Anda di halaman 1dari 3

Dasar-Dasar Sistem Penyaluran Air

Buangan
Jenis Air Buangan
Air buangan atau sering juga disebut air limbah adalah semua
cairan yang dibuang baik yang mengandung kotoran manusia, hewan,
bekas tumbuh-tumbuhan maupun yang mengandung sisa-sisa proses
industri.
Air buangan dapat dibedakan atas (SNI 03-6481-2000):
1. Air kotor
Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air
buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat
plambing lainnya.
2. Air bekas
Air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya,
seperti: bak mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak dapur, dan
lain-lain.
3. Air hujan
Air hujan yang jatuh pada atap bangunan.
4. Air buangan khusus
Air buangan ini mengandung gas, racun atau bahan-bahan
berbahaya, seperti: yang berasal dari pabrik, air buangan dari
laboratorium, tempat pengobatan, rumah
sakit, tempat pemotongan hewan, air buangan yang bersifat
radioaktif atau mengandung bahan radioaktif, dan air buangan yang
mengandung lemak.

Sistem Penyaluran Air Buangan


Sistem pembuangan air terdiri atas (Soufyan M.Noerbambang dan
Takeo Morimura,2000):
1.

2.

Sistem pembuangan air kotor dan air bekas


Sistem ini terdiri atas 2 macam yaitu:
a. Sistem tercampur: sistem pembuangan yang mengumpulkan
dan mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam satu saluran.
b. Sistem terpisah: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan
mengalirkan air
kotor dan air bekas kedalam saluran yang
berbeda.
Sistem penyaluran air hujan
Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui sistem
pembuangan yang terpisah dari sistem pembuangan air bekas dan
air kotor. Jika dicampurkan, maka apabila saluran tersebut

tersumbat, ada kemungkinan air hujan akan mengalir balik dan


masuk kedalam alat plambing terendah dalam sistem tersebut.
Dalam sistem penyaluran air buangan, air buangan yang biasanya
mengandung bagian-bagian padat harus mampu dialirkan dengan
cepat. Untuk maksud tersebut pipa pembuangan harus mempunyai
ukuran dan kemiringan yang cukup dan sesuai dengan banyak dan
jenis air buangan yang akan dialirkan. Sistem penyaluran air
hujan pada prinsipnya hanya mengalirkan debit hujan yang terjadi
di atap bangunan ke tempat yang diinginkan, seperti drainase
perkotaan.
Perangkap Air Buangan
Tujuan utama sistem pembuangan adalah mengalirkan air buangan
dari dalam gedung keluar gedung, ke dalam instalasi pengolahan atau riol
umum, tanpa menimbulkan pencemaran pada lingkungan maupun
terhadap gedung itu sendiri. Karena alat plambing tidak terus menerus
digunakan, pipa pembuangan tidak selalu terisi air dan dapat
menyebabkan masuknya gas yang berbau ataupun beracun, bahkan
serangga. Untuk mencegah hal ini, harus dipasang suatu perangkap
sehingga bisa menjadi penyekat atau penutup air yang mencegah
masuknya gas-gas tersebut (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo
Morimura, 2000).
Suatu perangkap harus memenuhi syarat-syarat berikut (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000):
1. Kedalaman air penutup
2. Kedalaman air penutup ini biasanya berkisar antara 50 mm sampai
100 mm. Pada kedalaman 50 mm, kolom air akan tetap dapat
diperoleh penutup air sebesar 25 mm dengan tekanan (positif
maupun negatif) sebesar 25 mm. Angka 100 mm merupakan
pedoman batas maksimum, walaupun batas ini tidak mutlak. Ada
beberapa alat plambing khusus yang mempunyai kedalaman air
penutup lebih dari 100 mm, tetapi perangkapnya dibuat dengan
konstruksi yang mudah dibersihkan.
3. Konstruksinya harus sedemikian rupa agar selalu bersih dan tidak
menyebabkan kotoran tertahan atau mengendap.
4. Konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga fungsi air sebagai
penutup tetap dapat terpenuhi;
5. Kriteria yang harus dipenuhi untuk syarat ini adalah:
a. Selalu menutup kemungkinan masuknya gas dan serangga;
b. Mudah diketahui dan diperbaiki kalau ada kerusakan;
c. Dibuat dari bahan yang tidak berkarat.
6. Konstruksi perangkap harus cukup sederhana agar mudah
membersihkannya karena endapan kotoran lama kelamaan akan
tetap terjadi;
7. Perangkap tidak boleh dibuat dengan konstruksi di mana ada
bagian bergerak ataupun bidang-bidang tersembunyi yang
membentuk sekat penutup.
Perangkap alat plambing dapat dikelompokkan sebagai berikut (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000):

1. Dipasang pada alat plambing


a. Perangkap jenis P, berbentuk menyerupai huruf P dan banyak
digunakan. Perangkap jenis ini dapat diandalkan dan sangat stabil
kalau dipasang pipa Vent. Perangkap jenis P biasanya dipasang pada
kloset, lavatory, dan lain-lain.
b. Perangkap jenis S, berbentuk menyerupai huruf S dan seringkali
menimbulkan kesulitan akibat efek siphon, biasanya dipasang
pada lavatory.

2. Dipasang pada pipa pembuangan


a. Perangkap jenis U, berbentuk menyerupai huruf U dan dipasang
pada pipa pembuangan mendatar, umumnya untuk pembuangan air
hujan. Kelemahan jenis ini adalah memberikan tambahan tahanan
terhadap aliran. Perangkap jenis ini biasanya dipasang pada
peturasan, pada pipa pembuangan air hujan di dalam tanah.
b. Perangkap jenis tabung, mempunyai sekat berbentuk tabung,
sehingga mengandung air lebih banyak dibandingkan jenis-jenis
lainnya sehingga air penutup tidak mudah hilang, biasanya dipasang
pada floor drain dan bak cuci dapur.
3. Menjadi satu dengan alat plambing
Perangkap jenis ini merupakan bagian dari alat plambing itu sendiri,
misalnya pada kloset dan beberapa jenis peturasan;
4. Dipasang di luar gedung.
Sistem vent merupakan bagian penting dalam sistem suatu
pembuangan, sedangkan tujuan dari sistem vent ini antara lain (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000):
1.
2.
3.

Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan;


Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan;
Mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan.

Karena tujuan utama dari sistem vent ini adalah menjaga agar
perangkap tetap mempunyai sekat air, oleh karena itu pipa vent harus
dipasang sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat air tersebut.

Anda mungkin juga menyukai