Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KONTRIBUSI PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN

ASLI DAERAH KABUPATEN SEMARANG


Abstrak
Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang tahun 2007
mengalami penurunan persentase yang paling mencolok. Di sisi lain, pada saat yang sama,
penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah sebagai komponen utama PAD Kabupaten
Semarang menunjukkan gejala yang serupa. Gejala yang sama juga terjadi di tahun 2008,
sehingga permasalahan yang diajukan adalah apakah kecenderungan merosotnya PAD
Kabupaten Semarang tersebut dipengaruhi oleh penurunan penerimaan Pajak dan Retribusi
Daerah? Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan
alasan avaibilitas data dan aktualitas data (yang mencerminkan kebaruan), maka diambil
sampel penelitian antara tahun 2005 sampai dengan 2009. Sumber data berasal dari
Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Semarang (antara
tahun 2005 s/d 2009), sehingga mampu menggambarkan permasalahan secara lebih
relevan.
Kata kunci: pajak, retribusi, Kabupaten Semarang.

Abstract
Actual revenues Semarang District Revenue in 2007 decreased the percentage of
the most striking. On the other hand, at the same time, tax revenues and Levies as a major
component of the PAD District of Semarang showed similar symptoms. Same phenomenon
also occurred in 2008, so the issue raised is whether the trend of declining revenue
Semarang District is affected by the decline in tax revenues and Retribution? Sampling
technique used was purposive sampling, with reasons avaibilitas data and update of data
(which reflects the novelty), then the sample is taken between the years 2005 to 2009.
Source data comes from Revenue, Regional Tax and Retribution Semarang District
(between 2005 s / d 2009), so as to describe the problem more relevant.
Keywords: tax, fee, Semarang District.

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendapatan asli daerah (PAD) adalah semua hak daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan dalam periode anggaran tertentu (UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah). Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan. Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan
bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak
dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari: pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah.
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang tahun 2007 mengalami penurunan
yang sangat drastis. Gejala yang sama juga terjadi di tahun 2008, sehingga permasalahan
yang diajukan adalah merosotnya PAD Kabupaten Semarang tersebut dipengaruhi oleh
penurunan penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis mencoba membuat identifikasi
permasalahan terhadap penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut :
A. Mengapa PAD Kabupaten Semarang pada tahun 2007 dan 2008 mengalami
penurunan yang mencolok?
B. Apa peran masyarakat dan pemerintah dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Semarang?
3. Manfaat dan Tujuan
Supaya mahasiswa dapat lebih memahami terhadap PAD yang mana dana dari
PAD tersebut akan digunakan untuk fasilitas umum yang lebih baik dan semua masyarakat
dapat merasakan kebaikannya.Makalah ini juga bertujuan untuk menyadarkan betapa
pentingnya membayar pajak dan mengawasi kemana aliran dana pajak dan retribusi ini
akan mengalir. Penulis juga mengharapapkan makalah ini nantinya bisa menjadi acuan
belajar dalam mempelajari retribusi dan kontribusi pajak dalam Pendapatan Asli Daerah.

4. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Dinas DPPKAD Kabupaten Semarang dan sumber data
berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten
Semarang (antara tahun 2005 s/d 2009).
5. Landasan Teori
Teori pengambilan data yang digunakan adalah purposive sampling, alasanya
avaibilitas data dan aktuabilitas data yang mencerminkan kebaruan .

BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolok ukur untuk menunjukkan adanya
pembangunan suatu daerah, dengan kata lain laju pertumbuhan ekonomi dapat
memperlihatkan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diartiukan sebagai
kenaikan dalam Produk Nasional Regional Bruto (PDRB) tanpa memandang apakah
kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dan tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah
perubahan dalam struktur ekonomi berlaku atau tidak.
Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai
macam sector ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan
ekonomi yang terjadi. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih
baik dan dilakukan terus-menerus untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai yaitu
mewujudkan mayarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing,
maju, dan sejahtera.
Pembangunan ekonomi harus diarahkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga
setiap tahap pembangunan yang dilakukan semakin mendekati tujuan yang ingin dicapai.
Keberhasilan pembangunan nasional dan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah saat ini
ditunjang oleh suksesnya pembangunan di daerah karena pada dasarnya pembangunan itu
dilaksanakan di daerah oleh pemerintah masing-masing.
Dalam rangka mewujudkan ekonomi dan otonomi daerah yang nyata dan
bertanggung jawab, sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Republik Indonesia
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2001
tentang Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerh, maka Pemerintah
Daerah harus senantiasa meningkat efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan
anggarannya. Apalagi saat ini kebutuhan pembangunan daerah yang senakin meningkat
sedangkang bantuan dari pusat yang terbatas.
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, kemandirian keuangan daerah
tampaknya tidak diartikan bahwa setiap Pemerintah Daerah harus bisa membiayai seluruh
keperluannya dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah hanya
merupakan salah satu komponen sumber keuangan daerah, di samping penerimaan lainnya
berupa bagian dari hasil pajak dan bukan pajak. Meskipun PAD tidak seluruhnya dapat
membiayai APBD, proporsi PAD terhadap total penerimaan tetap merupakan indikasi derajat
kemandirian keuangan suatu daerah.

Kegiatan dan upaya penggalian serta pengembangan sumber keuangan daerah


khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan kebutuhan pemerintahan daerah
yang sangat penting dalam mendukung dana-dana untuk membiayai pembangunan daerah.
Penyusunan Perencanaan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah, khususnya Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah diarahkan pada penyusunan berdasarkan potensi nyata yang ada
pada masing-masing pos penerimaan asli daerah, disamping melihat kemampuan
merealisasi target yang sudah ditetapkan sehingga Pemerintah Daerah diharapkan bisa
mengadakan upaya peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) khusunya
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah.
Dalam melaksanakan otonomi daerah guna menunjang pembagunan daerah yang
luas dan nyata, maka faktor keuangan yang sangat penting untuk memenuhi semua
kebutuhan biaya pembangunan daerah seperti yang diamanatkan Undang Undang Nomor
34 Tahun 2004 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang menyebutkan bahwa
sember pendapatan daerah terdiri atas:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a. Hasil Pajak Daerah.
b. Hasil Retribusi Daerah.
c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
2. Dana Perimbangan
3. Pinjaman Daerah
4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Kabupaten Semarang sebagai daerah otonom dala wilayah Provinsi Jawa Tengah,
memerlukan dana yang besar untuk membiayai pembangunan daerah. Dalam mencapai
kebutuhan dana tersebut selain mendapatkan sumber dana dari pemerintah pusat dan
pemerintah provinsi, juga berusaha untuk menggali dana dari potensi daerah, misalnya:
pajak, retribusi daerah, laba badan usaha milik daerah, dan lain lain dana yang sah.
Kemandirian daerah salah satunya dilihat dari kemampuan dalam menggali dana melalui
sumber sumber Pendapata Asli Daerah (PAD).
Upaya penyediaan dari sumber dari sumber PAD dilakukan dengan cra
meningkatkan kinerja pemungutan, penyempurnaan, dan penambahan jenis jenis retribusi
serta pemberian keleluasaan bagi daerah untuk menggali sumber sumber penerimaan
khususnya dari sektor pajak dan retribusi daerah.
Pada kenyataanya segala daya upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Semarang tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, dimana selama kurun
5

waktu antara tahun 2005 sampai dengan 2009, penerimaan PAD tidak memenuhi target
yang diharapkan. Terjadi defisit anggaran atas rencana pembangunan daerah yang telah
ditetapka, dimana apabila kondisi tersebut dibiarkan tanpa mendapat suatu solusi, maka
pembangunan daerah akan tertinggal dengan daerah lain.
Dari hasil survey yang dilakukan, diduga yang menyebabkan kurang optimalnya
penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang karena turunnya kontribusi
penerimaan dari sektor pajak daerah dan Retribusi Daerah. Permasalahan yang terjadi yang
terjadi adalah penurunan penerimaan PAD karena turunnya kontribusi Pajak Daerah dan
Kontribusi daerah. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pajak, mayarakat seolah
mengabaikan untuk apa pajak itu sendiri. Ketidak percayaan masyarakat terhap pemerintah
saat ini juga menjadi salah satu penyebab turunnya PAD Kabupaten Semarang, kurangnya
transparasi dan korupsi oleh oknum-oknum yang bekerja pada daerah perpajakan
menambah keengganan masyarakat dalam membayar pajak.
Setelah diambil sampel sebanyak lima tahun, yaitu antara tahun 2005 hingga 2009,
dan setelah diperoleh data yang dimaksud maka selanjutnya dilakukan pengolahan data
yang hasilnya penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara stimultan maupun
secara sendiri-sendiri berpengaruh terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Semarang. Secara langsung eksistensi asumsi yang digunakan mengindikasikan
bahwa menurunnya Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang.
Penerimaan retribusi daerah yang diambil penerimaan retribusi RSU, Peskesmas,
Dinkes dan BP Paru merupakan penerimaan yang berkurang dari tahun-tahun sebelumnya
diantaranpenerimaan retribusi daerah lainnya. Hal ini menyebabkan penurunan Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Semarang yang mencolok. Retribusi daerah berperan besar dalam
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Semarang karena mengingat letak geografis Kabupaten
Semarang yang berada dekat dengan Kota Semarang yang menjadi Ibukota Provinsi Jawa
Tengah, hal ini menyababkan terjadinya mobilisasi yang terjadi di masyarkat cukup tinggi.
Retribusi daerah yang terkumpul juga akan digunakan untuk membangun daerah
Kabupaten Semarang dalam rangka ikut menyukseskan pembangunan nasional.
Pembangunan nasional yang bertujuan untuk menyejahterakan rakyat diharapkan pula
masyarakat ikut berperan aktif dalam hal ini. Masyarakat yang terdiri dari berbagai elemen
semakin menunjang kontribusinya dalam pembangunan nasional yang sedang berlangsung
di Indonesia.
Otonomi daerah merupakan titik tolok bagi daerah dalam mengembangkan dan
mengelola asset-aset atau potensi sumber daya yang dimilikinya bagi kepentingan
6

pembangunan ekonomi daerah. Untuk itu daerah perlu mencermati sektor-sektor strategis
yang memiliki potensi yang kuat dalam rangka peningkatan pendapatan daerah. Misalnya
saja dalam sektor pariwisata, pemerintah perlu mengelola secara maksimal agar mampu
untuk meningkatkan kunjungan wisatawan agar dapat memberikan peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pengembangan sektor pariwisata perlu mendapatkan
perhatian lebih terutama dalam pengembangan pariwisata jangka panjang yang tentunya
melibatkan masyarakat sekitar.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat menjadi lokomotif penggerak
perekonomian yang turut menyumbang dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah
daerah juga harus memperhatikan masalah infrastruktur fisik yang penting untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi dan PAD. Untuk memasarkan sektor pariwisata guna menunjang
PAD, Pemerintah Kabupaten Semarang melakukan berbagai program promosi baik didalam
negeri maupun diluar negeri dengan bentuk roadshow.
Pajak juga berperan penting dalam penigkatan pendapatan asli daerah, dalam hal ini
pemerintah berupaya mengelola sumber-sumber pendapatan pajak dan terus dikelola dan
diupayakan peningkatannya sehingga dalam rencana kemandirian pemerintah daerah yang
tidak ingin bergantung dengan APBN dan daerah di atasnya. Dalam rangka mewujudkan
tujuan tersebut, pajak memegang peran utama yang sangat penting. Pajak yang dipungut
pemerintah daerah yang dikenal dengan pajak daerah terdiri dari:
1. Pajak Kendaraan Bermotor
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
5. Pajak Hotel
6. Pajak Restoran
7. Pajak Hiburan
8. Pajak Reklame
9. Pajak Penerangan Jalan
10. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

Sedangkan bagi hasil pajak terdiri dari:


1. Pajak Penghasilan
2. Pajak Pertambahan Nilai
3. Pajak Bumi Bangunan

Penulis akan menyoroti Pajak Bumi Bangunan (PBB) , Pemungutan PBB dapat
mencapai keberhasilan dengan adanya usaha dari pegawai Pajak Bumi dan Bangunan
dalam memberikan pengertian dan penyadaran kepada masyarakat untuk mematuhi
Undang Undang tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Pemerintah Kabupaten Semarang
sebagai salah satu daerah otonom yang bisa mengurus rumah tangganya sendiri harus
terus menggali potensi keuangan agar dapat meningkatkan penerimaan bagi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang salah satunya dari Pajak Bumi dan Bangunan, diperlukan adanya
dukungan dari berbagai pihak. Dukungan tersebut bisa berasal dari KPPBBB (Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan), beserta seluruh staffnya.
Mengingat peran pajak sangat penting dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) maka, masyarakat ikut berperan dalam pengawasan terhadap pemotongan
dan pemungutan pajak yang dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan. Hal ini diharapkan
dapat mencegah terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bermoral.
Peran serta masyarakat juga diperlukan sebagai salah satu komponen dalam
aktifitas penggunaan dana dari pajak dan retribusi daerah. Peran serta masyarakat
menjamin penerimaan dan apresiasi akan sadar pajak menjadi lebih besar. Hal ini
merangsang hubungan yang baik antar pemerintah dan masyarakat dalam rangka
peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Semarang.
Peran serta masyarakat peting karena masyarakat merupakan alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, orientasi, keinginan, dan kebutuhan
masyarakat. Masyarakat lebih lebih mempercayai program pemerintah jika mereka
dilibatkan dalam proses perencanaan dan pembuatan suatu proyek. Masyarakt juga merasa
bangga jika dilibatkan dalam pembangunan lingkungan mereka sendiri karena itu
merupakan hak.
Selain harus membayar pajak, semua pihak juga harus kritis terhadap apa saja yang
dilakukan pemerintah dalam rangka penggunaan dana dari pajak dan retribusi daerah.
Adanya sikap saling percaya ini akan menumbuhkan keharmonisan antar masyarakat
dengan pemerintah sehingga terciptanya kesejahteraan untuk semua golongan masyarakat.
Agar perimaan pajak dan retribusi daerah tiap tahun meningkat, semua pihak harus
bersinergi, saling bahu-membahu dalam rangka pembangunan nasional. Walaupun manfaat
dari pajak tidak langsung dirasakan oleh kita, anak cucu kita nantinyalah yang akan
merasaknnya dan itu akan membuat mereka bangga serta sadar akan pajak dan berperan
dalam pengawasan dana aliran pajak.
8

BAB III
PENUTUP
Pajak dan retribusi daerah memang mempunyai peran yang cukup besar dalam
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Semarang. Kesuksesan pembangunan nasional
9

tidak terlepas dari naik atau turunnya PAD di setiap daerah otonom. Daerah otonom berhak
menggunakan pajak sebaik mungkin karena itu merupakan lingkup rumah tangganya
sendiri. Pajak dan retribusi daerah harus digunakan sebaik-baiknya demi kebaikan dan
kesejahteraan bersama.
Menurunnya PAD Kabupaten Semarang pada tahun 2007 sampai dengan 2008
merupakan sebuah PR besar untuk Pemerintah Kabupaten Semarang guna meningkatkan
Pendapatan Asli Daerahnya. Dinas Perpajakan dalam hal ini tidak bisa disalahkan secara
langsung, melainkan semua pihak yang mempunyai tanggung jawab mengenai pajak harus
mengevaluasi dirinya masing-masing.
Masyarakat juga harus ikut dalam pengawasan dana airan pajak itu digunakan,
apakah digunkan dengan baik atau sebaliknya. Peran serta masyarakat menjadi sangat
penting jika masyarakat tidak ikut andil dalam hal pengawasan mungkin oknum-oknum
pajak akan banyak yang menyelewengkan dana pajak demi kepentingannya pribadi. Dana
pajak memang sangat riskan untuk disalah gunakan jika para masyarakat tidak berperan
aktif dalam hal pengawasan. Pemerintah juga harus trasparan dalam penggunaan dana dari
pajak dan retribusi daerah tersebut.
Pemerintah Kabupaten Semarang harus mulai dengan terobosan-terobosan baru
dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerahnya. Misalnya dengan mengadakan
pelayanan pajak masuk desa. Pemerintah juga harus transparan kepada masyarakat
tentang penggunaan dana dari pajak dan retribusi daerah.

10

Anda mungkin juga menyukai