Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Ekonomi


Definisi ekonomi secara umum yaitu ilmu yang mempelajari tentang
tatanan kehidupan masyarakat baik individu maupun kelompok dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas kehidupan yang layak dalam memenuhi
kebutuhan. Wilayah merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
pada batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek pengamatan administratif
pemerintahan dan atau suatu aspek pengamatan fungsional.
Berdasarkan dari definisi diatas dapat diketahui bahwa perekonomian
merupakan suatu pola, cara atau usaha untuk mengembangkan tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat suatu wilayah dengan cara meningkatkan tingkat
pendapatan

dan

perekonomiannya,

sehingga

wilayah

tersebut

menjadi

berkembang dan mempunyai pengaruh terhadap sektor lain dan wilayah sekitar.
Suatu wilayah terlihat berkembang itu terlihat dari aspek ekonominya,
untuk melihat perkembangan itu dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai
berikut :
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
2. Struktur Perekonomian
3. Sebaran Kegiatan Sektor
4. Pola Aliran Barang
5. Keuangan Suatu wilayah
6. Industri
7. Kegiatan Ekonomi
2.2

Laju Pertumbuhan Ekonomi


Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang relatif

mudah dalam mengidentifikasi hasil pembangunan, khususnya pembangunan


persuatu wilayah dari berbagai sektor. Dimana, Laju Pertumbuhan Ekonomi
sangat penting untuk menentukan kemajuan pembangunan suatu wilayah. Laju

10

pertumbuhan ekonomi suatu suatu wilayah dapat dilihat berkembang atau


menurun karena terlihat dari pendapatan perkapitanya.
Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata suatu suatu wilayah yang
berasal dari PDRB suatu wilayah dibagi jumlah penduduk. pendapatan dapat
diketahui dengan perhitungan model analisis yang dirumuskan sebagai berikut :
Pendapatan Perkapita

PDRB
Jumlah Penduduk

Laju Pertumbuhan Ekonomi ini disebut juga indeks berantai, baik harga
berlaku maupun harga konstan. Pada umumnya yang sering digunakan adalah
LPE

harga konstan karena menggambarkan pertumbuhan produksi riil dari

masing-masing sektor. Data LPE sangat banyak digunakan dalam evaluasi dan
untuk menyusun strategi pembangunan terutama di daerah-daerah. Laju
pertumbuhan ekonomi diperoleh dengan cara membagi nilai sektor atau subsektor
PDRB tahun berjalan dengan tahun sebelunya dikurangi satu, dikalikan 100%.
(Sumber : BPS. Buku-buku Suatu wilayah dan Kabupaten dalam Angka)
Rumus:

LPE (n,i)

PDRB (n,k,i)

- PDRB (n-1,k,i)

100%

PDRB (n-1,k,i)

Keterangan :
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto
LPE

= Laju Pertumbuhan Ekonomi

= Atas Dasar Harga Konstan

= Tahun Berlaku

= Sektor/subsektor.

2.3

Struktur Perekonomian
Suatu suatu wilayah terlihat berkembang selain dilihat dari pendapatan

perkapita, tetapi juga dilihat dari kemampuan struktur perekonomian yang mampu

11

memberikan kontribusi terhadap sektor-sektor lain juga memberikan kontribusi


yang besar terhadap total PDRB suatu suatu wilayah, sehingga saling berkaitan
antara pendapatan perkapita dengan struktur perekonomian. Sektor ekonomi yang
memberikan kontribusi yang besar maka akan mempengaruhi terhadap basarnya
PDRB dan pendapatan perkapita juga akan meningkat, juga sebaliknya. Struktur
perekonomian suatu wilayah akan berkembang apabila terjadi :
a. Peningkatan kontribusi
b. Penurunan kontribusi
c. Kontribusi tetap
Dalam kehidupan ekonomi, yang penting adalah produksi barang dan jasa,
penyaluran dan pertukaran barang tersebut, dan konsumsinya. Dalam kehidupan
sehari-hari dikenal beberapa macam kegiatan ekonomi, yaitu: ( Jayadinata,T
Johara. 1999.Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan & Persuatu
wilayahan, Wilayah. ITB)
a. Kegiatan ekonomi dalam produksi menurut prosesnya terjadi atas empat
kelompok, yakni:
1. Kegiatan produksi rayah (extractive) yang terdiri atas segala kegiatan
produksi, dimana manusia hanya mengambil atau memindahkan atau
mengumpulkan semua barang yang telah tersedia dalam alam. Contoh:
perburuan, perikanan laut, penebangan kayu dihutan alam, pengumpulan
hasil hutan, pertambangan dan sebagainya.
2. Kegiatan produksi budidaya (reproductive industries) yang meliputi segala
kegiatan produksi, dimana manusia harus mengadakan usaha tertentu dulu,
sebelum dapat mengambil hasilnya. Usaha tertentu itu dilakukan manusia
dengan bantuan alam, yaitu [roses alam. Contoh kegiatan budidaya adalah:
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan darat, penebangan kayu
dihutan buatan, dan sebagainya.
3. Kegiatan produksi industri (manufactural industries), yaitu kegiatan
manusioa dalam mengubah barang mentah menjadi barang yang lebih
berguna atau barang industri, yaitu barang setengah jadi dan barang jadi.

12

Dalam kegiatan industri akan terdapat penambahan nilai atau value adding
(penambahan nilai ini terjadi juga dalam kegiatan ekonomi lain. Added
value =nilai tambah).
4. Kegiatan produksi jasa (facility industries) yang meliputi segala kegiatan,
dimana manusia memberikan jasanya baik secara langsung maupun
melalui alat tertentu dalam segala kegiatan ekonomi yang telah disebut
diatas itu.
b. Dalam penggunaan sehari-hari terdapat istilah produksi Untuk kegiatan
ekonomi tersebut biasanya digunakan istilah:
1. Produksi primer (termasuk kegiatan produksi ekstraktif dan reproduktif),
yaitu produksi yang menggunakan sumber daya alam terutama tanah;
2. Produksi sekunder (yaitu kegiatan industri) ialah produksi yang mengubah
barang mentah menjadi barang industri;
3. Produksi tersier (kegiatan produksi fasilitatif), yaitu produksi jasa.
2.4

Sebaran Kegiatan Sektor Berdasarkan Sektor pada PDRB


Struktur peronomian yang ada di suatu suatu wilayah yaitu biasanya :

Sektor Pertanian adalah sektor yang memberikan distribusi berupa nilai dari
hasil kegiatan pertanian, yang dilihat dari nilai tambah bruto yang di dalamnya
terdapat pajak tidak langsung maupun hasil dari kegiatan ekspor impor. Di
dalam sektor ini terdiri dari beberapa subsektor yaitu pertanian, perkebunan,
ladang dan perikanan.

Pertambangan dan galian adalah sektor yang memberikan distribusi berupa


nilai dari hasil kegiatan pertambangan dan galian, yang dilihat dari nilai
tambah bruto yang di dalamnya terdapat pajak tidak langsung maupun hasil
dari kegiatan ekspor impor. Di dalam sektor ini terdiri dari beberapa subsektor
yaitu Pertambangan minyak bumi, logam mulia dan gas.

Industri adalah sektor yang memberikan distribusi berupa nilai dari hasil
kegiatan industri baik dari sekali besar, menengah, dan kecil ( rumah tangga),
dan hal tersebut

dilihat dari nilai tambah bruto yang di dalamnya terdapat

pajak tidak langsung maupun hasil dari kegiatan ekspor impor. Di dalam
13

sektor ini terdiri dari beberapa subsektor yaitu Industri pengolahan, industri
kesenian berskala besar dan industri rumahan

Listrik, gas, air minum adalah sektor yang menghasilkan nilai dari nilai
tambah yang terdiri dari pajak tidak langsung dan keuntungan yang di
dapatkan karena pelayanan yang diterima oleh masyarakat, industri dan
konsumen lainnya.

Bangunan dan kontruksi adalah sektor yang terdiri dari bangunan perkantoran,
pemerintahan maupun pemukiman dan perdagangan yang dikenai pajak
karean konsumen atau masyarakat mendapatkan kegunaan dalam penggunaan
bangunan tersebut

Perdagangan adalah sektor yang

berupa kegiatan jual beli seperti, pasar

tradisional, pasar modern dan pasar internasional atau sering disebut sebagai
kegiatan ekspor impor.

Angkutan dan komunikasi adalah sektor yang terdiri dari transportasi, dan
komonikasi baik dalam pusat pelayanan dan jaringan yang digunakan, dimana
keduanya memberikan kontribusi pada kegiatan perekonomian.

Lembaga keuangan dan persewaan adalah

lembaga yang memberikan

pelayanan sektor keuangan sepeti dinas perpajakan, perbankkan, dan


persewaan bangunan baik sebagai kegiatan usah maupun perumahan.

Jasa-jasa adalah sektor yang memberikan pelayanan kepada publik atau


masyarakat seperti pelayanan travel atau transportasi, perbankkan swasta,
akomodasi dan lain-lain.

2.5

Pola Aliran Barang


Pola aliran barang merupakan suatu sistem distribusi barang yang

dihasilkan dari sektor basisnya maupun non basisnya, dimana barang yang
diproduksi dapat merata dan optimal dalam penyalurannya sehingga dapat
memenuhi keseluruh pusat pelayanan.
Salah satu perwujudan antar daerah ialah adanya pertukaran antar daerah
yang dapat berwujud barang, uang, maupun jasa. Maka, analisis aliran barang

14

dapat digunakan sebagai salah satu ukuran intensitas hubungan suatu daerah
dengan daerah lain. Lebih dari itu dapat pula diketahui tingkat ketergantungan
daerah yang diselidiki pada daerah lain, atau peranan daerah yang diselidiki atas
daerah lain yang lebih luas.
Analisis aliran barang mempunyai nilai yang jelas karena karena
memperlihatkan hubungan antara produksi industri, tenaga kerja dan penduduk
dalam kegiatan perekonomian. Hubungan ini memberi informasi yang penting
bagi penyusunan `strategi` hubungan antar daerah. Hasil lainnya yang sangat
berguna dari analisis ini adalah dapat memperlihatkannya secara visual hubungan
antar daerah, apabila data digambarkan pada suatu peta.
Penggambaran dalam peta, untuk memperlihatkan hubungan antar daerah,
dapat digunakan cara asal tujuan, untuk mengetahui besarnya atau intensitas
hubungannya, dapat dipergunakan ukuran jumlah pengangkutan (Shipment), yaitu
jumlah berat suatu barang yang diangkut dari suatu tempat atau daerah ke daerah
lain dengan menggunakan alat angkut tertentu.
Analisis aliran barang juga beguna untuk mengidentifikasi perkembangan
potensi (sumber daya) dan industri. (Warpani, Suwardjoko. 1980. Analisis Suatu
wilayah dan Daerah. ITB, hal 71)
2.6

Industri
Pembangunan industri di Indonesia ditujukan untuk memperluas

kesempatan kerja, meratakan kesempatan berusaha, menghemat devisa,


menunjang pembangunan daerah dan memanfaatkan sumber daya alam dan
sumber daya manusia dan meningkatkan ekspor. (Jayadinata,T Johara. 1999.Tata
Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan & Persuatu wilayahan, Wilayah.
ITB)
a. Industri berhaluan bahan (dalam arti bahan mentah harus diperhitungkan
secara khusus), berlokasi ditempat bahan mentah, meliputi

Pengolahan barang yang cepat rusak atau busuk

Pengolahan barang dalam jumlah besar atau barang bagal/curahan (bulky


goods) karena angkutan mahal
15

Pengolahan pelican, kecuali aluminium yang memerlukan listrik yang


banyak dan murah.

b. Industri berhaluan pasar

Jika dalam pembuatan barang industri tertentu, perbandingan kehilangan


berat adalah nol persen, karena biaya angkutan untuk barang industri lebih
mahal daripada untuk barang mentah, dalam keadaan semua faktor yang
sama, pabrik itu akan cenderung berada dilokasi pemasaran.

Pembotolan minuman karena air bersih mudah didapat

Barang yang memerlukan ongkos tinggi, karena besar ukurannya

Industri pakaian, karena mode dapat cepat berubah

c. Industri berhaluan pekerja


Berlokasi ditempat tenaga kerja, ialah dalam pengerjaan barang industri yang
memerlukan keahlian yang khusus.
d. Industri komersial (industri niaga)
Industri niaga di Indonesia bekembang pesat dan pada waktu ini
dikembangkan juga industri berat: kapal laut, mobil, kapal terbang dan
sebagainya.
e. Industri ringan meliputi:

Makanan

Industri kaleng: untuk bahan makanan dan minuman, minyak dan


sebagainya

Industri tekstil: katun, wol, rayon, goni dan sebagainya

Industri kimia; sediaan sulfat, asam-asam dan alkali, pupuk buatan, bahan
celep, cat dan sebagainya, plastic dan serat sintetik, rayon, nylon karet
buatan

f. Industri lain-lain

Penyulingan minyak bumi,

Percetakan buku dan surat kabar

Alat-alat rumah tangga

Kulit dan barang dari kulit

16

Karet dan barang dari karet

Barang elektronik

Dan sebagainya

g. Industri berat meliputi

Mesin: trakktor dan sebagainya

Alat angkutan: mobil, lokomotif, kapal air, kapal terbang.

17

Anda mungkin juga menyukai