Refrat CKD
Refrat CKD
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam yang
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Di Amerika Serikat, data tahun 1995-1999
menyatakan insidens penyakit ginjal kronik diperkirakan 100 kasus perjuta
penduduk pertahun, dan angka ini meningkat setiap tahunya. Di Malaysia,
dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal
pertahunya. Di negara-negara berkembang lainya, insiden ini diperkirakan
sekitar 40-60 kasus perjuta penduduk per tahun ( Suwitra, 2007 ).
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan terminologi baru dari the
Nastional Kidney Fondations Kidney Disease and Outcome Quality
Iniatiative (NKF-KDOQI) pada tahun 2002, mencakup sejumlah proses
patofiosologis yang berhubungan dengan fungsi ginjal yang abnormal dengan
penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang progresif (Pardede, 2012).
Di Indonesia diperkirakan 100 per sejuta penduduk atau sekitar 20.000
kasus baru dalam setahun. Selain itu mahalnya tindakan hemodialiasis masih
merupakan masalah besar dan diluar jangkauan sistem kesehatan. Sebagian
besar pasien penyakit ginjal datang mencari pertolongan dalam keadaan
terlambat dan pada stadium tidak dapat pulih (Widiana, 2007).
Besarnya prevalensi Chonic Kidney Disease (CKD) yang terjadi di
Indonesia maka perlu dilakukan pembelajaran tentang penyakit ini, agar dapat
menambah pengetahuan mulai dari definisi hingga penatalaksanaan sehingga
dapat
dilakukan
pencegahan
dan
pentalaksanaan
lebih
dini
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ginjal
1
Ginjal
merupakan
organ
berbentuk
seperti
kacang,
terletak
LFG (ml/mnt/1,73m2)
90
60-89
30-59
15-29
<15 atau dialisis
D. Epidemiologi
Seseorang dengan CKD memiliki frekuensi morbiditas, mortalitas,
dan perawatan di rumah sakit yang tinggi. Preavalensi CKD stage 2-5
semakin meningkat 1988 sama seperti hipertensi dan DM yang merupakan
etiologi 40% dan 25% dari kasus CKD. 26 juta orang Amerika >20 tahun
mengalami CKD. Prevalensi stage CKD dari NHANES 2003-2006 yaitu
stage 1 (4,1%), stage 2 (3,2%), stage 3 (6,5%), stage 4 dan 5 kombinasi
(0,6%). Dilihat dari umur CKD meningkat pada umur >60 tahun (39,4%)
(Divisions of Nefphrology & Hypertension and General Internal Medicine,
2011)
E. Etiologi
Umumnya penyakit ginjal kronik disebabkan oleh penyakit ginjal
intrinsik difus dan menahun. Hampir semua nefropati bilateral dan progresif
akan berakhir dengan penyakit ginjal kronik. Umumnya penyakit di luar
ginjal, seperti nefropati obstruktif dapat menyebabakan kelainan ginjal
intrinsik dan berakhir dengan penyakit ginjal kronik (Sukandar, 2006).
Etiologi penyakit ginjal kronik sangat bervariasi, Perhimpunan
Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2000 mencatat penyebab gagal ginjal
yang menjalani hemodialisis di Indonesia :
Penyebab
Glomerulonefritis
Diabetes Melitus
Obstruksi dan Infeksi
Hipertensi
Sebab lain
Insiden
46,39%
18,65%
12,85%
8,46%
13,65%
Terdapat kelainan pada ginjal itu sendiri seperti nephritis intersisial yang
disebabkan oleh obat-obatan (NSAID, aminoglikosida, zat kontras
radiologi, cedera berat kedua ginjal atau crush injury.
c. Faktor Post Renal
Gangguan pada bilateral ureter, karena obstruksi oleh batu saluran kemih,
pembesaran kelenjar prostat, ureter yang putus atau terikat pada waktu
operasi (Sinaga, 2006)
F. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada
penyakit yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses
yang terjadi kurang lebih sama. Pengurangan massa ginjal mengakibatkan
hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving
nephron) sebagai upaya kompensasi, yang diperantarai oleh molekul
vasoaktif seperti sitokin dan growth factor. Hal ini mengakibatkan
hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah
glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh
5
Rasa kedinginan
Konsentrasi berkurang, bingung
Terjadi keram otot
(Kementrian Kesehatan British Kolumbia, 2008)
Gejala klinis pasien penyakit ginjal meliputi :
a. Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti daibetes melitus,
infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, hiperurikemi,
Lupus Eritematous Sistemik (LES),dll
b. Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, latergi, anoreksia, mual,
muntah, nokturia, kelebihan vollume cairan (volume overload),
neuropati perifer, pruritus, dll
c. Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, payah
jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit
(Suwitra, 2007).
H. Differensial Diagnosis
Gagal Ginjal Akut: Suatu sindrom klinik akibat adanya gangguan fungsi
ginjal yang terjadi secara mendadak yang menyebabkan retensi sisa
metabolisme nitrogen dan non nitrogen dengan atau tanpa disertai oligouri
(Markum, 2007).
I. Pemeriksaan Penunjang
a. Gambaran Laboratoris
Pemeriksaan faal ginjal (LFG)
Pemeriksaan ureum, kreatinin serum dan asam urat serum sudah
cukup memadai sebagai uji saring untuk faal ginjal (LFG) yang
dihitung menggunakan rumus Kockroft-Gault
Etiologi penyakit ginjal kronik (PGK)
i. Analisis urin rutin
iii. Kimia darah
iv. Elektrolit
v. Imunodiagnosis (Sukandar, 2006).
b. Gambaran Radiologis
Deskripsi
GFR
(ml/men/1,73m)
Kerusakan ginjal dengan
90
GFR
normal
atau
meningkat
Action
Terapi penyakit
dasar, pengobatan
kondisi komorbid,
8
60-89
15-29
Gagal ginjal
30-59
perlambatan
progresivitas,
penurunan resiko
PJK
Menghambat
perburukan
Evaluasi dan obati
komplikasi
Persiapan terapi
pengganti ginjal
Terapi pengganti
ginjal
a. Anemia
Anemia pada CKD dapat disebabkan oleh:
Eritropoetin menurun karena fungsi ginjal yang rusak
Suasana uremi darah sehingga umur eritrosit turun
Defisiensi Fe dan Asam Folat akibat nafsu makan yang turun
Trombositopati sehingga terjadi perdarahan di GIT dan mukosa
Pemberian eritropoetin merupakan hal yang dianjurkan , pemberian
tranfusi darah dengan hati-hati hingga sasaran hemoglobin tercapai
(Guntur, 2006)
b. Osteodistrofi Renal
Penatalaksanaan dilakukan dengan mengatasi hiperfosfatemia dan
pemberian hormon karsitriol
Mengatasi Hiperfosfatemia:
Pembatasan asupan fosfat yaitu 600-800 mg/hari
Pemberian pengikat fosfat: garam kalsium,
aluminium
komplikasi
peritoneal
dialisis
dan
tramsplantasi
ginjal
10
BAB III
RINGKASAN
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses patofisiologi dengan
etiologi yang beragam yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Kriteria Chronic
Kidney Disease (CKD) adalah kerusakan ginjal yang terjadi 3 bulan atau lebih
berupa kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju
filtrasi glomerulus (LFG), berdasarkan kelainan patologik atau petanda kerusakan
ginjal, termasuk kelaianan pada komposisi darah atau urin, atau kelainan pada
pemeriksaan pencitraan dan LFG <60 ml/menit/ 1,73m2 yang terjadi selama 3
bulan atau lebih, dengan atau tanpa kerusakan ginjal
Klasifikasi Chronic Kidney Disease dibagi menjadi 5 stadium yang
diketahui dengan penhitungan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) berdasarkan rumus
Kockcroft Gault dan hal ini dapat menentukan gejala klinis dan penatalaksanaan
berdasarkan klasifikasinya. Prevalensinya sendiri meningkat pada usia >60 tahun
yaitu 39,4%.
Pada umumnya etiologi CKD sangat bervariasi yang dapat disebabkan dari
fator pre renal, renal dan post renal. Penyakit yang dapat menyebabkan CKD
contohnya adalah Glomerulonefritis, DM, Obstruksi dan Hipertensi. Untuk
11
DAFTAR PUSTAKA
Al-Awqati, Qars, Jonathan Barasch. 2004. Structure and Function of the Kidneys.
Dalam editor Goldman, .L. Cecil Textbook of Medicine 22nd edition.
Volume 1.Saunders: Philadelphia. 708-16
Astiawanti, Prima. 2008. Perbedaan Pola Gangguan Hemostasis antara Penyakit
Ginjal Kronik Prehemodialisis dengan DM dan Non DM. Thesis.
Coe, Fedrich L. 2005. Perubahan Fungsi Berkemih. Dalam editor Kasper, D.L.,
Fauci, A.S., Longo, D.L. Harrisons Principles of Internal Medicine. 16th
edition. Volume II. Mc Graw-Hill: New York. 1653-5.
Divisions of Nefphrology & Hypertension and General Internal Medicine. 2011.
Chronic Kidney Disease (CKD) Clinical Practice Recomendations for
Primary Care Physicians and Healthcare Providers. Henry Ford Health
System.
Ginting, Andi Raga. 2007. Manifestasi Oral pada Penyakit Ginjal Kronis. Divisi
Nefrologi & Hipertensi Dept. Ilmu Penyakit Dalam FK USU/RSHAM
Guntur H. A. 2006. Bed Side Teaching Ilmu Penyakit Dalam. Solo: Sebelas Maret
University Press
Hansen, J.T., Koeppen, B.M. (2005). Netter Atlas of Human Physiology
Kidney Disease Outcomes Quality Initiatif (K/DOQI). 2002. Clinical Practice
Guidelines For Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification and
Stratification. New York: National Kidney Fondation.
12
15
September 2008.
Markum. 2007. Gagal Ginjal Akut. Dalam: Editor:Sudoyo, Aru W, dkk Buku ajar
ilmu penyakit dalam Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI: 574
PAPDI. 2006. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK UI. Hlm 157-9.
Rahardjo, J Puji. 2007. Hemodialisis. Dalam: Editor:Sudoyo, Aru W, dkk Buku
ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI: 579
Sinaga, Usul.M. 2006. Pedoman Perioperatif Renal Aessment. Majalah
Kedokteran Nusantara. Volume 39 No. 3 : 180-5
Sukandar E. 2006. Neurologi klinik. Edisi ketiga. Bandung: Pusat Informasi
Ilmiah (PII) Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNPAD.
Suwitra Ketut. 2007. Penyakit ginjal kronik. Dalam: Editor:Sudoyo, Aru W, dkk
Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD
FKUI. hlm 570-3
Widiana, I Gede Raka. 2007. Distribusi Geografis Penyakit Ginjal Kronik di Bali:
Komparasi Cockroft Gault dan Formula Modification of Diet in Renal
Disease Formula. J Peny Dalam, Volume 8 No 3 : 198-204
13