Skenario A Blok 21 Tahun 2013
Skenario A Blok 21 Tahun 2013
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat meyusun laporan tutorial
skenario A blok 21 ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini merupakan tugas hasil kegiatan tutorial pendidikan dokter umum fakultas
kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2013. Di sini kami membahas sebuah kasus
kemudian dipecahkan secara kelompok berdasarkan sistematikanya mulai dari klarifikasi
istilah, identifikasi masalah, menganalisis, meninjau ulang dan menyusun keterkaitan antar
masalah, serta mengidentifikasi topik pembelajaran.
Bahan laporan ini kami dapatkan dari hasil diskusi antar anggota kelompok, teks
book, internet, serta bahan ajar dari dosen-dosen pembimbing.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, orang tua, tutor , dan para anggota kelompok yang telah mendukung baik moril
maupun materil dalam pembuatan laporan ini. Kami mengakui dalam penulisan laporan ini
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan kami di kesempatan mendatang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul dan Nama Anggota
Kata Pengantar . 1
Daftar Isi .. 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Skenario ... 3
Klarifikasi Istilah . 3
Identifikasi Masalah 4
Analisis Masalah . 4
Hipotesis . 28
Sintesis 28
Kerangka Konsep 52
Kesimpulan . 53
Daftar Pustaka . 53
Body weight: 70kg , height: 150cm, there is coarse crepitus with flexion/ extension of the
right knee. Both knees are in sight varus angulation (bow-legged). On palpation there is
tenderness along the joint margins of both knees and exquisite tenderness to digital pressure
at the medial upper tibia on the right.
KLARIFIKASI ISTILAH
1.
2.
Iburofen
Acetaminophen
:analgesik
dan
anti
piretik
yang
5.
Coarse crepitus
Varus angulation
:melengkung
ke
dalam
menunjukan
8.
Stiffnes
9.
Exquisite tenderness
:bengkak,
keadaan
dimana
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Wanita 66 Tahun mengeluh nyeri pada lutut sebelah kanan sejak 4 tahun yang lalu
2. Dia juga mengeluh kaku sekitar 15 menit ketika bangun di pagi hari dan semakin
memburuk di sore hari
3. Nyeri ketika menaiki tangga walaupun sudah diberikan ibuprofen (600 mg three times
daiy) atau acetaminophen (1000 mg three times daily)
4. Pemeriksaan radiograpi 6 minggu yang lalu menunjukan osteophyte dan celah sendi
menyempit
5. Pemeriksaan fisik
ANALISIS MASALAH
1. Apakah anatomi dan fisiologi sendi lutut ?
Di sintesis
2. Apakah etiologi nyeri pada lutut ?
Nyeri pada daerah lutut dapat berasal dari lutut itu sendiri atau dari tempat lain (seperti
pinggang, pergelangan kaki atau punggung bagian bawah) karena adanya persarafan
yang saling berhubungan. Struktur dari lutut terdiri dari tulang, tulang rawang, tendon,
ligamen dan bursa. Kelainan atau gangguan pada struktur tersebut dapat menimbulkan
nyeri. Pada orang dewasa penyebab nyeri pada lutut bisa karena infeksi, karena
peradangan (rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dll) atau karena trauma seperti terjatuh,
keseleo, dan cedera waktu olahraga baik yang disadari ataupun tidak.
Nyeri lutut ada 2 jenis yaitu nyeri lutut akut dan nyeri lutut kronis
1. Nyeri lutut akut
Nyeri lutut akut adalah nyeri lutut yang timbul tiba-tiba (beberapa saat sampai
beberapa hari yang lalu), biasanya terjadi setelah melakukan aktivitas yang berat
seperti loncat, lari atau setelah mendapat trauma misalnya cedera olahraga dan
kecelakaan lalu lintas. Sumber dari rasa nyeri lutut akut biasa berasal dari gangguan
struktur anatomi lutut, yaitu: tulang, tulang rawan, ligament, otot, tendo, bantalan otot,
dan bantalan sendi
2. Nyeri lutut kronis
Nyeri lutut yang dirasakan sudah lama (lebih 2 minggu). Sifat nyeri biasanya ngilu
dan pegal pada lutut, dan timbul terutama setelah berjalan agak jauh atau banyak
berdiri. Nyeri lutut kronis yang paling sering bersumber dari: pengapuran sendi
4
(osteoarthritis), radang bantalan sendi (bursitis), radang ujung otot (tendinitis), dan
rematoid arthritis serta gout arthritis.
3. Bagaimana mekanisme timbulnya nyeri pada lutut ?
Timbulnya rasa nyeri karena terjepitnya ujung-ujung saraf sensoris oleh osteofit-osteofit
yang terbentuk serta adanya pembengkakan dan penebalan jaringan lunak di sekitar
sendi yang akan mengakibatkan deformitas, terlepasnya osteofit pada suatu gerakan
menimbulkan krepitasi pada sendi tersebut.
4. Mengapa kekakuan timbul di pagi hari dan keluhan nyeri semakin memburuk pada sore
harinya ?
Pada osteoarthritis dijumpai adanya perubahan komposisi pada tulang rawan
( kartilago hyaline ). Dimana, pada kasus ini dijumpai sejumlah kecil kartilago tipe 1
menggantikan tipe 2 yang normal, sehingga terjadi perubahan pada diameter dan
orientasi serat kolagen ynag mengubah biomekanika dari cartilage.akibatnya, rawan
sendi akan kehilangan sifat kompressibilitasnya yang unik ( sifat kolagen nya lebih
fibrous ). Kemudian, pada kasus ini juga proteoglikan akan kehilangan sebagian
kemampuan hidrofiliknya, akibatnya kemampuan daripada sendi ini untuk menjadi
bantalan ( shock absorber ) terganggu dan sendi menjadi kaku.
Kekakuan ini biasanya timbul pada pagi hari, Adanya kekakuan pada pagi hari
(morning stiffness) disebabkan imobilisasi pasien saat tidur, sehingga otot tendo
mengalami pemendekan. Sehingga memerlukan waktu untuk mengembalikam otot
dan tendo seperti normal.
Durasi dari gejala kaku sendi pada pagi hari dapat digunakan untuk menentukan kelainan
dari sendi tersebut. Diantaranya:
- Pada pasien rheumatoid arthritis / SLE kekakuan pada pagi hari dirasakan selama 45
menit atau lebih.
- Sedangkan, pada pasien osteoarthritis gejala kekakuan ini biasanya membaik dalam
waktu 30 menit atau kurang dari itu.
- Pada pasien fibromyalgia sering mengeluhkan sakit dan juga kekakuan yang tidak
sembuh selama berjam-jam.
Nyeri memburuk pada sore hari, hal ini diakibatkan oleh peningkatan aktivitas pada
siang hari berakibat beban pada sendi penopang tubuh, sehingga dapat memperparah
5
penipisan ( meng erosi ) rawan sendi pada lutut. Seharusnya, pada pasien OA ini
dilakukan istirahat untuk memperbaiki kondisi sendi.
5. Berdasarkan klasifikasi dari osteoarthritis mengapa keluhan timbul di lutut kanan ?
Berdasarkan patogenesis osteoartritis dibagi menjadi dua, yaitu OA primer dan OA
sekunder.
1. OA primer penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) dan tidak berhubungan dengan
kelainan sistemik atau perubahan lokal pada sendi.
- Lokal
Tangan : Nodus Heberden (perkembangan osteofit/pembesaran sendi
interfalangs
- Trauma sendi
- Penggunaan sendi berlebihan (overuse)
Penyakit-penyakit yang mengalam kaku sendi
- Rheumatoid arthritis
- Gout
- Fibromyalgia
- Bone cancer
- Diabetes
- Aseptic necrosis
- Sickle cell arthritis
- Breast cancer
Mekanisme kaku pada kasus
Pada osteoarthritis dapat pula terjadi kekakuan sendi setelah sendi tersebut tidak
digerakkan beberapa lama (saat memulai kegiatan fisik), tetapi kekakuan ini akan
menghilang setelah sendi digerakkan. Kekakuan pada pagi hari biasanya hanya bertahan
selama beberapa menit (15-30 menit). Hal ini terjadi akibat rawan sendi yang berfungsi
sebagai bantalan tulang mengalami kerusakan, ujung tulang akan saling bergesekan
sehingga timbul rasa kaku dan juga nyeri.
8. Bagaimana pengaruh aktivitas terhadap nyeri pada osteoarthritis ? (ex: nyeri dialami
walaupun pasien sedang istirahat)
Keluhan yang dirasakan pasien OA adalah nyeri pada sendi, terutama sendi yang
menyangga berat tubuh (seperti sendi lutut atau pinggang). Nyeri terutama dirasakan
sesudah beraktivitas menggunakan sendi tersebut, dan berkurang jika istirahat.
Kadang-kadang timbul rasa kaku di sendi tersebut pada pagi hari sesudah bangun tidur,
berlangsung kurang dari 30 menit. Saat kaku ini muncul, pasien tidak bisa menggerakkan
kaki kirinya sama sekali, pasien hanya bisa diam di tempat tidur. Saat dicoba digerakkan
oleh orang lain, kaki pasien hanya bisa bergeser ke kanan ataupun kiri, tidak bisa ditekuk
dan kadang pasien juga merasakan gemertak ketika coba lututnya coba digerakkan.
Kaku ini akan membaik setelah digerak-gerakkan beberapa saat. Bila digerakkan bisa
terdengar bunyi krek krepitus. Setelah beberapa waktu kemudian penyakit ini dapat
memberat sehingga terasa nyeri juga pada saat sedang istirahat. Penekanan pada
beberapa bagian tertentu di sekitar sendi yang nyeri akan terasa sakit. Gerak sendi juga
menjadi terbatas karena nyeri.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nyeri pada osteoartritis antara lain :
1. Nyeri oleh karena faktor mekanik lokal
Perubahan bentuk pada sendi osteoartritis adalah lipping osteopit dan pada kasus lebih
lanjut terjadi destruksi dan instabilitas. Semua ini dapat menyebabkan abnormalitas
kekuatan mekanis terhadap ligamen, kapsul dan struktur inervasi yang lainnya, sehingga
menimbulkan nyeri dan lokasi nyeri tekan. Hal ini mungkin menyebabkan timbulnya
tenderness periarticular lokal dan nyeri tajam pada saat aktivitas.
2. Nyeri oleh karena faktor tulang
Nyeri disebabkan oleh karena peningkatan tekanan intraosseous pada tulang subkondral
yang menimbulkan hambatan venous out flow, sehingga timbul nyeri. Nyeri mungkin
juga dari tulang periosteum akibat osteopit.
3. Nyeri oleh karena faktor otot
Pada osteoartritis pada sendi lutut sering menimbulkan rasa sakit serta ketidakmampuan
untuk mencapai fungsi. Rasa sakit dan ketidakmampuan akan bertambah dengan
munculnya kelemahan otot kuadrisep dan atropi. Otot adalah merupakan komponen yang
penting dalam membantu menstabilisir persendian sedang kelemahan otot kuadrisep
dapat mengakibatkan semakin parahnya osteoartritis. Sebaliknya dengan penguatan otot
kuadrisep dapat mengurangi atropi pada otot dan membantu melindungi serta
memperbaiki problem yang muncul akibat instabilitas atau rasa sakit yang diakibatkan
oleh kelemahan otot (Samble, dkk, 1990).
4. Nyeri oleh karena faktor referred pain
Pada osteoartritis sering muncul nyeri dan enderness pada otot di sekitar sendi akibat
referred pain dari sendi.
5. Nyeri oleh karena faktor nyeri saraf sentral
Pada osteoartritis sering terjadi nyeri atau fibromialgia akibat kecemasan dan depresi.
9. Bagaimana rasionalisasi pemberian ibuprofen dan acetaminophen ? Mengapa efek obat
tidak mengobati keluhan yang dialami ?
a. Ibuprofen
Indikasi
Nyeri pasca operasi (cabut gigi, episiotomy), dismenorea, sakit kepala, demam,
rheumatoid atritis, osteoarthritis, spondylitis ankilosa
10
Kontraindikasi
Ulkus peptikum, penyakit hati dan ginjal, wanita hamil dan menyusui.
b. Asetaminophen
Indikasi
Mengurangi nyeri pada kondisi: sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca
operasi minor, nyeri trauma ringan.
Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai penyakit. Pada kondisi
demam, asetaminofen hanya bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan
demam (menurunkan suhu tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu
sendiri.
Kontraindikasi
Asetaminofen jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadsap
asetaminofen dan penderita gangguan fungsi hati berat.
1. personal drugs : pengaruh obat pada setiap orang berbeda beda. Ada yang
sesnsitif dengan OAINS ada juga yang tidak. Pada pasien kemungkinan nilai
sensitifitas terhadap jenis obat tersebut rendah.
2. Nilai ambang nyeri menurun
Pada pasien dengan tingkat OA pada pasien di bawah ini ( severe ), nilai ambang
nyeri sudah menurun sehingga tidak akan mempan lagi diberikan OAINS lagi.
Untuk tingkat severe OA, penanganan yang paling tepat untuk mengatasi nyeri
yang semakin parah adalah dengan injeksi obat steroid ( salah satu indikasi
injeksi steroid : tidak sensitif terhadap OAINS).
Hanya diberikan jika ada satu atau dua sendi yang mengalami nyeri dan inflamasi
yang kurang responsif terhadap pemberian NSAIDs, tak dapat mentolerir
NSAIDs atau ada komorbiditas yang merupakan kontra indikasi terhadap
pemberian NSAIDs. Teknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar untuk
menghindari penyulit yang timbul. Sebagian besar literatur tidak menganjurkan
dilakukan penyuntikan lebih dari sekali dalam kurun 3 bulan atau setahun 3 kali
terutama untuk sendi besar penyangga tubuh.
11
Dosis untuk sendi besar seperti lutut 40-50 mg/injeksi, sedangkan untuk sendisendi kecil biasanya digunakan dosis 10 mg.
10. Bagaimana gambaran rontgen pada osteoarthritis ?
Primary osteoarthritis is typically diagnosed on the basis of clinical and radiographic
imaging findings.[1, 2, 3, 4] Radiographic findings may be normal in the early stages of the
disease, because cartilage is not directly visualized. Eventually, cartilage loss manifests
as joint-space narrowing.
Osteoarthritis is displayed in the images below.
Standing anteroposterior (AP) radiograph of the
knees
reveals
bilateral
medial
femorotibial
echo
thickness
thinning
lateral
femoral
condyle
underlying
posteriorly
with
fat-saturated
changes.
TABLE 1
Painful Joints
KNEE
When evaluating patients with osteoarthritis of the knee, AP and lateral radiographs
allow an adequate evaluation of the medial and lateral joint spaces. To adequately assess
the joint space, the AP view should be obtained with the patient in a standing position.
The lateral view also allows evaluation of the patellofemoral joint; however, an
additional view, known as the sunrise view, can offer even more information about this
joint space.
14
FIGURE 2.
Osteoarthritis of the knees. (A) Anteroposterior view of the left knee of patient 1 shows
medial joint space narrowing (arrow). (B) Lateral view of the left knee shows sclerosis
with marked osteophyte formation (arrows). The osteophytes are best seen in this view.
(C) Patient 2 has marked osteoarthritic changes with medial joint space narrowing (white
arrow) causing a varus deformity of the knee and collapse of the joint space with
destruction of the medial
15
seperti
peningkatan
berat
badan
maka
akan
mempercepat
proses
Interpretasi
Obese I 30.0 34.9 kg/m2
16
Coarse crepitus
Deformitas
sendi
yang
terlihat
akibat
penumpukan osteopit
Tenderness
b.
Klinik
Radiografik
Nyeri lutut
kriteria berikut :
minimal 1 dari 3
minimal 3 dari 6
kriteria berikut :
kriteria berikut :
>
45
tahun
- Nyeri tekan
hangat
< 30 menit
saat
palpasi
- Krepitasi
osteofit
Klinik
Nyeri
lutut
- Pembesaran tulang
- Sedikit
- Umur
dan
menit
- Krepitasi
- Nyeri tekan
- Pembesaran tulang
- Sedikit hangat saat
palpasi
1:40
- Analisi
cairan
sendi
normal
Kriteria untuk menilai berat ringannya osteoartritis sendi lutut menggunakan index :
18
Dengan sistem ini, maka bila indexnya 14, maka derajat osteoartrosisnya ekstrim berat;
1113, sangat berat; 810, berat; 57, sedang dan 14, ringan
15. Apakah diagnosis banding pada kasus ini ?
DD nyeri lutut menurut kelompok umur (lansia) :
- osteoarthritis
- gout, pseudogout
- rheumatoid arthritis
- kista poplitea
- tumor
DD nyeri lutut menurut situs anatomik (nyeri lutut medial) :
- Sprain ligament kolateral medial
- Robekan meniscus medial
- Bursitis meniscus medial
- Sindrom plica medial
19
Prevalensi OA adalah 8,1% dari total penduduk 29% berobat ke dokter dan 71%
berobat sendiri
Osteoartritis adalah penyakit sendi yang ditandai dengan keluhan utama berupa nyeri
sendi yang sering disertai kaku sendi, bengkak sendi, kelemahan otot, dan disabilitas.
Konsep lama menyebutkan adanya proses pakai dan aus (wear and tear), sehingga
terlihat pengikisan atau penipisan rawan sendi. Ternyata hal tersebut tidak dapat
diterapkan sepenuhnya, karena beberapa hal menjadi hambatan, di antaranya terdapat
proses osteoartritis pada persendian yang tidak banyak mengalami proses pembebanan
biomekanik, tidak dapat menjelaskan proses kronisitas osteoartritis. Banyak penelitian
yang mencoba mengungkapkan ketidakcocokan teori lama tersebut, yaitu dijumpainya
perbedaan antara rawan sendi pada penyakit osteoartritis dan proses penuaan (aging
process), serta osteoartritis dapat diinduksi pada percobaan hewan yang distimulasi
menggunakan zat kimia atau trauma buatan.
Sentral dari proses osteoartritis tersebut sebenarnya terdapat pada kondrosit yang
merupakan satu-satunya sel hidup yang ada di dalam rawan sendi. Gangguan pada fungsi
kondrosit itulah yang akan memicu proses patogenik osteoartritis. Kondrosit akan
mensintesis berbagai komponen yang diperlukan dalam pembentukan rawan sendi,
seperti proteoglikan, kolagen, dan sebagainya. Di samping itu ia akan memelihara
keberadaan komponen dalam matriks rawan sendi melalui mekanisme turn over yang
begitu dinamis. Dengan kata lain terdapat satu keseimbangan antara proses sintesis dan
degradasi rawan sendi. Gangguan keseimbangan ini, yang pada umumnya berupa
peningkatan proses degradasi, akan menandai penipisan rawan sendi dan selanjutnya
kerusakan rawan sendi yang berfungsi sebagai bantalan redam kejut. Apakah sintesis
matriks rawan sendi ini tidak terjadi? Tidak, sintesis matriks rawan sendi tetep ada,
terutama pada awal proses patologik osteoartritis, namun kualitas matriks rawan sendi
yang terbentuk tidak baik. Pada proses akhir kerusakan rawan sendi, memang sintesis
yang buruk tadi tidak mampu lagi mengatasi proses destruksi sendi yang cepat. Hal ini
terlihat dari merosotnya produksi proteoglikan yang menandai menurunnya fungsi
kondrosit. Kondrosit yang merupakan aktor tunggal pada proses ini akan dipengaruhi
oleh faktor anabolik dan katabolik dalam mempertahankan keseimbangan sintesis dan
degradasi. Perubahan patologik pada osteoartritis ditandai oleh kapsul sendi yang
menebal dan mengalami fibrosis serta distorsi. Sinovium mengalami keradangan dan
akan memicu terjadinya efusi serta proses keradangan kronik sendi yang terkena.
Permukaan rawan sendi akan retak dan terjadi fibrilasi serta fisura yang lama-kelamaan
21
akan menipis dan tampak kehilangan rawan sendi fokal. Selanjutnya akan tampak
jawaban tulang subkhondral berupa penebalan tulang, sklerotik, dan pembentukkan kista.
Pada ujung tulang dapat dijumpai pembentukan osteofit serta penebalan jaringan ikat
sekitarnya. Oleh sebab itu pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran seolah
persendian yang terkena itu bengkak.
Menurut informasi, hingga saat ini belum ada obat yang spesifik untuk osteoartritis,
karena patogenesisnya belum jelas, sehingga pengertian faktor resiko dari penyakit
osteoartritis ini perlu dipahami.
Nyeri, awalnya dirasakan utamanya saat berjalan dan membaik dengan istirahat,
namun seiring dengan semakin beratnya kerusakan sendi, nyeri akan konstan.
Kekakuan sendi khususnya ketika baru bangun di pagi hari atau setelah beberapa saat
tidak beraktivitas, namun berlangsung < 30 menit dan membaik dengan pergerakan.
Seiring dengan makin beratnya kerusakan sendi, pergerakan sendi menjadi terbatas
dan timbul nyeri jika dipaksakan.
perubahan
sendi
dengan
22
4. Obat antiinflamasi nonsteroid yang baru hanya menghambat enzim siklooksigenase 2 (inhibitor COX-2), sehingga dapat memaksimalkan efek anti
inflamasi dan analgesia sementara meminimalkan efek samping GI (celecoxib,
rofecoxib)
- Obat kondroprotektif masih menjalani penelitian ekstensif meliputi glukosamin
polisulfat, kondroitin sulfat, natrium pentosan polisulfat, dan kompleks peptide
glikosaminoglikan secara oral. Obat-obatan ini terbukti meringankan gejala pada
sebagian besar pasien dengan sedikit efek samping
- Injeksi steroid atau asam hialuronidase per intra-artikular selama kumat inflamasi
akut dapat meredakan nyeri dengan cepat. Frekuensi injeksi steroid lebih dari 3
sampai 4 kali per tahun dapat berhubungan dengan penurunan perbaikan kartilago
- Derivat tetrasiklin oral ditemukan bersifat kondroprotektis dan sedang diteliti secara
ekstensif
Lain-lain,
- Pembedahan ortopedi (termasuk prosedur artroskopi) seperti debridement sendi,
artroplasti abrasi, pengikisan kondral, dan penggantian sendi, dapat digunakan pada
pasien tertentu
- Implantasi kondrosit autologus telah digunakan pada beberapa pasien dengan penyakit
berat. Studi awal menggembirakan
- Terapi gen dengan memasukkan gen kondroprotektif ke dalam kondrosit masih diteliti
22. Bagaimana pencegahan pada kasus ini ?
Untuk mencegah osteoartritis, dapat dilakukan beberapa langkah, antara lain :
- menghindari setiap faktor resiko osteoartritis, seperti mencegah obesitas / kegemukan
- berdiri, berjalan, mengangkat barang harus pada posisi yang benar
- berhati-hati agar terhindar dari berbagai kecelakaan yang dapat mengakibatkan sendi
rusak
- berolah raga harus dengan cara yang benar, sesuai petunjuk
24
- olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) sebetulnya dapat
membantu mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak
sendi, dan kekuatan otot-otot di sekitarnya, sehingga otot dapat menyerap benturan
dengan lebih baik.
- dianjurkan pula untuk menggunakan kursi dengan sandaran keras, kasur yang tidak
terlalu lembek, dan tempat tidur yang dialas dengan papan.
- menjaga nutrisi agar selalu baik dan seimbang, agar pertumbuhan sendi dan tulang
rawan sempurna dan normal
- menjaga berat badan agar ideal
sangat
terbatas.
Pengobatan
umumnya
obat.
Ketika
mengonsumsi
obat,
keluhan
akan
membaik.
Osteoartritis pada lutut prognosisnya akan lebih buruk daripada pada tangan.
Vitam : bonam
Fungsionam : dubia
25
26
1. AINS dengan waktu paruh pendek (3-5 jam), yaitu aspirin, asam flufenamat,
asam meklofenamat, asam mefenamat, asam niflumat, asam tiaprofenamat,
diklofenak, indometasin, karprofen, ibuprofen, dan ketoprofen.
2. AINS dengan waktu paruh sedang (5-9 jam), yaitu fenbufen dan piroprofen.
3. AINS dengan waktu paruh tengah (kira-kira 12 jam), yaitu diflunisal dan
naproksen.
4. AINS dengan waktu paruh panjang (24-45 jam), yaitu piroksikam dan
tenoksikam.
5. AINS dengan waktu paruh sangat panjang (lebih dari 60 jam), yaitu fenilbutazon
dan oksifenbutazon.
KLASIFIKASI KIMIAWI OBAT ANTI-INFLAMASI NONSTEROID
Nonselective Cyclooxygenase Inhibitors
Asam
arylpropionat:
ibuprofen,
naproksen,
flurbiprofen,
ketoprofen,
fenoprofen, oxaprozin
Alkanon: nabumeton
Sulfonanilid: nimesulid
27
Sebagai analgesik, OAINS hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang, misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia, dismenorea dan juga
efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi atau kerusakan jaringan.
Efek analgesiknya jauh lebih lemah daripada efek analgesik opioat, tetapi OAINS
tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang
merugikan. Untuk menimbulkan efek analgesik, OAINS bekerja pada hipotalamus,
menghambat pembentukan prostaglandin ditempat terjadinya radang, dan
mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi.
B. Efek Antipiretik
Temperatur tubuh secara normal diregulasi oleh hipotalamus. Demam terjadi bila
terdapat gangguan pada sistem thermostat hipotalamus. Sebagai antipiretik,
OAINS akan menurunkan suhu badan hanya dalam keadaan demam. Penurunan
suhu badan berhubungan dengan peningkatan pengeluaran panas karena pelebaran
pembuluh darah superfisial. Antipiresis mungkin disertai dengan pembentukan
banyak keringat. Demam yang menyertai infeksi dianggap timbul akibat dua
mekanisme kerja, yaitu pembentukan prostaglandin di dalam susunan syaraf pusat
sebagai respon terhadap bakteri pirogen dan adanya efek interleukin-1 pada
hipotalamus. Aspirin dan OAINS lainnya menghambat baik pirogen yang diinduksi
oleh pembentukan prostaglandin maupun respon susunan syaraf pusat terhadap
interleukin-1 sehingga dapat mengatur kembali thermostat di hipotalamus dan
memudahkan pelepasan panas dengan jalan vasodilatasi.
C. Efek Anti-inflamasi
Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi
yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator inflamasi seperti
histamin, serotonin, bradikinin, prostaglandin dan lainnya yang menimbulkan
reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi.
Kebanyakan OAINS lebih dimanfaatkan pada pengobatan muskuloskeletal seperti
artritis rheumatoid, osteoartritis, dan spondilitis ankilosa. Namun, OAINS hanya
meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara
simtomatik, tidak menghentikan, memperbaiki, atau mencegah kerusakan jaringan
pada kelainan muskuloskeletal.
28
Artikulasi antara femur dan tibia, merupakan sendi penahan beban (weightbearing
joint)
Artikulasi antara patella dan femur
29
Permukaan Artikular
Permukaan artikular dari tulang pembentuk sendi lutut dilapisi oleh kartilago hialin.
Permukaan utama yang terlibat adalah:
Gambar 2. Permukaan
artikular sendi lutut. A.
Ekstensi B. Fleksi C.
Tampak depan (fleksi)
(Sumber: Drake R, Vogl
W, Mitchell A. Grays
Anatomy for Students;
2005)
30
Meniskus
Ada dua meniskus, yang merupakan fibrokartilago berbentuk C, pada sendi lutut, satu
pada sisi medial (meniskus medialis) dan lainnya pada sisi lateral (meniskus lateralis).
Keduanya melekat pada faset regio interkondilar dari plateau tibia.
Membran Sinovial
Membran sinovial dari sendi lutut melekat pada tepi permukaan artikular dan tepi luar
superior dan inferior dari meniskus. Pada bagian posterior, membran sinovial
memisahkan membran fibrosa kapsul sendi pada tiap sisi ligamen krusiatum posterior
dan melingkari kedua ligamentum yang memisahkan mereka dari rongga sendi. Pada
bagian anterior, membran sinovial terpisah dari ligament patellar oleh bantalan lemak
infrapatellar (infrapatellar fat pad).
31
Pada sisi medial dari sendi lutut, membran fibrosa bergabung dengan ligamen
32
Gambar 7. Perdarahan
sendi lutut
(Sumber: Drake R, Vogl
W, Mitchell A. Grays
Anatomy for Students;
2005)
Proses pertambahan panjang tulang terjadi oleh karena pertumbuhan interstisial pada
kartilago diikuti dengan osifikasi endokondral. Oleh karena itu, ada 2 tempat yang
memungkinkan untuk pertumbuhan kartilaginosa ini, yaitu kartilago artikular dan
kartilago lempeng epifisis.
Kartilago artikular
Kartilago artikular pada tulang panjang merupakan satu-satunya lempeng pertumbuhan
untuk epifisis, sedangkan pada tulang pendek, kartilago artikular merupakan satu-satunya
lempeng pertumbuhan untuk seluruh tulang.
tulang melalui proses osifikasi endokondral. Empat zona pada lempeng epifisis dapat
dibedakan, sebagai berikut:
The zone of resting cartilage melekatkan lempeng epifisis kepada epifisis, terdiri
dari kondrosit imatur, juga pembuluh darah yang rapuh, yang berpenetrasi dari
interstisial dari sel kartilago yang paling aktif, yang tersusun secara vertikal.
The zone of maturing cartilage terjadi pembesaran secara progresif dan maturasi
dari sel kartilago saat mencapai metafisis. Kondrosit ini memiliki glikogen dalam
sitoplasma dan memproduksi fosfatase untuk proses kalsifikasi matriks di
sekitarnya.
The zone of calcifying cartilage tipis dan kondrositnya telah mati sebagai akibat
kalsifikasi matriks.
36
Proses pertambahan lebar tulang terjadi oleh karena pertumbuhan aposisional dari
osteoblas pada bagian dalam periosteum, melalui proses osifikasi intramembranosa.
Secara bersamaan, rongga medulla dari tulang juga semakin membesar melalui resorpsi
osteoklas.
Proses Remodelling Tulang
Ketika tulang bertumbuh secara longitudinal, daerah metafisis yang sedang aktif
mengalami remodelling secara berkelanjutan. Hal ini dapat terjadi akibat deposisi tulang
oleh osteoblas bersamaan dengan resorpsi tulang oleh osteoklas pada sisi yang
berlawanan.
Selain itu, proses remodelling tulang dapat terjadi akibat stress fisik. Tulang
terdisposisi pada bagian yang mendapat stress fisik, dan teresoprsi pada bagian yang
kurang mendapat stress fisik. Fenomena ini dikenal dengan nama Hukum Wolf.
37
Meniskus injury
MRI (magnetic resonance imaging) akan memberikan informasi lebih rinci dan akan
membantu untuk mengevaluasi jaringan lunak di dalam dan sekitar sendi lutut Anda
(otot, tendon, ligamen, menisci, jaringan ikat lainnya). Hal ini dapat mengidentifikasi dan
kerusakan ligamen meniscal, dan membantu untuk menentukan sejauh mana cedera
Anda, perpindahan dan tingkat air mata Anda, cairan di lutut Anda, meniskus diskoid,
ACL atau air mata MCL, dan / atau kondisi terkait lainnya.
Jenis pengujian direkomendasikan akan tergantung pada gejala dan pendapat profesional
medis Anda. Pemeriksaan lebih lanjut seperti USG diagnostik, electromyogram, atau
operasi arthroscopic dapat digunakan untuk menentukan derajat dan lokasi dari cedera
Anda jika diperlukan.
MRI scan (side-on view) of a knee with patellar tendonitis. The tendon should be dark
throughout its length. At the top of the tendon, just below the patella, there is a pale area
in the tendon, caused by inflammation and swelling.
38
The T1-weighted sagittal images reveals marked thickening and increased signal
intensity
(arrow) within the patellar tendon.
Figure 1: MRI Right knee showing rupture of patellar tendon with superior
displacement of patella.
39
PENDAHULUAN
Anterior cruciate ligament (ACL) adalah ligamen yang paling sering mengalami cidera
pada lutut.Penyebab utamanya terjadinya ACL adalah aktifitas olah raga.Olah raga yang
sering menyebabkan cidera adalah olah raga dengan psisi foot terfiksir dan badan
berubah arah dengan cepat, misalnya pada pemain sepak bola atau basket.Insident cidera
ACL berdasarkan AFL injury report: season 2006 adalah 0.9 cidera baru/tim/musim dan
cidera ini menyebabkan para pemain sepakbola melewatkan 15.3 permainan/tim/musim.
ACL adalah ligament yang paling sering mengalami kerusakan pada knee joint,Setiap
tahun di amerika serikat terjadi 250.000 cedera ACL,atau sekitar 1 dari 3000
populasi.Sekitar sepertiga dari pasien yang mengalami cedera ACL memerlukan
pembedahan,dengan biaya 17.000 dollar amerika serikat per rekonstruksi sehingga
diperkiran biaya pertahun sekitar 1,5 Milyar dollar Amerika serikat.Dengan demikian
biaya yang di keluarkan sangat besar sekali.
3. Osteoarthritis
OSTEOARTHRITIS
Definisi
Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan
struktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang
rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng
tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya
peradangan, dan melemahnya otototot yang menghubungkan sendi. (Felson, 2008)
Epidemiologi
Insiden OA lutut di Amerika Serikat mengenai sekitar 240 per 100.000 penduduk
pertahun. Sulit untuk memperkirakan prevalensi dari osteoarthritis karena tidak ada
kriteria pasti untuk menegakkan diagnosis. Berdasarkan usia, OA lutut mengenai 5%
populasi yang berusia lebih dari 26 tahun, 17% usia 45 tahun ke atas, dan 20% usia 60
tahun ke atas. Berdasarkan penelitian tahun 2004, OA (pada semua sendi) terdiagnosis
pada 11,1 juta pasien rawat jalan, dan diperkirakan pada tahun 2005 9,3 juta orang
dewasa mempunyai gejala OA. OA dapat menyerang semua sendi, namun predileksi
40
yang tersering adalah pada sendi-sendi yang menanggung beban berat badan seperti
panggul, lutut, dan sendi tulang belakang bagian lumbal bawah.
Faktor Resiko
Hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko timbulnya OA antara lain :
1. Usia
Semakin bertambahnya usia, resiko terjadinya penyakit sendi semakin besar. Pada
usia tua terjadi perubahan pada rantai proteoglikan dan kandungan air pada tulang
rawan. Perubahan struktur tulang rawan sendi menyebabkan perubahan
vaskularisasi pada tempat tersebut sehingga aliran darah ke sendi menurun.
Penurunan aliran darah ini menyebabkan proses perbaikan tulang rawan sendi
menjadi lambat.
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian, insiden OA lutut lebih tinggi pada wanita di banding pria.
Pada usia diatas 45 tahun OA lutut mengenai 6%-13% laki-laki sedangkan pada
wanita angka kejadiannya lebih tinggi yaitu 7%-19%.
3. Obesitas
Berat badan turut berperan dalam patogenesis dan patofisiologi OA lutut terutama
dalam perkembangan penyakit ke derajat yang lebih tinggi. Peningkatan berat
badan menyebabkan peningkatan beban yang disokong sendi. Dalam keadaan
normal, gaya berat badan akan melalui medial sendi lutut dan diimbangi otot paha
bagian lateral, sehingga resultan jatuh pada bagian sentral sendi lutut. Pada
keadaan obesitas resultan gaya bergeser ke medial. Beban yang diterima sendi lutut
menjadi tidak seimbang, sehingga lutut menjadi varus (menjauhi sumbu tubuh).
4. Suku Bangsa
Berdasarkan penelitian OA pada sendi paha (hip joint) sering mengenai orang kulit
hitam dan orang Asia. Sedangkan di Amerika OA sering mengenai penduduk asli
Amerika (indian) daripada orang kulit putih. Hal ini berkaitan dengan perbedaan
cara hidup dan frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Genetik
Adanya mutasi dalam gen prokolagen II dan gen-gen struktural lain untuk unsurunsur tulang rawan sendi seperti kolagen tipe IX dan XII, protein pengikat atau
proteoglikan diduga berperan dalam terjadinya OA lutut.
6. Cedera Sendi, Pekerjaan, dan Olahraga
41
Pekerjaan berat dengan pemakaian satu sendi secara terus menerus, seperti tukang
pahat dan pemetik kapas, meningkatkan resiko terjadinya OA. Cedera seperti
robekan meniskus dan ketidakstabilan ligamen menyebabkan kerusakan pada
tulang rawan sendi, sehingga beresiko terjadi OA.
7. Kelainan Pertumbuhan
Kelainan seperti Perthes disease dan dislokasi kongenital paha (congenital
dislocation of the hip)merupakan faktor resiko terjadinya OA pada usia muda.
8. Faktor Lain
Tingginya kepadatan tulang
Peda beberapa penelitian menyebutkan bahwa kepadatan tulang yang tinggi tidak
membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi
sehingga tulang rawan menjadi mudah robek.
Klasifikasi
Osteoartritis dibagi menjadi dua, yaitu OA primer dan OA sekunder. OA primer
penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) dan tidak berhubungan dengan kelainan
sistemik. Sedangkan OA sekunder disebabkan oleh kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik, kelinan pertumbuhan dan herediter, jejas makro dan mikro, dan imobilisasi
yang terlalu lama.
Tanda dan Gejala
1. Nyeri sendi
Gejala klinik yang paling menonjol adalah nyeri. Nyeri pada osteoartritis sendi
lutut, biasanya mempunyai irama diurnal; nyeri akan menghebat pada waktu
bangun tidur dan sore hari. Selain itu, nyeri juga dapat timbul bila banyak berjalan,
naik dan turun tangga atau bergerak tiba-tiba. Nyeri yang belum lanjut biasanya
akan hilang dengan istirahat, tetapi pada keadaan lanjut, nyeri akan menetap
walaupun penderita sudah istirahat. Ada tiga tempat yang dapat menjadi sumber
nyeri, yaitu sinovium, jaringan lunak sendi dan tulang. Nyeri sinovium dapat terjadi
akibat reaksi radang yang timbul akibat adanya debris dan kristal dalam cairan
sendi. Selain itu juga dapat terjadi akibat kontak dengan rawan sendi pada waktu
sendi bergerak. Kerusakan pada jaringan lunak sendi dapat menimbulkan nyeri,
misalnya robekan ligamen dan kapsul sendi, peradangan pada bursa atau kerusakan
meniskus. Nyeri yang berasal dari tulang biasanya akibat rangsangan pada
42
periosteum karena periosteum kaya akan serabut-serabut penerima nyeri. Selain itu
rasa nyeri dipengaruhi oleh keadaan psikologik pasien, sehingga dianjurkan untuk
melakukan evaluasi psikologik dalam penatalaksanaan penderita osteoartritis.
OA : peningkatan aktivitas fibrogenik dan penurunan aktivitas fibrinolitik
Penumpukan trombus dan kompleks lipid pada pembuluh darah subkondral
Iskemia dan nekrosis jaringan
Pelepasan mediator kimia seperti inteleukin (IL) dan prostaglandin (PG)
Nyeri
2. Hambatan gerakan sendi
Konsentris : seluruh arah gerakan dan eksentris : salah satu arah gerakan saja
3. Kaku sendi merupakan gejala yang sering ditemukan, tetapi biasanya tidak lebih
dari 30 menit. Kaku sendi biasanya muncul pada pagi hari atau setelah dalam
keadaan inaktif.
4. Krepitus juga sering ditemukan. Krepitus merupakan gesekan kedua permukaan
tulang sendi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif dimanipulasi. Krepitus
dapat ditemukan tanpa disertai rasa nyeri, tapi biasanya berhubungan dengan nyeri
yang tumpul.
5. Kadang-kadang ditemukan pembengkakan sendi akibat efusi cairan sendi.
6. Pada keadaan lanjut, dapat ditemukan deformitas sendi lutut, misalnya genu varum
maupun genu valgus. Bila sudah ditemukan instabilitas ligamentum, hal ini
menunjukkan kerusakan yang progresif dan prognosis yang buruk
Gambaran radiologik osteoartritis pertama kali diperkenalkan oleh Kellgren dan
Lawrence pada tahun 1957 dan akhirnya diambil oleh WHO pada tahun 1961
Derajat OA lutut (kellgren and lawrence)
0 tidak ada gambaran OA
1 meragukan, dengan gambaran sendi normal, terdapat osteofit minim
2 OA minimal dengan osteofit pada 2 tempat, tidak terdapat sklerosis dan kista
subkondral, celah sendi baik.
3 OA moderat, osteofit moderat, deformitas ujung tulang, dan terdapat
penyempitan celah sendi
43
Klinik
Radiografik
Nyeri lutut
kriteria berikut :
minimal 1 dari 3
minimal 3 dari 6
kriteria berikut :
kriteria berikut :
>
45
tahun
- Nyeri tekan
hangat
< 30 menit
saat
palpasi
- Krepitasi
osteofit
Klinik
Nyeri
lutut
- Pembesaran tulang
- Sedikit
- Umur
dan
menit
- Krepitasi
- Nyeri tekan
- Pembesaran tulang
- Sedikit hangat saat
palpasi
1:40
- Analisi
cairan
sendi
normal
44
Dengan sistem ini, maka bila indexnya 14, maka derajat osteoartrosisnya ekstrim berat;
1113, sangat berat; 810, berat; 57, sedang dan 14, ringan.
Pemeriksaan Radiologis
Pada penderita OA, dilakukannya pemeriksaan radiografi pada sendi yang terkena sudah
cukup untuk memberikan suatu gambaran diagnostik. Gambaran Radiografi sendi yang
menyokong diagnosis OA adalah :
a. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian yang
menanggung beban seperti lutut ).
b. Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis ).
c. Kista pada tulang
d. Osteofit pada pinggir sendi
e. Perubahan struktur anatomi sendi.
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tidak banyak berguna. Pemeriksaan
darah tepi masih dalam batas batas normal. Pemeriksaan imunologi masih dalam batas
batas normal. Pada OA yang disertai peradangan sendi dapat dijumpai peningkatan
ringan sel peradangan ( < 8000 / m ) dan peningkatan nilai protein.
Tatalaksana
Non Farmakologi
Tujuan penatalaksanaan osteoartritis s sendi lutut adalah untuk menghilangkan nyeri dan
peradangan, menstabilkan sendi lutut dan mengurangi beban pada sendi lutut.
Penatalaksanaan sebaiknya dilakukan pada stadium dini, terutama sebelum deformitas
sendi dan instabilitas sendi terjadi.
Untuk mengurangi beban pada sendi lutut, maka dalam melakukan aktifitas sehari-hari
disarankan untuk memperhatikan hal-hal berikut :
1. Jangan berjalan atau jogging sebagai pilihan olah raga.
Berenang dan bersepeda merupakan alternatifpilihan yang baik.
2. Hindari naik-turun tangga.
3. Duduk lebih baik daripada berdiri.
4. Duduk di kursi yang lebih tinggi lebih baik daripada duduk di sofa yang rendah.
5. Hindari berlutut dan jongkok.
45
6. Sebelum bangkit dan duduk, geserlah dudukan ke tepi kursi dengan posisi kaki di
bawah badan, kemudian gunakan tangan untuk mengangkat badan dan kursi.
Diet memegang peranan penting dalam penatalaksanaan penderita osteoantrosis sendi
lutut, terutama untuk menurunkan kelebihan berat badan penderita. Walaupun sampai
saat ini belum pernahditeliti penganuh penurunan berat badan terhadap nyeri lutut dan
progresifitas osteoartrosis sendi lutut, tetapi diharapkan beban terhadap sendi lutut akan
berkurang. Evaluasi psikologik sangat penting untuk diperhatikan, karena beratnya nyeri
dan gangguan fungsional berhubungan erat dengan keadaan psikologik penderita.
Terapi fisik memegang peranan yang sangat penting; latihan otot yang teratur akan
memperbaiki gangguan fungsional, mengurangi ketergantungan terhadap orang lain dan
mengurangi nyeri. Perbaikan tersebut mencapai 1025% pada rehabilitasi selama 24
bulan dan dapat bertahan sampai 8 bulan setelah rehabilitasi. Terapi fisik dapat berupa
pemanasan atau pendinginan Pemanasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
diaterini, ultrasound, sinar inframerah dan lain sebagainya. Pemanasan selama 1520
menit cukup efektif untuk mengurangi nyeri dan kekakuan sendi.
Latihan-latihan otot yang dapat dilakukan untuk penderita osteoartrosis sendi hitut antara
lain adalahquadriceps setting exercise, straight leg raises, progressive resistive
exercise (PRE) dan hamstring exercise. Pada quadriceps setting exercise, pen- derita
dalam posisi berbaring di tempat tidur dengan lutut lurus, kemudian penderita disuruh
menekan lututnya ke bawah. Pertahankan selama 5 detik, kemudian istirahat selama 5
detik dan diulangi sampai 1015 kali. Latihan ini dilakukan sebanyak 3 kali perhari,
kemudian dapat ditingkatkan sampai 10 kali sehari. Pada straight leg raises, penderita
dalam posisi berbaring telen- tang. Bila tungkai kanan yang akan dilatih, maka tungkai
kiri dipertahankan lurus, kemudian tungkai kanan diangkat lurus setinggi-tingginya,
kemudian turunkan perlahan-lahan sampai kira-kira 6 inchi dari alas dan pertahankan
selama 5 detik, lalu istirahat 5 detik. Ulangi sampai 510 kali dan latihan dilakukan 23
kali sehari. Pada progressive resistive exercise (PRE), pen- denta dalam posisi duduk
dengan lutut dalam keadaan fleksi dan tungkai
bawah diberi beban. Kemudian lutut diekstensikan per-lahanlahan sampai tercapai
ekstensi maksimal dan pertahankan selama 5 detik, kemudian istirahat. Latihan diulangi
46
sampai 10 kali dan dilakukan 3 kali perhari. Padahamstring exercise, penderita dalam
posisi berdini kemudian lutut difleksikan 20 kali atau sampai penderita lelah.
Farmakologi
Semua jenis NSAID/COX-2 inhibitor oral mempunyai efek analgesik yang sama,
tetapi mempunyai perbedaan potensi toksisitas terhadap sistem gastrointestinal,
hepar, dan kardio-renal. Jadi setiap pemberian NSAID maupun COX-2 inhibitor
harus mempertimbangkan faktor resiko yang meliputi usia, dan riwayat gangguan
gastrointestinal (peptic ulcer, gastritis), hepar, dan kardio-renal (GGA). Pada pasien
OA yang mempunyai riwayat gangguan gastrointestinal misalnya peptic ulcer,
harus diberikan PPI atau H2 blocker atau sukralfat untuk melindungi mukosa
lambung. Selain itu untuk mengurangi efek toksik NSAID, dapat juga
menyarankan pasien untuk minum banyak air putih dan memakan obat setelah
makan. Pada pasien OA dengan gangguan hepar maupun kardio-renal, sebaiknya
dosis obat di kurangi untuk mengurangi efek toksiknya
b. Analgesik Topikal
1. NSAID topikal harus dipertimbangkan untuk meredakan nyeri sebagai
tambahan dari terapi inti untuk penderita OA tangan dan lutut.
2. NSAID topikal dan atau paracetamol harus dipertimbangkan sebelum
pemberian NSAID oral, COX 2 inhibitor atau opioid.
3. Capsaicin topikal harus dipertimbangkan sebagai terapi tambahan untuk OA
tangan dan lutut
c. Chondroprotective Agent
Chondroprotective Agent adalah obat obatan yang dapat menjaga atau
merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat obatan yang
termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat,
kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya.
d. Injeksi Intra-artikular
1. Injeksi kortikosteroid intraartikular dapat di rekomendasikan sebagai terapi
tambahan untuk meredakan nyeri sedang sampai berat.
2. Injeksi intraartikular hyaluronan tidak direkomendasikan sebagai terapi utama
OA
Terapi pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa
sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang
mengganggu aktivitas sehari hari.
48
KERANGKA KONSEP
Faktor risiko
-
Usia
Obesitas
Jenis
kelamin
Pembentukan tulang
baru pada tulang
rawan, sendi, dan
tepi sendi
Perubahan metabolism
tulang
Peningkatan aktivitas enzim
yang merusak makro molekul
matriks tulang rawan sendi
Penurunan kadar
proteoglikan
Perubahan sifat
kolagen
49
Berkurangnya kadar
air tulang rawan
sendi
Kerusakan pada permukaan
tulang rawan sendi
KESIMPULAN
Wanita 66 Tahun mengeluh nyeri pada lutut sebelah kanan ec. Osteoarthritis primer
DAFTAR PUSTAKA
Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisilogi Pemeriksaan & Manajemen
Edisi 2. Jakarta : Penerbit EGC.
Price, Sylvia A., Lorraine M. Wilson. 2005 Patofiisiologi Volume 2 Edisi 6. Jakarta :
Penerbit EGC.
Zhang W, Moskowitz RW, Nuki G, Abramson S, Altman RD, Arden N, et al. OARSI
Recommendation For The Management of Hip and Knee Osteoarthritis, Part I : Critical
Appraisal of Existing Treatment Guidelines and Systematic Review of Current Research
Evidence. Osteoarthr. Cartil. 2007 Sep;15(9): 981 1000
Zhang W, Moskowitz RW, Nuki G, Abramson S, Altman RD, Arden N, et al. OARSI
Recommendation For The Management of Hip and Knee Osteoarthritis, Part II : OARSI
Evidence-based. Expert Concensus Guidelines, Osteoarth. Cartil. 2008 Feb;16(2) : 137 62
50