Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
2. Parameter yang akan diuji adalah delay, jitter, dan packet loss.
3. Penghitungan delay, jitter, dan packet loss dilakukan 3 kali dalam
hubungan antar client.
1.4 Tujuan
Kerja praktek ini bertujuan untuk:
1. Melakukan implementasi VoIP dalam jaringan komputer private kantor
Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat
dalam sebuah simulasi.
2. Memahami proses komunikasi dalam jaringan VoIP.
3. Mengukur performansi kinerja VoIP.
4. Memenuhi syarat mata kuliah Kerja Praktek yang berbobot 2 SKS
BAB I
: PENDAHULUAN
: PROFIL PERUSAHAAN
: LANDASAN TEORI
: KESIMPULAN
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di
lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat
Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu
dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana
prasarana dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan
selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan
pembentukan/pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57
Bandung.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor : 294/Ok.200Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor PUSLAHTA
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981 tentang
Pembentukan Pusat Pengolahan Data(PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan PUSLAHTA di
lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan,
khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang
komputerisasi. Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak
mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam
Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah
Tingkat I Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi non structural. Akan tetapi
dengan keberadaan Puslahta Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu
Tahun
1992
tentang
Pembentukan
Kantor
Pengolahan
Data
Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari
Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan
Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun
1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30
Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan
Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan
Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur
Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya
pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum
pengembangan
dari
Kantor
2.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga
Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat.
Nomenklatur :
BAPESITELDA adalah
singkatan
dari
Badan
Pengembangan
Sistem
pemanfaatan
sarana
Komunikasi
dan
Informasi
10
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pendahuluan
VoIP pertama kali diperkenalkan pada tahun 1995 oleh Vocal Technology
Communication Ltd, melalui software internet phone yang memungkinkan PC
(dilengkapi
dengan
soundcard,
microphone
dan
speaker)
untuk
Telepon Analog
VoIP
Circuit-Switching
Packet-Switching
Dedicated connection
Voice
Multi services
Tabel 3.1
Berikut ini adalah beberapa jenis komunikasi VoIP yang banyak digunakan:
1. PC ke PC melalui Internet
10
11
Hubungan ini adalah yang paling umum digunakan, biasa disebut dengan IP
Telephony, semua protokol dan codec diimplementasikan pada masingmasing user agent yang terdapat pada tiap PC.
Gambar 3.1
Hubungan PC PC (VOIP)
2. PC ke telepon (PSTN)
Hubungan ini memerlukan sebuah gateway untuk menghubungkan jaringan
VoIP dengan jaringan PSTN dan menyesuaikan standar/protokol yang
digunakan di tiap-tiap jaringan.
Gambar 3.2
3. Telepon ke Telepon
Hubungan ini memerlukan 2 buah gateway yang berguna untuk
menghubungkan masing-masing telepon PSTN ke jaringan VoIP.
Gambar 3.3
Biaya implementasi dan komunikasi yang jauh lebih murah dari PSTN.
11
12
Integritas/keamanan komunikasi.
Harga peralatan penghubung VoIP dan PSTN yang relatif mahal (VoIP
gateway).
12
13
13
14
f.
Gambar 3.4
Gambar 3.5
14
15
15
16
seutuhnya.
UDP
digunakan
pada
VoIP
untuk
16
17
3.4.2 Proxy
Proxy lebih sering disebut sebagai Server VoIP atau IP PBX, yaitu
komponen yang berfungsi menerima dan mengelola permintaan yang
dilakukan oleh User Agent, selain itu server juga berfungsi
mendaftarkan nomor-nomor extension user agent ataupun alamat proxy
lain yang tersambung.
3.4.3 Protokol
Protokol adalah komponen logical yang berjalan pada sistem VoIP
yang berfungsi untuk menentukan standar yang harus dipenuhi untuk
melakukan komunikasi antara User Agent dan Server dan sebaliknya.
Salah satu protokol utama yang digunakan dalam VoIP adalah SIP,
protokol yang bekerja untuk membangun, mengubah, dan memutuskan
session. SIP bekerja hanya dalam proses pensinyalan sedangkan proses
transmisi data dilakukan melalui RTP (Real-time Transmission
Protocol), SIP menggunakan port 5060 dalam TCP/UDP, sedangkan
RTP menggunakan port UDP secara dinamis. Penggunaan port ini
menjadi salah satu kendala VoIP untuk digunakan dalam jaringan yang
berada di balik Firewall.
3.4.4 Codec
Codec
adalah
singkatan
dari
compressor-decompressor
yang
17
18
Codec
Bandwidth
GIPS
GSM
iLBC
ITU G.711
64 Kbps, sample-based
ITU G.722
48/56/64 Kbps
16/24/32/40 Kbps
ITU G.728
16 Kbps
ITU G.729
LPC10
2.5 Kbps
Speex
Tabel 3.2
Bandwidth
Kapasitas bandwidth menentukan apakah sebuah panggilan akan
berjalan dengan baik atau tidak. Bandwidth menjadi parameter
pemilihan codec yang tepat, karena codec bekerja sesuai dengan
kapasitas bandwidth yang digunakan dan jumlah panggilan yang akan
dilakukan.
18
19
2.
Delay / Latency
Delay / Latency merupakan jarak rentang waktu yang diperlukan untuk
data dikirimkan sampai ke tujuan, semakin besar delay maka akan
semakin buruk kualitas suara. Ada beberapa jenis delay yang dapat
terjadi dalam VoIP, yaitu:
Jenis Delay
Keterangan
Algorithmic Delay
Waktu
proses
algoritma
dari
Serialization Delay
Queueing/Buffering Delay
19
20
3.
Jenis-jenis Delay
Jitter
Jitter adalah variasi delay yang terjadi secara tidak tetap/tidak konstan,
jitter terjadi dalam waktu pengolahan data, dalam pengumpulan dan
pengurutan data.
4.
Packet Loss
Packet Loss adalah jumlah paket yang hilang atau tidak sampai ke
tujuan, packet loss dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya terjadi
error pada komponen VoIP, adanya kemacetan (congestion) pada
jaringan, sehingga semua paket diletakkan dalam antrian buffer, ketika
buffer penuh maka paket-paket lain tidak akan dikirimkan atau hilang
(loss). Packet Loss umumnya tidak mempengaruhi kualitas suara karena
jumlahnya yang relatif kecil, namun apabila jumlah packet loss besar,
maka kualitas suara akan menurun.
21
Metode ini dilakukan oleh 2 orang atau lebih yang saling berbicara
melalui jaringan IP dan masing-masing dari mereka memberikan nilai
MOS terhadap komunikasi yang dilakukan.
Symbol
R
Keterangan
Fungsi
Id
d=dcodec+dnetwork+
21
22
dpayload
H(x) = 0 ; x < 0
H(x) = 1 ; x >= 0
Ief
ketika
paket
ditransmisikan.
Tabel 3.4
Gambar 3.6
22
23
BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Mulai
Identifikasi & Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan
Studi Literatur
Landasan Teori
23
24
Gambar 4.2
Software
GNS3
Keterangan
Software simulator & emulator jaringan dan perangkat-perangkat
jaringan komputer.
24
25
X-Lite
Gambar 4.3
25
26
4.4.1
Konfigurasi Router
Konfigurasi router dilakukan agar setiap perangkat dalam jaringan
dapat saling berhubungan, konfigurasi yang diperlukan adalah
pemberian IP Address pada setiap port yang terhubung dan
mengaktifkan routing dynamic RIPv2 agar setiap perangkat dalam
jaringan yang berbeda dapat berkomunikasi. Berikut ini adalah contoh
konfigurasi yang dilakukan pada router R3.
Gambar 4.4
Konfigurasi Router R3
4.4.2
26
27
Gambar 4.5
Gambar 4.5
27
28
disimpan.
Selanjutnya
ketikkan
perintah
nano
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Registrasi SIP
Keterangan
Konteks yang menandakan bahwa identitas/konfigurasi SIP
bernomor 100 berada dalam baris-baris dibawahnya
type=friend
context=from-
28
29
internal
internal
secret=101user
mailbox=101
callerid=101 <101>
dtmfmode=rfc2833
dial=SIP/101
host=dynamic
port=5060
3. Konfigurasi Mailbox
Konfigurasi ini dilakukan untuk mengatur kotak suara untuk
masing-masing account sip yang terdaftar pada server. Konfigurasi
dilakukan dengan mengetikkan perintah berikut
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Konfigurasi Voicemail
29
30
Keterangan
[general]
[default]
100 =>
10,August,August@yahoo.com
Tabel 4.3
4. Konfigurasi Dialplan
Konfigurasi ini dilakukan untuk menentukan alur komunikasi VoIP
atau bagaimana sebuah panggilan diolah dan ditambah dengan
fitur-fitur VoIP. Konfigurasi dilakukan dengan membuka file
extensions.conf dengan text editor nano, selanjutnya lakukan
konfigurasi seperti gambar dibawah.
30
31
No.Extension
Keterangan
000
100
Server
102
103
akan
melakukan
panggilan
ke
nomor
extension
SIP/100-103
*78
*13
*131
4.4.3
32
2. Konfigurasi X-Lite
Program X-Lite dapat diperoleh di http://www.counterpath.com/xlite.html, setelah dilakukan instalasi, buka program X-Lite dan
pilih menu Softphone, pilih Account Settings dan lakukan
konfigurasi sesuai dengan SIP Account yang sudah didaftarkan di
server VoIP.
32
33
33
34
34
35
BAB V
ANALISIS PERFORMANSI VoIP
Gambar 5.1
Dalam proses analisis ini diperlukan beberapa parameter seperti: delay, jitter,
packet loss dan untuk menentukan performansi VoIP. Nilai-nilai parameter
tersebut
dapat
selanjutnya
diperoleh
perhitungan
dengan
nilai
menggunakan
performansi
MOS
software
Wireshark,
dilakukan
dengan
35
36
Gambar 5.2
Tabel 5.1
36
37
Nilai Id diperoleh dari pengukuran delay yang terjadi saat paket data
dikompres dan ditransmisikan, sedangkan Ief diperoleh dari pengukuran
packet loss yang terjadi saat paket data ditransmisikan.
delay,
decompression
delay,
algorithmic
delay,
Gambar 5.3
37
38
Percobaan
1
19.96170
2
19.95714
3
19.96592
Network Delay Rata-Rata
19.96159
Tabel 5.2
Perhitungan network delay rata-rata
delay
ini
membutuhkan
parameter
seperti,
Packetization delay
Nilai packetization delay codec G.711 secara default sudah
ditentukan sebesar 20 ms.
Serialization delay
Waktu yang dibutuhkan sebuah paket IP dikirimkan keluar dari
NIC. Nilai Serialization delay diperoleh dengan fungsi
38
39
Percobaan
215.624
215.642
215.740
5.243
5.174
5.278
Nilai Jitter Rata-rata
39
40
Hasil Percobaan
Id
3.967
Ief
R-Faktor
85.112
MOS
4.201 = 4
Keterangan
Memuaskan
Tabel 5.7
40
41
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
6.2.
Saran
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Dkk.
42