Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi ASI Eksklusif


Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi
dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral dan obat .
Menurut WHO pada tahun 2006 definisi dari ASI eksklusif adalah bayi
hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang hanya memberikan ASI dari
ibu tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi
vitamin, suplemen mineral, atau obat. Sedangkan menurut Departeman Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2001, ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan lain pada bayi nol sampai enam bulan,
sedangkan menurut Perinasia tahun 2004, selama enam bulan itu bayi tidak
diharapkan mendapatkan tambahan cairan dan makanan tambahan lain seperti
susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih, pisang, buiskuit, bubur susu,
bubur nasi, tim, dan sebagainya.12-14

2.2

Kandungan ASI
ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi dalam enam

bulan pertama kehidupannya, yaitu lemak, karbohidrat, protein, vitamin, mineral,


dan air. ASI juga mengandung bioactives factors yang menambah sistem imun
pada bayi yang masih imatur dan memberikan perlindungan terhadap infeksi, serta

ASI mempunyai beberapa faktor yang membantu untuk pencernaan dan


penyerapan nutrisi.13
Komposisi ASI yang yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang
bulan (ASI prematur) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur).
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
mamae yang berupa cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan,
lebih kuning dibandingkan ASI mature dan mengandung tissue debris dan redual
material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan
segera sesudah melahirkan anak. Kolostrum disekresi oleh kelenjar mamae dari
hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi dan komposisinya
dari hari ke hari berubah.13
Salah satu manfaat dari kolostrum yaitu sebagai laxanif yang ideal untuk
membersihkan mekonium usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Kolostrum mengandung
globulin yang dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi,
mengandung antibody sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai
6 bulan pertama, mempunyai kadar karbohidrat dan lemak yang rendah, dan
volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.13
b. Air susu masa peralihan (masa transisi)
Air susu masa peralihan (masa transisi) merupakan ASI peralihan dari
kolostrum menjadi ASI matur dan baru disekresi pada hari ke empat sampai hari

ke sepuluh dari masa laktasi. Kandungan dari ASI masa peralihan sedikit berbeda
dengan kolostrum karena kadar protein ASI peralihan semakin rendah, sedangkan
kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi dan juga volume ASI semakin lama
semakin banyak.13
c. Air susu matur
Air susu matur merupakan ASI yang diproduksi pada hari ke sepuluh
sampai seterusnya dan merupakan cairan bewarna putih kekuning-kuningan. ASI
ini mengandung caseinat, riboflaum, karotin, antibodi terhadap bakteri dan virus,
sel (sel fagosit, granulosit, makrofag, limfosit T), enzim lysozim, enzim
lactoperoxidase, lactoferin B12, ginding protein, faktor resisten terhadap
Staphylococcus, dan komplemen C3 dan C4.13
Tabel 2 Komposisi ASI Matur Dibandingkan dengan ASI Prematur
Zat Gizi

Energi
(kcal/dl)
Lemak
(g/dl)
Protein
(g/dl)
Laktosa
(g/dl)
2.3

Hari ke 3-5
Matur Premamatur
48
58

Hari ke 8-11
Matur Premamatur
59
71

Hari ke 15-18
matur Premamatur
62
71

Hari ke 26-29
Matur Premamatur
62
70

1.85

3.0

2.9

4.14

3.06

4.33

3.05

4.09

1.87

2.10

1.7

1.86

1.52

1.71

1.29

1.41

5.14

5.04

5.98

5.55

6.0

5.63

6.51

5.97

Manfaat ASI
ASI bermanfaat bukan untuk bayi saja, tetapi juga untuk ibu, keluarga, dan

negara.
2.3.1 Manfaat ASI bagi bayi

Manfaat ASI bagi bayi yaitu:


a. ASI mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, garam dan mineral, dan
enzim yang dibutuhkan oleh bayi.
b. Mengandung zat protektif seperti laktobasilus bifidus, laktoferin, lisozim,
komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler
c. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama bewarna
hitam kehijauan.
d. Dengan menyusui, koordinasi saraf menelan, menghisap, dan bernafas yang
terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
e. Bayi bisa mencerna dan menggunakan nutrien dalam ASI lebih efisien daripada
yang terdapat dalam jenis susu lainnya
f. Mencegah terjadinya anemia pada bayi karena zat besi yang terkandung dalam
ASI dapat diserap secara lebih baik daripada sumber zat besi lainnya.
g. Kolostrum kaya akan antibodi dan sustansi anti infeksi lainnnya yang
melindungi bayi dari infeksi. Kolostrum juga mengandung faktor pematangan
epidermal. Faktor ini melapisi bagian dalam saluran pernafasan dan mencegah
kuman penyakit memasuki saluran pernafasan. Kolostrum kaya akan vitamin A
yang mencegah infeksi dan vitamin K yang mencegah perdarahan bagi bayi
baru lahir.
h. ASI dapat mengurangi insidensi dari karies dentis.13,21
i. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
j. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
k. Mengurangi kejadian maloklusi

10

2.3.2 Manfaat Menyusui Bagi Ibu


Banyak manfaat yang didapat dengan menyusi bagi ibu, yaitu:
a. Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum
dikenal sebagai Metode Amenorrea Laktasi (MAL). MAL adalah kontrasepsi
yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya
hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh (full
breast feeding) lebih efektif bila pemberian lebih dari 8 kali sehari, belum haid,
dan umur bayi kurang dari 6 bulan. MAL dapat efektif sampai 6 bulan dan
harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
Cara kerja metode ini yaitu untuk penundaan ovulasi. Jenis KB ini sangat
berhubungan dengan pemberian ASI. Untuk menggunakan jenis KB ini
diperlukan persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam
30 menit pascapersalinan.
b. Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian rahim keukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya
perdarahan post partum.
c. Mengurangi risiko kanker payudara dan indung telur.
d. Menolong menurunkan kenaikan berat badan berlebihan yang terjadi selama
kehamilan.

11

e. Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan.13,21

2.3.3 Manfaat ASI bagi bayi:


Terdapat berbagai manfaat ASI bagi bayi, yaitu:
a. Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh
kelenjar hipofisis. Oksitosin juga dapat membantu involusi uterus dan
mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia
defisiensi besi.kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih
rendah dibanding yang tidak menyusui
b. Aspek keluarga berencana
Menyusui secara murni (eksklusif) dapat menjarangkan kehamilan.
Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan,
sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan.
c. Aspek psikologis
Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua
manusia.
2.3.3 Manfaat ASI untuk keluarga
a. Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana seharusnya digunakan untuk susu
formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Bayi yang mendapat ASI jarang
sakit sehingga mengurangi biaya berobat.

12

b. Aspek psikologis
kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga
suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan
keluarga.
c. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak perlu repot meyiapkan air masak, botol dan dot yang harus
dibersihkan.
2.3.4 Manfaat ASI untuk negara
Manfaat ASI bagi negara sebagai berikut:
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.
b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk Rumah Sakit berkurang, karena rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan
dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk
perawatan anak.
c. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula

13

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui,
diperkirakan

dapat

hemat

devisa

sebesar

Rp.

8.6

milyar

yang

seharusnyadipakai untuk membeli susu formula.


d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga
kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
2.5

Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa


kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.22

2.5.1 Fisiologi Laktasi


Laktasi atau menyusui mempunyai pengertian yaitu produksi dan
pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 1819 minggu,
dan baru selesai ketika mulai menstruasi, dengan terbentuknya hormon estrogen
dan progesteron yang berfungsi untuk maturasi alveoli dan ditambah dengan
deposit lemak untuk memberi massa payudara. Hormon estrogen dan progesteron
mempunyai pengaruh khusus dengan mencegah sekresi sesungguhnya dari ASI.
Sebaliknya hormon prolaktin mempunyai efek yang meningkatkan sekresi
ASI.23,24 Selain itu, plasenta mensekresikan
somatomammotropin,

yang

mungkin

sejumlah besar human chorionic

mempunyai

sifat

laktogenik

yang

menyokong prolaktin.24
Cairan yang disekresi selama beberapa hari terakhir sebelum dan beberapa
hari pertama setelah kelahiran disebut kolostrum. Kolostrum terutama

14

mengandung protein, laktosa, dan hampir tidak mengandung lemak. Kecepatan


pembentukannya sekitar 1/100 kecepatan pembentukan air susu selanjutnya.24
a. Permulaan Laktasi (fungsi prolaktin)
Hormon prolaktin disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior ibu.
Konsentrasinya dalam darah ibu meningkat secara tetap dari minggu ke lima
kehamilan sampai kelahiran bayi. Segera setelah bayi dilahirkan, hilangnya
sekresi estrogen dan progesteron dari plasenta yang tibatiba memungkinkan efek
laktogenik prolaktin untuk mengambil peran dalam ASI. Dalam satu sampai tujuh
hari kemudian kelenjar payudara mulai mensekresikan air susu dalam jumlah
besar sebagai pengganti kolostrum. Sekresi ASI ini memerlukan sekresi
pendahuluan dari hormon pertumbuhan, kortisol, paratiroid, dan insulin yang
diperlukan untuk menyediakan asam amino, asam lemak, glukosa, dan kalsium
yang dibutuhkan untuk pembentukan ASI.24
Setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi

prolaktin kembali kekadar

sewaktu tidak hamil. Akan tetapi setiap kali ibu menyusui bayinya, sinyal saraf
dari puting susu ke hipotalamus akan menyebabkan lonjakan sekresi prolaktin
sebesar 10 sampai 20 kali lipat yang berlangsung kirakira 1 jam. Prolaktin ini
bekerja pada payudara ibu untuk mempertahankan kelenjar mammaria agar
mensekresikan ASI ke dalam alveoli untuk periode laktasi berikutnya. Bila
lonjakan prolaktin ini tidak ada, atau dihambat karena kerusakan hipotalamus atau
hipofisis, atau bila laktasi tidak dilakukan terusmenerus, payudara akan
kehilangan kemampuannya untuk memproduksi air susu dalam waktu 1 minggu
atau lebih. Akan tetapi, produksi air susu dapat berlangsung terus selama beberapa

15

tahun bila anak terus mengisap, walaupun kecepatan pembentukan air susu
normalnya berkurang sangat banyak setelah 7 sampai 9 bulan.24

Gambar 2.1 Regulasi prolaktin dan oksitosin25


b. Let-down Reflex (fungsi oksitosin)

16

Air susu secara kontinu disekresikan ke dalam alveoli payudara, tetapi tidak
dapat mengalir dengan mudah ke dalam duktus. Air susu harus diejeksikan ke
dalam duktus sebelum bayi memperolehnya.24
Ketika bayi mengisap, bayi sebenarnya tidak menerima susu untuk setengah
menit pertama. Impuls sensorik pertama harus ditransmisikan melalui saraf
somatik dari puting susu ke medulla spinalis ibu dan kemudian ke hipotalamus
ibu, yang menyebabkan sinyal saraf yang membantu sekresi oksitosin pada saat
yang bersamaan ketika hipotalamus mensekresikan prolaktin (Gambar 2.3).
Oksitosin kemudian dibawa dalam darah ke kelenjar payudara, tempat oksitosin
menyebabkan selsel mioepitel (yang mengelilingi dinding luar alveoli)
berkontraksi, dengan demikian mengalirkan air susu dari alveoli ke dalam duktus
pada tekanan +10 sampai 20 mmHg. Kemudian isapan menjadi efektif dalam
mengalirkan air susu. Jadi dalam waktu 30 detik sampai 1 menit setelah bayi
mengisap payudara, air susu mulai mengalir. Proses ini disebut ejeksi air susu
atau let-down reflex (gambar 2.4).24

Gambar 2.2 Mekanisme ejeksi ASI25


2.5

Masalah-masalah dalam Menyusui

2.5.1

Mitos

a. Menyusui dan berat badan

17

Mitos tentang ASI yang berkaitan dengan bentuk tubuh ibu. Menyusui
dikhawatirkan akan membuat tubuh ibu sukar kembali ke bentuk aslinya yang
langsing. Padahal, timbunan lemak yang terjadi selama masa kehamilan, yang
dicemaskan akan sulit menghilang itu justru lebih mudah lenyap karena
digunakan dalam proses menyusui

b. ASI Tidak Cukup


ASI diproduksi sesuai permintan. Makin sering bayi menyusu, makin
banyak produksi yang dihasilkan. Jika bayi bisa menghisap dengan benar, yang
dimungkinkan oleh posisi menyusui yang benar.
c. Ukuran Payudara
Ukuran payudara yang kecil sering dicemaskan sebagai penyebab
kegagalan pemberian ASI. Padahal, besar kecilnya payudara tidak berkaitan
dengan kemampuan memberikan ASI. Air susu ibu dibentuk oleh jaingan kelenjar
alveoli (pembentuk ASI). Payudara besar mengandung lebih banyak jaringan
lemak. Besar kecilnya payudara tidak menjadi ukuran keberhasilan menyusui.
2.5.2

Penyakit
Pada umumnya ibu sakit bukan alsan untuk menghentikan menyusui,

karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan
dirasakan oleh ibu. ASI akan melindungi bayi dari penyakit.
a. Ibu yang menderita hepatitis (HbsAg +) atau AIDS (HIV+)
Untuk kedua penyakit ini ditemukan berbagai pendapat. Yang pertama
bahwa ibu yang menderita Hepatitis atau AIDS tidak diperkenankan menyusui
bayinya. Karena dapat menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. Namun

18

demikian pada kondisi negara-negara berkembang, dimana kondisi ekonomi


masyarakat dan lingkungan yang buruk. Keadaan pemberian makanan pengganti
ASI akan lebih membahayakan kesehatan dan kehidupan bayi. Karena itu WHO
tetap menganjurkan bagi kondisi masyarakat yang mungkin tidak akan sanggup
memberi PASI yang adekuat dalam jumlah dan kualitasnya, maka menyusui jauh
lebih baik dibanding dilarang.
b. Ibu dengan TBC paru
Kuman TBC tidak mealui ASI sehingga bayi boleh menyusu. Ibu perlu
diobati secara adekuat dan diajarkan pencegahan penularan pada bayi dengan
menggunakan masker. Bayi tidak langsung diberi BCG oleh karena efek
proteksinya yang tidak langsung terbentuk. Walaupun sebagian obat anti
tuberkulosis melalui ASI, bayi tetap diberi INH dengan dosis penuh sebagai
profilaksis. Setelah 3 bulan pengobatan secara adekuat biasanya ibu sudah tidak
menular lagi dan setelah itu pada bayi dilakukan tes mantoux. Bila hasilnya
negatif terapi INH dihentikan dan bayi diberi vaksinasi BCG.
c. Ibu dengan Diabetes
Bayi dari ibu dengan diabetes sebaiknya diberikan ASI, namun perlu
dimonitor kadar gula dalam darahnya.

2.5.3 Ibu yang memerlukan Pengobatan


Seringkali ibu menghentikan menyusui bayi dikarenakan ibu sedang
mengkonsumsi obat-obatan
2.6

Pemberian ASI

19

ASI merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi, selain kandungan ASI
yang dibutuhkan bayi, ASI juga lebih mudah didapatkan dan lebih ekonomis.
Dalam satu hari seorang ibu menyusui dapat dapat mensekresikan ASI sebanyak
800 ml. Dalam satu hari ibu dapat menyusui sebanyak 8 sampai 12 kali, hal ini
tergantung keinginan dan kebutuhan bayi atau disebut dengan on demand.26
Seorang bayi yang belum puas menyusu menunjukan tingkah laku yang
dapat dengan mudah dikenali. Apabila bayi belum puas menyusu biasanya bayi
akan lebih tampak gelisah, rewel, dan menangis. Dengan mengenali tanda tersebut
sebaiknya ibu segera memberikan ASI kepada bayinya. ASI diberikan kepada bayi
sampai bayi puas menyusui.16
2.6.1 Teknik Menyusui
Cara meletakkan bayi pada payudara ketika menyusui berpengaruh terhadap
keberhasilan menyusui. Bayi walaupun sudah dapat menghisap tetapi dapat
mengakibatkan puting terasa nyeri.7
a. Posisi dan perlekatan menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa
dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi khusus yang
berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan
disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan
dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan
kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu,
tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.7

20

ccGambar 2.3 Berbagai macam posisi menyusui7


b. Langkah-langkah menyusui yang benar7
1. Sebelum menyusui, ASi dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola sekitarnya yang berfungsi sebagai disinfektan dan menjaga
kelembapan puting susu.
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara. Bayi dipegang dengan
satu tangan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong ibu
terletak pada lengan. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan
yang satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap
bayi dengan kasih sayang.
3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menyokong dibawah.

21

Gambar 2.4 Cara meletakkan bayi dan memegang payudara7


4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.

Gambar 2.5 Merangsang bayi membuka mulut7


5. Setelah bayi membuka mulut, kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan
puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola
masuk ke mulut bayi.

Gambar 2.6 Perlekatan yang benar dan yang salah7


c. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar7
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1.

Bayi tampak tenang.

22

2.

Badan bayi menempel pada perut ibu.

3.

Mulut bayi terbuka lebar.

4.

Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

5.

Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak
yang masuk.

6.

Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

7.

Puting susu tidak terasa nyeri.

8.

Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

9.

Kepala bayi agak menengadah.

10.

Melepaskan isapan bayi dengan cara jari kelingking ibu dimasukkan ke


dalam mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

11.

Menyusui berikutnya mulai dari payudara belum terkosongkan

12.

Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit dan dioleskan pada


puting susu dan areola sekitarnya

13.

Menyendawakan bayi dengan cara bayi digendong tegak dengan bersandar


di bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan atau bayi tidur
tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan

23

Gambar 2.7 Teknik menyusui yang benar7

Gambar 2.8 Menyendawakan bayi7


d. Pengeluaran ASI7
Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeluaran
dengan tangan dan pengeluaran dengan pompa.
1. Pengeluaran dengan tangan
Dilakukan dengan cara ibu mencuci tangan sampai bersih kemudian
menyiapkan cangkir atau gelas bertutup yang telah dicucui dengan air
mendidih. Kemudian melakukan masase atau pemijatan payudara dengan
kedua telapak tangan dari pangkal kea rah areola dilakukan berulang secara
merata. Kemudian menekan daerah areola ke arah dada dengn ibu jari disekitar
areola bagian atas dan jari telunjuk pada sisi areola yang lain. Peras areola
dengn ibu jari dan jari telunjuk. Jangan memijit dan menekan. Lakukan secara
berulang.
2. Pengeluaran dengan pompa

24

Dilakukan dengan cara tekan bola karet untuk mengeluarkan udara letakkan
ujung lebar tabung pada payudara dengan puting susu tepat di tengah dan
tabung benar-benar melekat pada kulit. Lepas bola karet, sehingga puting dan
areola tertarik ke dalam. Tekan dan lepas beberapa kali sehingga ASI keluar
dan terkumpul pada lekukan penampung sisi tabung.

Gambar 2.8 Pengeluaran ASI dengan tangan7


e. Perawatan Payudara
Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam memberikan ASI,
dibutuhkan perawatanpayudara ibu menyusui. Berikut beberapa bentuk
perawatan diri yang dapat ibu menyusui lakukan:
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu
- Menggunakan bra yang menyokong payudara
- Apabila putting lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar putting susu setiap kali menyusui, menyusui tetap dilakukan
dimulai dari putting susu yang tidak lecet (Saifudien AB et al, 2002, Buku
Panduan Praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.jakarta
2.6.2

Penyimpanan ASI7
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan

lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat peyimpanan. Di udara terbuka atau


bebas dapat disimpan 6-8 jam, dilemari es 4C dapat disimpan 24 jam dan di
lemari pendingin atau beku (-18C) dapat disimpan selama 6 bulan. ASI yang
telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai karena kualitasnya akan

25

menurun. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat didalam suhu kamar atau
dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas.

2.7 Pemberian Makanan Pendamping ASI


Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman selain
ASI yang mengandng nutrien yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat
makanan/minuman lain diberikan bersama pemberian ASI (WHO). Pemberian
MP-ASI sebaiknya dilakukan saat usia bayi 6-23 bulan yang merupakan masa
rawan pertumbuhan anak karena pada masa inilah awal terjadinya malnutrisi yang
berlanjut dan berkontribusi pada tingginya prevalensi malnutrisi bagi balita.
Selain itu, saat usia tersebut kebutuhan nutrisi tidak lagi terpenuhi oleh ASI
semata khususnya energi, protein, dan beberapa mikronutrien terutama zat besi
(Fe), seng (Zn), dan vitamin A. Dengan demikian, ASI tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan energi dengan kesenjangan yang makin besar sejalan dengan
bertambahnya usia bayi.
Makanan yang sebaiknya diberikan kepada bayi sebagai MP-ASI yaitu
makanan yang kaya akan zat besi. Selain itu makanan padat pertama yang terbaik
adalah yang terbuat dari beras, gandum, dan campuran serealia lainnya. Akan
tetapi harus diperhatikan reaksi alergi. Selain itu dapat diberikan putih telur,
kuning telur, madu, ayamyang harus dimasak, sayur-sayuran, susu sapi yang
kandungannya rendah Fe, tinggi Na, K, dan Cl. Susu sapi atau dalam bentuk susu
formula harus diperhatikan pemberiannya pada bayi dibawah 6 bulan karena dapat

26

membebani ginjal sehingga lebih baik diberikan ASI sampai usia 2 tahun. Selain
itu dapatdiberikan makanan kalengan dan makanan berukuran kecil.
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini tidak tepat karena akan menyebabkan
bayi kenyang dan akan mengurangi keluarnya ASI. Selain itu bayi menjadi malas
menyusu karena sudah mendapatkan makanan atau minuman terlebih dahulu
Pemberian MP-ASI terlalu dini seperti nasi dan pisang justru akan menyebabkan
penyumbatan saluran cerna karena liat dan tidak bisa dicerna atau yang disebut
phyto bezoar sehingga dapat menyebabkan kematian dan menimbulkan risiko
jangka panjang seperti obesitas, hipertensi, atherosklerosis, dan alergi makanan.
(Depkes RI, 2005).

2.8

Faktor-Faktor yang Berkaitan Dengan Pemberian ASI Eksklusif


Perilaku adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan

lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang


kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Perilaku juga
dapat mempengaruhi lingkungan, pelayanan kesehatan, dan bahkan berpengaruh
pada keturunan. Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons
organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek
tersebut. Respon ini berbentuk dua macam, yaitu respon pasif dan aktif.27,28
Menurut Lawrence Green perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga hal,
yaitu:
a. Faktor predisposisi
Faktor yang menjadi dasar atau motivasi terjadinya perilaku yang mencakup
pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, nilai, dan demografi.

27

b. Faktor pemungkin (enabling)


Faktor ini mencakup sumber daya kesehatan, keterjangkauan pelayanan
kesehatan, keterjangkauan petugas kesehatan, dan keterpaparan informasi.
c. Faktor penguat (reinforcing)
Faktor yang dapat memberikan rangsangan atau penghargaan atau dukungan
dan cukup berperan untuk terjadinya suatu perilaku, yaitu dari keluarga,
panutan atau idola, guru, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan para
pembuat keputusan.
Ketiga faktor tersebut memberikan kontribusi atas perilaku sehat. Pemberian
ASI eksklusif juga dapat berkaitan dengan berbagai faktor, antara lain pendidikan
ibu, pengetahuan, tradisi, informasi,

ibu bekerja, dukungan keluarga,

peran

tenaga kesehatan, ketersediaan sarana, dan perilaku pemberian ASI.27

Faktor Predisposisi
1. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan.
Pendidikan dapat diperoleh ibu secara formal maupun informal. Dengan demikian
semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin mudah ibu itu untuk
memperoleh informasi. Soeparmanto dan Rahayu (1988) dalam penelitiannya
diketahui tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan ibu mempunyai hubungan
dengan pola pemberian ASI eksklusif. Hal yang sama juga disampaikan Wardah

28

(2003) dalam penelitiannya dimana terdapat hubungan yang bermakna antara


pendidikan dengan pemberian ASI.28,29

2. Pengetahuan
Ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang menyusui dan
pentingnya pemberian ASI merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
rendahnya motivasi ibu dalam pemberian ASI kepada bayinya. Sedangkan ibu
yang mempunyai bekal pengetahuan yang benar tentang ASI dan status gizi bayi
berpeluang lebih besar untuk menjaga motivasi menyusui bayinya..
Para Ahli filsafat, Keraf dan Dua mengatakan bahwa pengetahuan dibagi
menjadi 3 macam, yaitu tahu bahwa, tahu bagaimana, dan tahu akan.
Pengetahuan bahwa adalah pengetahuan tentang informasi tertentu, tahu bahwa
sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang demikian adanya, bahwa apa yang
dikatakan memang benar. Jenis pengetahuan ini disebut juga pengetahuan teoritis,
pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada tingkat yang tidak begitu mendalam.
Sedangkan tahu bagaimana adalah menyangkut bagaimana seseorang
melakukan sesuatu. Pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih
tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan sesuatu. Tahu akan
adalah jenis pengetahuan yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan
sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi.
Hambatan utama tercapainya ASI ekslusif yang benar adalah karena kurang
sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI ekslusif pada para ibu. Penelitian
Hartuti Tahun 2006 menyebutkan bahwa pengetahuan ibu berhubungan dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif, dimana semakin tinggi pengetahuan ibu

29

semakin tinggi perilaku pemberian ASI eksklusif. Hasil yang sama diperoleh pada
penelitian Ibrahim Tahun 2002 dimana terdapat hubungan yang bermakna anatara
pengetahuan tinggi berpeluang 1,9 kali untuk memberikan ASI eksklusif, selain
itu penelitian

Afifah Tahun 2009, pengetahuan yang kurang mengenai ASI

ekslusif terlihat dari pemanfaatan susu formula secara dini di perkotaan dan
pemberian atau nasi sebagai tambahan ASI di pedesaan 27,29
3. Tradisi
Pemberian ASI tidak terlepas dari tatanan budaya. 7 Adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan faktor keluarga mempengaruhi ibu untuk menyusui secara eksklusif,
ibu yang baru melahirkan lebih percaya kepada kebiasaan-kebiasaan keluarganya
atau orang tuanya yang dilakukan secara turun temurun daripada mengaplikasikan
informasi dari petugas kesehatan. Berkembangnya informasi yang tidak benar dan
kurang tepat di masyarakat, serta masalah menyusui seperti puting susu yang
pendek atau terbenam, payudara bengkak, puting susu nyeri/lecet, ditambah lagi
adanya mitos menyusui, membuat ibu kurang percaya diri serta enggan untuk
menyusui. Mitos-mitos diajarkan secara turun temurun sehingga menjadi
semacam budaya atau adat istiadat.7
4. Sikap
Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan
persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan
sikap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang
menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap
orang-orang, objek-objek, dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan
(Winardi, 2004).

30

Terdapat tiga komponen sikap, sehubungan dengan faktor-faktor


lingkungan
kerja, sebagai berikut:
Terdapat tiga komponen sikap, sehubungan dengan faktor-faktor
lingkungan
kerja, sebagai berikut:
Faktor-faktor..., Linggasari, FKMUI, 2008
Afeksi (affect) yang merupakan komponen emosional atau perasaan.
Kognisi adalah keyakinan evaluatif seseorang. Keyakinan-keyakinan
evaluatif,
dimanifestasi dalam bentuk impresi atau kesan baik atau buruk yang
dimiliki
seseorang terhadap objek atau orang tertentu.
Perilaku, yaitu sebuah sikap berhubungan dengan kecenderungan
seseorang
untuk bertindak terhadap seseorang atau hal tertentu dengan cara tertentu
(Winardi, 2004).
Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
Menerima (receiving), menerima diartikan bahwa subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan.

Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya,


mengerjakan,
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Bertanggungjawab (responsible), bertanggungjawab atas segala suatu
yang
telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang memiliki
tingkatan paling tinggi (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Zimbardo dan Ebbesen, sikap adalah suatu predisposisi (keadaan
mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponenkomponen cognitive, affectivedan behavior (Ahmadi, 1999).
Faktor Pemungkin
1. Informasi
Informasi mengenai ASI eksklusif dapat diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun informal. Dapat diperoleh baik dari tenaga kesehatan, non

31

kesehatan, maupun media. Informasi yang didapatkan dapat mempengaruhi


pengetahuan yang akan menimbulkan perubahan pada perilaku. Bentuk media
massa misalnya televisi, radio, surat kabar, majalah, dan internet memiliki
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
2. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan alasan yang sering digunakan oleh ibu untuk
berhenti menyusui bayinya. Di daerah perkotaan, ibu banyak turut bekerja
mencari nafkah, sehingga tidak dapat menyusui bayinya secara teratur. Subrata
(2004) menyebutkan bahwa kelompok ibu yang bekerja mempunyai peluang 7,9
kali untuk tidak menyusui bayi secara eksklusif dengan kelompok ibu yang tidak
bekerja. Hal serupa juga disampaikan Marini (1988) bahwa ibu yang tidak bekerja
dan selalu berada di rumah, lebih memungkinkan untuk memberikan ASI secara
eklsusif dibandingkan ibu bekerja. Sebenarnya walaupun ibu bekerja, ibu masih
bisa untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya.16
3. Ketersediaan Sarana
Pelaksanaan ASI eksklusif dapat dilaksanakan oleh ibu rumah tangga dan
ibu yang bekerja bila didukung oleh adanya ketersediaan sarana yang baik. Salah
satu contohnya yaitu terdapatnya alat untuk mengeluarkan dan menyimpan ASI
seperti pompa ASI, botol susu bayi, cooler box, dan kulkas. Begitupun dengan
status ibu yang bekerja. Menurut pasal pasal 34, pengurus tempat kerja wajib

32

memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI


eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja.32

Faktor Penguat
1. Dukungan Keluarga
Dukungan dari keluarga memiliki dampak yang cukup besar terhadap
keputusan seorang ibu untuk terus menyusui. Meskipun menyusui bayi adalah hal
yang paling alami di dunia, tetapi komitmen dan usaha keras harus tetap dimiliki
oleh ibu karena menyusui tidak selalu mudah, terutama jika seorang ibu
mengalami masalah, merasa sangat lelah, terisolasi, dan merasa kurang waktu
karena bekerja atau memiliki kesibukan di luar rumah.
Peran suami berupa perhatian kepada istri sangat dibutuhkan suatu proses
dalam produksi ASI. Seorang ibu menyusui yang mendapat dukungan dari suami,
keluarga atau teman yang dapat diajak bertukar pikiran saat mengalami kesulitan
dalam menyusui, ibu tersebut akan lebih percaya diri saat memberikan ASI pada
bayinya. Pemberian ASI secara eksklusif sangat dipengaruhi terhadap dukungan
yang didapat oleh ibu tersebut sehingga timbul motivasi dan kemauan dari ibu
untuk menyusui bayinya.
2. Peran Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan. mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam
menunjang pemberian ASI. Sebagai bagian dari tenaga kesehatan, bidan maupun

33

dokter

diwajibkan

memberikan

pemahaman

tentang

pemberian

ASI

eksklusif. Tenaga kesehatan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan
baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi. Tenaga kesehatan

dapat

meyakinkan bahwa ibu dapat memberikan ASI kepada bayinya, baik pada awal
masa menyusui hingga pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Selain itu,
tenaga kesehatan diminta melaksanakan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD),
memberitahu cara merawat payudara yang sehat untuk mencegah masalah umum
yang timbul, teknik menyusui, dan penyimpanan ASI.30,31
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya
beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi.

2.8

Kerangka Pemikiran
ASI eksklusif adalah pemberian ASI nol sampai enam bulan tanpa makanan

dan minuman tambahan lain pada bayi. ASI merupakan nutrisi yang diperlukan
oleh bayi dalam enam bulan pertama kehidupannya, yaitu lemak, karbohidrat,
protein, vitamin, mineral, dan air. ASI eksklusif memiliki manfaat bagi bayi dan
ibu. Manfaat ASI eksklusif bagi ibu antara lain, mencegah perdarahan setelah
melahirkan, sebagai alat kontrasepsi alamiah, mengurangi risiko kanker payudara
dan indung telur. Sedangkan pada bayi ASI eksklusif dapat meningkatkan
kekebalan tubuh. Banyaknya manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI
eksklusif tidak sejalan dengan angka pelaksanaannya yang masih rendah di
Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi faktor-faktor yang berkaitan dengan
pemberian ASI eksklusif diantaranya faktor predisposisi (pengetahuan, tradisi,

34

sikap), faktor pemungkin (informasi, ketersediaan sarana), faktor penguat


(dukungan keluarga).
Dalam mendukung pemberian ASI eksklusif ini, pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan keputusan melalui keputusan Menteri Kesehatan pada tahun 2004
tentang pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pada bayi di Indonesia.14

Faktor predisposisi
Pengetahuan
Tradisi

Faktor pemungkin
Informasi
Ketersediaan sarana

Faktor penguat
Dukungan keluarga
Alasan tidak
memberian
ASI Ekslusif

Gambar 2.10 Kerangka pemikiran

Anda mungkin juga menyukai