Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hingga saat ini, posyandu masih menjadi sarana terpenting di dalam
masyarakat yang mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI),
membantu penurunan angka kematian bayi dan kelahiran, serta mempercepat
penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan di dalamnya
meliputi kegiatan pemantauan pertumbuhan pertumbuhan yang diintegrasikan
dengan pelayanan seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan
diare, pelayanan keehatan ibu dan anak, pelayanan kontrasepsi, hingga
penyuluhan dan konseling.4
Keberadaan Posyandu sudah menjadi hal yang penting ada di tengah
masyarakat. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2010, Posyandu
berjumlah 266.827 tersebar di seluruh Indonesia yang berarti ditemukan sekitar 3
4 Posyandu di setiap desa. Posyandu selain berfungsi sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas
kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat juga untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA.1
Pelaksanaan program Posyandu yang tersebar luas di seluruh Indonesia
merupakan wadah peran serta masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan
dasar. Hal ini sesuai dengan program dan kebijakan pemerintah di bidang
kesehatan, khususnya Posyandu sebagai salah satu unit terkecil dari pelayanan
kesehatan masyarakat. Sistem pelaksanaan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya dan merupakan wadah komunikasi pelayanan terpadu
dan dinamis, meliputi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), program Keluarga
Berencana (KB), program gizi, Imunisasi dan program pemberantasan penyakit
diare maupun berbagai program pengembangan lainnnya yang terkait dengan
kegiatan masyarakat. Untuk mewujudkan program dan kebijakan pemerintah
tersebut maka diperlukan suatu program pelaksanaan yang efektif, sistematis,
1

terpadu dan memperhitungkan situasi dan kondisi masyarakat setempat yang


mempengaruhi jalannya program serta dapat menjangkau semua sasaran yang
membutuhkan layanan kesehatan baik anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu
nifas.1
Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan posyandu ditunjukan dengan
tingginya jumlah kunjungan balita yang datang dan ditimbang berat badannya
sekurang kurangnya satu kali dalam sebulan berdasarkan jumlah seluruh balita
yang menjadi tanggung jawab pelayanan disuatu wilayah posyandu. 3
Secara
kuantitas,
perkembangan
jumlah
Posyandu

sangat

menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3- 4 Posyandu. Pada


saat Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah Posyandu tercatat sebanyak
25.000 Posyandu, dan pada tahun 2009, meningkat menjadi 266.827 Posyandu
dengan rasio 3,55 Posyandu per desa/kelurahan. Namun bila ditinjau dari aspek
kualitas, masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan
keterampilan kader yang belum memadai.4 Dalam pergerakannya, posyandu
dimotori oleh para kader terpilih dari wilayah sendiri yang terlatih dan terampil
untuk melaksanakan kegiatan rutin di posyandu maupun di luar hari buka
posyandu.5
Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja,
bukan

pengelola

Posyandu.

Pengelola

Posyandu

artinya

bukan

hanya

melaksanakan kegiatan Posyandu saja, tetapi juga merencanakan kegiatan dan


mengaturnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola Posyandu,
karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan masyarakat di
wilayahnya.1,4 Kader, menurut Direktorat Pelayanan Kesehatan Masyarakat,
adalah tenaga sukarela yang berasal dan mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat setempat, yang telah memperoleh latihan dan merasa terpanggil untuk
melaksanakan, memelihara dan mengembangkan kegiatan yang tumbuh ditengahtengah masyarakat dalam usaha pengembangan. 3
Pelayanan petugas kesehatan memegang peranan penting terhadap
kunjungan ibu ke posyandu. Dengan pelayanan yang menyenangkan, ramah, dan
memberikan informasi serta penyuluhan yang jelas dan mudah dimengerti dari
petugas kesehatan, sehingga orang tua sadar untuk datang ke posyandu.1,5
2

Beberapa masalah selama pelaksanaan Posyandu masih ditemui sehingga


manfaat yang dirasakan belum begitu optimal seperti masalah dalam pelayanan
Posyandu. Oleh karena itu penulis tetarik untuk menyusun makalah tentang
Permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2014.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk

mengidentifikasi

permasalahan

dalam

pelaksanaan

pelayanan

Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu Jambi tahun 2014.
b. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Jambi tahun 2014.
c. Untuk menentukan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pelayanan
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Jambi tahun 2014.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami kegiatan pelaksanaan pelayanan Posyandu dan
masalah-masalah yang ditemui dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Jambi tahun 2014
2. Bagi Puskesmas
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk meningkatkan mutu
pelaksanaan pelayanan Posyandu sehingga dapat berjalan secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai