Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bilirubin adalah anion organik yang berwarna oranye dengan berat molekul
584. Asal mula bilirubin dibuat dari heme yang merupakan gabungan protoporfirin
dengan besi. Delapan puluh persen heme berasal dari perombakan sel darah merah,
sedangkan sisanya berasal dari heme-eritrosit seperti mioglobin, sitokrom, katalase
dan peroksidase serta hasil system eritropoetik yang tidak efektif. Oleh enzim
hemoksigenase, heme dirubah menjadi biliverdin yang kemudian dirubah lagi
menjadi bilirubin atas pengaruh enzim bilirubin reduktase.
Proses tersebut berlangsung di dalam jaringan sistem retikuloendotelial.
Bilirubin yang masuk ke dalam darah akan diikat oleh albumin dan dibawa ke hati.
Bilirubin ini mempunyai daya larut yang tinggi terhadap lemak dan kecil sekali
terhadap air, sehingga pada reaksi van den Bergh, zat ini harus dilarutkan dahulu
dalam akselerator seperti metanol atau etanol, oleh karena itu disebut bilirubin
indirek. Zat ini sangat toksik terutama untuk otak. Pengikatan dengan albumin
merupakan upaya tubuh untuk menyingkirkan bilirubin indirek dari tubuh dengan
segera. Daya ikat albumin-bilirubin (kapasitas ikat total) berkisar 25 mg/dl. Obat
seperti asetil salisilat, tiroksin dan sulfonamid dapat mengadakan kompetisi terhadap
ikatan ini. Bilirubin indirek mudah memasuki hepatosit berkat adanya protein
akseptor sitoplasmik Y dan Z hepatosit. Proses tersebut dapat dihambat oleh anion
organik seperti asam flavasidik, beberapa bahan kolestografik.
Didalam hepatosit bilirubin akan diikat oleh asam glukoronat yang berasal
dari asam uridin difosfoglukoronat dengan bantuan enzim glukoroni transferase.
Hasil gabungan ini larut dalam air, sehingga disebut bilirubin direk atau bilirubin
terikat (conjugated bilirubin). Selain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam
bentuk ikatan monoglukoronida atau ikatan dengan glukosa, xylosa dan sulfat.
Bilirubin konjugasi dikeluarkan melalui proses yang tergantung dari energi ke dalam
sistem bilier. Bilirubin yang diekskresikan ke dalam usus akan dirubah menjadi
METABOLISME BILIRUBIN
4. Ekskresi
Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direct yang larut dalam air dan
dieksresi dengan cepat ke sistem empedu kemudian ke usus. Dalam usus bilirubin ini
tidak diabsorbsi, sebagian kecil bilirubin direct dihidrolisis menjadi bilirubin indirect
dan direabsorbsi. Siklus ini disebut siklus enterohepatik.
Pada neonatus karena aktivitas enzim B glukoronidase yang meningkat, bilirubin
direk banyak yang tidak diubah menjadi urobilin. Jumlah bilirubin yang terhidrolisa
menjadi bilirubin indirek meningkat dengan terabsorbsi sehingga sirkulasi
enterohepatik pun meningkat.
Pada bayi baru lahir karena fungsi hepar betum matang atau bila terdapat
gangguan dalam fungsi hepar akibat hipoksia, asidosis atau bila terdapat kekurangan
enzim glukoronil transferase atau kekurangan glukosa, kadar bilirubin indirek dalam
darah dapat meninggi. Bilirubin indirek yang terikat pada albumin sangat tergantung
pada kadar albumin dalam serum. Pada bayi kurang bulan biasanya kadar albuminnya
rendah sehingga dapat dimengerti bila kadar bilirubin indirek yang bebas itu dapat
meningkat dan sangat berbahaya karena bilirubin indirek yang bebas inilah yang
dapat melekat pada sel otak. lnilah yang menjadi dasar pencegahan 'kernicterus'
dengan pemberian albumin atau plasma. Bila kadar bilirubin indirek mencapai 20 mg
% pada umumnya kapasitas maksimal pengikatan bilirubin oleh neonatus yang
mempunyai kadar albumin normal tetah tercapai.