TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Anak memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai
berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan bewasa
kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan strutur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehimgga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
II. Ciri-Ciri Dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling brkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensi pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut sarafnya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.
Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait
dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis
karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupaun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masingmasing anak.
Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat
dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota
tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke
bagian distal sepaerti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimal).
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbaik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran
sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan prinsipprinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrisik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi
yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensial yang dimiliki anank.
2. Pola perkembangan dapat diramalkan
terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan
seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapn umum ke tahapan
spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
III. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,
yaitu:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak. Yang termasuk faktor genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik,
jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini.
Sedangkan di negara yang berkembang, gangguan ganagguan pertumbuhan selain diakibatkan
oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak
yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum
mencapai balita.
Disamping itu banyak faktor keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti
sindrom down, sindrom turner, dll.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang
kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan Bio-Fisik-Psiko-Sosial yang
mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor
prenatal)
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)
a. Faktor Lingkungan Prenatal
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari
konsepsi sampai lahir, antara lain adalah :
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang kurang baik sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil,
lebih sering menghasilkan bayi BBLR ( berat badan lahir rendah ) atau lahir mati dan jarang
menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan
otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan
sebagainya
2. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang
dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi
panggul, tortikolis congenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
3. Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat taratogen. Misalnya obat-obatan
seperti thalidomide, phenitoin, methadion,obat-obat anti kanker, dan lain sebagainya dapat
menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum
alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi
mental.
4. Endokrin
Hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, hormon
plasenta, hormon tiroid, insulin, dan peptide lain dengan akitivitas mirip insulin. Somatotropin di
sekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai
minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Hormone plasenta disekresi oleh plasenta di
pihak ibu dan tidak dapat masuk ke janin. Kegunaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta.
Hormon tiroid seperti TRH ( Thyroid Releasing Hormone ), TSH ( Thyroid Stimulating
Hormone ),T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12. Pengaturan oleh hipofisis
sudah terjadi pada minggu ke-24, lalu konstan. Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu
ke-11, lalu meningkat sampai 6 bulan kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin
melalui pengaturan keseimbangan glukosa darah, sintesis protein janin, dan pengaruhnya pada
pembesaran sel sesudah minggu ke-30.
5. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin,
kerusakn otak, atau cacat bawaan lainnya.
6. Infeksi
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH ( toxoplasamosis,
rubella, cytomegalovirus, herpes simplex ). Sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat
menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, coxsackie, echovirus, malaria, lues, HIV,
polio, campak, dll. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin.
7. Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara
lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dll.
8. Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau
lahir mati.
9. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada placenta atau tali pusat menyebabkan berat
badan lahir rendah.
b. FAKTOR LINGKUNGAN POST-NATAL
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang
sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada
kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan,
merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak.
Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang
permanen. Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak yaitu
peran ibu sebagai para genetik faktor yaitu pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin
dan pengaruh psikobiologisnya terhadap pertumbuhan postnatal dan perkembangan kepribadian.
Disamping itu pemberian ASI/menyusui adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai
plasenta eksternal , karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya dalam
memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak
karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak terputus begitu dia dilahirkan ke dunia.
Didalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut terdapat keuntungan yang timbal
balik pula. Keuntungan untuk bayi selain nilai gizi ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada
ASI yang melindungi bayi terhadap berbagai macam infeksi.
Lingkungan post-natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat
digolongkan menjadi :
1. Lingkungan biologis, antara lain :
a. Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit putih/ras Eropa
mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Arab.
b. Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki sering sakit dibandingkan anak perempuan tetapi belum diketahui
secara pasti.
c. Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan
mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian
anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus.
d. Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak
berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan,
dimana dipengaruhi ketahanan makanan keluarga.
e. Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur dan pemeriksaan kesehatan, menimbang anak secara rutin
setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak.
f. Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering
menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah
mendapat imunisasi BCG, polio 3 kali, DPT 3 kali, hepatitis B 3 kali, dan campak.
g. Penyakit kronis
Anak yang menderita menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya,
disamping itu anak juga mengalami stress yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya.
h. Fungsi metabolisme
Khusus pada anak karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses metabolism pada
berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan yang
menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Pada masa ini, kebutuhan akan
pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI ekslusif selama 6 bulan penuh, diperkenankan pada
makanan pendamping ASI pada umurnya, imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang
sesuai.
3. Masa anak di bawah lima tahun(anak balita, umur 12 sampai 59 minggu)
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik serta fungsi ekskresi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan
bicara dan bahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensial sangan cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar- dasar
kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan/ penyimpangan sekecil
apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas
sumber daya manusia dikemudian hari.
4. Masa anak prasekolah(anak umur 60 sampai 72 bulan)
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung stabil. Terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani
yang bertambah dam meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah,
anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai
diperkenalkan. Sepatutnya lingkungan- lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang
bersahabat untuk anak. Oran tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau
gangguan.
VI. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Dan Anak Prasekolah
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan
tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Depkes R.I 2006 :15). Stimulasi dapat
juga berfungsi sebagai penguat (reinforcement),contohnya dengan munculnya seseorang di
hadapan anak misalnya ibunya,maka anak akan memberikan gairah kenikmatan dan kesenangan
sehingga anak akan berinisiatif untuk melakukan permainan dengan ibu tersebut agar anak
memperoleh sesuatu yang menyenangkan. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila
memperhatikan tahapan-tahapan perkembangan anak (Soetjiningsih1995 :106).
Kemampuan dasar anak yang dapat dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan
gerak kasar,kemampuan gerak halus,kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi
dan kemandirian. Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan
berlangsung secara berurutan. Oleh karena itu dalam rangka merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak telah dibagi kelompok umur stimulasi anak,yaitu :
No. Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur Stimulasi
1. Masa prenatal,janin dalam kandungan Masa prenatal
2. Masa bayi 0-12 bulan Umur 0-3 bulan
Umur 3-6 bulan
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan
3. Masa anak balita 12-60 bulan Umur 12-15 bulan
Umur 15-18 bulan
Umur 18-24 bulan
Umur 24-36 bulan
Bentuk muka anak yang obesitas tidak proporsional hidung dan mulut lebih kecil, dagi ganda,
tedapat timbunan lemak didaerah payudara, perut menggantung dan sering disertai stie. Alat
kelamin pada anak laki-laki seolah-olah kecil, paha dan lengan atas besar, kematangan
seksualnya lebih cepat.
Prinsip pengobatan pada anak obesitas adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki faktor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan ataupun kejiwaan
b. Motifasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya pengurusan badan. Sedangkan pada
bayi/anak orang tua harus dimotifasi tentang pentingnya memperlambat kenaikan kenaikan berat
badan bayi/anak.
c. Memberikan diit rendah kalori yang seimbang untuk memperlambat kenaikan berat badan.
d. Menganjurkan penderita agar olah raga yang teratur.
Cara pengaturan diit sebagai berikut:
a. Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi bukan untuk mengurangi berat padan seperti
pada obesitas dewasa tetapi memperlambat kenaikan berat badan.
b. Pada anak, kenaikan berat badan harus diprlambat, dengan memberikan diit seimbang dan
mendorong anak untuk melakukan aktifitas.
Mencegah obesitas lebih baik dari pada mengobati. Yang penting bagaimana mengubah
pandangan masyarakat agar mereka tidak menganggap bahwa sehat identik dengan gemuk.
3. Retardasi mental.
Retardasi mental(WHO, menkes 1990) adalah kemampuan mentalyang tidak mencukupi.
Sedangkan menurut carter CH retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh
intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidak mampuan indifidu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
Kriteria retardasi mental:
a. Fungsi intelektual umum dibawah normal
b. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial.
c. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah 18 tahun.
Faktor-faktor retardasi mental
a. Non organik
Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.
Faktor sosiokultural.
Interaksi anak pengasuh yang tidak baik.
Penelantaran anak
b. Organik
Faktor prakonsepsi
Faktor pranatal
Faktor perinatal
Faktor postnatal
Kelainan yang terjadi:
a. Kelainan pada mata, katarak, kornea keruh
b. Kejang
c. Kelainan kulit
d. Kelainan rambut, rontok, cepat memutih dan halus.
e. Kepala, mikrosepalus, makrosepalus.
f. Perawakan, kreatin
5. Sindrom down
Anak sindrom down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipenyadan mempunyai
kecerdasan yang terbata, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom21 yang berlebih.
Diperkirakan bahwa materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah
dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan
hemeostasis yang memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik dan susunan
saraf pusat.
Penyebab-penyebab dari sindrom down adalah:
1. genetik, terdapat predisposisi genetik terhadap non disjunctional.
2. radiasi, 30% ibu yang melahirkan anak sindrom downpernah mengalami radisi didaerah
perutsebelum terjadinya konsepsi.
3. autoimun, penyakit yang berkaitan dengan tiroid pada ibu yang melahirkan anak sindrom
down berbeda dengan ibu yang melahirkan anak normal.
4. umur ibu, apabila umur ibu diatas 35 tahun, didapat perubahan yang hormonal yang dapat
menyebabkan non disjunction pada kromosom. Meningkatnya hormo endrogen,LH dan FSH.
5. umur ayah, 20-30% dari kasus eksternal kromosom 21 bersumber dari ayahnya.tetapi
kolerasinya tidak setinggi umur ibu.
Berat badan bayi sindrom down pada waktu lahir umumnya kurang dari normal. Diperkirakan
20% kasus mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram.perawakan anak yang sindrom down
pendek akan lebih jelas dengan bertambahnya umur.
6. Palsi serebralis
Palsi serebralis merupakan kelainanmotorik yang banyak ditemukan pada anak-anak. Angka
kejadian sekitar 1-5 per1000 anak, anak laki-laki lebih banyak dari pada anak perempuan, sering
terdapat pada anak pertama, mungkin karena anak pertama lebih sering mengalami kesulitan
pada waktu dilahirkan. Angka kejadiannya lebih sering pada anak BBLR dan anak kembar.
Umur ibu sering lebih dari 40 tahun, lebih-lebih pada multipara.
Palsi serebralis disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut:
pranatal: infeksi infrauterin(TORCH dan sifillis), radiasi, asfiksia intra uterin, toksemia
grafidarum.
Perinatal: hipoksia, perdarahan otak, posmaturitas, bayi kembar.
Posnatal: trauma kepala, meningitis, keracunan.
Kriteria sindrom down:
Masa neonatal: depreksi dari reflek primitif,relaksaksi yang berlebih terhadap stimulus, kejangkejang, gejala neorologik lokal.
Masa umur kurang dari 2 tahun: keterlambat perkembangan motorik misal duduk atau jalan,
paralisis spatik, terdapat gerakan-gerakan involunter, menetapnya reflek primitif, keterlambatan
reflek-reflek yang lebih tinggi.
Anak yang lebih besar: disfungsi dari tangan, gangguan dari cara berjalan, terdapat gerakangerakan involunter, retardasi mental, kejang-kejang, gangguan penglihatan, pendengaran, bicara.
7. Gangguan bicara dan bahasa pada anak.
Kemampuan berbicara merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan
berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan
kemampuan kognitif, sensori motor, psikologis, emosi dan lingkungan disekitar anak.
Gangguan berbicara merupakan masalah yang sering terdapat pada anak. Deteksidini perlu
ditegakan, agar penyebabnya dapat segera dicari, sehingga pengobatan serta pemulihanya dapat
dilakukan seawal mungkin.
Hemister kiri merupakan pusat kemampuan berbahasa pada 94% orang dewasa kinan dan 75%
orang dewsa kidal. Pengususan hemisfer untuk fungsi bahasa sudah dimulai sejak dari
dalamkandungan, tetapi berfungsi secara sempurna setelah beberapa tahun kemudian. Berbagai
penelitian menunjukan bahwa anak dengan kerusakan otak universal sebelum mampu sesudah
lahir, diperkirakan fungsi berbahasa dapat diprogram oleh hemisfer lainnya, walaupun kelainan
lain masih dapat diperhatikan.
Periode kritis bagi perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa adalah periode antara 9-24
bulan awal kehidupan. Pengalaman langsung selama pemeriksaan rutin dapat diambil dari
laporan orang tua. Anak yang sedang belajar berbicara, akan mengamati dengan seksama wajah
lawan bicara dan gerakan-gerakan yang dilakukan sampai pada saat dimana petuntuk visual
menjadi tidak penting, yang menandakan sinyak memahami lisa pendengaran.
Periode 2-4 tahun pertama menunjukan peningkatan yang cepat dalam jumlah dan komleksitas
perkembangan bicara, kekayaan perbendahan kata dan kontrol neuromotorik.
Penyebab kelainan bahasa bermacam-macam antara lain:
a. Lingkungan sosial anak, interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan
perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara
dan bahasa pada anak.
b. Sistem pemasukan, sistem penglihatan , pendengaran dan integritas taktil kinestetik dari anak.
Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara.
c. Sistem pusat bicara dan bahasa, kelainan susunan syaraf pusat akan mempengaruhi
pemahaman, interpretasi, formulasi, dan perencanaan bahasa, juga pada aktifitas dan kemampuan
intelektuan dari anak.
d. Sistem produksi, sistem produksi suara seperti laring, faring, hidung, struktur mulut dan
struktur mulut, dan mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaruh nafasuntuk
berbicara, buyi laring, pembentukan bunyi untuk berbicara melalui laring, faring dan rongga
mulut.
Gangguan perkembangan kemampuan bahasa pada anak, kallau ditemukan gejala-gejala sebagai
berikut:
a. Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya terhadap suara yang
datang dari belakang atau samping.
b. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri.
c. Pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata jangan, da-da, dsb.
d. Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh.
e. Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut 2 kata dan tidak mampu menyebut huruf z.
f. Pada usia 36 bulan belum mampu menggunakan kalimat sederhana.
g. Pada usia 3.5 tahun selalu gagal menyebutkan kata akhir(ca untuk cat. Ba untuk ban dan lainlain)
h. Pada usia 4 tahun tidak lancar berbicara/ gagap.
i. Pada usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan.
Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada penyebabnya. Dengan perbaikan masalah
medis seperti pada tuli konduksi dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada
anak yang tidak retardasi mental. Sedangkan perkembangan bahasa dan kognitif pada anak
dengan gangguan pendengaran sensoris bervariasi. Dikatakan bahwa anak dengan gangguan
BAB III
KASUS
1. Masalah tumbuh kembang bayi prematur
Assalamualaikum Wr. Wb.
dr Agus, bayi saya usianya sekarang 14 bulan anak saya perempuan, namanya Adinda Putri
Yasmin. Lahir pada usia kehamilan 34 minggu dg cara cesar dengan berat lahir 2,3 kg. Menurut
saya, anak bungsu saya ini cenderung lebih mudah sakit dibanding kakak2nya. Apa karena lahir
prematur ya? Tapi perkembangan fisik dan mentalnyanya normal. Gigi pertama tumbuh pada
usia 8 bulan, mulai berjalan di usia 13 bulan. Sudah bisa ngomong beberapa patah kata dengan
lengkap, misalnya mama, bapa, aa, kai, nini, mama, mimih (pipis), minta, dadah, dsb. Tapi berat
badannya lambat sekali. Sekarang baru 8,2 kg. Anak-anak saya semua mengonsumsi susu
formula karena saya tidak bisa memberikan ASI. Normal kah anak saya? Terima kasih.
http://balitakami.wordpress.com/2008/11/25/terlambat-bicara/
2. Disleksia Pada Anak
Ditulis oleh Mutia Nst
Minggu, 15 Juli 2007 06:14
Disleksia ditandai dengan adanya kesulitan membaca pada anak maupun dewasa yang
seharusnya menunjukkan kemampuan dan motivasi untuk membaca secara fasih dan akurat.
Disleksia merupakan salah satu masalah tersering yang terjadi pada anak dan dewasa. angka
kejadian di dunia berkisar 5-17% pada anak usia sekolah. Disleksia adalah gangguan yang paling
sering terjadi pada masalah belajar. Kurang lebih 80% penderita gangguan belajar mengalami
disleksia.
Angka kejadian disleksia lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu
berkisar 2:1 sampai 5:1. Ada juga yang mengatakan bahwa ternyata tidak terdapat perbedaan
angka kejadian antara laki-laki dan perempuan.
Deteksi dini disleksia pada anak
Kesulitan membaca yang tidak diharapkan (kesulitan membaca pada seseorang yang tidak sesuai
dengan kemampuan kognitif orang tersebut atau tidak sesuai dengan usia, tingkat kepandaian
dan tingkat pendidikan), selain itu terdapat masalah yang berhubungan dengan proses
fonologik.Pada anak usia prasekolah, adanya riwayat keterlambatan berbahasa atau tidak
tampaknya bunyi dari suatu kata (kesulitan bermain kata-kata yang berirama, kebingungan dalam
menghadapi kata-kata yang mirip, kesulitan belajar mengenal huruf) disertai dengan adanya
riwayat keluarga yang menderita disleksia, menunjukkan faktor risiko yang bermakna untuk
menderita disleksia.
Pada anak usia sekolah biasanya keluhan berupa kurangnya tampilan di sekolah tetapi sering
orangtua dan guru tidak menyadari bahwa anak tersebut mengalami kesulitan membaca.
Biasanya anak akan terlihat terlambat berbicara, tidak belajar huruf di taman kanak-kanak dan
tidak belajar membaca pada sekolah dasar. Anak tersebut akan makin tertinggal dalam hal
pelajaran sedangkan guru dan orangtua biasanya makin heran mengapa anak dengan tingkat
kepandaian yang baik mengalami kesulitan membaca.
Walaupun anak telah diajarkan secara khusus, biasanya anak tersebut akan dapat membaca tetapi
lebih lambat. Anak tidak akan fasih membaca dan tidak dapat mengenali huruf secara tepat.
Disgrafia biasanya menyertai disleksia. Selain itu penderita disleksia akan mengalami gangguan
kepercayaan diri.
Penilaian membaca
Membaca dinilai berdasarkan analisis, kefasihan dan pemahaman. Tes yang dapat digunakan
untuk menilai fonologi anak adalah Comprehensive Test of Phonological (CTOPP). Tes ini
mencakup kepekaan fonologik, analisa fonologik dan menghapal. Tes ini telah distandarisasi di
Amerika Serikat untuk anak usia 5 tahun sampai dewasa.
Pada anak usia sekolah salah satu tes yang penting adalah menilai apakah anak tersebut dapat
menganalisis kata. Tes yang digunakan adalah Woodcock-Johnson III dan Woodcock Reading
Mastery Test. Kefasihan berbicara dinilai dengan Gary Oral Reading Test. Untuk menilai
kecepatan membaca suatu kata digunakan Test of World Reading Efficiency (TOWRE).
Sebagai uji tapis bagi para dokter, disarankan untuk mendengarkan dengan seksama saat anak
membaca yang sesuai dengan usianya.
Pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisis memiliki peran yang sangat terbatas dalam mendiagnosis disleksia. Gangguan
sensori primer harus disingkirkan. Pemeriksaan neurologik pada penderita disleksia biasanya
normal.
Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologis, elektroensefalografi dan analisis
kromosom hanya dilakukan jika terdapat indikasi klinis. Pada kasus tertentu, pemeriksaan
genetik harus dilakukan jika terdapat indikasi klinis. Pada kasus tertentu, pemeriksaan genetik
harus dilakukan mengingat terdapat kelainan genetik seperti sindrom Klinefelter yang
berhubungan dengan kesulitan bahasa dan mambaca.
http://www.balita-anda.com/pendidikan-anak/395-disleksia-pada-anak.html
BAB III
PEMBAHASAN
1. Masalah tumbuh kembang bayi premature
Segi fisik
Ditinjau dari berat badan bayi waktu lahir yang hanya 2,3 kg maka bayi ini bisa dikatakan BBLR
dan semua resiko BBLR sangat mungkin dideritanya terutama kedinginan (hipotermi). Tapi
dengan penjagaan yang baik biasanya masalah ini akan segera berlalu .. Namun demikian tentu
saja berat badan sekarang jadi masalah. Bayi BBLR tidak sama dengan bayi biasa, bila ibu
memiliki KMS, maka mungkin anak BBLR biasanya akan mengikuti pertumbuhan dengan
berada di pita kuning atau hijau muda. Namun selama masih mengikuti jalannya pita kondisi
anak masih bisa digolongkan normal. Untuk anak yang berumur 14 bulan dengan berat badan 8,2
kg, secara umum, bila dia laki-laki maka ini bisa digolongkan gizi kurang, untuk perempuan
masih gizi baik walau sudah cukup dibawah.
Segi kesehatan
Dari segi kesehatan tentu saja ada beberapa faktor penyebab yang mengakibatkan bayi terlahir
dengan BBLR,salah satunya adalah pemilihan konsumsi nutrisi oleh ibu selama masa-masa
kehamilan. Nutrisi begitu penting bagi ibu hamil karena nutrisi juga menjadi penentu kesehatan
bayi yang dikandung oleh sang ibu. Salah satu zat gizi yang perlu dipenuhi oleh ibu adalah
protein,karena bila ibu kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan
jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak. Selain protein,besi juga tidak kalah penting bagi
ibu hamil karena dengan besi (Fe) asupan darah dalam tubuh ibu akan bertambah dan jika asupan
darah bertambah maka ibu akan terhindar dari resiko anemi,yang mana anemi merupakan salah
satu faktor penyebab BBLR. dalam kasus ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa nutrisi yang di
dapat oleh ibu dari sang bayi dg BBL 2,3 kg tersebut adalah kurang,maka untuk meningkatkan
derajat kesehatan sang bayi perlu ditingkatkan asupan gizi dari ibu melalui pemberian ASI
eksklusif. ASI ekslusif mengandung asam lemak ASI seperti omega 3 dan omega 6,vitamin B
dan D serta kolin. Dengan beragamnya zat gizi yang terkandung dalam ASI maka tak heran bila
bayi akan tumbuh sehat bila ASI ekslusif terpenuhi,bayi tidak akan gampang sakit karena dalam
ASI juga dikandung zat-zat antibodi yang mana bisa menstabilkan kekebalan tubuh sang bayi.
Dan perlu diketahui bahwa penggunaan kokain oleh seorang ibu juga menyebabkan kerugian
perkembangan janin,yaitu resiko lahir sebelum waktunya dan BBLR.
Segi lingkungan
Dari segi ini perlu ditekankan pada keluarga sang bayi untuk benar-benar menjaga asupan gizi
sang bayi terutama ibu dari bayi tersebut,namun dikarenakan ibu tidak dapat memberikan ASI
maka alangkah baiknya bila keluarga juga ikut serta dalam pemilihan susu formula yang baik
bagi pertumbuhan,perkembangan dan kesehatan sang bayi. Lingkungan bayi harus mendukung
pola gizi seimbang. Gizi Seimbang:
yaitu makan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi
dalam satu hari sesuai dengan kecukupan tubuhnya.
Segi hukum
Dari segi hukum,dapat dijelaskan mengenai tanggung jawab orang tua khususnya ibu untuk
menjaga dan mengoptimalkan kesehatan bayi dan anak yang diatur pada UU RI No. 36 tahun
2009,antara lain :
Pasal 128 ayat 1
Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam)
bulan,kecuali atas indikasi medis.
Pasal 129 ayat 1
Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk
mendapatkan air susu ibu secara ekslusif.
Pasal 131 ayat 3
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
menjadi tanggug jawab dan kewajiban bersama bagi orang tua,keluarga,masyarakat,da
pemerintah,dan pemerintah daerah.
Pasal 132 ayat 1
Anak yang dilahirkan wajib dibesarkan dan diasuh secara bertanggung jawab sehingga
memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara sehatdan optimal.
Segi agama
Agama merupakan pegangan bagi setiap umat untuk menjalani hidupnya. Dalam hal ini islam
mengajarkan bahwa pemberian ASI ekslusif oleh ibu adalah wajib. Hal ini dijelaskan dalam
firman Allah SWT antara lain :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. (QS. Luqman, 31:14)
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan..." (QS, Al Baqarah, 2:233)
Dari kedua ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ASI ekslusif benar-benar berarti bagi
seorang bayi,maka para ibu dianjurkan untuk menyusui anak selama 2 tahun penuh,dan bila tidak
dilakukan bayi akan mudah terserang penyakit karena sistem imunnya tidak cukup kuat.
Sebagai seorang bidan
Melihat kasus ini hendaknya kita sebagi bidan dapat memberikan KIE yang baik dan benar
kepada ibu-ibu yang sedang mengandung maupun menyusui mengenai pentingnya memenuhi
nutrisi diri dan bayi. Bidan juga tidak dianjurkan untuk menyarankan ibu-ibu untuk memberi
anaknya susu formula selama sang ibu sehat wal afiat dan masih bisa menjalankan kewajibannya
menyusui bayinya.
2. Disleksia Pada Anak
Disleksia merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak. Ini bisa terjadi pada anak
usia pertumbuhan maupun anak usia dewasa. Disleksia dapat terjadi pada anak usia dewasa
karena saat masa kanak-kanak anak tersebut tidak langsung mendapatkan perawatan khusus
sehingga disleksia terbawa sampai dewasa. Seringkali anak penderita disleksia tidak
menampakkan gejala khusus seperti ganngguan penyakit lain, sehingga sulit dipastikan bahwa
anak tersebut terkena disleksia atau tidak. Dibutuhkan pemeriksaan khusus dalam penentuan
diagnosa dari penyakit ini.
Pada anak usia prasekolah, gejala-gejala yang mungkin timbul yaitu adanya riwayat
keterlambatan berbahasa atau tidak tampaknya bunyi dari suatu kata, kesulitan bermain kata-kata
yang berirama, kebingungan dalam menghadapi kata-kata yang mirip, kesulitan belajar mengenal
huruf, disertai dengan adanya riwayat keluarga yang menderita disleksia, menunjukkan faktor
risiko yang bermakna untuk menderita disleksia.
Dari segi hukum dan undang-undang kesehatan memang belum diatur dan belum mendapatkan
perhatian khusus dari pemerintah, walaupun kita ketahui penderita disleksia jarang dijumpai,
namun seharusnya ini mendapat perhatian khusus agar tidak tejadi bertambahnya penderita
disleksia yang mengancam anak-anak. Mungkin saja penderita disleksia semakin tahun
bukannya berkurang namun malah bertambah, dan sebagai bidan kita harus peka dengan hal ini.
Dari kasus disleksia ini kita dapat membahas beberapa aspek antara lain :
a. Fisik
Dari segi fisik, anak yang menderita gangguan tumbuh kembang disleksia tidak menunjunjukka
adanya gejala khusus seperti penyakit lain, namun bila kita kaji secara teliti,cara berbicara anak
yang menderita disleksia terlihat berbeda dengan anak yang normal pada umumnya. Mereka
merasa kesulitan dalam berbahasa apalagi untuk komunikasi, ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang telah disebutkan tadi yaitu , kesulitan bermain kata-kata yang berirama, kebingungan dalam
menghadapi kata-kata yang mirip, kesulitan belajar mengenal huruf, dll.
b. Psikologi
Dari segi psikologi sendiri, dapat kita kaji bahwa anak yang menderita disleksia dapat
mengalami ketidak percayaan terhadap dirinya sendiri. Ini bisa terjadi saat anak tersebut berada
dalam suatu lingkungan pendidikan seperti sekolah. Disekolah anak-anak akan mendapatkan
pelajaran membaca dan bagaimana berkomunikasi, dan disinilah anak akan merasa tidak percaya
diri bahkan minder jika temannya dapat berkomunikasi secara normal sedangkan ia sendiri tidak
dapat berbkomunikasi secara normal.
c. Kesehatan
Dari segi kesehatan sendiri, penderita disleksia memang tidak ada gangguan secara fisik, namun
jika dikaji secara lebih lanjut penderita disleksia dapat terkena gangguan syaraf terutama syaraf
yang berhubungan dengan alat indra yang digunakan untuk komunikasi.
Gangguan bicara dan bahasa merupakan masalah yang sering terdapat pada anak-anak. Penyebab
kelainan berbahasa bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor yang dapat saling
mempengaruhi,antara lain kemampuan lingkungan,pendengaran,kognitif,fungsi saraf,emosi
psikologi dan lain sebagainya. Dari segi kesehatan gangguan bicara dan bahasa biasanya
dipengaruhi oleh kerusakan otak,antara lain :
Kelainan neuromuskular
Biasanya kelainan ini mempengaruhi kemampuan menghisap, menelan, mengunyah, dan
akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartria.
Kelainan sensorimotor
Kelainan ini mempengaruhi kemampuan menghisap dan menelan dam akhirnya menimbulkan
gangguan artikulasi,seperti dispraksia.
Palsi serebral
Kelainan ini berpengaruh pada pernafasan, makan, dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat
mengakibatkan distrasia dan dipraksia
Kelainan persepsi
Kelainan ini menyebabkan anak kesulitan membedakan suara, mengerti bahasa, simbolisasi,
mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar di sekolah.
Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya masalah pada area oral-motor di otak
sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang
bertanggung jawab menghasilkan bicara. Akibatnya, si anak mengalami kesulitan menggunakan
bibir, lidah bahkan rahangnya untuk menghasilkan bunyi kata tertentu.
Selain dipengaruhi oleh kerusakan otak gangguan berbicara dan bahasa juga dipengaruhi oleh
hambatan pendengaran. Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan
keterlambatan bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka dia akan mengalami
hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebab
gangguan pendengaran anak adalah karena adanya infeksi telinga.
Kelainan bicara dan bahasa biasanya lebih banyak terjadi pada anak laki-laki,hal ini dikarenakan
maturasi dan perkembangan fungsi verbal hemisfer kiri anak perempuan lebih baik.
d. Agama
Dari segi agama sendiri kita mengetahui bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap
muslim, oleh karena itu penderita disleksia pun juga berhak menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Allah berfirman dalam QS.Al-Alaq 1-4 yang mana dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah
mengutus umatnya ( nabi Muhammad SAW) untuk membaca,hal ini menggambarkan bahwa
manusia juga dituntut untuk merengkuh ilmu setinggi-tingginya tanpa membedakan bentuk
fisiknya. Walaupun mempunyai kekurangan dalam berkomunikasi, ini tidak dapat dijadikan alas
an untuk tidak menuntut ilmu. Orang tua harus memberi perhatian ekstra dan meluangkan waktu
khusus untuk anak. Ini dapat memberi motivasi anak agar tetap melangkah kedepan untuk
menggapai cita-cita.
e. Lingkungan
Dari segi lingkungan, anak yang menderita disleksia sering mengalami minder, ini disebabkan
karena adanya perbedaan bahasa dari si anak dengan lingkungan sekitar. Akibatnya dapat
berpengaruh pada pergaulan sehari-hari, selain itu anak juga dapat mengalami kesulitan dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Dari beberapa segi diatas kita sebagai tenaga kesehatan yaitu bidan harus mampu memotivasi
sang anak, memberi semangat dan mengembalikan kepercayaan diri dari anak tersebut, bahwa
setiap manusia tidak sempurna. Memberi penyuluhan pada ibu tentang apa disleksia itu,
bagaimana gejala-gejalanya, pencegahannya dan bagaimana penangananya. Semuanya dapat kita
atasi, dengan saling mengerti dan memahami antara anak dan ibu, dapat mengurangi resiko anak
terkena disleksia.
BAB IV
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan strutur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehimgga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor,ada faktor prenatal ada juga
faktor postnatal. Faktor prenatal dipengaruhi oleh nutrisi dan keadaan pada ibu. Sedangkan
faktor postnatal dipengaruhi oleh beberapa faktor lain,yaitu faktor lingkungan,fisik,psikososial
dan keluarga.
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi selama beberapa periode,dan periode bayi dan anak
adalah periode yang paling penting karena pada masa-masa ini merupakan masa-masa
pembentukan pribadi seseorang,ketika baik lingkungan yang dihadapi selama masa ini maka
sang anak kelak juga akan menjadi anak yang baik.
Pertumbuhan dan perkembangan sangat memerlukan stimulasi,karena dengan stimulasi maka
bayi dapat mengetahui bahwa lingkungan sekitarnya merespon keberadaannya.
Tak ada sesuatu yang sempurna begitu juga dengan pertumbuhan dan perkembangan. Dalam
pertumbuhan dan perkembangan terdapat beberapa gangguan atau masalah. Masalah yang terjadi
bisa karena genetik namun bisa juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungna dan stimulan. Salah
satu contoh gangguan dalam masa pertumbuhna dan perkembangan adalah gangguan bicara dan
bahasa. Gangguan ini bisa dipengaruhi oleh penyakit akibat kerusakan otak maupun kurangnya
stimulasi selama masa-masa pertumbuhan terutama pada umur 8 bulan keatas yang mana pada
masa-masa tersebut anak sudah mulai bisa berkata ma atau pa. Namun alangkah baiknya bila
stimulasi yang diberikan sebelum umur 8 bulan lebih optimal.
II. SARAN
1) Bagi para orangtua diharapkan lebih peka terhadap apa yang terjadi pada anaknya terutama
pada periode-periode masa bayi
2) Keluarga bayi diharapkan memberikan dukungan secara langsung terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi
3) Untuk para bidan diharapkan lebih teliti dalam memeriksa pertumbuhan dan perkembangan
bayi serta anak
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Soetjiningsih,DSAK.1994. Tumbuh Kembang Anak. ECG : Udayana Bali
Monks,F.J.1982.Psikologi Perkembangan.UGM press : Nijgemen-Yogyakarta
Departemen kesehatan R.I.2006.Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Ditingkat Pelayanan Kesehatan. Departemen kesehatan R.I : Jakarta
Anggota IKAPI.UU Kesehatan dan Rumah Sakit Tahun 2009.Nuha Medika : Yogyakarta
Menkes JD.Disorder of mental development,in textbook of child Neurology,4th.Ed.Lea &
Febiger,London 1990,763-789
Seputar Indonesia.Sabtu,23 Mei 2009
http://www.balita-anda.com/pendidikan-anak/395-disleksia-pada-anak.html
http://balitakami.wordpress.com/2008/11/25/terlambat-bicara/