BAB 2 Kajmas Fix
BAB 2 Kajmas Fix
TINJAUAN PUSTAKA
2.2
Kandungan ASI
ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi dalam enam
ke sepuluh dari masa laktasi. Kandungan dari ASI masa peralihan sedikit berbeda
dengan kolostrum karena kadar protein ASI peralihan semakin rendah, sedangkan
kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi dan juga volume ASI semakin lama
semakin banyak.13
c. Air susu matur
Air susu matur merupakan ASI yang diproduksi pada hari ke sepuluh
sampai seterusnya dan merupakan cairan bewarna putih kekuning-kuningan. ASI
ini mengandung caseinat, riboflaum, karotin, antibodi terhadap bakteri dan virus,
sel (sel fagosit, granulosit, makrofag, limfosit T), enzim lysozim, enzim
lactoperoxidase, lactoferin B12, ginding protein, faktor resisten terhadap
Staphylococcus, dan komplemen C3 dan C4.13
Tabel 2 Komposisi ASI Matur Dibandingkan dengan ASI Prematur
Zat Gizi
Energi
(kcal/dl)
Lemak
(g/dl)
Protein
(g/dl)
Laktosa
(g/dl)
2.3
Hari ke 3-5
Matur Premamatur
48
58
Hari ke 8-11
Matur Premamatur
59
71
Hari ke 15-18
matur Premamatur
62
71
Hari ke 26-29
Matur Premamatur
62
70
1.85
3.0
2.9
4.14
3.06
4.33
3.05
4.09
1.87
2.10
1.7
1.86
1.52
1.71
1.29
1.41
5.14
5.04
5.98
5.55
6.0
5.63
6.51
5.97
Manfaat ASI
ASI bermanfaat bukan untuk bayi saja, tetapi juga untuk ibu, keluarga, dan
negara.
2.3.1 Manfaat ASI bagi bayi
10
11
e. Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan.13,21
12
b. Aspek psikologis
kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga
suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan
keluarga.
c. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak perlu repot meyiapkan air masak, botol dan dot yang harus
dibersihkan.
2.3.4 Manfaat ASI untuk negara
Manfaat ASI bagi negara sebagai berikut:
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.
b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk Rumah Sakit berkurang, karena rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan
dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk
perawatan anak.
c. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula
13
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui,
diperkirakan
dapat
hemat
devisa
sebesar
Rp.
8.6
milyar
yang
Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang
yang
mungkin
mempunyai
sifat
laktogenik
yang
menyokong prolaktin.24
Cairan yang disekresi selama beberapa hari terakhir sebelum dan beberapa
hari pertama setelah kelahiran disebut kolostrum. Kolostrum terutama
14
sewaktu tidak hamil. Akan tetapi setiap kali ibu menyusui bayinya, sinyal saraf
dari puting susu ke hipotalamus akan menyebabkan lonjakan sekresi prolaktin
sebesar 10 sampai 20 kali lipat yang berlangsung kirakira 1 jam. Prolaktin ini
bekerja pada payudara ibu untuk mempertahankan kelenjar mammaria agar
mensekresikan ASI ke dalam alveoli untuk periode laktasi berikutnya. Bila
lonjakan prolaktin ini tidak ada, atau dihambat karena kerusakan hipotalamus atau
hipofisis, atau bila laktasi tidak dilakukan terusmenerus, payudara akan
kehilangan kemampuannya untuk memproduksi air susu dalam waktu 1 minggu
atau lebih. Akan tetapi, produksi air susu dapat berlangsung terus selama beberapa
15
tahun bila anak terus mengisap, walaupun kecepatan pembentukan air susu
normalnya berkurang sangat banyak setelah 7 sampai 9 bulan.24
16
Air susu secara kontinu disekresikan ke dalam alveoli payudara, tetapi tidak
dapat mengalir dengan mudah ke dalam duktus. Air susu harus diejeksikan ke
dalam duktus sebelum bayi memperolehnya.24
Ketika bayi mengisap, bayi sebenarnya tidak menerima susu untuk setengah
menit pertama. Impuls sensorik pertama harus ditransmisikan melalui saraf
somatik dari puting susu ke medulla spinalis ibu dan kemudian ke hipotalamus
ibu, yang menyebabkan sinyal saraf yang membantu sekresi oksitosin pada saat
yang bersamaan ketika hipotalamus mensekresikan prolaktin (Gambar 2.3).
Oksitosin kemudian dibawa dalam darah ke kelenjar payudara, tempat oksitosin
menyebabkan selsel mioepitel (yang mengelilingi dinding luar alveoli)
berkontraksi, dengan demikian mengalirkan air susu dari alveoli ke dalam duktus
pada tekanan +10 sampai 20 mmHg. Kemudian isapan menjadi efektif dalam
mengalirkan air susu. Jadi dalam waktu 30 detik sampai 1 menit setelah bayi
mengisap payudara, air susu mulai mengalir. Proses ini disebut ejeksi air susu
atau let-down reflex (gambar 2.4).24
2.5.1
Mitos
17
Mitos tentang ASI yang berkaitan dengan bentuk tubuh ibu. Menyusui
dikhawatirkan akan membuat tubuh ibu sukar kembali ke bentuk aslinya yang
langsing. Padahal, timbunan lemak yang terjadi selama masa kehamilan, yang
dicemaskan akan sulit menghilang itu justru lebih mudah lenyap karena
digunakan dalam proses menyusui
Penyakit
Pada umumnya ibu sakit bukan alsan untuk menghentikan menyusui,
karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan
dirasakan oleh ibu. ASI akan melindungi bayi dari penyakit.
a. Ibu yang menderita hepatitis (HbsAg +) atau AIDS (HIV+)
Untuk kedua penyakit ini ditemukan berbagai pendapat. Yang pertama
bahwa ibu yang menderita Hepatitis atau AIDS tidak diperkenankan menyusui
bayinya. Karena dapat menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. Namun
18
Pemberian ASI
19
ASI merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi, selain kandungan ASI
yang dibutuhkan bayi, ASI juga lebih mudah didapatkan dan lebih ekonomis.
Dalam satu hari seorang ibu menyusui dapat dapat mensekresikan ASI sebanyak
800 ml. Dalam satu hari ibu dapat menyusui sebanyak 8 sampai 12 kali, hal ini
tergantung keinginan dan kebutuhan bayi atau disebut dengan on demand.26
Seorang bayi yang belum puas menyusu menunjukan tingkah laku yang
dapat dengan mudah dikenali. Apabila bayi belum puas menyusu biasanya bayi
akan lebih tampak gelisah, rewel, dan menangis. Dengan mengenali tanda tersebut
sebaiknya ibu segera memberikan ASI kepada bayinya. ASI diberikan kepada bayi
sampai bayi puas menyusui.16
2.6.1 Teknik Menyusui
Cara meletakkan bayi pada payudara ketika menyusui berpengaruh terhadap
keberhasilan menyusui. Bayi walaupun sudah dapat menghisap tetapi dapat
mengakibatkan puting terasa nyeri.7
a. Posisi dan perlekatan menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa
dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi khusus yang
berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan
disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan
dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan
kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu,
tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.7
20
21
22
2.
3.
4.
5.
Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak
yang masuk.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
23
24
Dilakukan dengan cara tekan bola karet untuk mengeluarkan udara letakkan
ujung lebar tabung pada payudara dengan puting susu tepat di tengah dan
tabung benar-benar melekat pada kulit. Lepas bola karet, sehingga puting dan
areola tertarik ke dalam. Tekan dan lepas beberapa kali sehingga ASI keluar
dan terkumpul pada lekukan penampung sisi tabung.
Penyimpanan ASI7
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan
25
menurun. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat didalam suhu kamar atau
dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas.
26
membebani ginjal sehingga lebih baik diberikan ASI sampai usia 2 tahun. Selain
itu dapatdiberikan makanan kalengan dan makanan berukuran kecil.
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini tidak tepat karena akan menyebabkan
bayi kenyang dan akan mengurangi keluarnya ASI. Selain itu bayi menjadi malas
menyusu karena sudah mendapatkan makanan atau minuman terlebih dahulu
Pemberian MP-ASI terlalu dini seperti nasi dan pisang justru akan menyebabkan
penyumbatan saluran cerna karena liat dan tidak bisa dicerna atau yang disebut
phyto bezoar sehingga dapat menyebabkan kematian dan menimbulkan risiko
jangka panjang seperti obesitas, hipertensi, atherosklerosis, dan alergi makanan.
(Depkes RI, 2005).
2.8
27
peran
Faktor Predisposisi
1. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan.
Pendidikan dapat diperoleh ibu secara formal maupun informal. Dengan demikian
semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin mudah ibu itu untuk
memperoleh informasi. Soeparmanto dan Rahayu (1988) dalam penelitiannya
diketahui tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan ibu mempunyai hubungan
dengan pola pemberian ASI eksklusif. Hal yang sama juga disampaikan Wardah
28
2. Pengetahuan
Ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang menyusui dan
pentingnya pemberian ASI merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
rendahnya motivasi ibu dalam pemberian ASI kepada bayinya. Sedangkan ibu
yang mempunyai bekal pengetahuan yang benar tentang ASI dan status gizi bayi
berpeluang lebih besar untuk menjaga motivasi menyusui bayinya..
Para Ahli filsafat, Keraf dan Dua mengatakan bahwa pengetahuan dibagi
menjadi 3 macam, yaitu tahu bahwa, tahu bagaimana, dan tahu akan.
Pengetahuan bahwa adalah pengetahuan tentang informasi tertentu, tahu bahwa
sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang demikian adanya, bahwa apa yang
dikatakan memang benar. Jenis pengetahuan ini disebut juga pengetahuan teoritis,
pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada tingkat yang tidak begitu mendalam.
Sedangkan tahu bagaimana adalah menyangkut bagaimana seseorang
melakukan sesuatu. Pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih
tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan sesuatu. Tahu akan
adalah jenis pengetahuan yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan
sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi.
Hambatan utama tercapainya ASI ekslusif yang benar adalah karena kurang
sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI ekslusif pada para ibu. Penelitian
Hartuti Tahun 2006 menyebutkan bahwa pengetahuan ibu berhubungan dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif, dimana semakin tinggi pengetahuan ibu
29
semakin tinggi perilaku pemberian ASI eksklusif. Hasil yang sama diperoleh pada
penelitian Ibrahim Tahun 2002 dimana terdapat hubungan yang bermakna anatara
pengetahuan tinggi berpeluang 1,9 kali untuk memberikan ASI eksklusif, selain
itu penelitian
ekslusif terlihat dari pemanfaatan susu formula secara dini di perkotaan dan
pemberian atau nasi sebagai tambahan ASI di pedesaan 27,29
3. Tradisi
Pemberian ASI tidak terlepas dari tatanan budaya. 7 Adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan faktor keluarga mempengaruhi ibu untuk menyusui secara eksklusif,
ibu yang baru melahirkan lebih percaya kepada kebiasaan-kebiasaan keluarganya
atau orang tuanya yang dilakukan secara turun temurun daripada mengaplikasikan
informasi dari petugas kesehatan. Berkembangnya informasi yang tidak benar dan
kurang tepat di masyarakat, serta masalah menyusui seperti puting susu yang
pendek atau terbenam, payudara bengkak, puting susu nyeri/lecet, ditambah lagi
adanya mitos menyusui, membuat ibu kurang percaya diri serta enggan untuk
menyusui. Mitos-mitos diajarkan secara turun temurun sehingga menjadi
semacam budaya atau adat istiadat.7
4. Sikap
Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan
persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan
sikap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang
menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap
orang-orang, objek-objek, dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan
(Winardi, 2004).
30
31
32
Faktor Penguat
1. Dukungan Keluarga
Dukungan dari keluarga memiliki dampak yang cukup besar terhadap
keputusan seorang ibu untuk terus menyusui. Meskipun menyusui bayi adalah hal
yang paling alami di dunia, tetapi komitmen dan usaha keras harus tetap dimiliki
oleh ibu karena menyusui tidak selalu mudah, terutama jika seorang ibu
mengalami masalah, merasa sangat lelah, terisolasi, dan merasa kurang waktu
karena bekerja atau memiliki kesibukan di luar rumah.
Peran suami berupa perhatian kepada istri sangat dibutuhkan suatu proses
dalam produksi ASI. Seorang ibu menyusui yang mendapat dukungan dari suami,
keluarga atau teman yang dapat diajak bertukar pikiran saat mengalami kesulitan
dalam menyusui, ibu tersebut akan lebih percaya diri saat memberikan ASI pada
bayinya. Pemberian ASI secara eksklusif sangat dipengaruhi terhadap dukungan
yang didapat oleh ibu tersebut sehingga timbul motivasi dan kemauan dari ibu
untuk menyusui bayinya.
2. Peran Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan. mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam
menunjang pemberian ASI. Sebagai bagian dari tenaga kesehatan, bidan maupun
33
dokter
diwajibkan
memberikan
pemahaman
tentang
pemberian
ASI
eksklusif. Tenaga kesehatan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan
baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi. Tenaga kesehatan
dapat
meyakinkan bahwa ibu dapat memberikan ASI kepada bayinya, baik pada awal
masa menyusui hingga pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Selain itu,
tenaga kesehatan diminta melaksanakan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD),
memberitahu cara merawat payudara yang sehat untuk mencegah masalah umum
yang timbul, teknik menyusui, dan penyimpanan ASI.30,31
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya
beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi.
2.8
Kerangka Pemikiran
ASI eksklusif adalah pemberian ASI nol sampai enam bulan tanpa makanan
dan minuman tambahan lain pada bayi. ASI merupakan nutrisi yang diperlukan
oleh bayi dalam enam bulan pertama kehidupannya, yaitu lemak, karbohidrat,
protein, vitamin, mineral, dan air. ASI eksklusif memiliki manfaat bagi bayi dan
ibu. Manfaat ASI eksklusif bagi ibu antara lain, mencegah perdarahan setelah
melahirkan, sebagai alat kontrasepsi alamiah, mengurangi risiko kanker payudara
dan indung telur. Sedangkan pada bayi ASI eksklusif dapat meningkatkan
kekebalan tubuh. Banyaknya manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI
eksklusif tidak sejalan dengan angka pelaksanaannya yang masih rendah di
Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi faktor-faktor yang berkaitan dengan
pemberian ASI eksklusif diantaranya faktor predisposisi (pengetahuan, tradisi,
34
Faktor predisposisi
Pengetahuan
Tradisi
Faktor pemungkin
Informasi
Ketersediaan sarana
Faktor penguat
Dukungan keluarga
Alasan tidak
memberian
ASI Ekslusif