9.1.1
Peralatan
-
Penangas air
inkubator
9.1.2
Pereaksi
Larutan biru metilen yang dibuat dari 0,0158 g biru metilen
dilarutkan dalam 200 ml air suling steril kemudian 40 ml larutan
tersebut diencerkan hingga 200 ml.
9.1.3
Cara Kerja
9.1.3.1
9.1.3.2
Tambahkan 0,5 ml cairan biru metilen lalu tutup. Bolakbalikkan tabung tersebut perlahan-lahan 2-3 kali sampai susu
itu berwarna biru merata.
9.1.3.3
9.1.3.4
9.1.3.5
9.2
Uji Resazurin
9.2.1
9.2.2
Peralatan
-
Penangas air
Loxibond comperator
Pereaksi
Larutan resazurin 0,005 %
KATALASE
10.1 Peralatan
-
Pipet 1 ml dan 10 ml
10.2 Pereaksi
Larutan hydrogen peroksida H2O2 3%
10.3 Cara Kerja
-
Volume
yagn
ditunjukkan
oleh
skala
merupakan
jumlah
katalase.
11.1.3 Cara Kerja
11.1.3.1
yang masih
Kemudian
masukkan
erlemeyer
tersebut
ke
dalam
11.1.3.4
11.1.3.5
11.1.3.6
Tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas Ukur
11.2.2 Pereaksi
-
Peralatan
Pipet 5 ml
Pipet 20 ml
Corong pemisah
Pinggan kaca
11.5.1.2
Pereaksi
Eter
11.5.1.3
-
Peralatan
Masukkan 20 ml contoh susu ke dalam corong pemisah, tambah
5 ml HCl 25 % lalu kocok dengan 20 ml eter, kemudian pisahkan
lapisan eter dan tampung di dalam pinggan kaca yang kecil.
terdapat
kristal-kristal
seperti
jarum
atau
miang
11.5.2.1
Peralatan
Gelas ukur 10 ml
Pipet tetes
Tabung reaksi
11.5.2.2
Pereaksi
Larutan FeCl3 10 %
11.5.2.3
-
Cara Kerja
Ke dalam 5 menit..pekat tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 10
%.
13.
BK 1,231 + 2,71
100( BJ !1)
BJ
KETERANGAN :
BTKL
BK
BJ
14.
PROTEIN
14.1
Peralatan
-
Corong
Erlemeyer 250 ml
Neraca analitik
14.2
Pereaksi
-
Campurkan
selen
(terdiri
dari
bagian
selen,
bagian
14.3
Cara Kerja
-
15.
CEMARAN MIKROBA :
Uji cemaran mikroba susu segar sesuai SNI.19-2897-1992. cara Uji
Cemaran Mikroba.
BAB 6
CARA UJI
GULA PASIR
A.
PENDAHULUAN
Standar inin merupakan Revisi SH.0722-83. Gula pasir , Revisi
RUANG LINGKUP
Standar ini meliputi efenisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh,
cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan gula pasir.
2.
DEFENISI
Gula pasir aalah sakarosa yang dimurnikan dan hablurkan.
3.
SYARAT MUTU
2.
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
GKP (SHS)
GKM (HS)
Keadaan :
1.1 Baru
Normal
1.2 Rasa
Normal
Min.53
Min.53
0.8-1.2
0.8-1.2
3.
4.
Air, %, b b
Maks 0.1
Maks 0.1
5.
Sakarosa, %, b b
Min 99.3
Min 99.0
6.
Gula perudiksi, %, bb
Maks 0.1
Maks 0.2
7.
Abu, %, b b
Maks 0.1
Maks 0.2
8.
Maks 5
Maks 20
Maks 20
Maks 20
Maks 20
Maks 20
Maks 0.03
Maks 0.03
Maks 40.0
Maks 40.0
Maks 40.0
Maks 40.0
Arsen (As), mg kg
Maks 1.0
Maks 1.0
11.
derajat
Cemaran logam :
contoh
sesuai
SNI.019
0428
1989,
Petunjuk
Pengambilan.
Contoh Padatan.
5.
CARA UJI
5.1
5.3
5.3.1 Peralatan
Refleksi
spektrofotometer
model
KONIGMARTENS
atau
5.4.1 Peralatan
a.
b.
Mesin Pengayak
c.
Satu set ayakan dengan bukaan 10, 14, 20, 28 dan 48 mesh.
4,8
II x
7,2
III x
10,0 =
IV x
14,3 =
V x
25,0 =
VI x
50,0 =
Jumlah =
=
5.5
Air
+
M
1000
mm
M
Cara uji air SII. 2453-90. Cara Uji Makanan dan Minuman, butir 5.1
5.6
Sakarosa
5.6.1 Peralatan
a. Polarimeter khusus untuk gula dengan skala 0S (International Sugar
Scale).
b. Neraca analitik
c. Labu ukur 100 ml
d. Tabung polarimeter 20 cm
5.6.2 Perekasi
Larutan timbal asetat basa : dilengkapi cara pembuatannya.
5.6.3 Cara Kerja
a. Timbang seksama 26 g cuplikan, masukkan dalam labu ukur 100 ml,
larutkan dan sampai tanda garis dengan air suling, kocok dan saring.
b. Masukkan saringan ke dalam tabung polarimeter berukuran 20 cm,
baca
perputarannya
pada
polarimeter.
Angka
yang
diperoleh
Gula Pereduksi
Cara uji gula pereduksi sesuai SII. 2454-90. Cara Uji Gula, butir 2.1
5.8
Abu
Cara uji gula pereduksi sesuai SII. 2453-90, butir 6.1
5.9
5.9.1 Bahan
Contoh gula pasir
5.9.2 Peralatan
a.
b.
6.
SYARAT PENANDAAN
Sesuai dengan peraturan Dep. Kes R.I yang berlaku tentang label
dan periklanan makanan.
7.
CARA PENGEMASAN
Produk
dikemas
dipengaruhi
atau
dalam
wadah
mempengaruhi
yang
isi,
tertutup
tahun
rapat,
berapa
tidak
terhadap
BAB 7
PENENTUAN BAR KODE
Bar kode adalah suatu data yang terdapat dalam suatu produk industri
yang merupakan suatu lambang identifikasi yang telah standar susunan data
angka
dengan
garis
yang
terdapat
dalam
kemasan
barang
atau
yang
bergabung
membentuk
grup
dimana
perusahaan
orang
yang
dihasilkan
suatu
perusahaan
banyak
mengacu
Keempat
angka
terakhir
angka
ketiga
belas
yang
meletakkan dibelakang garis terakhir dan ada juga pada susunan angka
tersebut yaitu 1 angka(digit) hal itu pemeriksaan terhadap model yang
dipergunakan yaitu bentuk kemasan atau warna yang dicantumkan. Hal
ini perlu dianalisa apa pengaruh kemasan yang dipergunakan terhadap
badan isi atau komponen wadah yang dipergunakan misalnya kaleng
yang dipergunakan tempat susu yang berbentuk silinder hal ini kode
pemeriksaan dilakukan perusahan, hal ini ditetapkan dengan hubungan
tanggal dawarsa barang tersebut dipergunakan terhadap kemasan atau
pengaruh suhu.
Sebagai contoh: 899 2727 00026 0
899
Negara Indonesia
2727 = menunjuk kepada perusahaan yang memproduksi barang
tersebut yitu : PT KAO Indonesia
00026= Produk yang dihasilkan seperti misalnya Shampoo bentuk
kemasan botol
0
BAB 8
PEDOMAN DSN 01 / ISO GUIDE 25
PERSYARATAN UMUM KEMAMPUAN
Philippus H.Siregar : Standar Industri, 2008
USU e-Repository 2008
LABORATORIUM
KALIBRASI & PENGUJI
RUANG
LINGKUP
Persyaratan Umum
Laboratorium Kalibrasi
Untuk Mendapatkan
Pengakuan
Persyaratan/Kriteria tambahan
dalam penilaian kemampuan
kesesuaian dapat ditentukan
oleh badan yang berwenang
memberi pengakuan
2.1
ISO - 8042
2.2
ISO - 9000
2 ACUAN
2.3
ISO - 9001
2.4
ISO - 9002
2.5
ISO - 9003
ISOGUIDE-2
LABORATORIUM :
Lembaga yang melaksanakan
kalibrasi dan Pengujian
3.2
Philippus H.Siregar : Standar Industri, 2008
USU e-Repository 2008
3.3
LABORATORIUM PENGUJI :
Laboratorium yang Melakukan
Pengujian
LABORATORIUM KALIBRASI :
Laboratorium yang Melaksanakan
Kalibrasi
KALIBRASI :
3.4
DEFINISI
PENGUJIAN :
Kegiatan teknis : menetapkan
menentukan sifat/karakteristik suatu
prosuk, bahan dan sebagainya dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
METODA KALIBRASI :
Prosedur teknis untuk
melaksanakan kalibrasi
METODA PENGUJIAN :
Prosedur teknis untuk
melaksanakan pengujian
3.8
3.9
VERIFIKASI :
Konfirmasi melalui pengujian dan
SISTEMbukti
MUTU
:
penyajian
bahwa
persyaratan
Satutelah
set pengaturan-pengaturan
yang
ditetapkan telah
disebagai
penuhi acuan dalam
pengelolaan mutu
MANUAL MUTU :
3.10
Philippus H.Siregar : Standar Industri, 2008
USU e-Repository 2008
3.11
STANDAR ACUAN :
Standar yang memiliki mutu
pengukuran yang tertinggi pada
suatu lokasi
BAHAN PEMBANDING :
Bahan/zat yang salah satu/lebih
karakteristiknya telah diketahui dan
digunakan untuk kalibrasi peralatan,
penilaian metoda pengukuran dsb
BAHAN PEMBANDING
BERSERTIFIKAT :
Bahan/zat yang salah satu/lebih sifatnya
telah diketahui diberikan sertifikat dan
dapat ditelusuri ke sertifikat/dokumen
lain yang diterbitkan oleh badan sertifikasi
MAMPU TELUSUR :
Kemampuan suatu hasil pengukuran
secara individu untuk dihubungkan ke
standar-standar nasional/internasional
melalui satu mata rantai pembanding
yang tak terputus
UJI PROFISIENSI :
Salah satu cara untuk mengetahui
untuk kerja laboratorium kalibrasi/
laboratorium penguji dengan cara
membandingkan laboratorium
4.1
PERSYARATAN :
Kumpulan spesifikasi yang masingmasing dapat diukur/direalisasikan
dan diuji
DASAR HUKUM &
IDENTIFIKASI :
Diorganisasikan
Fasilitas permanent
Sesuai dengan persyaratan
standar
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
LABORATORIUM :
Memiliki staff manajerial,
wewenang dan sumber daya
Independensi personil dari
4.2
ORGANISASI
&
PENGELOLAAN
5.1
5.2
Philippus H.Siregar : Standar Industri, 2008
USU e-Repository 2008
GOOD LABORATORY
PRACTICE
Sistem mutu Dokumentasi
Kebijakan Prosedur
Implementasi
Up-dating
MANUAL MUTU &
DOKUMEN MUTU berisi :
Kebijakan objektif mutu
Struktur Organisasi
Pengatur hubungan kerja
Prosedur pengendalian
dokumen
5.3
AUDIT BERKALA :
Verifikasi Auditor terlatih
Independen Temuan Audit
Tindakan koreksi
Pemberitahuan kepada
pelanggan bila menyangkut
kepentingan pelanggan
SISTEM MUTU
AUDIT MUTU
KAJI ULANG
5.4
5.5
TEMUAN AUDIT :
Temuan audit, kaji ulang &
tindakan koreksi
didokumentasikan
Periode audit dilakukan secara
konsisten sesuai kesepakatan
5.6
VERIFIKASI HASIL
KALIBRASI
Mencakup :
Penggunaan metoda statistic
Ikut dalama uji profisiensi
Menggunakan acuan standar
yang tepat
Pengkajian ulang dengan
metoda yang sama/berbeda
Pengujian kembali dari arsip
contoh
6.1
6.2
PERSONIL
6.3
KEKUATAN PERSONIL :
Jumlah mencukupi
Pendidikan Memadai
Pengetahuan teknis cukup
Dukungan pengalaman
PELATIHAN :
Pembekalan pengetahuan
Keterampilan
Up-grading
TRAINING RECORD :
Data setiap personil
Data pelatihan
Data pengalaman
Data simpan/dikelola
7.1
7.2
SARANA
&
LINGKUNGAN
FASILITAS :
Sarana Laboratorium
Ruang Kalibrasi
Sumber energi
Penerangan
Pemanasan
Ventilasi udara
ALAT PEMANTAU :
Pencatatan kondisi lingkungan
Pemantauan debu
Interferensi steril
Elektromagnetik
Kelembaban
Tegangan jaringan,suhu, atau
bunyi
Getaran dan lain-lain
7.3
PARTISI :
Pemisahan kegiatan yang bias
menimbulkan ketidaksesuaian
7.4
LAYOUT :
Jalan masuk
Tata ruang
Dimonitor
7.5
HOUSE KEEPING :
Kerapian
Kebersihan
Ketentraman
Penampilan
PERALATAN
& BAHAN
PEMBANDING
8.1
PERALATAN TERSEDIA :
Standar acuan
Bahan pembanding
Jaminan kesesuaian peralatan
yang berasal dari luar
8.2
PEMELIHARAAN :
Prosedur pemeliharaan
Jadual pemeliharaan
Identifikasi/peralatan
Internal servis-perbaikan
Labelisasi
8.3
DAFTAR INDUK :
Daftar nama alat
Labelisasi
Tanda/identitas
Status kalibrasi
8.4
REKAMAN DAFTAR
PERALATAN :
Nama alat
Pabrik pembuat
Alamat pembuat
Nomor seri alat
Tanggal diterima
Tanggal mulai digunakan
Tempat alat
Kondisi saat baru diterima
Bulan instruksi alat
Jadual kalibrasinya
Program perawatan
History card-tentang
kerusakan, mal fungsi dll
9.1
KALIBRASI SEBELUM
DIPAKAI :
Program kalibrasi verifikasi
Alat dikalibrasi sebelum
dipakai (meskipun masih
baru)
DESAIN PROGRAM KALIBRASI :
9.2
KEMAMPUAN TELUSUR :
9.3
KEMAMPUAN
TELUSUR
KALIBRASI
Standar nasional
Standar internasional
Pembuktian yang memuaskan bila
kemampuan telusur tidak bias diperagakan
Pembuktian bahwa telah mengikuti
program uji banding
9.4
PENGGUNAAN STANDAR
PEMBANDING :
Standar pembanding sebaiknya
hanya untuk kalibrasi
9.5
KALIBRASI STANDAR
PEMBANDING :
Standar acuan harus dikalibrasi oleh
instansi yang berwenang
Memiliki kemampuan telusur
9.6
PEMERIKSAAN STANDAR
PEMBANDING :
Standar acuan wajib diperiksa
pada interval penggunaan untuk
kalibrasi
9.7
KEMAMPUAN TELUSUR
STANDAR :
Standar harus bias ditelusuri
sampai ke standar nasional /
internasional
10.1
10.2
10
METODE
DIKALIBRASI
DAN
PENGUJIAN
10.3
10.4
PETUNJUK KERJA :
Petunjuk penggunaan
pengoperasian alat
penanganan kalibrasi
Petunjuk, standar, pedoman
dan data rekaman dipelihara
dan di up-date
METODE KALIBRASI :
Metode tepat, dan konsisten
dengan ketelitiannya.
Prosedur yang tepat untuk
semua kegiatan kalibrasi
termasuk pengambilan contoh,
penangan dan pengangkutan
METODE KHUSUS :
Bila menggunakan metoda yang
tidak umum/belum diberlakukan
sebagai standar. Maka harus
mendapat persetujuan dari
pelanggan, didokumentasikan,
disahkan dan diberikan kepada
pelanggan dan pihak lain yang
bersangkutan
10.5
PENGAMBILAN CONTOH :
Prosedur Sampling tersedia
Teknik statistic yang sesuai
10.6
PENGGUNAAN DATA :
Penghitungan data
Pemindahan data wajib
diperiksa dan dipastikan betul
10.7
10
METODE
DIKALIBRASI
DAN
PENGUJIAN
10.8
PENGGUNAAN KOMPUTER
Harus dijamin :
Semua persyaratan dalam
panduan ini tetap dipenuhi
Perangkat lunak
didokumentasikan
Prosedur penggunaan
ditetapkan untuk melindungi
keutuhan data
Perawatan perangkat
computer
Menjaga keamanan
penggunaan computer untuk
mencegah pemasukan dan
perubahan data secara tidak
resmi
PROSEDUR PENGADAAN :
Prosedur pengadaan termasuk
penerimaan dan
pengembangan consumables
harus tersedia
11.1
11.2
11
PENANGANAN
BARANG YANG
DIKALIBRASI
11.3
11.4
PROSEDUR PENANGANAN :
Prosedur tertulis untuk
mengidentifikasi alat-alat
yagn dikalibrasi
Menjamin tidak tertukar pada
setiap saat
PROSEDUR PENERIMAAN :
Konfirmasi kondisi barang
Konfirmasi abnormalitas
Merekam kondisi alat-alat
Mengkonfirmasi keraguan kondisi
dengan pelanggan (pemilik)
PROSEDUR PENYIMPANAN:
Prosedur tertulis
penyimpanan untuk
menghidari kerusakan
kemerosotan mutu
Wajib memiliki tempat
penyimpanan dan peralatan
penunjang
Menjamin keamanan selama
penyimpanan
INTEGRITAS LABORATORIUM :
Prosedur penerimaan jelas
Prosedur pinyimpanan jelas
Prosedur penanganan jelas
Keamanan terjamin
12.1
12
REKAMAN LEGAL :
Sistem rekaman sesuai dengan
undang-undang yang berlaku
Data orisinil/catatan asli
perhitungan dan sebagainya
disimpan sesuai masa
referensi yang berlaku
Isi rekaman cukup lengkap
untuk penelusuran ulang
Identitas personil tercakup
dalam rekaman data
REKAMAN
12.2
PENYIMPANAN :
Semua data yang timbul dan
berkaitan dengan kalibrasi
harus disimpan dengan baik
dan menjaga kerahasiaan
informasi
13.1
13.2
13
SERTIFIKAT
&
LAPORAN
PELAPORAN :
Semua hasil kalibrasi
dilaporkan secara benar, jelas,
teliti, objektif
Dituangkan dalam sertifikat
kalibrasi
Kelengkapan informasi untuk
memungkinkan interprestasi
hasil kalibrasi
SERTIFIKAT LAPORAN
berisi :
Judul Sertifikat Kalibrasi
Nama & alamat laboratorium
Identitas sertifikat, nomor seri
dsb.
Nama & alamat pelanggan
Uraian & identitas barang yang
dikalibrasi
Sifat dan kondisi barang
Tanggal penerimaan
Tanggal pelaksanaan kalibrasi
Identitas metoda kalibrasi
Acuan prosedur pengambilan
contoh
Adanya penyimpangan
/penambahan metoda kalibrasi
Hasil pengukuran /
pemeriksaan ditunjang oleh
table,grafik dsb
Pernyataan ketidakpastian
yang diperkirakan dari hasil
kalibrasi
Tanda tangan & jabatan,
identitas pejabat yang
bertanggung jawab
Pernyataan yang hanya
berkaitan dengan barang yang
dikalibrasi
Pernyataan bahwa sertifikat
sudah boleh digandakan.
Tanpa persetujuan tertulis dari
laboratorium
13.3
13.4
13
SERTIFIKAT
&
LAPORAN
13.5
13.6
13.7
SERTIFIKAT KALIBRASI
SUB KONTRAKTOR :
Sertifikat laporan harus dapat
diketahui dengan jelas &
memenuhi semua persyaratan
yang berlaku
14.1
SUB KONTRAKTOR :
Pemilihan subkontraktor yang
memenuhi persyaratan
Laboratorium menjamin
bahwa subkontraktor tersebut
memenuhi criteria dan
persyaratan yang sama
dengan laboratorium pemberi
kontrak
Memberitahukan kepada
pelanggan perihal
kemampuan sub kontraktor
14
SUBKONTRAK
TOR
KALIBRASI
PENGUJIAN
15.1
15
JASA
PENUNJANG
PERBEKALAN
DARI LUAR
15.2
15.3
FASILITAS LUAR :
Wajib memakai jasa
penunjang yang memiliki
mutu yang baik untuk
mempertahankan
kepercayaan
PENJAMIN INDEPENDEN :
Bila mutu jasa penunjang tidak
dijamin oleh lembaga
independent, laboratorium
harus mempunyai prosedur
untuk menjamin supply yang
diterima memenuhi
persyaratan
Bila mungkin, barang yang
dipasok tidak digunakan
sampai selesai diperiksa
ARSIP PEMASOK :
Data / arsip pemasok
disimpan
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.