Anda di halaman 1dari 19

Karunia Panca Indera

dr.Utari, PA
Fakultas Kedokteran
UNISSULA
6 Juli 2011

Pendengaran
Firman Allah
.



.

9-7

(Dialah Allah) yang menjadikan segala


ciptaan-Nya indah, dan Dia memulai
penciptaan manusia dari tanah, kemudian
menjadikan keturunannya dari air yang hina
(air maniy), kemudian Dia sempurnakan
kejadian (fisiknya) dan Dia tiupkan Ruh-Nya,
dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati (akal fikiran ), nemun
sedikit sekali kamu yang bersyukur. (QS. 32
(Al-Sajadah): 7-9).

Di dalam kaidah ilmu tafsir, jika Allah


dalam al-Quran menyebut beberapa hal
dengan urut, maka seperti urutan itu
pula kejadian dan fakta yang
sesenggunhya terjadi. Dalam ayat di
atas, Allah memberi indera manusia
pendengaran, penglihatan, dan akal
fikiran, maka dapat dipastikan bahwa
berfungsinya pendengaran lebih dahulu
dari pada penglihatan, apalagi dengan
akal fikiran.

Sebutan hidup dan mati dalam al-Qur-an ada


dua bentuk urutan, di dalam QS. 6: 162, kata
hidup lebih dahulu disebut dari pada mati,
karena yang dimaksud hidup dalam ayat itu
adalah kehidupan dunia ini, dan yang
dimaksud mati adalah sesudahnya, sementara
dalam QS. 67: 2, kata mati disebut lebih
dahulu dari pada kata hidup, karena yang
dimaksud mati adalah ketika manusia belum
lahir ke dunia, yakni alam arwah, dan yang
dimaksud dengan hidup, adalah kehidupan
dunia ini, karena memang manusia menjalani
dua kali mati dan dua kali hidup QS. 2: 28,
dan QS. 40: 10-11.

Sepanjang penelusuran kita, ketika Allah


menjelaskan penciptaan manusia dan
memberinya indera, selalu menyebut
lebih dahulu menyebut al-Sama
(pendengaran) dari al-abshara
(penglihatan, dapat diperhatikan ayatayat berikut: QS.10: 31; QS. 16: 78; QS.
23: 78, dan QS. 67: 23; dan apabila
sebutan al-sama di belakang sebutan
al-abshar, maka dapat disimpulkan
dalam rangka mengecam atau mencela,
seperti firman Allah di bawah ini:

Jin dan manusia, mereka punya hati


tetapi tidak dipergunakan untuk
memahami ayat-ayat Allah, dan mereka
punya mata tetapi tidak dipergunakan
untuk melihat ayat-ayat Allah, dan
mereka punya telinga, tetapi juga tidak
dipergunakan untuk mendengar ayatayat Allah, mereka itu laksana
binanatng, bahkan lebih sesat lagi, dan
mereka itulah makhluk-makhluk yang
lalai (QS. 7 (al-Araf ): 179).

Demikian halnya, ketika kelak di akhirat


yang lebih dahulu ditanya adalah
pendengaran, baru penglihatan, kemudian
akal fikiran, seperti diinformasikan QS.
17: 37. karena urutannya seperti itu,
namun demikian yang perlu diperhatikan
secara akhlak Islam terhadap Allah,
hamba-Nya tidak diperkenankan meyakini
bahwa indera yang satu lebih penting dari
yang lainnya, semuanya penting dan
mempunyai peran masing-masing, yang
saling mendukung sebagai suatu sistem
yang utuh dan tak terpisahkan.

Informasi al-Hadits
Analisis pendengaran lebih dahulu
berfungsi dari pada penglihatan yang
difahami dari informasi al-Quran,
agaknya diperkuat oleh al-Hadits, yang
mengajarkan bayi lahir diadzankan dari
telinga kanannya dan diiqamatkan di
telinga kirinya, jika bayinya lakilaki,dan diiqamatkan di telingan kanankiirnya jika bayinya perempuan.

Diriwayatkan dari Abi Rafi Maula


Rasulillah saw. ra.,


:

bahwa dia melihat Rasulullah SAW


mengadzankan dengan adzan
shalat di telinganya Husein bin Ali,
ketika telah dilahirkan oleh
Fathimah. Riwayat Abu Dawud, alTurmudzy, dan rawi lainnya.

Menurut Jamaah : Dianjurkan diadzankan


ditelingan kanannya dan diiqamahkan
ditelinga kirinya, dan telah diriwayatkan
dalam Ktab Ibnu Sinniy dari Husein bin
Ali, bahwa nabi SAW bersabda :



Barang siapa yang anaknya lahir dan
diazdankan di telingan kanannya dan
diiqamahkan di telingan kirinya, maka
tidak akan dapat diganggu oleh
Ummushshibyaan (Saithan yang diberi
tugas menggoda anak yang baru lahir).

Indera terakhir saat kematian


Jika ayat dan hadits-hadits di atas
menunjukkan pendengaran adalah indera
pertama yang lebih dahulu berfungsi,
maka ternyata indera pendengaran juga
yang paling akhir berfungsi, sehingga
ketika skarat maut, manusia dianjurkan
untuk ditalqinkan, yang artinya diajari,
diingatkan, serta dituntun mengucapkan
kalimat-kalimat thayyibah :
Rasulullah SAW dalam salah satu
sabdanya:



Tuntunlah oleh kamu orang yang
hampir mati itu dengan bacaan
Laa ilaaha Illallaah (tiada
Tuhan selain Allah)

Hadits ini sering disalah-praktekan


oleh kebanyakan muslimin
Indonesia, bahwa orang yang sudah
dikubur baru ditalqinkan, padahal
arti talqin itu sendiri adalah
menuntun, berarti untuk orang
yang masih dapat mengikuti, artiny
sebelum mati, maka harus dituntun
mengucapkan Laa ilaaha Illallaah.

Namun ada yang lebih essensi dari itu


semua bahwa, perintah Rasul ini
secara tidak lengsung menunjukkan
bahwa orang yang sudah hampir mati
pun pendengarannya masih berfungsi,
maka disuruh menuntunnya. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan
indera pendengaran adalah indera
manusia yang pertama kali berfungsi
dan juga sekaligus yang terakhir.

Anda mungkin juga menyukai