Manajemen lalu lintas adalah upaya-upaya pemanfaatan semaksimal mungkin sistem jaringan
jalan yang ada dan bisa menampung lalu lintas sebanyak mungkin atau menampung pergerakan
orang sebanyak mungkin dan memperhatikan kapasitas dan keterbatasan lingkungan,
memberikan prioritas untuk kelompok pengguna jalan tertentu dan penyesuaian kebutuhan
kelompok pemakai jalan lainnya serta menjaga kecelakaan lalu lintas sekecil mungkin.
Tujuan Manajemen Lalu Lintas
Aksesbilitas
Lingkungan
Angkutan umum
Kendara emergency
Tindakan prioritas
Tindakan keselamatan
Dampak Kemacetan
Keausan kendaraan yang lebih tinggi karena penggunaan rem kendaraan yang lebih
tinggi pada saat macet.
Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi.
Urbanisasi.
Ruang jalan yang rendah dengan sistem jaringan yang tidak tepat.
Pengaturan sistim lalu lintas yang kaku; tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas
Sangat mahal.
Maka dari itu, pengembangan manajemen lalu lintas merupakan upaya terbaik untuk
mengatasi kemacetan.
Dasar Teknik Manajemen Lalu Lintas
Marka jalan dan pembatasan fisik (untuk kanalisasi dan penetapan lajur-lajur pergerakan
lalu lintas)
Pengendalian parkir (khususnya on-street parking). Pembatasan secara fisik dan dengan
tarif yang tinggi merupakan bagian dari kekang lalu lintas (traffic restraint)
1)
Penyeberangan Pelikan
Di suatu kota seringkali fasilitas untuk pejalan kaki tidak diberikan sebagaimana
mestinya. Padahal di UU 22 tahun 2009 telah dijelaskan mengenai hak pejalan kaki
dalam berlalu lintas dimana tersedianya fasilitas untuk pejalan kaki. Seperti yang kita
rasakan sekarang berjalan kaki seperti mengadu dengan maut, maksudnya peluang
kecelakaan yang tinggi karena tiadanya trotoar sehingga menimbulkan kekhawatiran
tersendiri untuk berjalan kaki. Padahal pejalan kaki juga merupakan bentuk transportasi
yang penting di perkotaan dan pejalan kaki berada di posisi yang lemah jika bercampur
dengan kendaraan. Apabila tidak disediakan fasilitas yang memadai, pejalan kaki juga
merupakan hambatan bagi aktifitas lalu lintas. Sehingga memisahkan pejalan kaki dari
kendaraan bermotor tanpa mengganggu aksesibilitas, sangatlah penting.
Fasilitas pejalan kaki dibutuhkan di tempat yang memiliki aktivitas kontinu seperti pasar
atau daerah yang memiliki kebutuhan tinggi seperti sekolah dan masjid. Selain itu untuk
mendukung peningkatan pelayanan angkutan umum maka diperlukan fasilitas pejalan
kaki di rute-rute yang biasa dilalui angkutan umum. Selain dari fasilitas menyusuri, yaitu
trotoar diperlukan fasilitas pada menyeberang.
Seringkali kita lihat banyak orang yang menyeberang sembarangan dan membahayakan
dirinya padahal disitu terdapat fasilitas jembatan penyeberangan. Selain dari faktor
kedisiplinan pejalan kaki, faktor pemilihan jenis penyeberangan juga harus diperhatikan.
Melalui survey pejalan kaki, dengan menghitung volume penyeberang dan volume
kendaraan per jam dapat diketahui jenis penyeberangan apa yang paling tepat untuk ruas
jalan tersebut. Setelah itu, diperhitungkan pula akses menuju tempat yang kebutuhannya
lebih tinggi maka itu menjadi prioritas dibuat suatu penyeberangan dengan asumsi
penyeberangan tersebut lebih terasa manfaatnya dan memiliki permintaan yang tinggi
sehingga faktor keselamatan dan ketertiban lalu lintas bisa lebih baik.
Fasilitas Pejalan Kaki:
-
Penyeberangan Zebra
Penyeberangan Pelikan (dilengkapi dengan lampu lalu lintas)
Sumber adalah gang kecil yang merupakan jalur masuk ke dalam Universitas Sumatera
Utara melalui Jalan Jamin Ginting, daerah Padang Bulan. Pengguna gang ini adalah
pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor. Pada jam puncak (peak hour) yakni jam
masuk dan keluar kampus (jam 08.00, jam 13.00 dan jam 16.00 WIB) selalu terjadi
kemacetan akibat :
-
2)
Agar konflik lalu lintas tidak menumpuk di satu titik yaitu simpang gang.
Agar pejalan kaki menyeberang teratur dengan pola dan melalui satu jalur yang sama
sehingga tidak mengganggu aktifitas lalu lintas.
Pengaturan Waktu Lampu Lalu Lintas Yang Fleksibel Sistem Logika Fuzzy
Lampu lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di
persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki, dan tempat arus lalu lintas
lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara
bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan
untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan
kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu
antar-arus yang ada.
Sistem pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika lampu-lampu lalu lintas yang
terpasang dapat berjalan baik secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan
kepadatan lalu lintas pada tiap-tiap jalur. Sistem ini disebut sebagai actuated controller.
Yang menjadi masalah adalah sistem lalu lintas kota Medan bersifat kaku, tidak fleksibel
terhadap frekuensi arus lalu lintas yang ada di setiap persimpangan. Padahal, setiap
persimpangan memiliki frekuensi arus lalu lintas yang berbeda berdasarkan waktu
maupun lokasi.
Namun, para akademisi Indonesia telah menemukan sistem baru untuk menjalankan
lampu lalu lintas. Sistem ini dikenal sebagai Logika Fuzzy. Metode Logika Fuzzy
digunakan untuk menentukan lamanya waktu lampu lalu lintas menyala sesuai dengan
volume kendaraan yang sedang mengantre pada sebuah persimpangan. Hasil pengujian
sistem Logika Fuzzy ini menunjukkan bahwa sistem lampu dengan logika ini dapat
3)
Hal ini ditujukan untuk mengurangi gangguan aktifitas lalu lintas akibat angkutan kota
yang kerap kali berpindah jalur dan berhenti secara tiba-tiba untuk mengetem
penumpang, sehingga memperlambat kendaraan lainnya.
TUGAS
REKAYASA LALU LINTAS