Anda di halaman 1dari 27

EDEMA

Erlinda Krida Ristanti

Pembimbing : dr. Trio Tangkas, Sp.PD

EDEMA
adalah pembengkakan yang disebabkan
oleh retensi cairan kelebihan cairan
yang terperangkap dalam jaringan tubuh
akibat meningkatnya volume cairan
intersitial (ekstravaskular) dan ekstraseluler
disertai dengan penimbunan dalam selasela jaringan dan rongga serosa.

EDEMA
Edema diartikan sebagai peningkatan

volume cairan interstitial yang dapat


berkembang hingga beberapa liter
banyaknya sebelum tampak kelainan
secara klinis.

EDEMA
Cairan plasma & cairan intersitial selalu
seimbang. Jika karena suatu sebab cairan
intersitial
berlebihan maka terjadi Edema. Keseimbangan ini
dipertahankan oleh Hukum Starling yang
mengatur
distribusi cairan antara kapiler dan ruang
interstitial.

EDEMA
Edema

Terlokalisir

Generalisata

EDEMA
Sebagian besar cairan tubuh yang
ditemukan di luar sel biasanya disimpan
dalam 2 ruangan :
Pembuluh darah (cair bagian dari serum
darah)
Ruang interstitial (tidak dalam sel)

EDEMA
Organ- organ tubuh memiliki ruang interstitial
tempat cairan menumpuk:
Edema Paru : ruang udara interstitial (alveoli) di
paru- paru
Asites : rongga dalam perut (rongga perut atau
peritonial)
Efusi Pleura : rongga dada (paru paru atau
rongga pleura)
Anasarka : Akumulasi cairan dalam semua
jaringan dan rongga tubuh pada saat yang sama

EDEMA (etiologi)
Edema dapat terjadi akibat :
Peningkatan Tekanan hidrostatik kapiler
Peningkatan Permeabilitas kapiler
Penurunan Tekanan osmotik plasma
Obstruksi saluran limfe
Gangguan pertukaran Natrium atau
keseimbangan elektrolit

MANIFESTASI KLINIS
Kelopak mata
Tungkai pretibial
Asites
Hidrothorax
Seluruh tubuh

Edema Pitting
Adalah Gejala kulit yang mencekung ketika

ditekan.

Edema pada Malnutrisi


INTAKE MAKANAN BERKURANG
PROTEIN BERKURANG
HIPOPROTEINEMIA
EDEMA

Edema yg terjadi pada Sindroma


Nefrotik
Terjadi proteinuria akibat peningkatan
permeabilitas membran glomerulus.
Sebagian besar protein dalam urin
adalah albumin, jika laju sintesis hepar
dilampaui meski telah berusaha
ditingkatkan, terjadi
hipoalbuminemiaretensi garam dan
air Edema.

Edema pada Gagal Jantung


Pada jantung terjadinya edema yang
disebabkan terjadinya dekompensasi jantung
(kasus payah jantung), bendungan bersifat
menyeluruh. Hal ini disebabkan kegagalan
venterikel jantung untuk memompakan darah
dengan baik sehingga darah terkumpul di vena
atau kapiler, dan jaringan akan melepaskan
cairan ke intestisial.

PRINSIP TERAPI EDEMA


1.
2.
3.

Penanganan penyakit yang mendasari


Mengurangi asupan Na & air
Meningkatkan pengeluaran Na & air:
a. Diuretik: hanya sbg terapi paliatif bukan
kuratif
b. Tirah baring, local pressure .

ASITES
Keadaan patologis berupa terkumpulnya
cairan yang berlebihan dalam rongga
peritoneal abdomen. Asites biasanya
merupakan tanda dari proses penyakit
kronis yang mungkin sebelumnya
bersifat subklinis.

ASITES
Pada sebagian besar kasus, asites akan

terlihat sebagai bagian dari penyakit yang


sudah dikenal baik yaitu sirosis hati, gagal
jantung kongestif, dan nefrosis.

Pembagian Asites secara


klinis
Asites Eksudatif:

ada proses peradangan (biasanya infektif,


misalnya pada tuberculosis) dan proses
keganasan.
Eksudat : cairan tinggi protein, tinggi LDH, pH
rendah (<7,3), rendah kadar gula, dan
peningkatan sel darah putih.
Penyebab: 1. peritonitis, 2. keganasan, 3.
infeksi, 4. pankretitis, 5. sindroma nefrotik.

Pembagian Asites secara


klinis
Asites Transudatif:

1. pada sirosis akibat hipertensi portal dan


perubahan clearance natrium ginjal
2. pada konstriksi perikardium dan sindroma
nefrotik.
Transudat : cairan dengan kadar protein
rendah (<30g/L), rendah LDH, pH tinggi, kadar
gula normal, dan sel darah putih kurang dari 1
sel per 1000mm.

Pembagian Asites secara


klinis
Penyebab : 1. sirosis hepatis ,2. gagal jantung,

3. penyakit vena oklusif, 4. perikarditis


konstruktiva, 5. kwasiokor.

Patofisiologi Asites
Hipoalbumin
Retensi natrium dan air
Tiga teori yang menyebabkan yaitu underfill,

overflow, dan vasodilatasi perifer


Sintesis dan aliran limfe yang meningkat.

Penanganan Asites
1. Asites Eksudatif evaluasi untuk mengetahui

proses-proses peritoneal primer dengan proses


yang paling penting berupa infeksi dan tumor
dengan mengobati penyakit yang mendasari
Peritonitis bakterialis : diberikan antibiotik.
Asites kadar protein rendah dapat diberikan
antibiotik profilaksis.
Pada keganasan : obati keganasan yang
menjadi penyebab.

Penanganan Asites
2. Asites Transudatif
Diberikan pengobatan untuk penyakit dasar, dan

dapat dipertimbangkan untuk melakukan:


Istirahat dan diet rendah garam (200-500
mg/hari)
Bila dengan istirahat dan diet tidak dapat
diatasipengobatan diuretik 50-100mg/hari.
Bila terjadi asites refrakterterapi parasentesis.

Indikasi parasentesis:
asites permagna,
ada edema tungkai,
derajat Child B (pada sirosis hepatis),
protombin >40%,
bilirubin serum <10,
trombosit >40.000,
serum kreatinin <3.

REFERENSI
Braunwald, E.2005. EDEMA in Harrisons
Principles of Internal Medicine. Vol II.16ed.
212-5
Kapita Selecta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran UI. 2009
Edema Patofisiologi & penanganan. Buku Ajar
FK UI.2006
Silbernagl & Lang, 2007. Teks & Atlas
berwarna Patofisiologi.
Himawan, S. (1990). Patologi . Jakarta :
Bagian Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai