Anda di halaman 1dari 24

Case

GEMELLI

Oleh :
Dion Pratama 0810312086

Preseptor:
Dr. Firman Abdullah , Sp.OG (K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND
RSAM BUKITTINGGI
2015

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
KEHAMILAN MULTIFETUS
A. DEFINISI
Kehamilan kembar / ganda dapat didefinisikan sebagai suatu kehamilan dimana
terdapat dua atau lebih embrio / janin sekaligus. Bila proses fertilisasi menghasilkan
janin lebih dari satu, maka kehamilan tersebut disebut dengan kehamilan ganda.
B. INSIDEN
Secara internasional, angka kejadian kembar monozygot adalah sekitar 4 per
1000 kelahiran. Pada kembar dizygot bervariasi antara 3 - 4 per 1000 kelahiran.
Sedangkan Prawirohardjo mendapatkan diantara 16.288 persalinan, terdapat 197
persalinan gemelli dan 6 persalinan triplet.
Frekuensi terjadinya bayi kembar monozigot relative konstan di seluruh dunia,
yaitu satu per 250 kelahiran, dan sebagian besar tidak tergantung pada ras, herediter,
usia, serta paritas. Namun sekarang terbukti bahwa insiden pembelahan zigotik menjadi
dua kali lipat setelah induksi ovulasi (Deron dkk, 1987). Insiden persalinan bayi
kembar dizigot dipengaruhi secara nyata oleh ras, herediter, usia ibu, paritas, dan
khususnya obat-obat fertilitas.
C. ETIOLOGI
Bangsa, hereditas, umur, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat-obat dan hormon gonadotropin
yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan
dizygotik. Faktor faktor ini menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de Graaf
atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel.
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kembar dizygotik:

1) Ras
2

Insiden tinggi pada ras Afrika-Amerika, sedang pada ras Caucasian, dan rendah
pada ras Asia.
2) Umur ibu
Kehamilan kembar akan meningkat pada wanita yang hamil pada usia 37 tahun.
3) Riwayat kembar
Wanita yang kembar, besar kemungkinan akan melahirkan anak yang kembar
juga. Tapi tidak terjadi peningkatan insiden kembar, jika laki-laki yang kembar.
4) Paritas
Kehamilan kembar akan meningkat setelah kehamilan ke tujuh.
5) Ukuran ibu
Kehamilan kembar lebih sering terjadi pada ibu yang memiliki ukuran tubuh
yang tinggi besar, dibanding ibu dengan ukuran tubuh kecil. Hal ini mungkin
lebih berhubungan dengan nutrisi.
6) Terapi infertiliti
induksi ovulasi dengan menggunakan preparat gonadotropin atau klomifen,
meningkatkan

kejadian

kembar

dizygotik,

Assisted

Reproductive

Technology(ART).
D. JENIS KEHAMILAN KEMBAR
Terdapat 2 jenis kehamilan kembar, yaitu :
1

Kehamilan kembar monozygot.

Kehamilan kembar dizygot.

1. Kehamilan Kembar Monozygot.


Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozygotik atau
disebut juga identik, homolog, atau uniovuler. Kira-kira sepertiga kehamilan
kembar adalah monozygotik. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama;
mata, kuping, gigi, rambut, kulit, dan ukuran antropologik pun sama.

2. Kehamilan Kembar Dizygotik..

Pada kembar dizygot sebenarnya bukan merupakan kembar sejati, karena kedua
janin berasal dari maturasi dan fertilisasi 2 buah ovum selama siklus ovulatoir
tunggal. Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizygotik yang berasal
dari 2 telur, disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama
atau berbeda, mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kedua
bayi yang lahir tidak ubahnya seperti kakak beradik biasa.

Gambar 1. Gambar skematik perkembangan kembar Monozigot.

Gambar 2. Diagram skematik kemungkinan susunan selaput pada


kembar Dizigotik.
Perbedaan kembar monozygotik dan dizygotik
Perbedaan

Monozygotik

><

Dizygotik__

- Plasenta

satu

dua (sering menyatu)

- Hub.pembuluh darah

ada

tidak ada

- Membran pembatas

2 buah (selaput amnion)

4 ( 2 selaput amnion
+ 2 selaput korion )

- Kelamin

selalu identik

bisa berbeda

- Golongan darah

sama

berbeda

- Graft

diterima

ditolak

- Follow up

selalu identik

tidak identik

E. Letak dan presentasi janin

Terdapat beberapa jenis dan frekuensi letak serta presentasi kehamilan kembar2:
Portes & Granjon

Guttmacher & Kohl

Letak Kepala Kepala

44,3 %

46,9 %

Letak Kepala Sungsang

38,4 %

37 %

Letak Sungsang Sungsang

9,9 %

8,7 %

Letak Kepala Lintang

5,3 %

4,9 %

Letak Sungsang Lintang

1,4 %

1,9 %

Letak Lintang Lintang

0,2 %

0,6

Gambar 3. Jenis dan frekuensi letak serta presentasi kehamilan kembar.

F. DIAGNOSIS

1. Anamnesa & Pemeriksaan Fisik


Untuk

mempertinggi

ketepatan

diagnosis,

haruslah

dipikirkan

kemungkinan kembar, bila didapatkan hal-hal berikut :


a. Besarnya uterus melebihi lamanya amenore.
b. Uterus tumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang.
c. Penambahan berat badan ibu yang mencolok, yang tidak disebabkan oleh
edema atau obesitas.
d. Banyaknya bagian kecil teraba.
e. Teraba 3 bagian besar janin.
f. Teraba 2 ballotemen.
Riwayat kehamilan kembar

dalam keluarga, dan adanya riwayat

mendapatkan pengobatan infertilitas dengan preparat pemicu ovulasi, perasaan


ibu yang merasa kehamilannya lebih besar dari kehamilan yang sebelumnya,
atau merasa gerakan janin yang terlalu banyak, akan meningkatkan kecurigaan
dan dapat menjadi petunjuk dalam menegakkan diagnosis kehamilan multifetus.
Diagnosa pasti pada kehamilan kembar dapat ditentukan dengan:
a. Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu atau dua punggung.
b. Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan paling sedikit 10 denyut permenit.
c. Sonogram dapat membuat diagnosis kehamilan kembar pada triwulan
pertama.
d. Rontgen foto abdomen.
2. Alat Bantu Diagnostik
Ultrasonografi
Dengan ultrasonografi hamil kembar dapat didiagnosis pada hamil 6 8
minggu, tetapi dapat lebih pasti pada umur kehamilan 8 12 minggu. Melalui
pemeriksaan USG yang cermat, kantong kehamilan yang terpisah dapat
ditemukan lebih dini pada kehamilan kembar. Selanjutnya, identifikasi masingmasing kepala janin harus dilakukan dalam dua bidang yang saling tegak lurus,
sehingga tidak keliru menafsirkan penampang tubuh janin sebagai kepala janin

yang kedua. Penampang kepala janin tetap mempunyai bentuk yang hampir
bundar pada kedua bidang.
Pemeriksaan darah
Nilai hematokrit, hemoglobin dan jumlah eritrosit biasanya menurun
berhubungan dengan peningkatan volume darah. Anemia hipokrom normositer
sering terjadi pada kehamilan multipel karena peningkatan kebutuhan zat besi
pada trimester kedua. Tes toleransi glukosa menunjukkan diabetes melitus
gestasional dan hipoglikemia gestasional meningkat pada kehamilan multipel
daripada kehamilan tunggal.
Jumlah korionik gonadotropin dalam plasma dan urine rata-rata lebih tinggi
daripada kehamilan tunggal, level alfa-fetoprotein juga dapat meningkat.
Jumlah rata-rata serum alfa-fetoprotein maternal 2,5 kali lebih tinggi pada
kehamilan multipel dibandingan kehamilan tunggal. Hal ini diduga disebabkan
tingginya tingkat protein yang dilepaskan oleh hati janin yang multipel dan
ditemukan pada darah ibu dibandingkan janin tunggal.
Rontgen Foto
Penggunaan sinar-X yang tidak selektif harus dihindari dalam
kehamilan. Namun demikian, kadangkala diagnosis multifetus sangat penting,
sehingga tentu saja akan mengatasi resiko minimal yang menyertai pembuatan
rontgen foto tersebut. Rontgen foto abdomen maternal dapat membantu untuk
menentukan janin yang lebih dari satu dari gambaran tulang kepala dan rangka
janin. Tapi beberapa hal yang harus menjadi perhatian agar tidak terjadinya
kesalahan dalam mendiagnosa multifetus secara rontgen foto, adalah :
Kalau foto rontgen dibuat pada kehamilan 18 minggu pertama,
karena tulang rangka janin tidak cukup radiopak.
Jika kualitas foto jelek karena malposisi ibu, atau waktu paparan
yang tidak sesuai, sehingga abdomen bagian atas dan janin di
baliknya tidak terpotret.
Ibu terlalu gemuk
Terdapat hidramnion
Jika salah satu janin bergerak ketika foto dibuat.

Doppler
Alat bantu ini dapat mendeteksi suara kontraksi dua jantung janin yang
terpisah, dengan frekuensi denyut jantung janin berbeda secara jelas satu sama
lain. Cara ini merupakan diagnosa tahap lanjut dari kehamilan kembar.
G. Diagnosa Diferensial

Hidramnion
Hidramnion dapat menyertai kehamilan kembar , kadang kadang
kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion, dan yang lainnya
oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat mementukan apakah pada
hidramnion ada kehamilan kembar atau tidak.

Kehamilan dengan Myoma Uteri atau Kista Ovarii.

H. PENATALAKSANAAN
1.Penatalaksanaan Selama Kehamilan
Untuk kepentingan ibu dan janin, perlu diadakan pencegahan terhadap
pre-eklampsi, dan eklampsia, partus prematurus, dan anemia. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai , perlu dibuat diagnosa dini kehamilan Pemeriksaan
antenatal perlu diadakan lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu dilakukan tiap minggu,
sehingga tanda tanda pre-eklampsia dapat diketahui dini dan penanganan
dapat dikerjakan segera.
Penanganan selama kehamilan secara intensif berfungsi untuk :
Memperpanjang kehamilan.
Meningkatkan berat kelahiran.
Mengurangi morbiditas dan mortalitas perinatal.
Pengurangan insiden komplikasi ibu.
Beberapa penulis menyatakan bahwa tirah baring merupakan tindakan
yang dianjurkan lebih banyak karena merupakan tindakan yang menguntungkan
bagi janin kembar. Tindakan ini menyebabkan aliran darah ke plasenta
meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik, juga terjadi melalui

peningkatan perfusi darah serta penurunan gaya kekuatan fisik yang dapat
bekerja merugikan pada serviks untuk mempercepat proses penipisan dan
dilatasi serviks.. Kehamilan multifetus dapat mengakibatkan terbukanya serviks
dan dilatasi secara dini. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa istirahat
di tempat tidur juga memperpanjang kehamilan dan menurunkan mortalitas
perinatal, sementara yang lainnya tidak berhasil menunjukkan keuntungan
tambahan ini. Penelitian di Swedia telah melaporkan suatu angka kematian
perinatal yang sama dengan kehamilan tunggal (0,6 persen). Pasien dianjurkan
untuk beristirahat di tempat tidur di rumah hingga trimester ketiga, kemudian
mereka dirawat di rumah sakit demi untuk tambahan istirahat di tempat tidur.
Sesudah itu mereka boleh meninggalkan rumah sakit pada 36 minggu, kecuali
kalau timbul komplikasi. Dengan bertambahnya jumlah janin, lama kehamilan
mengalami penurunan. Usia kehamilan rata-rata untuk bayi kembar dua adalah
260 hari (37 minggu) dan untuk kembar tiga(triplet) 247 hari (35 minggu).
Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin dan asam lemak esensial
mengalami peningkatan pada wanita dengan multi fetus. Kecukupan gizi yang
di anjurkan bagi kehamilan tanpa komplikasi bukan saja harus dipenuhi, tetapi
pada banyak keadaan perlu jumlah yang lebih. Karena itu komsumsi energi
harus ditingkatkan sebesar 300 kalori lagi per hari. Pada kehamilan multi fetus
ini, suatu keadaan yang sering terjadi adalah dimana terjadi kegagalan ibu
untuk bertambah berat yang jumlahnya paling tidak harus sama dengan berat
produk kehamilannya
Pertumbuhan janin berlangsung lebih lambat pada kehamilan multifetus
daripada kehamilan janin tunggal. Aspek penting penilaian pertumbuhan janin
dengan USG adalah untuk mengenali ketidaksesuaian pertumbuhan antara janin
dalam kehamilan multifetus. USG rutin dilakukan mulai kehamilan 24 minggu,
untuk menilai pertumbuhan janin, karena anak kembar cendrung menderita
keterbelakangan pertumbuhan dalam rahim
restriction )

10

( IUGR = intrauterine growth

2.Penatalaksanaan Persalinan
Bayi I
Pada bayi pertama dengan presentasi verteks, lakukan pertolongan sama
dengan presentasi normal dan lakukan monitoring dengan partograf. Saat
pertolongan persalinan, monitoring denyut jantung janin harus dilakukan secara
ketat. Jangan melepaskan klem tali pusat dan jangan melahirkan plasenta
sampai bayi yang terakhir lahir.
Kalau janin pertama mempunyai presentasi bokong, permasalahan yang
penting, besar kemungkinan bisa terjadi adalah resiko aftercoming head
( terperangkapnya bagian kepala), prolapsus tali pusat, dan bila bayi keduanya
letak kepala, akan bisa terjadi interlocking. Bila keadaan ini dapat dikenali,
seksio sesarea sering akan menjadi cara yang lebih baik untuk melahirkan bayi.
Sebagian penulis berpendapat, kalau kembar yang pertama berpresentasi
sungsang lengkap atau tidak lengkap, seksio sesarea diindikasikan tak peduli
akan presentasi kembar kedua.

Gambar 4. Interlocking
Bayi pertama pada persalinan kembar dengan letak lintang, seksio sesarea
juga diindikasikan

11

Bayi II
Setelah bayi pertama sudah dilahirkan, bagian presentasi bayi kedua,
ukuran, dan hubungannya dengan jalan lahir harus cepat ditentukan dengan
kombinasi pemeriksaan abdominal, vaginal, dan kadang kala intrauteri, yang
dilakukan secara hati-hati.
Terdapat perdebatan mengenai cara bersalin optimum pada anak kembar
dengan kelahiran presentasi kepala-sungsang atau kepala melintang. Di tangan
yang kurang pengalaman, seksio sesarea rutin harus dilakukan untuk
menghindari cedera kelahiran, dan asfiksia potensial yang mungkin terjadi pada
versi kaki dalam dan ekstraksi sungsang total. Kembar kedua dapat dengan
aman dilahirkan lewat vagina dengan versi ekstraksi, dan ekstraksi sungsang
bila penolong cukup pengalaman sehingga morbiditas ibu dan janin berkurang.
Tenggang waktu antara lahirnya anak pertama dan kedua adalah antara 5
15 menit. Kelahiran anak kedua, kurang dari 5 menit setelah anak pertama lahir,
dapat menimbulkan trauma persalinan pada anak. Kelahiran anak kedua lebih
dari 30 menit dapat menimbulkan insufisiensi uteroplasental, karena
berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta sebelum
anak kedua dilahirkan.
Bayi II dan seterusnya
Segera setelah kelahiran bayi I :
- Lakukan palpasi abdomen untuk menentukan adanya bayi selanjutnya.
- Monitor denyut jantung janin secara teratur.
Lakukan pemeriksaan vaginal untuk :
- Menentukan adanya prolaps funikuli
- Ketuban pecah atau intak.
- Presentasi bayi.
Bila presentasi verteks :
- Bila kepala belum masuk, masukkan pada PAP secara manual.
- Ketuban dipecahkan.
12

- Monitor denyut jantung janin.


- Bila tak timbul kontraksi dalam 10 menit, berikan oksitosin drip
- Bila dalam 30 menit, bayi belum lahir lakukan tindakan menurut
persyaratan yang ada (vakum, forceps, seksio)
Bila presentasi bokong :
- Lakukan persalinan pervaginam, bila pembukaan lengkap dan bayi tersebut
tidak lebih besar dari bayi I.
- Bila tak timbul kontraksi dalam 10 menit, berikan oksitosin drip
- Pecahkan ketuban.
- Monitor denyut jantung janin secara teratur.
- Bila terjadi gawat janin, lakukan ekstraksi., dan bila tak mungkin melakukan
persalinan pervaginam, lakukan seksio sesarea.
Pengecualian untuk kelahiran kehamilan kembar yang disertai komplikasi
persalinan kurang bulan aktif dan ketidakmatangan janin (misalnya umur
kehamilan kurang dari 25 26 minggu ). Karena kelangsungan hidup buruk
pada umur kehamilan ini, kelahiran dengan seksio sesarea mungkin harus
dihindari. Kelahiran sesar tidak memperbaiki hasil janin dan hanya
memaparkan ibu terhadap peningkatan morbiditas.4.
Bayi II Letak Lintang
-

Lakukan versi luar, bila ketuban intak, yaitu suatu versi yang dilakukan dengan
tangan penolong seluruhnya di luar kavum uterus.

- Bila versi luar gagal dan pembukaan lengkap lakukan versi ekstraksi.

13

Gambar 5. Versi Ekstraksi.


Tiga Janin atau Lebih.
Bersamaan dengan malposisi janin terdapat peningkatan insiden prolapsus
funikuli dan trauma janin. Lebih lanjut, berkurangnya perfusi darah plasenta dan
terjadinya perdarahan akibat pelepasan plasenta, kemungkinan terdapat dalam
priode intra partum. karena itu, kecepatan persalinan bayi sangat penting.3
Untuk menghindari trauma lahir, asfiksia, dan resiko lainnya yang lebih
besar, maka persalinan pada kehamilan yang dipersulit dengan adanya tiga janin
atau lebih, mungkin akan terlaksana lebih baik bila dilakukan lewat seksio
sesarea, sementara persalinan pervaginam hanya dilakukan untuk keadaan
dimana janin jelas immatur, atau dengan adanya komplikasi maternal yang
membuat seksio sesarea berbahaya bagi keselamatan jiwa ibu.3,13.
C. Komplikasi
Mempertimbangkan kehamilan multifetus sebagai kehamilan dengan
komplikasi bukanlah hal yang berlebihan. Banyak komplikasi lebih sering
ditemukan pada keadaan multifetus dan mempunyai makna klinis yang nyata
seperti tertulis di bawah ini3:

14

1. Abortus
2. Mortalitas perinatal
3. Berat badan lahir rendah :
- Persalinan prematur
- Retardasi pertumbuhan janin
4. Malformasi
5. Transfusi antar janin :
- Hipovolemia dan anemia
- Hipervolemia dan polisitemia
6. Hipertensi yang diinduksi atau diperberat oleh kehamilan.
7. Anemia maternal :
- Kehilangan darah yang akut
- Defisiensi zat besi
- Defisinsi folat
8. Kecelakaan plasenta :
- Solusio plasenta
- Plasenta previa
9. Perdarahan post partum :
- Atonia uteri
10. Kecelakaan tali pusat :
- Prolapsus
- Pemuntiran
- Vasa previa
11. Hidramnion
12. Persalinan dengan komplikasi :
- Persalinan prematur
- Persalinan yang tak efektif
13. Presentasi janin yang abnormal.

15

BAB II
KASUS
Nama

: Eliza Y

Nama suami : Asneli

Umur

: 34 tahun

Umur

: 45 tahun

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Pekerjaan

: Petani

No. MR

: 404594

Alamat

: Panti

Tgl. Masuk

: 15 Maret 2015

Anamnesis :
Seorang pasien wanita umur 34 tahun datang ke KB IGD RSAM Bukittinggi
pada tgl.15 Maret 2015 pukul 04.00 WIB, kiriman RSUD Lubuk Sikaping dengan
keterangan G3P2A0H3 parturian aterm kala I fase aktif + Gemelli + Bekas SC.
RPS

Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 6 jam yang lalu, nyeri makin kuat

makin sering.
Keluar lendir campur darah dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu
Keluar air-air yang banyak dari kemaluan tidak ada
Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada
Tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
HPHT : lupa
TP: sulit ditentukan
Gerak anak dirasakan sejak 5 bulan yang lalu
RHM: Mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
ANC: kontrol teratur ke bidan, usia 3,5,7 bulan
RHT: Mual(-),muntah (-), perdarahan (-)

16

Riwayat Menstruasi : Menarche umur 13 th, siklus haid tidak teratur, lamanya
5-7 hari, banyaknya 2-3x ganti duk/hari, nyeri haid (-)
Riwayat perkawinan : 1 x tahun 2009
Riwayat kehamilan/abortus/persalinan
1. 2010//2500gr/aterm/spontan/bidan/hidup
2. 2013//2500gr,2400gr/aterm/sc ai gemelli/RSUD lb
sikaping/Sp.OG/hidup/luka sembuh dalam 7 hari
3. sekarang

RPD : Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM dan hipertensi
RPK : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan kejiwaan
Riwayat Kontrasepsi : (-)
Riwayat Imunisasi : (-)
Riwayat Pendidikan : SMA
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum

: Sedang

Kesadaran

: compos mentis

Tinggi Badan

: 160 cm

Berat Badan sebelum hamil : 44Kg


Berat Badan sesudah hamil

: 55 Kg

Vital sign: Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 84x/menit

Nafas

: 20x/menit

17

Temperatur

: 36,80C

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher

: Inspeksi: JVP 5-2 cmH2O,


kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar

Toraks
Cor

:
: I : Ictus cordis tak terlihat
Pal : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perk : Batas jantung dalam batas normal
Auks : Bunyi jantung murni, irama reguler, bising (-)

Pulmo : I : Gerakan simetris kiri sama dengan kanan


Pal : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perk : Sonor
Auks : Vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/Abdomen

: Status Obstetricus

Genitalia

: Status Obstetricus

Ekstremitas

: Edema -/-, RF +/+, RP -/-

Status Obstetrikus :

18

Muka

: Cholasma gravidarum (+)

Mammae

: Membesar, tegang, hiperpigmentasi aerola dan papilla mammae


(+), pembesaran kelenjar montgomery (+)

Abdomen
I

: perut tampak membuncit sesuai dengan kehamilan aterm


striae gravidarum nigra (+), striae gravidarum alba (+),
hiperpigmentasi linea mediana (+), sikatrik (+)

Pa

:
L1

: FUT teraba 2 jari bawah processus xyphoideus


Teraba massa besar, lunak, noduler disebelah kanan atas dan
masa bulat keras, floating disebelah kiri

L2

: teraba tahanan terbesar dikanan, bagian kecil janin di kiri

L3

: teraba massa keras, terfiksir

L4

: paralel

FUT= 48 cm

TBJ: sulit ditentukan

Pe

: Tympani

Au

: BU (+) N, BJA I : 150-154 x/menit


BJA II : 148-154 x/menit

Genitalia

: Inspeksi

: V/U tenang, ppv (-)

VT : pembukaan 6-7 cm
19

His : 3-4x/40/S

Ketuban (+)
Teraba kepala UUK ki depan H II-III
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 10,4
Ht : 30,1 %
Leuko : 8940
Trombo : 328.000
Erit : 4.080.000
Diagnosa :
G3P2A0H3 parturient aterm kala I fase aktif + gemelli + bekas sc
Janin hidup gemelli intra uterine preskep-presbo
Sikap : kontrol KU,VS, His,DJJ
Rencana: Sectio caesaria

PERJALANAN PERSALINAN
15/3/2015

20

Jam 05.30 WIB


S/ os kesakitan ingin mengedan, gerak anak (+).
O/ KU

Kes

TD

Nd

Sdg CMC 120/80 88x/i

Nfs

22x/i af

BJA
I.146-154 x/i

His
3-4/45/K

II.146-152x/i
Genitalia :
I

: V/U tenang, ppv (-)

VT

: lengkap
Ketuban (-)
Teraba kepala di H III-IV

A/ G3P2A0H3 Parturian aterm kala II + Gemelli + Bekas SC


P/ Pimpin persalinan pervaginam
Jam 05.45 WIB.
Lahir bayi secara spontan dengan :
BB : 2600 gr
PB : 47 cm
A/S :8/9
Jam 05.55 WIB.
Lahir bayi secara spontan dengan :
BB : 2500 gr
PB : 47 cm
A/S : 7/8
Jam 06.00 WIB.
Plasenta lahir spontan, lengkap 2 buah, ukuran 17x15x3 cm dan 17x15x2,5, dengan
berat 400 gr dan 400 gr , pjtp 45 cm dan 40 cm, insersi paracentralis. Perdarahan
selama persalinan 100 cc.
D/ P3A0H5 post partus maturus spontan
Anak I dan II- ibu baik
R/ Awasi kala IV
21

IVFD terpasang RL (drip oksitosin : pospargin = 1:1) : D5%, 28 tts/


Cek labor paska persalinan
08.00 WIB
S/

Demam (-), Mual muntah (-), Perdarahan (-), BAK (-), BAB (-).

O/

KU

Kes

Sdg

CMC 110/70

TD

Nd

Nfs

94x/m

18x/m

af

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Abdomen

: I : tidak tampak membuncit


P : FUT teraba 3 jari bawah pusat, kontraksi (+) baik
P : tympani
A : Bu (+) N

Genitalia

: I :Vulva/uretra tenang, PPV (-), lochia (+)

Labor paska persalinan :


Hb : 11,1
Ht : 32,7 %
Leuko : 13.430
Trombo : 281.000
Erit : 4.390.000
A/

P3A0H5 Post partus maturus spontan


Anak I dan II - ibu baik

P/ -

Kontrol KU, VS, PPV.

Mobilisasi dini

Vulva hygiene

Breast Care

As. Mefenamat 3x500mg

Amoxicillin 3x500mg

Vit C 1x1 tab

SF 1x1 tab

Diet TKTP

Asi eksklusif.

22

FOLLOW UP
16 Maret 2015
07.00 WIB
S/

Demam (-), Mual muntah (-), ASI (+), BAK (+), BAB (+).

O/

KU
Sdg

Kes

TD

CMC 120/80

Nd

Nfs

72x/m

18x/m

T
370C

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Abdomen

: I : tidak tampak membuncit


P : FUT teraba 3 jari bawah pusat, kontraksi (+) baik
P : tympani
A : Bu (+) N

Genitalia
A/

: I :Vulva/uretra tenang, PPV (-), lochia (+)

P3A0H5 Post partus maturus spontan


Anak I dan II - ibu baik

P/ -

Kontrol KU, VS, PPV.

Mobilisasi dini

Vulva hygiene

Breast Care

As. Mefenamat 3x1 tab

Amoxicillin 3x500mg

Vit C 3x1 tab

SF 2x1 tab

Diet TKTP

Asi eksklusif.

R/ Boleh Pulang

DAFTAR PUSTAKA

23

1. Saiffudin A.B, Kehamilan Ganda: Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal, edisi kedua, 2001, JNPKKR-POGI-Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002..
2. Cunningham, F.G, et al, Multifetal Pregnancy : William Obstetric , 21nd
edition, The Mc Graw- Hill Companies, New York, 2001
3. James R.S & Arnold L.M, Kehamilan Ganda : Esensial Obstetri dan Ginekologi,
edisi 2, Alih bahasa Nugroho E, Hipokrates, Jakarta 2001.
4. William N.S, Kehamilan Ganda : Danforth Obstetri dan Ginekologi, Alih
bahasa Chalik TMA, Widya Medika, Jakarta, 2002.
5. Zach Terence, Multiple Births, eMedicine Specialities, Obstetric & Ginecology,
November 5, 2001.
6. Sadler TW, Embriologi Kedokteran Langman, edisi Ke-7, alih bahasa Suryono,
EGC, Jakarta 2000.
7. Campbell S, Lees C. MultipleGestation. Obstetrics by Ten Teachers.17th edition.
Ajanta Offset and Packaging Ltd. New Delhi.2001.
8. Syamsuri K, Kehamilan Kembar :Ilmu Kedokteran Fetomaternal, edisi pertama,
Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia, Surabaya 2004.
9. Listya S, Persalinan Sungsang : Ilmu bedah Kebidanan edisi kedua, Yayasan
Bina Pustaka Sarwonw Prawiroharjo, Jakarta 2000.
10. Angsar MD, Versi : Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2000.
11. Michelle E.R, Types of Conjoined Twins,http://www.conjoinedtwinsint.com.

24

Anda mungkin juga menyukai