Anda di halaman 1dari 82

PENGARAHAN

PEMERIKSAAN
FISIK UMUM

Pemeriksaan Fisik Dasr

PURPOSE OF SSESMENT
1. to established doctor-client relationship
2. to gather data about :
clients general health status
integrating physiologic-psychologic cognitive,
socio cultural, development, spiritual
characteristic
3. to identiv clients strengths and coping abilities
4. to identity health problems
5. to establish a data base for the medical process

Pemeriksaan Fisik Dasr

Setelah pertemuan
1.

mempunyai pengetahuan yang cukup dalam


pemeriksaan fisik : tujuan, cara melaksanakan,
interpretasi hasil pemeriksaan dan
menghubungkan dengan tindakan medis

2.

mempunyai ketrampilan yang memadai dalam


melakukan pemeriksan fisik: inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi serta membuat catatan
mediknya untuk tujuan medis

3.

mempunyai sikap yang positif terhadap


pemeriksaan fisik menyadari pentingnya
pemeriksaan fisik dalam proses medis
Pemeriksaan Fisik Dasr

FUNGSI DOKTER
DALAM PEMERIKSAAN PASIEN
A.
B.

Dalam rangka proses medik


Dalam rangka kerja sama dengan tim yang
merawat pasien
dokter
pemeriksaan tambahan

Pemeriksaan Fisik Dasr

PEMERIKSAAN FISIK
Physical asessment ,
Examination of the patient
Physical diagnosis
Dasar :

anatomy
physiology
pathology

- medical student : DIAGNOSIS MEDIS (disease)


- nursing student : DIAGNOSIS KEPERAWATAN
detection, define, describe fungsi abnormal
Pemeriksaan Fisik Dasr

DIAGNOSIS MEDIS
vs
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis medis
mengarah pada penyakit / organ yang abnormal
etiologik, tetap
Diagnosis keperawatan
mengarah pada pengaruh penyakit terhadap
kegiatan sehari-hari
dinamik
Pemeriksaan Fisik Dasr

DIAGNOSIS FISIK DAN


PEMERIKSAAN FISIK
Ilmu Diagnosis fisik :
ilmu untuk membuat diagnosis suatu penyakit
melalui pemeriksaan fisik
Merupakan pengetahuan dan ketrampilan dasar
tenaga medik dokter, perawat, lain-2
Diagnosis fisik berdasar atas :
symptom, keluhan (gejala klinik): manifestasi
subyektif penderita anamnesis, history taking
sign (tanda klinik ): kelainan panderita yang
diperoleh secara obyektif pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik Dasr

Diagnosis fisik

Pemeriksaan fisik
vs

Anamnesis
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Penyebab sakit
Perlu bantuan
pemeriksaan tambahan
Awal perawatan

Anamnesis
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Penyimpangan dari
Normal
Tidak perlu pemeriksaan
tambahan
Selama dalam perawatan

Pemeriksaan Fisik Dasr

PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian : pengumpulan data, analisis data
Diagnosis keperawatan :
- masalah nyata, masalah potensial, penyebab
Perencanaan :
memprioritaskan masalah, perumusan tujuan
pelayanan, tindakan keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan:
pengumpulan dan analisis data terus menerus
penyesuaian tindakan,/ rencana keperawatan
Evaluasi :
penilaian pencapaian tujuan, penyesuaian /
perbaikan rencana keperawatan
Pemeriksaan Fisik Dasr

PENGKAJIAN PENDERITA
DATA DASAR

MASALAH

PROSES
DIAGNOSIS

HIPOTESIS
- perumusan
- Tanda
- gejala
- Mengancam
jiwa
- Dapat diobati
PENILAIAN
-Penegasan
-Penyingkiran
-Diagnosis
banding

GANGGUAN
Struktur Fungsi

KEKACAUAN
Morfologi,
Seluler,
Biokimia

PATOANATOMI
PATOFISIOLOGI

PATOGENESIS
ETIOLOGI

HIPOTESIS
- Aman
- Efektif
- Efisien
PENILAIAN
- Penyembuhan
- Meringankan
- Efek samping

PROSES
PENGOBATAN

PROGNOSIS
- Morbiditas
- Mortalitas

DATA DASAR
PENGKAJIAN
PENYAKIT
Pemeriksaan Fisik Dasr

10

DIAGNOSIS PENYAKIT
Data Pribadi
Keluhan utama
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Pemeriksaan khusus
Diagnosis atau diagnosis banding

Pemeriksaan Fisik Dasr

11

KEBERHASILAN PEMERIKSAAN
FISIK
RIWAYAT PENYAKIT
Gejala yang diutarakan pasien
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Hubungan dengan mata pelajaran lain
PEMERIKSAAN DASAR
Tehnik pemeriksaan komprehensif, penemuan normal, variasi
PENEMUAN YANG LAZIM DAN TEHNIK KHUSUS
Tehnik yang dipakai pada keadaan tertentu
PENGETAHUAN PENYAKIT
Hasil pemeriksaan fisik pada penyakit yang sering dijumpai
LATIHAN PEMERIKSAAN FISIK
Latihan mempraktekkan teknik-teknik pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Dasr

12

DASAR DASAR
Anatomis Fisiologis : struktur yang mana ?
Bagaimana mekanisme nya ?
Patologi anatomi - patofisiologis penyakit
Pikirkanlah beberapa penyakit yang mungkin
menyebabkan hasil pemeriksaantersebut
penyakit ringan - berat
Rumuskan hipotesis tertentu
Ujilah hipotesis dengan pertanyaan-pertanyaan
yang terarah

Pemeriksaan Fisik Dasr

13

GARIS BESAR CLINICAL WORKUP


I. Data Pribadi
II. Keluhan utama
III. Anamnesis
IV. Pemeriksaan Fisik
V. Laboratorium
VI. Pemeriksaan khusus
VII. Diagnosis atau diagnosis banding
VIII. Pengobatan
IX. Komplikasi
X. Prognosis

Pemeriksaan Fisik Dasr

14

DIAGNOSIS FISIK
III. Anamnesis ( autoanamnesis )
III. 1. Anamnesis khusus :
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit diagnosis banding
III. 2. Anamnesis medik dan penyakit dahulu
III. 3. Anamnesis penyakit Keluarga
III. 4. Anamnesis psikososial
- Pendidikan dan sosio-ekonomi
III. 5. Anamnesis makanan ( keadaan gizi )
III. 6. Anamnesis umum ( review of system )

Pemeriksaan Fisik Dasr

15

DIAGNOSIS FISIK

IV. Pemeriksaan Fisik


Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
IV. 1. Keadaan umum
IV. 2. Kepala dan leher
IV. 3. Payudara dan aksila
IV. 4. Jantung dan Paru
IV. 5. Abdomen
IV. 6. Genitalia-anus-rektum

Pemeriksaan Fisik Dasr

16

DATA PRIBADI
Nama

: agama, suku, larangan, kebiasaan


makan
Jenis kelamin : insidens penyakit
Umur
: frekwensi penyakit
Bangsa
: kepekaan, frekwensi penyakit
Suku
: kebiasaan makan, frekwensi penyakit
Agama
: larangan makan
Kawin / belum : jenis penyakit tertentu,
Pekerjaan
: penyakit kerja , jumlah kalori
Alamat
: status sosio-ekonomi, keadaan
lingkungan

Pemeriksaan Fisik Dasr

17

KELUHAN UTAMA
dalam bahasa penderita
bukan istilah medik
satu atau 2 kata
keluhan menyebabkan penderita datang ke RS
ANAMNESIS KHUSUS
dalam bahasa / istilah penderita
penderita bercerita dibimbing oleh pemeriksa
kronologik sakit sekarang
penjabaran keluhan utama
keluhan akibat gangguan organ tubuh
anamnesis penyakit yang berkaitan diagnosis
banding
Pemeriksaan Fisik Dasr

18

HUBUNGAN ANTARA ANAMNESIS


DAN PEMERIKSAAN FISIK
Anamnesis :
a. membina hubungan baik pasien tenaga medik
b. memperoleh informasi penting
c. memfokuskan pemeriksaan fisik
d. mengetahui kegawatan sakit pasien
e. memilih pemeriksaan laboratorium yang tepat
f. memulai terapi
g. merencanakan evaluasi - konsultasi lanjutan
anamnesis memberi tahu dimana dicari tandatanda penyakit tindak lanjut
Pemeriksaan Fisik Dasr

19

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik merupakan bagian proses membuat
diagnosis
Dilakukan setelah anamnesis
Dilakukan untuk menemukan tanda penyakit secara :
- melihat
( inspeksi ) - meraba ( palpasi )
- mengetuk ( perkusi ) - mendengarkan ( auskultasi )
- membau
Prinsip :
- teliti, sistimatis, manusiawi, analitis, cara benar
Ketrampilan pemeriksaan fisik hanya dapat dipelajari
dengan pengulangan-2, melakukan berkali2, latihan.
Pemeriksaan Fisik Dasr

20

LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK


1. Persiapan tempat, peralatan :
pemeriksaan dilakukan di tempat khusus
selimut, stetoskop
2. Persiapan pasien :
beritahu maksud pemeriksaan.
penderita dipersilahkan membuka baju sendiri
3. Pemeriksaan fisik.
beri petunjuk yang jelas sebelum kita
melakukan sesuatu prosedur
4. Pemberian informasi hasil pemeriksaan yang
diperoleh
5. Pencatatan hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Dasr

21

PRINSIP-PRINSIP PEMERIKSAAN FISIK


Instruksi
Metode pemeriksaan
Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
Alat bantu pemeriksaan
Posisi pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik Dasr

22

PRINSIP-PRINSIP UMUM PEMERIKSAAN


FISIK
Posisi dan Instruksi
Metode pemeriksaan
Inspeksi,palpasi, auskultasi,
perkusi
Alat bantu pemeriksaan
Posisi pemeriksaan

POSISI DAN INSTRUKSI


Tujuan :
- Ketepatan dan efisiensi pemeriksaan
- Mengurangi ketidaknyamanan pasien dan pemeriksa
Pada waktu melakukan pemeriksaan :
- Konsentrasi pada bagian yang diperiksa, tidak canggung
- Beri instruksi pada pasien sebelum pemeriksaan;
1. Penjelasan bagian yang diperiksa,
2. Tujuan / kegunaan pemeriksaan
3. Kerjasama pasien / apa yang harus dilakukan pasien
- Ajak bicara selama pemeriksaan
- Alat yang akan dipakai dalam jangkauan, alat dipakai
sekali
saja
- Perubahan posisi sekali saja selama pemeriksaan

METODE PEMERIKSAAN
Pemeriksaan sebetulnya sudah dimulai saat bertemu pasien
pertama kali, selama observasi atau saat- saat tertentu,
- perhatikan penampilan, cara bicara, sikap, keadaan
fisiologis/
psikologis
- sesuai tujuan pemeriksaan
Pemeriksaan secara sistimatik:
- inspeksi
- palpasi
- perkusi
- auskultasi
dilakukan pada setiap sistem organ
Sesuai prosedur baku

INSPEKSI

Memakai indera mata


Bagian yang diperiksa terbuka
Cahaya yang baik
Perhatkan :
- perubahan warna : ikterus, sianosis, pucat, hiperemis
- bentuk
- simetris, asimetris
- diam, bergerak
- penympangan dari normal
- lesi: ulkus, tumor
Jika mungkin, hasil observasi dinyatakan dalam ukuran :
- panjang : diukur dengan penggaris
- dibandingkan dengan normal

PALPASI
Tindakan meraba dengan satu atau 2 tangan/ jari
Menegaskan apa yang dilihat, menemukan yang tak terlihat
Membedakanb :
- tekstur : dengan ujung jari (1/lebih ), kasar, lembut, nodul
- dimensi: ukuran
- konsistensi : dengan ujung jari, terrgantung densitas /
ketegangan jaringan
lunak, kenyal (seperti karet), keras (seperti batu)
- suhu : perkiraan, memakai punggung ujung jari ( kulit tipis,
bayak saraf), hangat, dingin
- benjolan : bergerak ?
- lembab, kering
Balotement : mendeteksi benda yang bergerak dalam cairan
Kejadian kejadian lain : getaran

PERKUSI ( 1 )

Mendengarkan bunyi dari hasil perbuatan kita


Mengetuk dengan tangan/jari/alat, menimbulkan bunyi
Mengetuk 2 kali, dengarkan dengan cermat
Perjalanan gelombang suara ditentukan oleh kepadatan
media yang dilalui gelombang dan jumlah antar permukaan
diantara media yang berbeda.
Derajat penyebaran bunyi : resonansi
Semakin sedikit jumlah antar permukaan, semakin baik
penghantaran bunyi
Bunyi yang melalui kulit, otot, lemak, tulang, cairan udara,
tidak sebaik yang hanya melalui satu jaringan
Udara/gas : paling resonan
paru yang mengembang normal : bunyi standar;
Diatas lambung : timpani; diatas hati : redup, diatas paha :
pekak

PERKUSI ( 2 )
Cara :
1. Langsung : dengan ibu jari
2. Tidak langsung :
- Jari tengah tangan kiri, ditekankan kuat pada kulit
(pleksimeter)
- Ujung jari tengah tangan kanan (pleksor) dengan cepat
memgetuk
jari tangan diatas kulit tersebut
- gerakan pada persediaan pergelangan tangan, ketuk 2 kali,
dengar
Intensitas suara: tergantung keras/tidaknya memukul, -->
menentukan dalamnya bunyi untuk diskriminasi
Maksimum 7 cm
Ruang tenang
Membungkuk, mendengarkan suara
Perubahan resonan ke redup lebih mudah dideteksi dibanding
sebaliknya
Perkusi daerah resonan dulu, baru daerah redup

AUSKULTASI ( 1 )
Mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh
( dada : suara nafas, perut : bising usus dsb )
Penilaian :
1. frekwensi : jumlah getaran permenit
- frekwensi tinggi --> bunyi nada tinggi
- frekwensi rendah --> nada rendah
2. Intensitas : ukuran kuat lemahnya suara
3. Durasi : lama bunyi terdengar
4. Kualitas : warna nada, variasi suara
Kemampuan mendengarkan bunyi terbatas :
- makin rendah frekwensi, perlu intensitas makin keras
- lebih mudah mendengar siulan lemah dari pada bunyi
nada
rendah dengan intensitas yang kuat
Pada waktu auskultasi : ruangan harus tenang

AUSKULTASI ( 2 )
Cara : memakai stetoskop
Stetoskop :
- menghantarkan, mengumpulkan, memilih frekwensi
- kepala stetoskop : diletakkan diatas kulit --> mengumpulkan
suara
dari bagian tubuh dibawahnya
2 jenis kepala stetoskop:
1. Diafragma datar : respon paling baik dengan suara frekwensi
tinggi, menghilangkan suara nada rendah
2. Bel : mengumpulkan bunyi nada rendah pada tekanan ringan.
Bila ditekankan lebih keras, nada frekwensi tinggi terdengar
lebih keras ( kulit dibawahnya teregang, menjadi semacam
diafragma
Hindari kebocoran suara : a.l ujung stetoskop cocok dengan lubang
telinga ( ukuran, lengkungan, arah disesuaikan dengan lubang )

ALAT BANTU PEMERIKSAAN


Siap pakai, mudah diambil, bersih, urutan pemakaian, hangat
shigmomanometer : untuk mengukur tekanan darah, uji torniquet
- ukuran manset disesuaikan pasien : gemuk, kurus, dewasa, anak
ophthalmoskop : melihat bagian dalam mata
otoskop : melihat saluran luar telinga, membran timpani
Snellen Eye chart : tes visi mata, 11 baris
spekulum hidung : melihat rongga hidung
spekulum vagina : visualisasi vagina dan serviks
garpu getar : persepsi pendengaran, rasa getar
palu perkusi ( percussion hammer): mengetahui refleks tendon
palu neurologik : + alat bulu/jarum untuk pemeriksaan sensoris
timbangan berat badan
penlight, meteran
termometer
tongue deppresor

POSISI PEMERIKSAAN
Perhatikan :privacy, bantuan posisi, lama pemeriksaan
1. Duduk : dikursi, ditempat tidur
- kepala, leher, dada depan / belakang, jantung, paru, mama,
ektremitas atas, vital sign, ekspansi paru
2. Supine position ( baring ) : kepala diberi bantal
- kepala, leher dada depan paru, mama, jantung, abdomen,
extremitas, nadi perifer
3. Dorsal recumbent position: baring, lutut ditekuk, telapak kaki
menyentuh tempat tidur
4. Sims position : tidur miring, pemeriksaan rectum atau vagina
5. Prone position : telungkup : evaluasi sendi pinggul, punggung
6. Lithotomy position : telentang, fleksi lutut,
- pemeriksaan rektum, vagina
7. Knee - chest position : pemeriksaan rektal
8. Erect position: evaluasi abnormalitas postural, langkah,
keseimbangan

INSTRUKSI

Tujuan :
- Ketepatan dan efisiensi pemeriksaan
Pada waktu melakukan pemeriksaan :
Konsentrasi pada bagian yang diperiksa, tidak
canggung
Beri instruksi sebelum pemeriksaan;
1. Penjelasan bagian yang diperiksa,
2. Tujuan / kegunaan pemeriksaan
3. Kerjasama / apa yang harus dilakukan pasien
Jalin komunikasi selama pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik Dasr

34

METODE PEMERIKSAAN
Pemeriksaan sebenarnya sudah dimulai saat
bertemu pasien pertama kali
- perhatikan penampilan, cara bicara, sikap,
keadaan fisiologis/psikologis
Pemeriksaan secara sistimatis:
- inspeksi
- palpasi
- perkusi
- auskultasi
Dilakukan pada setiap sistem organ
Sesuai prosedur baku

Pemeriksaan Fisik Dasr

35

INSPEKSI
Memakai indera mata, bagian yang diperiksa terbuka
Cahaya yang baik
Perhatikan :
perubahan warna : ikterus, sianosis, pucat,
hiperemis
bentuk ; simetris, asimetris ; diam, bergerak
penyimpangan dari normal ; lesi ulkus, tumor
Jika mungkin, hasil observasi dinyatakan dalam
ukuran :
- panjang : diukur dengan penggaris
- dibandingkan dengan normal
Pemeriksaan Fisik Dasr

36

PALPASI
Tindakan meraba dengan satu atau 2 tangan atau dengan
jari
Menegaskan apa yang dilihat, menemukan yang tak terlihat
Membedakan :
tekstur : dengan ujung jari (1/lebih ), kasar, lembut,
nodul
dimensi: ukuran
konsistensi :
dengan ujung jari, tergantung densitas /
ketegangan jaringan lunak, kenyal (seperti
karet), keras (seperti batu)

Pemeriksaan Fisik Dasr

37

PALPASI

Suhu :
perkiraan, memakai punggung ujung jari
( kulit tipis, banyak saraf)
hangat, dingin
Benjolan : bergerak /tidak
Lembab, kering
Balotement : mendeteksi benda yang bergerak
dalam cairan
Getaran (thrill)

Pemeriksaan Fisik Dasr

38

PERKUSI

Mendengarkan bunyi ketukan


Mendeteksi kelainan dengan kedalaman 7 cm
Ruang tenang
1. Langsung
: dengan ibu jari
2. Tidak langsung :
- Jari tengah tangan kiri, ditekankan kuat pada kulit
(pleksimeter)
- Ujung jari tengah tangan kanan (pleksor)
mengetuk jari tangan diatas kulit tersebut
Gerakan pada persediaan pergelangan tangan,
Ketuk 2 kali / beberapa kali, dengar

Pemeriksaan Fisik Dasr

39

PERKUSI
Intensitas suara: tergantung keras/tidaknya memukul
Perkusi daerah resonan dulu, baru daerah redup
Bunyi :
1. pekak ( flatness)
: diatas otot
2. redup ( dullness) : Diatas hati
3. sonor
: diatas paru normal
4. hipersonor
: diatas paru emfisema
5. timpani
: diatas lambung
Perubahan suara perkusi dari yang normal :
patologis

Pemeriksaan Fisik Dasr

40

AUSKULTASI
Mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam
tubuh
( dada : suara nafas, perut : bising usus dsb )
Penilaian :
1. frekwensi : jumlah getaran permenit
- frekwensi tinggi bunyi nada tinggi
- frekwensi rendah nada rendah
2. Intensitas : ukuran kuat lemahnya suara
3. Durasi
: lama bunyi terdengar
4. Kualitas : warna nada, variasi suara

Pemeriksaan Fisik Dasr

41

AUSKULTASI
Kemampuan mendengarkan bunyi terbatas :
- makin rendah frekwensi, perlu intensitas makin
keras
- lebih mudah mendengar siulan lemah dari pada
bunyi nada rendah dengan intensitas yang kuat
Pada waktu auskultasi : ruangan harus tenang
Hindari kebocoran suara : a.l ujung stetoskop
cocok dengan lubang telinga ( ukuran, lengkungan,
arah disesuaikan dengan lubang )

Pemeriksaan Fisik Dasr

42

AUSKULTASI
Cara : memakai stetoskop
Stetoskop :
menghantarkan, mengumpulkan, memilih frekwensi
kepala stetoskop : diletakkan diatas kulit
mengumpulkan suara dari bagian tubuh
dibawahnya
2 jenis kepala stetoskop:
a. Diafragma datar : baik untuk suara nada
tinggi
b. Bel : - bunyi nada rendah pada tekanan ringan.
- bila ditekankan lebih keras, nada frekwensi
tinggi terdengar lebih keras

Pemeriksaan Fisik Dasr

43

ALAT BANTU PEMERIKSAAN (1)


Siap pakai, mudah diambil, bersih, urutan pemakaian,
hangat
shigmomanometer : untuk mengukur tekanan darah,
uji torniquet
- ukuran manset disesuaikan pasien : gemuk, kurus,
dewasa, anak
ophthalmoskop : melihat bagian dalam mata
otoskop : melihat saluran luar telinga, membran
timpani
Snellen Eye chart : tes visi mata, 11 baris
spekulum hidung : melihat rongga hidung
spekulum vagina : visualisasi vagina dan serviks
Pemeriksaan Fisik Dasr

44

ALAT BANTU PEMERIKSAAN (2)


garpu getar : persepsi pendengaran, rasa getar
palu perkusi ( percussion hammer): mengetahui
refleks tendon
palu neurologik : + alat bulu/jarum untuk
pemeriksaan sensoris
timbangan berat badan
penlight, meteran
termometer
tongue deppresor

Pemeriksaan Fisik Dasr

45

POSISI PEMERIKSAAN (1)


Perhatikan :privacy, bantuan posisi, lama pemeriksaan
1. Duduk : dikursi, ditempat tidur
- kepala, leher, dada depan / belakang, jantung, paru,
mama, ektremitas atas, vital sign, ekspansi paru
2. Supine position ( baring ) : kepala diberi bantal
- kepala, leher dada depan paru, mama, jantung,
abdomen, extremitas, nadi perifer
3. Dorsal recumbent position: baring, lutut ditekuk,
telapak kaki menyentuh tempat tidur

Pemeriksaan Fisik Dasr

46

POSISI PEMERIKSAAN (2)


4. Sims position : tidur miring, pemeriksaan rectum atau
vagina
5. Prone position : telungkup : evaluasi sendi pinggul,
punggung
6. Lithotomy position : telentang, fleksi lutut,
- pemeriksaan rektum, vagina
7. Knee - chest position : pemeriksaan rektal
8. Erect position:
Evaluasi abnormalitas postural, langkah, gangguan
keseimbangan
Pemeriksaan Fisik Dasr

47

TANDA VITAL

TANDA VITAL (VITAL SIGN)


1.
2.
3.
4.
5.

Tekanan Darah
Denyut Nadi
Pernafasan
Suhu Tubuh
Kesadaran

Menilai fungsi fisiologis sebagai dasar menentukan


tindakan selanjutnya

Indikator sensitif fungsi fisiologik

PENGKAJIAN KEADAAN UMUM


Mulai saat bertemu
Saat mengukur tanda vital (tek.darah, suhu, pernafasan,
denyut nadi)
Saat mengukut TB, BB
Saat baring
Suku, sex, perkiraan umur, status gizi, kondisi psikososial,
cara baring, mobilitas, cara berpakaian, kebersihan
Keadaan sakit : berat, sedang, ringan
Status gizi : gemuk, normal, kurus
Compos mentis, apatis, samnolens, delirium, sopor,
(semikoma), koma

TEKANAN DARAH
Tekanan darah : gaya / tekanan lateral darah pada daerah
pembuluh darah
Berubah
: sesuai siklus jantung
TD sistolik : tekanan tertinggi saat sistolik
TD diastolik
: tekanan terendah saat diastolik
Tekanan nadi
: pulse pressure
selisih TD sistolik diastolik
Faktor yang menentukan :
Curah jantung (cardiac output)
Tekanan pembuluh darah
Volume darah total
Viskositas darah
Kelenturan dinding

PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Langsung, tidak langsung, intra arterial
Sphigmomanometer

Air raksa ; aneroid = perlu kalibrasi

Ukuran manset disesuaikan dengan diameter lengan

Mengukur tekanan arteri : a. branchialis, a. femoralis

Istirahat ; duduk / baring

Lengan kanan, lengan kiri

Cara : palpasi TD sistolik


auskultasi TD sistolik/diastolik

Bunyi korotkoff 5 fase


Fase :
1. Sat bunyi mulai terdengar (ketukan)
2. Bunyi meniup/mendesir
3. Bunyi ketukan
4. Bunyi meniup lemah
5. Sunyi

INTERPRETASI TEKANAN DARAH


TD 140/90 mmHg batas
stress/emosi/aktifitas
S 50 mmHg
D 20 mmHg
TD Diastolik / HT labil
TD Diastolik
: 90 105 mmHg
HT ringan
105 115 mmHg
HT sedang
15 125 mmHg HT berat
> 125
kedaruratan
TD 90/60 mmHg : Hipotensi
TD turun 20 30 mmHg :
Nadi meningkat > 10 x / menit Hipotensi Ortostatik
- volume postural
Nadi meningkat < 10 x / menit Hipotensi postural
karena - obat
- gg. otot polos

NADI
Denyut arteri
Faktor yang menentukan :
Jantung : kontraksi / ejeksi katub aorta membuka tek. di
aorta
Aliran darah : 0,5 m.detik : aliran tekanan darah : > cepat 5
m/detik
Lokasi :
a. carotis - a. radialis
a. femoralis
- a. brachialis

menit, 1 menit
Catat : lkecepatan, irama, (volume), (contour)
Regular / irregular
Denyut jantung tidak sama dengan nadi : pulsus defisit
Brady cardi
: < 60 x/menit
Tachy cardi : > 100 x/menit

INTERPRETASI NADI
Bradikardia
Kecepatan lambat <60/menit
Atlit
Blok jantung
Peninggian tekana intra kranial
Peningkatan tonus vagus
Hipotiroid, hipotermia
Takikardia
Kecepatan meningkat > 100 menit
Peningkatan kebutuhan metabolisme okigen, penyakit jantun,
katekolamine meningkat , bahan merangsang, volume darah
menurun
Suhu tubuh meningkat 1o 10x/menit
Shock
Volume nadi besar tahanan CO
Volume nadi kecil pulsus parvsus / tardus

Pulsus seler aorta insuffisiensi, anemia, A-V shunt


beri beri, patent ductus arteriosus (PDA), nervous
Pulsus paradoxus berubah seirama dengan pernafasan
Pulsus alternans kuat lemah
penyakit jantung
Thrill
Aliran turbulensi yang terdengar
Diketahui dengan palpasi auskultasi terdengar
bising / bruit
Pada : M basedow, hepatoma
a. carotis : atherosklerosis

PERNAFASAN
Diperhatikan :
Kecepatan
pola pernafasan
Volume otot bantu nafas usaha bernafas
Dihitung satu menit penuh
Kecepatan & volume
Dewasa, istiraha, 14 18 x/menit
Takipnea = cepat
Bradipnea + lambat
Usaha meningkatkan pertukaran udara (O2, CO2)
Kecepatan : takipnea
Volume meningkat : hiperpne

SUHU TUBUH
Keseimbangan antara pembentukan & pengeluaran
panas
Pusat pengatur : hipotalamus
Bila suhu tubuh lebih tinggi dari yang ditetapkan
hipotalamus pengeluaran panas : vasodilatasi,
berkeringat, hiperventilasi
Bila suhu lebih rendah dari yang ditetapkan :
pembentukan panas : metabolisme, kontraksi otot
Kelainan suhu meningkat karena :
Penyimpangan pembentukan panas
Penyimpangan pengeluaran
Perubahan pusat pengaturan suhu

SUHU TUBUH
Paling tinggi organ dalam, kearah kulit makin
menurun
Variasi diurnal 0,6o C (1oF) tertinggi jam 20.00 23.00 ;
terendah jam 4.00 6.00
Suhu oral dibawah lidah, sejajar dengan gusi, 3 m3nit
(N) 36,8o C 0,3o C
Peninggian semu :
15 menit setelah aktifitas/rokok/makanan hangat
Rendah semu : minuman dingin, nafas lewat mulut

Suhu rektal : tak enak, kesalahan lebih kecil ; (N) 37,2o C


0,3o C
Axila

KEADAAN UMUM
Keadaan penyakit (Apparent State of Health):
ringan, sedang, berat ; akut, kronik
Gizi
: kurang, cukup, baik
- Status dan Habitus: piknik, atletik, astenik, gigantisme,
Cretinisme.
- Aktivitas :
aktif, pasif, cara berjalan, mobilitas
Suara-bicara
Kesadaran :
kompos mentis, apatis, somnolen, soporous, prekoma,
koma
GCS (Glasgow Coma Scale)
Pemeriksaan Fisik Dasr

60

PERNAFASAN :
- Frekwensi pernafasan
- DM ketoasidosis, uremia, koma hepatikum,
infeksi mulut, infeksi paru, intoksikasi alkohol,
halitosis
- Dispnea, orthopnea, Kussmaul, Cheyne-Stokes,
Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe
SUHU TUBUH :
- oral (8 menit) , rektal (3 menit), aksiler (5 menit )
- harus diketahui macam-macam febris
(subfebris, f. kontinua, f. remiten, f. intermiten,
FUO (febris of unknown origin),hipotermia,
hipertermia.
Pemeriksaan Fisik Dasr

61

KEADAAN UMUM
Tekanan Darah :
tidur, duduk, berdiri
pengukuran lengan kanan-kiri, kaki kanan-kiri
(untuk kasus tertentu)
palpasi, auskultasi
hipertensi, hipotensi, syok
Nadi :
- takhihardi, bradikardi, bradikardi relatif, teratur / tidak,
isi, tegangan, pulsus seler, pulsus magnus, pulsus
tardus, pulsus bigeminus, pulsus paradoxus,
ekstrasistol

Pemeriksaan Fisik Dasr

62

KEPALA

hidrosefalus, mikrosefalus
ekspresi muka : (depresi, takut, gembira, gelisah)
bentuk muka
(facies leonina, f. kolerika, mongolisme, full moon
face, parese fasialis)
kulit muka : (kloasma, butterfly appearance)
akromegali, dahi menonjol (Pagets disease)
rambut (tipis, mudah dicabut, alopecia)
dasar akar rambut (seborrhea, psoriasis)
hiperpigmentasi (penyakit Addison, Cirrhosis
Hepatis)
acne, edema
Pemeriksaan Fisik Dasr

63

KEPALA
MATA
Alis : 1/3 lateral hilang mungkin suatu miksedema
(hipotiroidi)
Bola mata : Exopthalmus, Enophthalmus
Tekanan bola mata (glaucoma : tekanan bola mata )
Nistagmus, Strabismus
Kelopak Mata : edema, lid retraction, ptosis,
xanthelasma
Gld. Lacrimalis : lakrimasi ( banyak keluar air mata)
Conjunctiva : anemia, hiperemis, perdarahan,
conjunvtivitis sicca
Sklera : icterus, perdarahan, pteryigium
Pemeriksaan Fisik Dasr

64

KEPALA

Pupil : bentuk, isokor-anisokor, refleks cahaya,


miosis, midriasis, refleks konvergensi
Cornea : arcus senilis, (lingkaran putih yang tidak
penuh), band keratopati ( lingkaran penuh, putih
sekeliling kornea, akibat dari prolonged
hypercalcemia).
Lensa : katarak (kekeruhan lensa mata).
Bila timbul pada umur kurang dari 35 tahun,
kemungkinan disebabkan oleh DM (katarak diabetik)
Visus : tentukan dengan cara counting finger, hand
movement, light perception

Pemeriksaan Fisik Dasr

65

KEPALA

Telinga : lubang telinga, canalis auditorius externa,


furuncle, proc. Mastoideus, pendengaran
Hidung : bentuk, besar (acromegali), septum lendir,
bau, perdarahan, daya penciuman, anemia
Mulut : bibir ( anemis, sianosis) , gigi (caries, karang
gigi, pulpitis, goyah), gusi (warna,edema, ulcus,
perdarahan, benjolan), selaput lendir (anemis,
pigmentasi, hiperemis, moniliasis), lidah : atrofihipertrofi papil, hiperemia, lidah tifoid,
Kerongkongan, tonsil (tonsillitis, peritonsilar abscess)
Palatum : anemis
Foetor ex oris, Halitosis

Pemeriksaan Fisik Dasr

66

LEHER
tumor, cicatrix tbc : scrofuloderma, Kelenjar limfe
kaku kuduk

(misalnya: typhus abdominalis= meningismus;


meningitis) atau
kekakuan otot leher (rematism), cervical root
syndrome, shoulder hand syndrome
Virchows node
Trachea dan tiroid
- deviasi trachea, struma
A. Carotis : pulsasi, bising
V. jugularis : bendungan

Pemeriksaan Fisik Dasr

67

DADA
Inspeksi :
Payudara
- Bentuk, simetri, ginekomasti (Kleinefelters syndrome,
sirosis hepatis, pengaruh obat yang mengandung
estrogen)
- Retraksi papilla mammae (bila unilateral : radang,
atau keganasan)
- Peau d orange (orange peel) : mungkin proses
keganasan
- Kulit : warna, edema, vena,
Spider nevi
Vena kolateral

Pemeriksaan Fisik Dasr

68

DADA
Palpasi :
- Memakai jari, palpasi dinding thorax
- lokasi, ukuran (cm), bentuk (teratur-tidak), konsistensi
terhadap jaringan sekitar, nyeri, mobilitas
- nodul keras, melekat pada kulit atau pada dasar, tepi
tak rata, mungkin Ca
Nipple discharge, dapat berupa :
a. air susu : non-malignant, mungkin hiperprolactinemia
b. bloody discharge : intraductal papilloma
c. cairan jernih
: carcinoma
d. nanah
: abses
Pemeriksaan Fisik Dasr

69

AKSILA
Inspeksi :
- infeksi (hidradenitis suppurativa - infeksi sweat
glands yang bernanah, sering pada aksila).
- pigmentasi : mikosis

Palpasi :
- dengan ujung jari
- axillary metastase dari Ca mammae
- limfadenitis dari lengan atau tangan
Pemeriksaan Fisik Dasr

70

PEMERIKSAAN ABDOMEN
ANAMNESIS
INSPEKSI
AUSKULTASI
PALPASI
PERKUSI

TINJAUAN UMUM
Gejala penyakit abdomen :
1. Nyeri abdomen
2. Gangguan fungsi
3. Perdarahan gastrointestinal
4. Gejala sistemik
5. Tanda dekompensasi organ
6. Obstruksi organ berongga
7. Iritasi peritoneum
Anatomi, Fisiologi
Patofisiologi

GEJALA PENYAKIT ABDOMEN


1. Nyeri abdomen :
- sumber nyeri : visera berongga, organ padat, peritoneum
- karakteristik yang membedakan :
sifat, lokasi, penyebaran, gejala yang berkaitan
- visera berongga : kolik, o.k obstruksi; usus, lambung, sal
empedu
- visera padat : nyeri dari kapsul, o.k peradangan atau
pembengkakan, nyeri konstan, nyeri tekan +
- peritoneum : nyeri iritasi oleh darah, isi usus, pus;
o.k proses sekunder, nyeri konstan bila tak terganggu, nyeri
bila ada gangguan (palpasi, perkusi)

Nyeri abdomen :
- lokasi nyeri sesuai letak organ
- nyeri alih -> dirasa ditempat lain
2. Gangguan fungsi :
- 5 gejala umum : ikterus, nausea(mual), vomitus (muntah),
konstipasi, diare
- a. Ikterus : pigmentasi kuning pada kulit dan mukosa
oleh pigmen empedu, nyeri, gatal, warna kencing
- b. nausea, vomitus, konstipasi :
muntah : oleh distensi organ viscera, radang usus, iritasi
mukosa
lambung, rangsang saraf pusat
rincian muntahan

Diare dan konstipasi : karena proses primer :


- kebiasaan makan, efek obat, bahan kimia atau kormon
pada
mukosa usus atau motilitas usus, peradangan atau
infeksi usus
besar, obstruksi lumen usus
Diare; feses cair, sering, jumlah >
3. Perdarahan
- radang/tumor usus
- darah segar, hematochezia, melena
- hematemesis, muntah amps kopi.
4. Manifestasi sistemik :
- anoreksia, penurunan berat badan, demam
5. Dekompensasi :
- hati : ikterus, asites

6. Obstruksi
- organ berongga : obstruksi mekanis
- kolik, distensi, nyeri tekan
- usus, sal kencing, saluran empedu
- ileus refleks : iritasi peritoneum: peristaltik hilang,
dilatasi usus, pengumpulan cairan dalam rongga
usus
7. Peritonitis
- radang peritoneum bisa o.k darah, isi usus, pus
- nyeri spontan, nyeri tekan, nyeri gerak
- respon : defens muskuler, nueri pantul

PEMBAGIAN REGIO ABDOMEN


9

(Sembilan ) regio
Epigastrica
Hipochondrium kanan
Hipochondrium kiri
Umbilicalis
Lumbalis kanan
Lumbalis kiri
Hipogastrica
Iliaca (inguinal) kanan
Iliaca (inguinal ) kiri

4 (Empat) kwadran
Kwadaran kanan atas
(Right Upper Quadrant)
Kwadran kiri atas
( LUQ)
Kwadrant kanan bawah
(RLQ)
Kwadran kiri bawah
(LLQ)

INSPEKSI ABDOMEN
Perhatikan bentuk :
- membusung/membuncit, datar
- tepi perut menonjol
- umbilicus menonjol
Gambaran pembuluh darah kulit : arah aliran
- normal : berasal dari pertengahan abdomen: keatas,
kebawah
- di bagian atas, mengalir keatas
- di bagian bawah, mengalir keatas

AUSKULTASI ABDOMEN
Auskultasi di epigastrium, 4 kuadran abdomen
Mendengarkan suara peristaltik usus
- normal l 5 - 35 kali per menit
- borborigmi : bunyi peristaltik keras dan panjang sampai
metalic sound
- pada gastroenteritis, ileus obstruktif tahap
awal
- suara peristaltik berkurang : ileus paralitik
- suara peristaltik negatif : >5 menit tak terdengar
Auskultasi daerah epigastrium : bising aorta,
Regio lumbalis kanan-kiri : bising a renalis
Lipatan paha
: bising a femoralis

PALPASI ABDOMEN
Tanyakan : ada derah abdomen yang nyeri?
Bila ya, palpasi terachir
Palpasi umum seluruh daerah abdomen :
- nyeri?
- benjolan ? tumor, feses
- turgor kulit : status hidrasi
Palpasi daerah tertentu :
- suprapubica ( cystitis)
- titik Mc Burney ( apendicitis )
- regio epigastrica ( gastritis)
- iliaca : adnexitis
Palpasi hepar, limpa, ginjal

PALPASI HEPAR
Pakai telapak tangan, jari tangan 1-2-3
Daerah RUQ, mengikuti irama nafas, dari bawah-atas
Rasakan sentuhan tepi hati dengan ujung jari tengah tangan ,
pembesaran hati biasanya kebawah
Bila hepar teraba , deskripsi :
1. ukuran hepar dari arkus kosta ( cm / jari tangan )
2. perabaan : lunak, keras, atau biasa
3. tepi hepar tajam atau tumbul
4. permukaan rata atau benjol benjol
5. nyeri tekan atau tidak
Hepar membesar pada : bendungan payah jantung, malnutrisi,
gangguan fungsi hati ( hepatitis, typhoid fever, malaria, tumor
hepat dsb)

PALPASI LIMPA

cara bi-manual :
jari tangan kiri mengangkat dari belakang, mengat
dinding perut kiri atas sari arah belakang; jari tangan
kanan meraba dari depan
pembesaran limpa mengarah ke umbnilikus
ukuran pembesaran
: schuffner, hackett
limpa membesar pada :
demam tifoid, dengue, hipersplenisme, lukemia,
cirrhosis
palpasi hati hati, dapat ruptur

Anda mungkin juga menyukai