5. Basriyanta, sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau
dikelola dengan prosedur yang benar.
1. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan
mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian
besar merupakan sampah organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah
dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik),
tepung sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati,
baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produkproduk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik,
sampah detergen. Sebagian besar sampah organik tidak dapat diurai oleh alam
atau mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara,
sebagian lainya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini
pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan
kaleng.
Sampah memang bukan perkara mudah. Tidak hanya di perkotaan padat penduduk,
pedesaan, atau lokasi lain pun tidak terlepas dari persoalan ini. Sumber permasalahn
selalu hadir, baik di tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir
(TPA), maupun saat penidustriaanya.
Selain itu ada pula penyakit yang dapat meyebar melalui rantai makanan. Misalnya
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita.
Sampah harus dipisahkan karena sistem pengelolaan sampah yang teratur dimana
sampah kering dan sampah basah dipisahkan terlebih dahulu untuk diproses sendirisendiri merupakan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan sampah saat ini.
tidak
bisa
didaur
ulang.
dapat
diperbaiki
kualitasnya
jika
masyarakat
bersedia
untuk
2.22
Data Penyelenggara
Walhi didirikan pada 15 Oktober 1980 sebagai reaksi dan keprihatinan atas
ketidakadilan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan sumber-sumber kehidupan,
sebagai akibat dari paradigma dan proses pembangunan yang tidak memihak
keberlanjutan dan keadilan. WALHI merupakan forum kelompok masyarakat sipil yang
terdiri dari organisasi non-pemerintah (LSM/Ornop/NGO), Kelompok Pecinta Alam
(KPA) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
WALHI hadir di 26 provinsi dengan 436 organisasi anggota. WALHI kini memiliki 436
organisasi anggota (Juni 2005) yang secara aktif berkampanye di tingkat lokal dan
nasional. Di tingkat internasional, WALHI berkampanye melalui jaringan Friends of the
Earth Internasional yang beranggotakan 71 organisasi akar rumput di 70 negara, 15
organisasi afiliasi, dan lebih dari 1 juta anggota individu.
secara terbuka diakui mempengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi
masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional.
Pada gilirannya krisis lingkungan hidup secara langsung mengancam kenyamanan dan
meningkatkan kerentanan kehidupan setiap warga negara. Kerusakan lingkungan hidup
telah hadir di perumahan, seperti kelangkaan air bersih, pencemaran air dan udara, banjir
dan kekeringan, serta energi yang semakin mahal. Individu yang bertanggungjawab atas
kerusakan lingkungan hidup sulit dipastikan karena penyebabnya sendiri saling
bertautan baik antar-sektor, antar-aktor, antar-institusi, antar-wilayah dan bahkan
antar-negara.
Untuk menjamin keberlanjutan kehidupan generasi mendatang dibutuhkan gerakan
sosial yang kuat dan meluas. Generasi mendatang berhak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat. Untuk itu generasi sekarang bertanggungjawab mempertahankan dan
meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik.
2.23
Data Pendukung
a. Visi
Terwujudnya perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup melalui Kementerian Negara
Lingkungan Hidup sebagai institusi yang handal dan proaktif untuk mencapai
b. Misi
1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup guna
mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan;
2. Membangun koordinasi dan kemitraan para pemangku kepentingan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan SDA dan Lingkungan Hidup secara efisien, adil
dan berkelanjutan;
3. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran SDA dan
Lingkungan Hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
d. Strategi
A. Strategi pencapaian tujuan mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan
hidup
Sasaran :
1. Penurunan beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmosfer,
laut, dan tanah
2. Penurunan laju kerusakan lingkungan (sumber daya air, hutan dan lahan,
keanekaragaman hayati, energi, atmosfir, serta ekosistem pesisir dan laut)
3. Terintegrasinya dan diterapkannay pertimbangan pelestarian fungsi
lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pengawasan pemanfaatan ruang dan lingkungan
2.24 Target
Target kampanye pemilahan sampah adalah pelajar SMU berumur 15-18 tahun dengan
SES B, yang berdomisili di Jakarta. Pelajar SMU yang senang berkumpul dengan
teman-teman sebaya, aktif, mengikuti trend-trend baru, senang mengikuti fashion,
senang menyalurkan hobi dan kreatifitas. Lalu sekolah sebagai sarana pelaksanaan
penyuluhan dan pelatihan.
Keberanian untuk bertindak sebagai pembaharu yang berbeda dari yang lain
Dari karakter dasar inilah maka kampanye pemilihan sampah ini mengangkat kaum
remaja sebagai target utamanya. Kaum remaja juga sangat terpengaruh dengan media
yang ada. Sekarang ini sedang gencar-gencarnya isu lingkungan di kalangan remaja. Ini
terbukti dari beberapa majalah remaja yang memiliki halaman khusus mengenai
lingkungan atau mengajak para pembacanya untuk peduli dengan lingkungan. Oleh
karena itu kampanye pemilihan sampah ini hadir ditengah-tengah mereka sebagai salah
satu cara peduli kepada lingkungan.
Weakness (W) :
o Kurangnya informasi mengenai pentingnya pemilahan sampah sebagai langkah
awal dalam system pengolahan sampah.
o Tidak ada hukum yang ketat mengenai sampah
o kurangnya sosialisasi mengenai pemilahan sampah di kalangan remaja.
Opportunity (O) :
o Isu tentang penyelamatan lingkungan sedang berkembang di kalangan remaja.
Threat (T) :
o Pemikiran yang salah mengenai sampah.
o Paradigma lama (kumpul-angkut-buang) masih melekat cukup kuat sehingga
sulit dirubah.