Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM
OLEH : ERLINDA KRIDA R. (09700252)

Pembimbing : dr. Zainudin Hamidi,


Sp.A

IDENTITAS

Nama
: An. FR
Umur
: 2,5 tahun
BB
: 13,6 kg
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan ortu : TNI AD
Agama
: Islam
Alamat
: Malang
Tgl MRS
: 27 Agustus 2014
Tgl. Periksa : 28 Agustus 2014

ANAMNESA
(HETEROANAMNESA)

Keluhan Utama : Kejang

ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang :
1. Pasien datang dengan keluhan kejang 1x,
kejang 15 menit, kejang menyeluruh,
tangan dan kaki pasien kaku. Setelah
kejang pasien sadar dan sedikit lemas.
2. Sebelumnya pasien demam tinggi
beberapa jam setelah diberikan imunisasi
meningitis. Demam terus menerus.
3. Pasien muntah 1x di IGD.

ANAMNESA...
4. Nafsu makan dan minum seperti biasa.
5. BAB (+) seperti biasa. BAK (+) seperti
biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Penyakit serupa : Sebelumnya pasien
pernah dirawat di RS Lavalette selama 5
hari pada usia 1,5 tahun karena kejang
sama seperti saat ini.

ANAMNESA...

- Opname
: terakhir MRS
satu tahun yang lalu karena kejang.
Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga
tidak ada yang memiliki riwayat kejang
seperti pasien.

ANAMNESA...

Riwayat Pengobatan : Paracetamol.


Riwayat Persalinan : Normal, letak
kepala, dengan umur kehamilan 39
minggu.
Riwayat Tumbuh Kembang :
1. 3 bulan : tengkurap
2. 6 bulan : duduk
3. 9 bulan : berdiri
4. 12 bulan : berjalan

ANAMNESA...

Riwayat Imunisasi
- Hepatitis B : 3x
- Polio
: 4x
- BCG
: 1x
- DPT
: 3x
- Campak : 2x

Status gizi : cukup, dengan pola makan


sehari-hari baik.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
1. Kesadaran
: compos mentis
2. Tampak sakit : sedang
3. GCS
:456
4. Tensi
: 100/60 mmHg
5. Nadi
: 92 x / m , reguler, kuat
angkat
6. RR
: 30 x / m
7. Suhu
: 37,5 C (axilla)

PEMERIKSAAN FISIK...

Kulit :

Warna : dbn
Turgor : baik
Tonus : normotonus
Edema : (-)

PEMERIKSAAN FISIK...
Status Generalis
1. Kepala
bentuk : bulat
rambut : warna hitam, lurus, tak mudah dicabut
2. Mata
cekung
: -/konjungtiva pucat : -/sklera ikterik
: -/perdarahan subconjungtiva : -/pupil
: isokor 3cm/3cm
refleks cahaya
: +/+ normal

PEMERIKSAAN FISIK...
3. Hidung
Deviasi septum
:epistaksis
: -/sekret
: -/pernapasan cuping hidung : 4. Mulut
cyanosis
:lidah kotor
:bibir kering
:perdarahan mukosa dan gusi : Tenggorokan : tonsil : hiperemis : -

PEMERIKSAAN FISIK...
5. Leher
Trakea : di tengah
Kelenjar : pembesaran KGB (-)
6. Thorax
- bentuk : simetris
- pernapasan thoracoabdominal : +
- Jantung :
a. Inspeksi : ictus cordis tak tampak
b. Palpasi
: ictus cordis tak teraba
c. Perkusi
: batas jantung kesan normal
d. Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler

PEMERIKSAAN FISIK...
- Paru :
a. Inspeksi

: pernapasan simetris, retraksi (-),


penyempitan ICS (-)
b. Palpasi
: gerak napas simetris, ICS simetris,
fremitus raba dbn.
c. Perkusi
: Sonor, batas paru kesan normal
d. Auskultasi : Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

PEMERIKSAAN FISIK...
7. Abdomen
a. Inspeksi : flat, tidak ada penonjolan
umbilikus
b. Auskultasi : BU (+) N
c. Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kembali
cepat
d. Perkusi : Meteorismus (-), timpani ,
hepar dan lien tidak teraba
8. Genito Urinaria : dbn
9. Muskulokeletal : nyeri sendi (-), nyeri otot (-)

PEMERIKSAAN FISIK...
10. Ekstremitas
Akral Hangat + +
+ +
Edema
- - 11. Tanda rangsang meningeal :
Kaku kuduk (-)
12. Pmx Neurologi : tonus : baik, motorik : baik,
refleks patologis (-).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium :
Tgl 27 Agustus 2014
PARAMETER

HASIL

NILAI
RUJUKAN

12,3

( 12-17 mg/dl )

13.500

( 4-10 ribu/cmm
)

327.000

( 150-450 ribu )

36,6

( 40-50 % )

DARAH
LENGKAP
Hemoglobin
Lekosit
Trombosit
PCV

RESUME

1.

2.

Telah diperiksa seorang anak laki-laki umur 2,5


tahun BB 13,6 kg dengan keluhan utama :
kejang .
Dari anamnesa didapatkan :
Pasien kejang 10 menit, kejang menyeluruh,
tangan dan kaki pasien kaku. Setelah kejang,
pasien sadar dan sedikit lemas.
Sebelum kejang, pasien demam tinggi
beberapa jam setelah mendapat imunisasi
meningitis.

RESUME...
3. Nafsu makan dan minum pasien seperti biasa.
4. Muntah 1x.
5. 1 tahun yang lalu pasien pernah MRS dengan
penyakit yang sama.
Dari pemeriksaan Fisik didapatkan :
1. GCS
:456
2. Tensi
: 100/60 mmHg
3. Nadi
: 92 x / m , reguler, kuat angkat
4. RR
: 30 x / m
5. Suhu
: 37,5 C (axilla)

RESUME...

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan :


Laboratorium (Darah Lengkap) :
Hemoglobin 12,3
Lekosit
13.500
Trombosit
327.000
PCV
36,6

DIAGNOSA KERJA

Kejang Demam Sederhana et causa


Susp. Imunisasi (KIPI)

PLANNING

1.
2.
3.
4.
5.

Planning diagnosis : Darah Lengkap,


elektrolit, GDA, pungsi lumbal
(pemeriksaan CSS).
Planning terapi :
MRS
Oksigen 2 liter per menit
IVFD D5 1:4 NS 1150 cc/24 jam
Inj. Antrain 150 mg (ekstra)
Inj. Dexamethasone 1 amp (ekstra)

PLANNING...
Planning Monitoring
1. obs. TTV dan KU
2. obs. balance cairan
3. Awasi timbulnya kejang

Edukasi
kompres hangat jika panas, dan
menerangkan kondisi pasien terhadap
orang tua pasien.

FOLLOW UP
Tanggal
28-82014

S
Demam
(-)
Kejang
(-)
Mual (-)
Muntah
(-)
Batuk (-)
Pilek (-)
Sesak (-)
Makan
(+) spt
biasa
Minum
(+) spt
biasa
BAB (+)
spt biasa
terakhir
kemarin

O
N : 92x/m
RR : 30x/m
S : 37,5 C
a/i/c/d : -/-/-/Cor : S1S2
tunggal
reguler
Pulmo :
Vesikuler
Rh -/- , Wh -/Abdomen :
BU (+) N,
Meteorismus
(-)
Ekstremitas :
Edema
Akral Hangat

A
FC

P
Infus 1:2 900
cc/ 24jam
Injeksi
Antrain 150
mg (K/P)
Injeksi
Ranitidin 2x15
mg

FOLLOW UP...
Tanggal

28-8-2014 Demam (-)


Kejang (-)
(sore)
Mual (-)
Muntah (-)
Batuk (-)
Pilek (-)
Makan (+)
spt biasa
Minum (+)
spt biasa
BAB (+) N
BAK (+) N

O
N : 100x/m
RR : 24x/m
S : 37,4 C
a/i/c/d : -/-/-/Cor : S1S2
tunggal
reguler
Pulmo :
vesikuler,
Rh -/- , Wh -/Abdomen :
BU (+) N,
Meteorismus
(-)
Ekstremitas :
Edema
-

A
FC

P
Infus 1:2
900 cc/
24jam
Injeksi
Antrain 150
mg (K/P)
Injeksi
Ranitidin
2x15 mg

FOLLOW UP...
Tanggal
29-8-2014

Demam (-)
Kejang (-)
Mual (-)
Muntah (-)
Batuk (-)
Pilek (-)
Makan (+)
spt biasa
Minum (+)
spt biasa
BAB (+) N
BAK (+) N

N : 98x/m
RR : 25x/m
S : 36,3 C
a/i/c/d : -/-/-/Cor : S1S2
tunggal reguler
Pulmo :
vesikuler,
Rh -/- , Wh -/Abdomen :
BU (+) N,
Meteorismus (-)
Ekstremitas :
Edema
- - Akral Hangat
+ +
+ +

KDS+KIP Infus 1:2 900


I?
cc/ 24jam
Injeksi
Antrain 150
mg (K/P)
Injeksi
Ranitidin 2x15
mg

DISKUSI

ANAMNESA DAN PMX FISIK


Teori

Kasus

Datang dengan keluhan kejang


1x 10 menit, kejang
menyeluruh tangan dan kaki
kaku , dan lemas

Kejang berlangsung <15 menit,


bersifat menyeluruh (tonik/klonik)
umum, dan tak berulang dalam 24
jam.

Sebelumnya demam tinggi pasca


mendapat imunisasi.

Kejang didahului demam.

Setelah kejang pasien sadar

Pasien sadar.

Riwayat kejang dalam keluarga

Didapatkan riwayat kejang 1


tahun yll.

Pada pmx neurologi tak ada kelainan.

Keluarga tak ada yg sakit spt ini.

Tak ada kelainan pada pmx


neurologi.

PMX PENUNJANG
Teori

Kasus

Darah Lengkap

Elektrolit

GDA
Pungsi Lumbal (CSS)

Darah Lengkap :

terdapat peningkatan pada


Leukosit

Elektrolit : tak dilakukan

GDA : tak dilakukan

Pungsi Lumbal (CSS): tak


dilakukan.

DIAGNOSIS BANDING
MENINGITIS

ENSEFALITIS

KASUS

oleh krn
peradangan selaput
otak krn infeksi
bakteri patogen.
-demam
-kejang
-nyeri kepala
-meningismus
dgn/tanpa penurunan
kesadaran
-malaise
-muntah

oleh krn infeksi


jaringan otak yg dpt
disebabkan oleh
virus, bakteri,
protozoa atau jamur.
-demam tinggi
mendadak
-kejang umum atau
fokal
-penurunan
kesadaran

oleh krn susp.


pasca imunisasi (KIPI
DPT Pentavalen)
-demam tinggi
-kejang umum
-nyeri kepala (-)
-penurunan
kesadaran(-)
-malaise (+)
-muntah (+) 1x

KEJANG DEMAM

DEFINISI

Kejang demam adalah bangkitan kejang


yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38 C) tanpa adanya
infeksi susunan saraf pusat, gangguan
elektrolit atau metabolik lain yang
disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.

ETIOLOGI
1.
2.

3.
4.
5.

Demam
Predisposisi genetik : > 7 lokus
kromosom (poligenik, autosomal
dominan).
Infeksi SSP
Hipoksik iskemik ensefalopati
Gangguan metabolik : perubahan
keseimbangan cairan dan elektrolit

KLASIFIKASI
1.

Kejang Demam Sederhana


(Simple Febrile Seizure)

Kejang berlangsung <15 menit

Kejang umum tonik atau klonik

Umumnya berhenti sendiri

Tanpa gerakan fokal atau berulang


dalam 24 jam

Kejang Demam Kompleks


(Complex Febrile Seizure)

Kejang lama, > 15 menit

Kejang fokal atau parsial satu


sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial
Berulang atau lebih dari satu kali
dalam 24 jam

FAKTOR RISIKO

Demam
Riwayat kejang dalam keluarga
Problem pada masa neonatus
Kadar natrium rendah

PATOFISIOLOGI

Belum jelas, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor


keturunan/genetik.

Penyakit Infeksi (ekstrakranial)


Kenaikan Suhu
Disfungsi Neurologis pada Jaringan Serebral
Episode Paroksisimal Berulang
Potensial cidera otak
(Kejang)
Risiko Cidera

suplai O2 me

MANIFESTASI KLINIS

Bangkitan kejang pada bayi dan anak


kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu
badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan
oleh infeksi di luar susunan saraf pusat.
Serangan biasa terjadi pada 24 jam pertama
saat demam.
Berlangsung singkat dengan sifat bangkitan
dapat berbentuk tonik-klonik, tonik, klonik, fokal.
Lidah atau pipi tergigit, inkontinensia urin,
gangguan pernapasan, apneu, kulit kebiruan
(sianosis).

PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSA

Anamnesa:
Biasanya didapatkan riwayat kejang demam
pada anggota keluarga lainnya (ayah, ibu atau
saudara kandung)
Pemeriksaan Neurologis :
Tidak didapatkan kelainan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali
untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari
penyebab (darah tepi, elektrolit, gula darah).

PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSA...

Pemeriksaan Radiologi:
X-ray kepala, CT-scan kepala atau
MRItidak rutin hanya dikerjakan atas
indikasi
Pemeriksaan cairan serebrospinal
(CSS) :
Tindakan pungsi lumbal utk pemeriksaan
CSS utk menegakkan/menyingkirkan
kemungkinan Meningitis.
Tindakan pungsi lumbal dikerjakan dgn
ketentuan :

PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSA...


1.
2.
3.

Bayi <12 bulan : diharuskan


Bayi antara 12-18 bulan : dianjurkan
Bayi >18 bulan : tidak rutin, kecuali bila
ada tanda2 Meningitis
Pemeriksaan elektroensefalografi
(EEG):
Tidak direkomendasikan, kecuali pada
kejang demam yg tak khas (misl:
kejang demam komplikata anak usia
>6thn atau kejang demam fokal)

DIAGNOSA BANDING

Penyebab lain yg disertai demam harus


disingkirkan (khususnya meningitis,
ensefalitis).

PENATALAKSANAAN

Antipiretik
Parasetamol 10-15 mg/kgBB/x
diberikan 4x sehari dan tidak lebih dari
5x.
Anti kejang
Diazepam oral dgn dosis 0,3 mg/kgBB
tiap 8 jam atau Diazepam rektal dosis
0,5 mg/kgBB tiap 8 jam pada saat suhu
tubuh > 38,5 C.

PENATALAKSANAAN...
1.

Penanganan saat kejang


Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3-0,5
mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 0,40,6mg/KgBB/dosis rektal suppositoria. Bila kejang
masih belum teratasidiulang dgn dosis sama 20
menit kemudian.
Turunkan demam :
- Antipiretik : Paracetamol 10mg/KgBB/dosis PO
atau Ibuprofen 5-10mg/KgBB/dosis PO, keduanya
diberikan sehari 3-4 kali.

PENATALAKSANAAN...

- Kompres : suhu >39C : air hangat ;


suhu >38C : air biasa.
Pengobatan penyebab : antibiotik
diberikan sesuai indikasi dengan
penyakit dasarnya.
Penanganan suportif lainnya meliputi :
1. bebaskan jalan nafas
2. pemberian O2
3. menjaga keseimbangan air dan
elektrolit

PENATALAKSANAAN...
4. Pertahankan keseimbangan tekanan darah
2. Pencegahan kejang
Pencegahan berkala (intermiten) utk kejang
demam sederhana Diazepam 0,3
mg/KgBB/dosis PO dan antipiretik saat anak
menderita penyakit yg disertai demam.
Pencegahan kontinyu utk kejang demam
komplikata dgn Asam Valproat 1540mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3 dosis.

PROGNOSA
Bila tidak diterapi dengan baik, kejang
demam dapat berkembang menjadi :
1. Kejang demam berulang
2. Epilepsi
3. Kelainan motorik
4. Gangguan mental dan belajar

IMUNISASI

DEFINISI

Imunisasi imun, kebal, resisten.


Imunisasi pasif adalah suatu
pemindahan atau tranfer antibodi secara
pasif.
Vaksinasi adalah imunisasi aktif dengan
pemberian vaksin (antigen) yang dapat
merangsang pembentukan imunitas
(antibodi) dari sistem imun di dalam
tubuh.

TUJUAN IMUNISASI

Untuk mencegah terjadinya penyakit


tertentu pada seseorang
Menghilangkan penyakit tersebut pada
sekelompok masyarakat (populasi)

Vaksin Hidup Attenuated

Vaksin Inactivated

Bakteri, virus/komponennya
dibuat tdk aktif dengan
penanaman bahan kimia.

Bakteri atau virus hidup yang


dilemahkan dgn cara pembiakan
berulang-ulang, harus dapat replikasi
(berkembang biak)respon imun.

Respon imun=infeksi alamiah.

Dpt rusak oleh panas dan cahaya

Contoh : campak, mumps, rubela,


polio, BCG, tifoid oral.

Tdk dpt replikasi

Tdk dpt menyebabkan penyakit

Tdk dpt dipengaruhi o/ antibodi


yg beredar
Selalu membutuhkan dosis
ganda

Sedikit/tdk menimbulkan Respon


seluler.

Contoh : difteri, tetanus,


haemophilus influenza
(polisakarida)

PROGRAM IMUNISASI
Sasaran Imunisasi Berdasarkan Usia yang
Diimunisasi
Imunisasi Rutin
a. Bayi (0-11 bln)
b. Anak Batita (15-36 bulan)
c. Anak usia sekolah dasar (BIAS).
d. Wanita usia subur (WUS): wanita berusia 15 39
tahun, terrmasuk Ibu hamil (Bumil) dan Calon
Pengantin (Catin)

Imunisasi Tambahan
Bayi dan anak
- BLF, Kampaye, SubPIN, PIN

Imunisasi Dasar Lengkap


Anak < 1 Tahun
Heb B /
(HB) O
-BCG
-Polio 1

VAKSIN
GRATIS
-DPT/HB/Hib 1
-Polio 2
-DPT/HB/Hib 2
-Polio 3
-DPT/HB/Hib 3
-Polio 4

CAMPAK

0-7 hr
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan

9 Bulan

Imunisasi BATITA
Anak > 1 Tahun booster
pertama
- Imunisasi
lanjutan
DPT/HB/Hib

VAKSIN
GRATIS
CAMPAK

18 Bulan

24 Bulan

Pendekatannya:
- Melalui Posyandu
- Melalui PAUD

IMUNISASI WAJIB 2013


BCG,
POLIO,
CAMPAK

Hepatitis B,
Difteri Pertusis
Tetanus
PENTAVALEN

Haemophilus
influenza tipe B
(HiB)

JADWAL IMUNISASI

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Adalah kejadian medik yang


berhubungan dengan imunisasi baik
berupa efek vaksin ataupun efek
samping, toksisitas, reaksi sensitivitas,
efek farmakologis, atau kesalahan
program, koinsidensi, reaksi suntikan,
atau hubungan kausal yang tidak dapat
ditentukan.

REAKSI KIPI

Reaksi Lokal
1. Rasa nyeri di tempat suntikan
2. Bengkak kemerahan di tempat
suntikan sekitar 10%
3. Bengkak pada suntikan DPT dan
tetanus sekitar 50%
4. BCG scar minimal setelah 2 minggu
kemudian ulserasi dan sembuh setelah
beberapa bulan

Reaksi Sisitemik
1. Demam sekitar 10%, kecuali DPT
sekitar 50%, juga reaksi lain seperti
iritabel, malaise, gejala sistemik.
2. MMR dan campak, terjadi demam dan
atau ruam dan konjungtivitis pada 5%15%.
3. pada mumps terjadi reaksi
pembengkakan parotis, rubela terjadi
rasa nyeri sendi 15% dan
pembengkakan limfe.

Reaksi vaksin berat


1. Kejang
2. Trombositopenia
3. anafilaksis, potensial menjadi fatal,
tapi dapat disembuhkan tanpa dampak
jangka panjang
4. Ensefalopati akibat imunisasi campak
atau DPT

TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai