Anda di halaman 1dari 2

Dinamika Kelompok

Sumber
Sebagai tim suatu kelompok kerja, maka akan timbul dinamika kelompok. Dinamika ini timbul
karena semua anggota yang bergabung mempunyai keunikan masing-masing. Masih ingat
kelompok kedua pada artikel sebelummya, kelompok dengan barmacam karekater ada yang
periang, ada yang banyak bicara, ada yang pendiam, ada yang suka menganggu orang.
Perbedaan karanter inilah yang menjadi salah satu timbulnya dinamika kelompok. Selain itu yang
menyebabkan timbulnya dinamika kelompok adalah latar belakang pendidikan, suku bahkan
budaya akan menimbulkan dinamika kelompok.
Perbedaan latar belakang tersebut menyebapkan tim kerja pada awalnya akan terasa berat,
karena membutuhkan waktu bagi mereka untuk saling mengenal. Proses ini yang saya sebut
sebagi "proses menjadi tim". Proses menjadi ini bahkan bisa sampai pada fase "breakdown tim"
(tim merasa bahwa tidak mampu untuk bekerja bersama-sama) ketika anggota dari tim kerja tidak
mampu menyatukan ritme timnya bisa-bisa bubar. Mengatasi hal ini dengan memunculkan hal
yang bisa menyatukan tim dengan lebih banyak berinteraksi satu sama misalnya diskusi, berolah
raga bersama, rekreasi bersama dan sebagainya.
Ketika berdiskusi mislanya, biarkan semua meberikan pandagannya menurut presepsi masingmasing dan metode yagn mereka suka. Jangan biarkan mereka merasa bukan bagian dari tim.
Selain itu untuk membangun tim kita sebagai elemen dari tim kita harus belajar untuk
mengendalikan emosi dan lapang dada. Bagaimana kita memahami posisi teman, bagimana kita
menjadi bagian dari mereka. Bagaimana kita merasakan keadaan mereka dengan situasi yang
mereka hdapi.
Hal tertinggi dari membangun tim adalah bagaimana kita memahami diri kita, dan
menempatkannya dalam posisi yang tepat diantara semua karakter dalam tim. Ketika kita
membangun tim kita hanya perlu percaya kepaada masing-masing individu dan selalu
menyakinkan teman maupun posisi kita sebagi bagian dari tim bahwa kita bisa mengerjakannya
dengan baik dan pada saat inilah proses tercipta yang disebut emphati.
sebagai bagina dari tim kita harus sellau untuk melakukan bagin dari apa yang disebut dengan
learngn proses. yang kita inginkan dari tim yang dahyat adlah bagimana menjadi tim inti yang
tidak perna merasa posisiya tidak bagus hanya karena dia sebagi anggota biasa.
Tim kerja membangun buaya collective learnig, dan kecerdasan collective. Budaya ini yang akan
membuat tim kita menjadi produktif, kerena percepatan tim akan semakin bertambah. sebelum

lanjut "pembahasan" mari pahami perbedaan kecepatan dengan percepatan. Percetatan adalah
kecepatan yang berubah konstan seiring dengan pertambahan waktu. Misalnya percetaannya 10
m/s2 maka setiap 1 detik maka kecepatannya bertambah 10 m/s. sedangkan kecepatan tidak
ada pertambahan keceptan. Kedua budaya diataslah yang membuat tim kerja kita menjadi tim
elit yang mampu untuk menyelesaikan masalah dengan cepat.
Tim juga harus dipahami bahwa setelah melewati fase "emphati" maka pada suatu saat tim ini
akan jenuh akibat rutinis. Ketika hal ini terjadi maka kita perlu untuk kelapangan bersama-sama
menyaksikan betapa luasnya lapangan, merasakan segarnya udara pagi dan melepaskan semua
penat yang kita hadapi saatnya kita merecharge kembali ruhiah kita dengan banyak berdikusi,
dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kita harus paham bahwa tim yang hebat itu hanya karunia dari Allah yang perlu kita jaga sehingga
tim ini mampu meberikan efek berganda bagi lingkunga sekitarnya. Jika kita mampu
membangaun tim kerja kita dan banyak orang yang melakukan ini maka hal ini bisa menjadi efek
berganda bagi kemakmuran bumi.

Anda mungkin juga menyukai