I.
Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk yang
cukup pesat yang dialami Indonesia
menyebabkan peningkatan kegiatan dan
kebutuhan
manusia,
ini
juga
mengakibatkan pergerakan manusia
semakin bertambah, kebutuhan akan
sarana transportasi dan pertumbuhan arus
lalu lintas mengalami peningkatan.
Keberadaan lahan parkir di titik-titik
keramaian atau pusat perbelanjaan juga
sangat membantu kelancaran arus lalu
lintas di titik-titik rawan macet. Untuk itu
Pemerintah khususnya Pemerintah Kota
Padang Panjang melalui jajarannya
melakukan restrukturisasi area parkir truk
Terminal Bukit Surungan yang juga
berfungsi sebagai akses bagi kendaraan
niaga yang akan membayar pajak
retribusi. Area parkir ini sebelumya
dibangun dengan konstruksi perkerasan
lentur yang pada awalnya berfungsi
sebagai :
- Tempat parkir bagi
pengantar
penumpang
yang
memanfaatkan
terminal Bukit Surungan.
- Tempat parkir bagi kendaraan yang
berurusan dengan pihak dinas
perhubungan dan samsat
- Akhirnya area ini dirubah menjadi
lokasi pembayaran retribusi khusus
bagi kendaraan niaga dan sekaligus
difungsikan sebagai tempat parkir bagi
pengemudi truk yang ingin beristirahat
sejenak, namun dengan kondisi tanah
dasar yang labil dan beban kendaraan
yang relatif besar maka area ini sudah
tidak layak lagi di lewati oleh
kendaraan niaga. Untuk itu perlu
membuat suatu perkerasan dengan
menggunakan beton semen (rigit
pavement).
1.2.
harga
Tinjauan Pustaka
(dianjurkan)
(2.12)
Dimana :
K0 = Modulus Reaksi Tanah Dasar yang
mewakili suatu seksi
=
(Modulus reaksi tanah dasar
( 2 ) ( )2
( 1 )
(2.13)
2. Kekuatan Beton
Prinsip parameter perencanaan
beton didasarkan pada kuat lentur 90 hari
karena dianggap estimasi paling baik
digunakan untuk menentukan tebal
perkerasan. Dalam praktek, kuat lentur
rencana beton 90 hari cukup memadai
untuk konstruksi perkerasan jalan jika
diambil antara 3,5 4 Mpa.
Tipikal
hubungan
untuk
mengubah kuat tekan beton 28 hari ke
kuat lentur 90 hari untuk beton yang
menggunakan agregat pecah, menurut
NAASRA adalah :
f28 = 0,75 28
(2.1)
f90 = 1,1 f28 = 0,83 28
(2.2)
Dimana : f90 = Kuat lentur beton 90
hari, (Mpa)
f28 = Kuat lentur beton 28
hari, (Mpa)
C28 = Kuat tekan rencana
beton 28 hari, (Mpa)
Alternatif yang mudah dan banyak
digunakan uji tarik silinder beton sampai
belah atau uji tarik tidak langsung
(Brazilian test), yng juga digunakan pada
pengendalian mutu. Tipikal hubungan
untuk mengubah kuat belah ke kuat
lentur menurut NAASRA, sebagai
berikut :
f28 = 1,3 S28
(2.3)
fr = 0,62 c (Mpa)
(2.9)
fr = 1,115 fct (Mpa)
(2.10)
Pengujian yang dilakukan :
1. Untuk
menentukan
modulus
keruntuhan lentur beton (Modulus of
repture) dilakukan dengan standar
ASTM C78 75 atau AASTHO T9776 (1982) Flexural Strength of
niaga
( 1+ ) 1
log (1+ )
+ (1 + ) 1
.........................................
(2.16)
Faktor
Keamanan
1,2
1,1
1,0
0,51b
0,52
0,53
0,54
0,55
0,56
0,57
0,58
0,59
0,60
0,61
0,62
0,63
0,64
0,65
0,66
0,67
0,68
400.000
300.000
240.000
180.000
130.000
100.000
75.000
57.000
42.000
32.000
24.000
18.000
14.000
11.000
8.000
6.000
4.500
3.500
0,69
0,70
0,71
0,72
0,73
0,74
0,75
0,76
0,77
0,78
0,79
0,80
0,81
0,82
0,83
0,84
0,85
Jumlah
pengulangan
beban ijin
2.500
2.000
1.500
1.100
850
650
490
360
270
210
160
120
90
70
50
40
30
Tegangan akibat beban dibagi dengan kuat lentur tarik (Modulus of Repture)
Untuk perbandingan tegangan 0,50 jumlah pengulangan beban adalah tidak terhingga
1.
2.
3.
4
Jenis
Kendaraan
Truck 7.5 ton
Truck 13 ton
Truck 20 ton
Truck 26 ton
Jumlah
Jumlah
Kend Sumbu
93
186
72
144
64
128
8
16
237
474
Belakang
5
9
14
19
Kongfigurasi
sumbu
Depan Belakang
STRT
STRG
STRT
STRG
STRT
SGRG
STRT
SGRG
1.
2.
3.
4
Jenis
Kendaraan
Truck 7,5 ton
Truck 13 ton
Truck 20 ton
Truck 26 ton
Jumlah
Jumlah
Kend Sumbu
98
196
76
152
67
134
8
16
249
498
Beban Sumbu
Depan
3
4
6
5
Belakang
5
9
14
21
Kongfigurasi
sumbu
Depan Belakang
STRT
STRG
STRT
STRG
STRT
SGRG
STRT
SGRG
Beban
Sumbu
(ton)
STRT
3
STRT
4
STRG
5
STRT
5
STRT
6
STRG
9
SGRG
14
SGRG
21
Sumber : hasil analisa
Persentase
Kongfigurasi
Sumbu (%)
98 : 498 = 19,67
76 : 498 = 15,26
98 : 498 = 19,67
8 : 498 = 1,60
67 : 498 = 13,45
76 : 498 = 15,26
67 : 498 = 13,45
8 : 498 = 1,60
Jumlah Repetisi
Selama Usia
Rencana
12,11 105
9,40 105
12,11 105
0,98 105
8,28 105
9,40 105
8,28 105
0,98 105
Tabel 4.5 : Tinjauan kekuatan pelat beton untuk setiap kombinasi kongfigurasi dan beban
sumbu berdasarkan harga K tertentu
Koef.
sumbu
Beban
sumbu
(ton)
Beban
Rencana
FK = 1,1
1
STRT
STRT
STRG
STRT
STRT
STRG
SGRG
SGRG
3
4
5
5
6
9
14
21
3,3
4,4
5,5
5,5
6,6
9,9
15,4
23,1
Repetisi
beban
(105)
4
12,11
9,40
12,11
0,98
8,28
9,40
8,28
0,98
Tegangan
yang
terjadi
(Mpa)
5
0,62
0,82
0,73
1
1,2
1,5
1,4
2,03
Perbandingan
tegangan
Jumlah
repetisi
beban yang
dijinkan
Persentase
fatigue (%)
0,17
0,22
0,20
0,27
0,33
0,41
0,38
0,56
100.000
Jumlah
98
98
dengan
beton-untuk-perkerasan-jalanrigid-pavement,diakses, diakses
tanggal 17 april 2014)
Anonim, Jenis-jenis Perkerasan Jalan,
[pdf],
(http://www.m4741blogspot.word
press.com/2013/03/05/jenis-jenisperkerasan-jalan, diakses tanggal
17 april 2014)
Anonim, Perencanaan Perkerasan Jalan
Beton
semen,[pdf],
(http://www.pu.go.id/upload/servi
ces/infopublik20120831133154.p
df, diakses tanggal 15 april 2014)
Anonim, Analisa Perhitungan Tebal
Lapis Perkerasan Kaku Dengan
Metode
SNI
pd-T-142003,[pdf],(http://library.polmed.
ac.id/856-analisa-perhitungantebal-lapis-perkerasan-kaku,
diakses tanggal 18 april 2014)
Anonim,SKBI,(Standar
Konstruksi
Bangunan Indonesia), Petunjuk
perencanaan Perkerasan Kaku
(Rigid Pavement), Departemen
Pekerjaan
Umum,
Repuplik
Indonesia, SKBI. 2.3.28.1988,
UDC.625.84 (026).
Hendarsin,
Shirley
L.
2000.
Perencanaan
Teknik
Jalan
Raya.Bandung
:
Politeknik
Negeri Bandung
Santoso,
Nurcahyo
B,
Teknis
Pelaksanaan
Jalan
Beton
Semen,[pdf],
(http://teknik.unitomo.ac.id/Pelak
sanaan-jalan-beton-semen-ok.pdf,
diakses tanggal 15 april 2014)