Tl-Craniofascial Fracture
Tl-Craniofascial Fracture
FRAKTUR MANDIBULA
Frekuensi tersering kedua setelah fraktur nasal. Memiliki fungsi utama,
yaitu mastikasi, menelan dan berbicara, sehingga tatalaksana operasi serta
rehabilitasi fraktur mandibular sangat menantang. Assessment yang
akurat dan tatalaksana yang tepat sangat dibutuhkan.
ANATOMI
Artikulasio mandibular dengan skull terletak di TMJ dan digantung
dengan ligament kompleks dan apparatus neuromuscular. Komponen
anatomi: simfisis, parasimfisis, corpus, angle, ramus, proses coronoid,
kondilus, dan alveolus. Lokasi anatomi yang sering berhubungan dengan
fraktur mandibular adalah area M3 (terutama jika M3 impaksi), mental
foramen region, dan condylar neck.
BIOMEKANIK MANDIBULA
Pada korpus dan angle mandibular, tekanan oklusal menghasilkan zona
tekanan relative sepanjang superior border dan kompresi sepanjang
inferior border.
Fraktur korpus dan angle diklasifikasikan menjadi vertikal atau horizontal
yang favorable atau unfavorable. Favorable adalah ketika otot akan
menarik fragmen mendekati satu sama lain, sehingga mengurangi fraktur.
Unfavorable adalah ketika fragmen displaced karena tekanan dari otot.
Myoritas fraktur angle mandibular adalah horizontally unfavorable, dmn
masseter, medial pterygoid, dan otot temporalis ikut berkontribusi dalam
displacement proksimal segmen ke superior dan medial. Vertically
unfavorable fractures dari korpus mandibular menghasilkan medial
displacement dari proksimal segmen oleh pterygoid muskulatur.
Vertically unfavorable fraktur dari korpus mandibular di distracted oleh
mylohyoid dan suprahyoid muskulatur. Assessment yang teliti pada pola
biokemikal fraktur penting untuk menuntun dalam tatalaksana operasi
sehingga mencegah terjadinya displacement karena teknik fiksasi yang
inadekuat.
EVALUASI DAN DIAGNOSIS
History
Nyeri dan malocclusion setelah pukulan terhadap lower face strongly
suggest fraktur mandibular. Gejala tambahan termasuk anesthesia atau
parestesia dari lower lip dan chin yang disebabkan oleh trauma terhadap
inferior alveolar nerve (berjalan melalui mandibular kanal)
Pemeriksaan Fisik
Fraktur dari simfisis-parasimfisis dan korpus dapat disertai dengan
malocclusion, palpable tenderness, perubahan sensasi, laserasi
gingival/trauma dentis, hematoma dasar mulut, atau hilangnya kontur
wajah yang normal. Mobilitas fraktur di lokasi tersebut dapat
diidentifikasi dengan manipulasi. Trismus sering ditemukan. Namun juga
sering ditemukan pada zigomatikomaksilaris complex fractures dan
kontusio facial tanpa adanya fraktur. Minimal interincisal opening (MIO)
normal pada dewsa adalah 40-50 mm.
Fraktur kondilus dan condylar neck berhubungan dengan gangguan
pergerakan translational dari kondilus di articular eminence. Translasi ini
menghasilkan deviasi khas dari chin menuju lokasi fraktur ketika
membuka dan juga menurunkan jarak interincisal. Fraktur dari leher
kondilus akan menyebabkan displaced anteromedial sebagai reaksi dari
aksi otot pterigoid lateral. Displacement ini menyebabkan hilangnya
functional height dari ramus, sehingga terjadi premature kontak dari gigi
EMERGENCY
Fraktur bilateral dari corpus mandibular dapat menyebabkan posterior
displacement dari anterior mandibular arch karena presens dari
suprahyoid musculature. Hal ini dapat precipitate airway compromise,
khususnya ketika pasien pada posisi supine. Intervensi segera dibutuhkan
untuk menstabilisasi airway termasuk reposisi pasien, wire stabilisasi,
intubasi, atau trakeotomi.
Severly displaced fraktur can prompt futher radiologic investigation dari
adjacent carotid artery.
Gross hemorage jarang, namun suka berasal dari inferior alveolar artery
pada mandibular canal. Ligase pembuluh darah sulit, dan reduksi
temporer dari fraktur efektif sebagai tamponade lokasi bleeding.