Referat Neurologi Dhanis
Referat Neurologi Dhanis
Diajukan Oleh:
Rosinta Dhanis Supraba, S.Ked
J500100030
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bells palsy merupakan kelemahan wajah dengan tipe lower motor neuron
yang disebabkan oleh keterlibatan saraf fasialis idiopatik di luar sistem saraf
pusat, tanpa adanya penyakit neurologik lainnya. Sindrom ini pertama sekali
dideskripsikan pada tahun 1821 oleh seorang anatomis dan dokter bedah
bernama Sir Charles Bell.
Insidens sindrom ini sekitar 23 kasus per 100.000orang setiap tahun.
Manifestasi klinisnya terkadang dianggap sebagai suatu serangan stroke atau
gambaran tumor yang menyebabkan separuh tubuh lumpuh atau tampilan
distorsi wajah yang akan bersifat permanen. Oleh karena itu, perlu diketahui
mengenai Bells palsy oleh dokter pelayanan primer agar tata laksana yang
tepat dapat diberikan tanpa melupakan diagnosis banding yang mungkin
didapatkan.
Rumusan Masalah
Bagaimanakan keefektifitasan obat kombinasi kortikosteroid dengan
antivirus dibanding penggunaan obat kortikosteroid saja atau antivirus saja
pada terapi Bell,s Palsy?
Tujuan Referat
Untuk mengetahui keefektifan obat kombinasi kortikostroid dengan
antivirus dibanding penggunaan obat kortikostroid saja atau antivirus saja pada
terapi Bells Palsy.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BELLS PALSY
BeIls palsy adalah kelumpuhan atau paralisis wajah unilateral karena
gangguan nervus fasialis perifer yang bersifat akut dengan penyebab yang tidak
teridentifikasi dan dengan perbaikan fungsi yang terjadi dalam 6 bulan. Saraf
fasialis atau saraf kranialis ketujuh mempunyai komponen motorik yang
mempersarafi semua otot ekspresi wajah pada salah satu sisi, komponen sensorik
kecil (nervus intermedius Wrisberg) yang menerima sensasi rasa dari 2/3 depan
lidah, dan komponen otonom yang merupakan cabang sekretomotor yang
mempersarafi glandula lakrimalis.
2
C. ANTI VIRUS
1. Acyclovir
Acyclovir merupakan obat sintetik jenis analog nukleosida purin. Sifat
antivirus acyclovir terbatas pada kelompok virus herpes. Acyclovir adalah
suatu produk baru yang memiliki efek antivirus setelah dimetabolisme menjadi
acyclovir trifosfat.
Acyclovir trifosfat menghambat sintesis DNA virus dengan cara kompetisi
dengan 2deoksiguanosin trifosfat dengan substrat DNA polimerase virus. Jika
acyclovir masuk ke tahap replikasi DNA virus, sintesis berhenti. Inkorporasi
acyclovir ke DNA virus bersifat ireversibel karena enzim eksonuklease tidak
dapat memperbaikinya. Pada proses ini, DNA polimerase virus menjadi inaktif.
2. Valacyclovir
Valacyclovir merupakan ester L-valil dari acyclovir dan hanya terdapat
dalam formulasi oral. Setelah ditelan valacyclovir dengan cepat diubah menjadi
acyclovir melalui enzim valacyclovir hidrolase di saluran cerna dan di hati.
D. TERAPI KORTIKOSTEROID DAN ANTI VIRUS PADA BELLS
PALSY
Inflamasi dan edema saraf fasialis merupakan penyebab paling mungkin
dalam patogenesis
BAB III
PENUTUP
Inflamasi dan edema saraf fasialis merupakan penyebab paling mungkin
dalam patogenesis Bells palsy. Selain itu, ditemukannya genom virus di sekitar
saraf ketujuh menyebabkan preparat antivirus digunakan dalam penanganan Bells
palsy. Sehingga, terapi Bells Palsy dengan kombinasi terapi Anti Virus dengan
Kortikosteroid menunjukan perbaikan penyakit lebih baik dibandingkan terapi
dengan kortikosteroid saja ataupun anti virus saja.