Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ahmad Fadhil Hidayatullah

NIM

: 03121404046

MID TEST
PROTEKSI RELE

Buat tulisan tentang peralatan proteksi di pembangkit beserta mekanismenya, Cantumkan


jenis , Spesifikasi dari alat-alat system proteksi tersebut.
Jawab :
Pada dasarnya semua konstruksi jaringan distribusi tidak ada yang benar-benar aman dari
gangguan yang datangnya dari dalam sistem itu sendiri maupun dari dari luar sistem.
Gangguan tersebut merupakan potensi yang merugikan ditinjau dari beberapa hal, maka
perlunya dipasang sistem proteksi
Spesifikasi dari alat-alat system proteksi tersebut .
1. Circuit breaker (CB) (Pemutus tenaga PMT )

Pemutus Tenaga atau Circuit Breaker adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang
berfungsi untuk memutuskan hubungan antara sisi sumber tenaga listrik dan sisi beban yang
dapat bekerja secara otomatis ketika terjadi gangguan atau secara manual ketika dilakukan
perawatan atau perbaikan. Circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus
menerus tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating).

Berdasarkan media pemutus listrik terdapat empat jenis CB sebagai berikut :


- Air Circuit Breaker (ACB), menggunakan media berupa udara.
- Vacuum Circuit Breaker (VCB), menggunakan media berupa vakum.
- Gas Circuit Breaker (GCB), menggunakan media berupa gas SF6.
- Oil Circuit Breaker (OCB), menggunakan media berupa minyak.
Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu peralatan untuk menjadi
pemutus daya :
- Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara kontinu.
- Mampu memutuskan atau menutup jaringan dalam keadaan berbeban ataupun dalam
- Keadaan hubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu sendiri.
- Mampu memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi.

2. Relay Proteksi
Relay adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur / memasukan
suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan lain. Maksud dan
tujuan pemasangan relay proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan
bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus
mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar,
dengan cara :

Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat

membahayakan peralatan atau sistem dan juga manusia.


Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami
keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang
terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum
mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.

3. Relay Proteksi Busbar


Sebagai proteksi utama Busbar adalah RELE Differensial, yang berfungsi
mengamankan pada busbar tersebut terhadap gangguan yang terjadi di busbar itu sendiri.
Konfigurasi Busbar ada 3 macam :

1.

Busbar tunggal ( Single Busbar ).

2.

Busbar ganda ( Double Busbar ).

3.

Busbar 1,5 PMT.


Gangguan pada busbar relatif jarang (kurang lebih 7 %) dibandingkan dengan

gangguan pada penghantar (kurang lebih 60 %) dari keseluruhan gangguan tetapi dampaknya
akan jauh lebih besar dibandingkan pada gangguan penghantar, terutama jika pasokan yang
terhubung ke pembangkit tersebut cukup besar.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gangguan di bus jika gangguan tidak segera
diputuskan antara lain adalah kerusakan instalasi, timbulnya masalah stabilitas transient,
dimungkinkan OCR dan GFR di sistem bekerja sehingga pemutusan menyebar.

4. Proteksi Trafo Daya

Proteksi transrmator daya terutama bertugas untuk mencegah kerusakan transformator


sebagai akibat adanya gangguan yang terjadi dalam petak/ bay transformator, disamping itu
diharapkan juga agar pengaman transformator dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan
selektifitas sistem, sehingga pengamanan transformator hanya melokalisasi gangguan yang
terjadi di dalam petak/bay transformator saja.
Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi pada transformator daya adalah untuk
mengamankan peralatan /sistem sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau
dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan cara :

1. Mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan/ketidak normalan yang terjadi


pada transformator atau gangguan pada bay transformator.
2. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan
peralatan atau sistem.
3. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami keadaan
abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang
dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem
lainnya tetap dapat beroperasi.
4. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
5. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik kepada konsumen. Serta
mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik
.
5. Arrester

Arrester adalah suatu alat pelindung bagi


peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya
ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja
tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
Berhubung dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan system 50 Hz
untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami
kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang
mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi
pada peralatan.

Anda mungkin juga menyukai