Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia
terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari
tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4
milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2004 dan 2,2 juta diantaranya
meninggal, sebagian besar anak-anak di bawah umur 5 tahun. Di Indonesia,
diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal
ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak
kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian
luar biasa (Adisasmito, 2007).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia 2003, penyakit diare menempati
urutan kelima dari 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di rumah sakit
dan menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di rumah sakit.
Berdasarkan data tahun 2003 juga terlihat bahwa frekuensi kejadian luar biasa
(KLB) penyakit diare sebanyak 92 kasus dengan 3865 orang penderita, 113
orang meninggal, dan Case Fatality Rate (CFR) 2,92% (Adisasmito, 2007).
Penyakit diare di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu
penyakit endemis dan masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di
masyarakat oleh karena seringnya terjadi peningkatan kasus-kasus pada saat
atau musim-musim tertentu yaitu pada musim kemarau dan pada puncak
musim hujan (Sunoto dalam Astaqauliyah, 2008).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam (Zein, et al, 2004). Berbagai faktor
penyebab diare seperti: faktor infeksi, malabsorbsi, makanan, dan psikologis.
Diare disebabkan oleh infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
infeksi bakteri, virus, dan parasit. Malabsorbsi yang dapat menyebabkan diare
adalah malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein. Alergi terhadap makanan,
makan makanan basi atau beracun juga dapat menyebabkan diare. Kondisi

psikologis yang dapat menyebabkan diare adalah rasa takut dan cemas, tetapi
hal ini jarang menimbulkan diare pada anak-anak (Akhmadi, 2009). Lebih dari
90% diare akut disebabkan infeksi, sedangkan 10% karena sebab-sebab lain
tersebut. Pola mikroorganisme penyebab diare akut berbeda-beda berdasarkan
umur, tempat, dan waktu. Di negara maju penyebab paling sering adalah
Norwalk virus, Helicobacter jejuni, Salmonella sp, Clostridium difficille,
sedangkan

penyebab

paling

sering

di

negara

berkembang

adalah

Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC), Rotavirus, dan V.cholerae


(Setiawan, 2007).
Penyakit infeksi diare juga dihubungkan dengan higiene sanitasi yang
buruk, hal ini dapat dilihat dari tingginya angka infeksi bakteri enteritis yaitu
sebesar 90% dari populasi di dunia dan sebagian besar penyebabnya ialah dari
lingkungan yang kurang bersih, kesehatan minuman kurang terjaga karena
akses air bersih sulit didapat, biasanya hal ini terjadi di negara-negara
berkembang (Petri, et al, 2008).
Tingginya angka kejadian diare yang dipengaruhi oleh karakteristik, dan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan diare mengakibatkan tingginya angka
morbiditas dan mortalitas diare di Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember. Hal
ini mendorong penulis untuk mengetahui karakteristik dan faktor-faktor yang
dapat menyebabkan diare dengan membuat mini research

berjudul

Karakteristik dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Angka Kejadian Diare


Pada Pasien Yang Berkunjung Di Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember
Periode Bulan Mei 2011.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
a. Bagaimanakah karakteristik penderita diare?
b. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kejadian diare?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik pasien


yang berkunjung dan faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian
1.3.2

diare di Puskesmas Tanggul Kabupatn Jember periode bulan mei 2011.


Tujuan Khusus
a. Mengetahui angka kejadian diare di ruang rawat inap dan rawat jalan
di Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian
diare di Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember.
c. Mengetahui gambaran klinis penderita diare di Puskesmas Tanggul
Kabupaten Jember.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Bagi Penderita
Adanya perbaikan pelayanan untuk pasien diare.
1.4.2 Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan
Adanya data ilmiah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
diare sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
1.4.3

rasional dan efektif dalam terapi bagi penderita diare.


Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan
Adanya data ilmiah tentang angka kejadian diare sebagai acuan untuk
penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai