Anda di halaman 1dari 4

RASIONEL PERLUNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DARI TINJAUAN

KONSTITUSIONAL, FILSAFAT DAN PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA


RESUME 1
Resume Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Individual Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :
Riza Ariyani Nur Khasanah
4201411029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

Nama

: Riza Ariyani N. K

Nim

: 4201411029

Rombel

: 16

Rasionel Perlunya BK dari Tinjauan Konstitusional, Filsafat dan


Perkembangan Sosial Budaya
1. Tinjauan Konstitusional
Bimbingan dan konseling telah memiliki legalitas yang kuat di dalam konteks
pendidikan nasional. keberadaan pelayanan bimbingan tersebut menjadi bagian yang
terpadu dalam sistem pendidikan nasional dengan diakuinya predikat konselor secara
eksplisit didalam Undang-undang No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Ditinjau dari konstitusional, Bimbingan Konseling (BK) memiliki pengertian:
a. Pada UU No. 20/2003 pasal 1 ayat 6 tentang sistem pendidikan nasional, sebutan
untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi Konselor. Keberadaan konselor
dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi
pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,
widyaiswara, fasilitator dan instruktur. Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran
posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti
bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas,
ekspektasi kinerja, dan setting layanan spesifik yang mengandung keunikan dan
perbedaan.
b. Menurut SK Mendikbud No. 025/D/1995, Bimbingan dan konseling adalah
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok
agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial,
belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
c. Berdasarkan Naskah Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional
Konselor dan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan
Formal (2007), Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam
konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran
bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.

Oleh karena itu, adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu
peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya dan mencapai tugas-tugas
perkembangannya secara optimal.
2. Tinjauan Filsafat
Pemikiran dan pemahaman filsafat menjadi alat yang bermanfaat bagi
pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor pada
khususnya. Bimbingan dan konseling membantu konselor dalam memahami situasi
konseling dan membuat kputusan yang tepat. Bimbingan Konseling mengkaji
manusia sebagai subjek dan segala permasalahan dihidupnya sebagai objek. Sehingga,
seorang konselor perlu memahami hakikat manusia agar dipertanggungjawabkan
secara logis, etis maupun estetis. Para penulis Barat, Victor Frankl, Patterson,
Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno (2003) telah
mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :
a. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu
untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
c. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya
sendiri khususnya melalui pendidikan.
d. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti
upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya
mengontrol keburukan.
e. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara
mendalam.
f. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia
terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
g. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.

h. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat


pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini
memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia
itu adan akan menjadi apa manusia itu.
i. Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun,
manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan
untuk melakukan sesuatu.
Oleh karena itu, setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak
menyimpang dari hakikat tentang manusia.
3. Tinjauan Perkembangan Sosial Budaya
Dalam perkembangan sosial sering terjadi perubahan-perubahan yang pada
beberapa tahun ini telah mengubah kondisi kehidupan sosial, politik, ekonomi dan
psikologis setiap orang dan membawa pengaruh yang besar pada kehidupan dan
perkembangan anak-anak dan remaja. Hal ini terutama dirasakan oleh siswa-siswa di
sekolah. Atas dasar keadaan tersebut, sekolah sebagai lembaga formal harus mendidik
dan membimbing siswa agar berhasil menyesuaikan diri di lingkungan masyarakatdan
mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Kegiatan pembelajaran di
sekolah merupakan salah satu kegiatan yang di berikan di sekolah. Akan tetapi,
dengan belajar tentu belum cukup untuk membantu siswa berhasil menyesuaikan diri
dengan lingkungan masyarakat dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi
siswa. Oleh karena itu, sangat perlu adanya pelayanan bimbingan dan konseling yang
secara khusus diberi tugas dan tanggung jawab untuk membantu siswa dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya termasuk masalah penyesuaian
diri dengan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai