Case Neuro
Case Neuro
Diajukan Oleh:
Rosinta Dhanis Supraba, S.Ked
J500100030
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
BAB I
LAPORAN KASUS
I.
Identitas Pasien
Nama Pasien
: Bp. N
Umur
: 63 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Pekerjaan
: Pensiun
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
: 2570xx
Anamnesis
Didapatkan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal
25 Februari 2015
Keluhan Utama
: bicara pello
sakit perut (-), demam (-), dada berdebar-debar (-), sesak (-), jimpe dan
kesemutan (-), BAK sering di malam hari (-).
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa
Riwayat hipertensi
Riwayat DM
Riwayat penyakit jantung
Riwayat batuk lama
Riwayat cidera kepala
Riwayat asam urat tinggi
Riwayat kolestrol tinggi
: disangkal
: diakui
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
d. Riwayat Kebiasaan
Dalam beberapa tahun tahun terakhir, pasien sudah tidak
melakukan pekerjaan berat. Hanya beraktivitas ringan di rumah saja.
Pasien dulu pernah merokok, tapi sudah lebih dari 7 tahun pasien
berhenti merokok. Pasien kadang-kadang hanya berjalan-jalan disekitar
rumah saja untuk mengolah tubuhnya.
III.
Anamnesis Sistem
a. Sistem Serebrospinal
Resume Anamnesis
Laki-laki, usia 63 tahun, mengeluh bicara pello dan kesulitan
menelan. Keluhan terjadi secara tiba-tiba saat bangun tidur, Keluhan
dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Tidak ditemukan defisit neurologis yang
lain. Keluhan lain pusing (-), mual muntah (-), sakit perut (-), demam (-).
Riwayat sakit yang sama tidak ada, Riwayat Hipertensi diakui dan pasien
jarang kontrol. Pasien memiliki riwayat merokok (+).
Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan Umum
: cukup, compos mentis
Vital Sign
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
RR
: 22 x/menit
Suhu
: 36,80C
Kepala : normocephal, deformitas (-)
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), edema
palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil bulat isokor
3mm/3mm
Leher : bentuk normal, pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
Thoraks :
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Hasil Pemeriksaan
Ictus cordis tidak tampak
Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis sinistra,
kuat angkat (+)
Batas kanan atas : SIC II, linea parasternalis dextra
Batas kanan bawah : SIC IV, linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : SIC II, linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : SIC V, linea midclavicula sinistra
Depan
Simetris,
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae (-)
Palpasi
Gerak dada simetris
Fremitus normal
Perkusi
Sonor
Auskultasi SDV (+/+)
Wh (-/-), Rh (-/-)
Belakang
Simetris,
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae (-)
Gerak dada simetris
Fremitus normal
Sonor
SDV (+/+)
Wh (-/-), Rh (-/-)
Abdomen :
Abdomen
Inspeksi
Hasil pemeriksaan
Permukaan perut sama tinggi dengan permukaan
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas :
Superior dextra
Superior sinistra
Inferior dextra
Inferior sinistra
b. Status Psikis
Cara berpikir : baik
Orientasi
: baik
Perasaan hati : normal
Tingkah laku : normoaktif
Ingatan
: baik
Kecerdasan : baik
c. Status Neurologis
Kesadaran : compos mentis
GCS : 15 (E4V5M6)
1. Kepala
- Bentuk
: normocephal
- Simetri
: simetris
2. Leher
- Sikap
: normal
- Pergerakan
: bebas
- Kaku kuduk
: tidak ada
V.
VI.
Nyeri tekan
Bentuk vertebra
Bising karotis
Bising subklavia
Meningeal Sign
a. Kaku kuduk
b. Brudzinski I
c. Brudzinski II
d. Brudzinski III
e. Brudzinski IV
f. Kernig
: tidak ada
: normal
: (-/-)
: (-/-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
Nervus Cranialis
a. Nervus I (Olfaktorius)
Subyektif
Dengan Bahan
Kanan
N
N
Kiri
N
N
Kanan
>6/60
N
N
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kiri
>6/60
N
N
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kanan
(-)
(-)
(-)
N
Kiri
(-)
(-)
(-)
N
3 mm
bulat, isokor,
batas licin
(+)
(+)
N
3 mm
bulat, isokor,
batas licin
(+)
(+)
N
b. Nervus II (Optikus)
Daya penglihatan
Pengenalan warna
Medan penglihatan
Fundus okuli
Papil
Arteri / vena
Perdarahan
c. Nervus III (Okulomotorius)
Ptosis
Diplopia
Strabismus divergen
Gerak mata
(atas, medial, bawah)
Ukuran pupil
Bentuk pupil
Reflek cahaya direct
Reflek cahaya indirect
Reflek akomodatif
d. Nervus IV (Troklearis)
Gerak mata ke lateral bawah
Strabismus konvergen
Diplopia
Kanan
N
(-)
(-)
Kiri
N
(-)
(-)
e. Nervus V (Trigeminus)
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas muka
Reflek kornea
Reflek bersin
Reflek maseter
Trismus
Kanan
(+)
N
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
Kiri
(+)
N
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
Kanan
N
(-)
(-)
Kiri
N
(-)
(-)
Kanan
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
N
+
(-)
Kiri
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
N
+
(-)
f. Nervus VI (Abdusen)
Gerak mata lateral
Strabismus konvergen
Diplopia
g. Nervus VII (Facialis)
Kerutan dahi
Kedipan mata
Lipatan naso-labial
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Mengerutkan alis
Menutup mata
Meringis
Mengembangkan pipi
Tiks fasial
Lakrimasi
Daya kecap lidah 2/3 depan
Tanda Covstek
Kanan
N
N
(+)
Sama dengan
Kiri
N
N
(+)
Sama dengan
Tes Weber
pemeriksa
Lateralisasi (-)
pemeriksa
Lateralisasi (-)
i. Nervus IX (Glossofaringeus)
Arkus faring
Daya kecap lidah 1/3 belakang
Reflek muntah
Tersedak
Sengau
Interpretasi
Uvula di tengah
N
(+)
(-)
(-)
j. Nervus X (Vagus)
Arkus faring
Nadi
Bersuara
Gangguan menelan
Interpretasi
Uvula di tengah
N
(+)
(+)
k. Nervus XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
Trofi otot bahu
Kanan
(+)
N (simetris)
(+)
Eutrofi
Kiri
(+)
N ( simetris)
(+)
Eutrofi
Sikap lidah
Artikulasi
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
Trofi otot lidah
Fasikulasi lidah
Interpretasi
+/menurun
(-)
-/+
+/N
N
VII.
Pemeriksaan Motorik
a. Badan
Trofi otot punggung
Nyeri membungkukkan badan
Kolumna vertebralis
Trofi otot dada
Palpasi dinding perut
Interpretasi
N
(-)
Dalam batas normal
Eutrofi
Supel, distensi (-), nyeri tekan (-)
Gerakan
Reflek dinding perut
N
N
Drop hand
Pitcher hand
Warna kulit
Claw hand
Kontraktur
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Nyeri
Taktil
Termis
Diskriminasi
Posisi
Reflek fisiologis
Perluasan reflek
Reflek silang
Reflek patologis
Hoffman : (-/-)
Tromner : (-/-)
Lengan Atas
Bebas/Bebas
5/5
Normotonus
Eutrofi
N/N
N/N
N/N
N/N
N/N
Lengan Bawah
Bebas/Bebas
5/5
Normotonus
Eutrofi
N/N
N/N
N/N
N/N
N/N
Tangan
Bebas/Bebas
5/5
Normotonus
Eutrofi
N/N
N/N
N/N
N/N
N/N
Biceps
(+)
(-/-)
(-/-)
Triceps
(+)
(-/-)
(-/-)
Radius
(+)
(-/-)
(-/-)
Drop foot
Palpasi (edema)
Kontraktur
Warna kulit
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Nyeri
Taktil
Termis
Diskriminasi
Posisi
Tungkai atas
N
5/5
Normotonus
Eutrofi
N/N
N/N
N/N
N/N
N/N
Tungkai bawah
N
5/5
Normotonus
Eutrofi
N/N
N/N
N/N
N/N
N/N
Kaki
N
5/5
Normotonus
Eutrofi
N/N
N/N
N/N
N/N
N/N
Reflek fisiologik
Perluasan reflek
Reflek silang
Patella
(+)
(-)
(-)
Achilles
(+)
(-)
(-)
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Rosolimo
Mendel Bethrew
Kanan
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kiri
Tes Laseque
Tes Patrick
Tes Kontra patrick
Tes OConnel
Kanan
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
10
VIII.
IX.
Miksi
Defekasi
Keringat berlebihan
Berdebar-debar
: Normal
: Normal
: (-)
: (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Nilai
Nilai Normal
Creatinin
1,16
0,8-1,1 mg/dl
Ureum
30,7
10-50 mg/dl
Hb
12,2
L = 14-18 g/%
Leukosit
5.850
5000-10.000/ mm3
Eritrosit
4,12
HCT
35,6
L = 40-43 Vol %
L = 37-43 Vol %
11
Hitung Jenis
Basofil
0,5
0 -1 %
EOS
2,3
1-3 %
Segmen
76,1
50-70 %
Limfosit
17,5
20-40 %
Mono
3,6
2-8 %
Trombosit
136.000
MCV
X.
86,4
82-92 mm3
MCH
29,6
27-31 Pg
MCHC
34,3
32-37 %
GDS
79
Resume Pemeriksaan
Kesadaran
a.
b. Tekanan darah pasien
c. Meningeal sign
d. N. Cranialis
N. VII
12
Kanan
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
N
(-)
Kerutan dahi
Kedipan mata
Lipatan naso-labial
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Mengerutkan alis
Menutup mata
Meringis
Mengembangkan pipi
Tiks fasial
Lakrimasi
Tanda Covstek
Kiri
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
N
(-)
N.X
Interpretasi
(+)
Gangguan menelan
N. XII
Interpretasi
+/menurun
(-)
-/+
+/N
N
Sikap lidah
Artikulasi
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
Trofi otot lidah
Fasikulasi lidah
e. Gerakan badan
: Normal
f. Gerakan anggota gerak inferior
Kanan
N
Kiri
N
Kanan
5/5/5
5/5/5
Kiri
5/5/5
5/5/5
g. Kekuatan Otot
h. Trofi
Kanan
Kiri
13
Atas
Bawah
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Atas
Bawah
Kanan
N
N
Kiri
N
N
i. Tonus
j. Klonus
Kanan
(-)
Kiri
(-)
k. Reflek Fisiologis
Atas
Bawah
Kanan
(+)
(+)
Kiri
(+)
(+)
Kanan
(-)
(-)
Kiri
(-)
(-)
l. Reflek Patologis
Atas
Bawah
m. Tes provokasi nyeri
Tes Laseque
Tes Patrick
Tes Kontra patrick
Tes Valsava
Tes Nafziger
n. Fungsi Vegetatif
Kanan
(-)
(-)
(-)
Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
o. Sensibilitas
- Sensibilitas ekstremitas superior : dalam batas normal*
- Sensibilitas ekstremitas inferior : dalam batas normal*
14
XI.
XII.
XIII.
XIV.
Diagnosis Banding
a. Stroke Infark
b. Stroke Hemoragik
c. Bells Palsy
Diagnosis Akhir
a. Diagnosis Klinik
- Parese N.VII, IX, X dan XII sinistra UMN
b. Diagnosis Topis
- Brain stem vaskularisasi arteri vertebrobasilaris
c. Diagnosis Etiologi:
- Stroke Infark Lacunar
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Ringer Laktat
Inj. Citicolin 1000mg/12 jam
Inj. Sohobion 1 amp/12 jam
Clopidogrel 75mg 2x1
Amitriptilin 12,5 mg 2x1
2. Non-Medikamentosa
Terapi bicara
PROGNOSIS
- Death
- Disease
- Disability
- Discomfort
- Dissatisfaction
: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
15
FOLLOW UP
Hari
Perjalanan Penyakit
16
Hari
S/ Pasien datang dengan keluhan bicara pello sehingga tidak terlalu jelas,
ke 1
pello dirasakan tiba-tiba saat bangun tidur, keluhan dirasakan sejak 4 hari
yang lalu. Selain itu pasien juga mengeluh sulit untuk menelan (+)
sehingga saat makan pasien menjadi tersedak dan tumpah (+). Saat ini
pasien tidak merasakan pusin(-), mual muntah (-), sakit perut (-), demam
(-).
O/ Keadaan umum baik, compos mentis
Vital sign TD 150/90, N 84, RR 22, S 36.8 0C
Status Generalisata dbn
Status Neurologis
GCS (E4V5M6) ; Kaku kuduk (-/-); Rx meningeal (-/-); N. Cranialis : N
VII ; mengerutkan dahi (+/+), menutup mata (+/+), lipatan nasolabial
(+/-), meringis (+/-)
Test provokasi nyeri pada tungkai kanan : (-)
Kekuatan otot 555-555
555-555
R. fisiologis (+/+) ; R patologis (-/-); Tonus (n/n) ; Klonus (-/-); Trofi
(eutrofi/eutrofi); R. Sensibilitas (n/n)
A/ Dx Klinis
Dx Topic
Dx Etiologi
P/Infus RL 20 tpm
Inj Citicolin 1000mg/ 12 jam
Inj Sohobion 1amp/ 12 jam
Clopidogrel 75 mg 2x1
Amitriptilin 12,5 mg 2x1
Hari
Perjalanan Penyakit
17
Hari
S/
ke 2
berkurang sehingga pasien sudah mulai bisa mkan bubur dan habis 1
mangkok. Keluhan lain: nyeri kepala (-),nyeri perut (-), mual (-), muntah
(-), pusing (-), demam (-), makan /minum (+/+), bab/bak (+/+)
O/ Keadaan umum baik, compos mentis
Vital sign TD 170/100, N 72, RR 20, S 36.5 0C
Status Generalisata dbn
Status Neurologis
GCS (E4V5M6)
Kaku kuduk (-/-)
Rx meningeal (-/-)
N. Cranialis : N VII ; mengerutkan dahi (+/+), menutup mata (+/+),
lipatan nasolabial (+/-), meringis (+/-)
Dx Etiologi
P/ Infus RL 20 tpm
Inj Citicolin 1000mg/ 12 jam
Inj Sohobion 1amp/ 12 jam
Clopidogrel 75 mg 2x1
Amitriptilin 12,5 mg 2x1
18
Hari
ke 3
banyak berkurang sehingga pasien sudah mulai bisa makan dan minum
tanpa tumpah. Keluhan lain: nyeri kepala (-),nyeri perut (-), mual (-),
muntah (-), pusing (-), demam (-), makan /minum (+/+), bab/bak (+/+)
O/ Keadaan umum baik, compos mentis
Vital sign TD 140/80, N 80, RR 20, S 36.5 0C
Status Generalisata dbn
Status Neurologis
GCS (E4V5M6)
Kaku kuduk (-/-)
Rx meningeal (-/-)
N. Cranialis : N VII ; mengerutkan dahi (+/+), menutup mata (+/+),
lipatan nasolabial (+/-), meringis (+/-)
Dx Etiologi
P/ Infus RL 20 tpm
Inj Citicolin 1000mg/ 12 jam
Inj Sohobion 1amp/ 12 jam
Clopidogrel 75 mg 2x1
Amitriptilin 12,5 mg 2x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE INFARK
a. Definisi
19
otak,
penyumbatan)
i. Stroke akibat trombosis serebri
ii. Emboli serebri
2. Berdasarkan waktu terjadinya
a). Transient Ischemic Attack (TIA) , pada bentuk ini gejala
neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak
akan menghilang dalam waktu 24 jam
b). Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND), gejala
neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama
dari 24 jam,tetapi tidak lebih dari seminggu.
c). Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke, gejala
neurologik yang makin lama makin berat.
d). Completed stroke, gejala klinis sudah menetap.
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
a). Sistem karotis
kontralateral,amaurosis fugaks
Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
21
d. Faktor Risiko
Faktor resiko untuk terjadinya stroke yang pertama dapat
diklasifikasikan berdasarkan pada kemungkinannya untuk dimodifikasi
(nonmodifiable, modifiable, or potentially modifiable) dan bukti yang
kuat (well documented or less well documented) (Goldstein, 2006)
1. Non modifiable risk factor
Usia
Jenis kelamin
Berat badan lahir rendah
Ras/etnik
Genetik
2. Modifiable risk factors, well documented
Hipertensi
Terpapar asap rokok
Diabetes
Atrial fibrillation and certain other cardiac condition
Dislipidemia
Stenosis arteri karotis
Terapi hormon postmenopouse
Poor diet
Physical inactivity
Obesitas dan distribusi lemak tubuh
22
Sindroma metabolik
Alcohol
Nyeri kepala migren
Peningkatan lipoprotein
Inflamasi
Infeksi
e. Patofisiologi
1. Penurunan aliran darah otak
Terdapat dua mekanisme patofisiologi pada iskemik otak yaitu
hilang atau berkurangnya suplai oksigen dan glukosa yang terjadi
sekunder akibat oklusi vaskuler, serta adanya perubahan pada metabolisme
seluler akibat gangguan proses produksi energi akibat oklusi sebelumnya.
2. Pengurangan O2
Dalam keadaan normal konsumsi oksigen yang biasanya diukur
sebagai cerebral metabolic rate for oxygen (CMRO) normal 3,5 cc / 100 gr
otak / menit. Keadaan hipoksia juga mengakibatkan produksi molekul
oksigen tanpa pasangan elektron. Keadaan ini disebut oxygen-free
radicals. Radikal bebas ini menyebabkan oksidasi fatty acid di dalam
organel sel dan plasma sel yang mengakibatkan disfungsi sel. Dan bila
suplai O2 berkurang (hipoksia) proses anaerob glikolisis akan terjadi
dalam pembentukan ATP dan laktat sehingga akhirnya produksi energi
menjadi kecil dan terjadi penumpukan asam laktat, baik di dalam sel saraf
maupun di luar sel saraf (lactic acidosis). Akibatnyafungsi metabolisme sel
saraf terganggu.
3. Kegagalan Energi
Berbeda dengan organ tubuh lainnya otak hanya menggunakan
glukosa sebagai sumber energi utama dari otak. Dengan adanya oksigen,
glukosa dirubah oleh mitokondria menjadi ATP.
Pada stroke aliran darah terganggu sehingga terjadi iskemik, yang
menghambat penyediaan glukosa, oksigen dan bahan makanan lain ke sel
otak. Hal tersebut akan menghambat mitokondria dalam menghasilkan
ATP, sehingga tidak saja terjadi gangguan fungsi seluler, tetapi juga
23
aktivasi berbagai proses toksik. Bila hal ini tidak dikoreksi pada waktunya,
iskemik dapat menyebabkan kematian sel.
4. Peranan Neurotarnsmiter glutamat pada stroke iskemik
Neurotransmiter eksitatorik ternyata berperanan pada tahap awal
iskemik kaskade. Pada jaringan dengan perfusi yang kurang dengan
adanya kegagalan energi akan terjadi depolarisasi membran dan pelepasan
neurotransmiter eksitatorik, seperti glutamat yang terdapat pada ruangan
ekstraseluler, dimana terminal presinap melepaskan glutamat dan
konsentrasinya akan meningkat hingga 20 kali lipat. Dalam keadaan
normal, glutamat dengan cepat diklirens dari sinapsis dan kadarnya
menjadi normal kembali. Tetapi pada keadaan iskemik terjadi pelepasan
glutamat yang berlebihan dan terdapat adanya kegagalan pengambilan
glutamat.
f. Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas hasil:
a. Penemuan Klinis
i. Anamnesis : Terutama terjadinya keluhan/gejala defisit
neurologik yang mendadak. Tanpa trauma kepala, dan adanya
faktor risiko stroke.
ii. Pemeriksaan Fisik : Adanya defisit neurologik fokal, ditemukan
faktor risiko seperti hipertensi, kelainan jantung dan kelainan
pembuluh darah lainnya.
b. Pemeriksaan tambahan/Laboratorium
i. Pemeriksaan Neuro-Radiologik
Computerized Tomography Scanning
(CT-Scan), sangat
25
deviasi
ke
sisi
kelemahan
wajah,
hemiparesis
ipsilateral,ataksia
26
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pasien ini didapatkan resume masalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
sinistra UMN yang ditandai dengan bicara pello dan wajah merot ke kanan serta
kesulitan menelan. Kelemahan N.VII yang dialami pasien merupakan kelemahan
N.VII central yang ditandai dengan pasien masih bisa mengerutkan dahinya, pada
pasien ini wajah tertarik ke sisi yang sehat yaitu kekanan.
Untuk membedakan apakah pasien mengalami Stroke Hemoragik atau
Stroke Non Hemoragik dapat diketahui dengan Skor Gajah Mada dimana pasien
tidak mengalami penurunan kesadaran, nyeri kepala hingga mual muntah karena
peningkatan tekan intra kranial, dan reflek babinsky (+). Selain itu bisa dilihat
dengan scor Siriraj dan didapatkan nilai (-6) yang berarti <-1 yaitu Stroke Non
hemoragik.
Pada pasien ini megalami keluhan secara tiba-tiba dimana salah satu
diagnosis bandingnya adalah Stroke. Lesi dari kasus ini terdapat pada brain stem
dimana letak N. VII, X, dan XII saling berdekatan, sehingga dapat didiagnosis
27
Stroke Infark Lakunar tipe pure motoric hemiparese dengan lokasi infark di basis
pontis.
Diagnosis Banding
Letak lesi
Saat serangan
Kerutan dahi
Onset
Nyeri kepala
Penurunan
kesadaran
Muntah proyektil
Etiologi
SNH
UMN
Saat istirahat
+
Perlahan
-/+ ringan
-/+
SH
UMN
Saat aktivitas
+
Akut
++
++
Bells Palsy
N. VII LMN
Tidak tentu
Akut
-/+
-
Sumbatan
++
Perdarahan
Idiopatik
Dx Topic
Dx Etiologi
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Gofur A et al. Stroke Lakunar. Neurology Update, Makalah ilmiah. Edisi I. 2011.
Yogyakarta : KONAS PERDOSSI ke-7 Manado dan Pustaka Cendekia
Press.
Hartwig M S. Penyakit Serebrovaskuler. Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses dasar penyakit. Volume 2. Edisi 6. 2006. Jakarta : EGC.
Smith W S, English J D et al. Cerebrovascular Disease. Harrisons Neurology in
Clinical Medicine. Second Edition. 2010 . San Fanscisco: Mc-Graw Hill.
Wahjoepramono E. Korelasi Neuroanatomi dengan Gejala Klinis, Stroke Iskemik.
Buku Stroke Tatalaksana Fase Akut. 2005. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Pelita Harapan.
Mardjono M, Priguna S. Mekanisme gangguan vascular susunan saraf. Neurologi
Klinis Dasar. 2009. Jakarta : Dian Rakyat.
Inzitari D et al. Neurology 2000 ; 54 : 660-660. American Academy of neurology.
30