Anda di halaman 1dari 13

BAB 4

Demokrasi; Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia

A. Pengantar: Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi


Arti/Makna
Pada saat ini banyak dibahas tentang pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada) dan
pemilihan presiden (pilpres), dimana rakyat dapat menyampaikan aspirasi atau suaranya
secara langsung dalam memilih pimpinan daerah yaitu gubernur, bupati/walikota dan
presiden. Pilihan terhadap pimpinan daerah dan negara tersebut dilaksanakan dengan
suasana LUBER (langsung, umum, bebas dan rahasia). Fenomena, dimana rakyat memilih
langsung pimpinan pemerintahan ini dikenal dengan istilah demokrasi.
Demokrasi berasal dari kata Yunani yakni demos dan kratos. Demos artinya rakyat,
sedangkan kratos berarti pemerintahan. Jadi, demorasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan dimana rakyatnya memeganga peranan yang sangat menentukkan.
Didalam The Advanced Learners Dictionary of Current English (Hornby, dan kawankawan:261) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah:
(1) country with principles of government in wich all adult citizent share through their elected
representatives; (2) country with government which encourages and allows rights of
citizentship such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the assertion of rule
of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities. (3) society in which
there is treatment of each other by citizens as equals.
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat, di mana warga negara dewasa turut berpatisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih melalui pemilu. Pemerintah di negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat
setiap warga Negara, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan mayoritas yang
menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya saling
memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Manfaat Demokrasi
kehidupan masyarakat yang demokratis, dimana kekuasaan Negara berada di tangan rakyat
dan dilakukan dengan sistem perwakilan, dan adanya peran aktif masyarakat dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan bangsa, Negara, dan masyarakat. Manfaat
demokrasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kesetaraan sebagai Warga Negara
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip
kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap orang harus diperlakukan sama
dan sederajat dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut perlakuan yang sama
terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiapp warga Negara.
2. Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Umum
Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain seperti sosialis dan fasis, pemerintahan yang
demokratis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa. Semakin
besar suara rakyat dalam menentukan kebijakan, semakin besar pula kemungkinan kebijakan
itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat. Rakyat biasalah yang merasakan
pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah dalam praktiknya, dan kebijakan pemerintah dapat
mencerminkan keinginan rakyat hanya jika ada saluran-saluran pengaruh dan tekanan yang
konsisten dan efektif dari bawah.
3. Pluralisme dan Kompromi
Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan kompromi. Penekanan demokrasi
pada debat tidak hanya mengasumsikan adanya perbedaan-perbedaan pendapat dan
kepentingan pada sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga menghendaki bahwa
perbedaan-perbedaan itu harus di kemukakan dan didengarkan. Dengan demikian,
demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam masyarakat maupun
kesamaan kedudukan diantara para warga negara. Dan ketika kebhinekaan seperti itu
terungkap, metode demokratis untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi,
persuasi, kompromi, dan bukan dengan pemaksaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin Hak-hak Dasar
Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka sebagai metode
mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah perbadaan dalam kehidupan sosial tidak
dapat terwujud tanpa kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi tentang hakhak sipil dan politis: hak kebebasan berbicara dan berekpresi, hak berserikat dan berkumpul,
hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan diri. Negaranegara demokrasi dapat diandalkan untuk melindungi hak-hak tersebut. Hak-hak itu
memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan Kehidupan Sosial
Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan sosial. Penghapusan kebijakankebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian para politisi dilakukan dengan cara
yang santun dan damai, menjadikan sisim demokratis mampu menjamin pembaruan
kehidupan sosial. Hal ini juga memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan atau
kekacauan pemerintahan yang biasanya mengikui pemberhentian tokoh kunci dalam rezim
nondemokratis.
B. Nilai-Nilai Demokrasi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata
setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai
pandangan hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.
Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat pada
umumnya punya sikap posisif dan proaktif terhadap norma-norma dasar demokrasi. Oleh
sebab itu, harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistim
pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sistim lainnya. Untuk menumbuhkan keyakinan
akan baiknya sistim demokrasi, maka harus aa pola perilaku yang menjadi tuntunan atau
norma/nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari demokrasi membutuhkan
hal-hal berikut:
1. Kesadaran akan pluralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga
keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjaga keseimbangan hak dan
kewajiban setiap warga negara. Maka kesadaran akan pluralitas sangat penting dimiliki rakyat
indonesia sebagai bangsa yang sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama dan
potensi alamnya.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip
musyawarah mufakat dan memperhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran, logis, atau berdasar akal
sehat dan tercapai dengan sumber daya yang ada. Demokrasi membutuhkan sikap tulus
setiap orang untuk beritikad baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerja sama antar warga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
Demokrasi membutuhkan kerja sama antar anggota masyarakat, untuk mengambil keputusan
yang disepakati semua pihak. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga pada
masyarakat lainnya mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Demokrasi mengharuskan adanya
kesadaran untuk dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau kekalahan dalam
pengambilan keputusan. Semangat demokrasi menuntut kesediaan masyarakat untuk
meberikan kritik yang membangun, disampaikan dengan cara yang sopan dan bertanggung
jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya keyakinan
bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan berdasarkan moral
serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau
keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan mencapai tujuan.
Demokrasi yang dilakukan dengan lima nilai sebagaimana yang disebutkan yaitu
menghargai

keberagaman

dilakukan

dengan

jujur

dan

menggunakan

akal

sehat,

dilaksanakan dengan kerja sama antar warga negara, didasari sikap dewasa dan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

mempertimbangkan moral, maka setiap keputusan dan tingkah laku akan efisien dan efektif
serta pencapaian tujuan masyarakat adil dan makmur akan lebih mudah tercapai.
C. Prinsip dan Parameter Demokrasi
Suatu

negara

atau

pemerintahan

dikatakan

demokratis

apabila

dalam

sistim

pemerintahannya mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Menurut Robert A. Dahl terdapat


tujuh prinsip demokrasi yang harus ada dalam sistim pemerintahan, yaitu:
1. Adanya kontrol/kendali atas pemerintahan. Pemerintah dalam hal ini presiden, kabinet dan
pemerintah daerah bertugas melaksanakan pemerintahan berdasar mandat yang diperoleh
dari pemilu. Namun demikian, dalam melaksanakan pemerintahan, pemerintah bukan bekerja
tanpa batas. Pemerintah dalam mengambil keputusan masih dikontrol oleh lembaga legislatif
yaitu DPR dan DPRD. Di Indonesia kontrol tersebut terlihat dari keterlibatan DPR dalam
penyusunan anggaran, penyusunan peraturan perundangan dan melakukan uji kepatutan dan
kelayakan (fit and propertes) untuk pengangkatan pejabat negara yang dilakukan oleh
pemerintah.
2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila
adanya partisipasi aktif dari warga negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan teliti dan
jujur. Suatu keputusan tentang apa yang dipilih, didasarkan pengetahuan warga negara yang
cukup, dan informasi yang akurat dan dilakukan dengan jujur.
3. Adanya hak memilih dan dipilih. Demokrasi berjalan apabila setiap warga negara
mendapatkan hak pilih dan dipilih. Hak memilih untuk memberikan hak pengawasan rakyat
terhadap pemerintahan, serta memutuskan pilihan yang terbaik sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai rakyat. Hak dipilih memberikan kesempatan kepada setiap warga negara yang
mempunyai kemampuan dan kemauan serta memenuhi persyaratan untuk dipilih dalam
menjalankan amanat dari warga pemilihnya.
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Demokrasi membutuhkan
kebebasan dalam menyampaikan pendapat, berserikat dengan rasa aman. Apabila warga
negara tidak dapat menyampaikan pendapat atau kritik dengan lugas, maka saluran aspirasi
akan tersendat, dan pembangunan tidak akan berjalan dengan baik.
5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Demokrasi membutuhkan informasi yang akurat,
untuk itu setiap warga negara harus mendapatkan akses informasi yang memadai. Keputusan
pemerintah harus disosialisasikan dan mendapatkan persetujuan DPR, serta menjadi
kewajiban pemerintah untuk memberikan informasi yang benar, disisi lain DPR dan rakyat
dapat juga mencari informasi sehingga antara pemerintah dan DPR mempunyai informasi
yang akurat dan benar.
6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan untuk berserikat ini memberikan
dorongan bagi warga negara yang merasa lemah, dan untuk memperkuatnya membutuhkan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

teman atau kelompok dalam bentuk serikat. Adanya serikat pekerja, terbukanya sistim politik
memungkinkan rakyat memberikan aspirasi secara terbuka dan lebih baik.
Bagaimana dengan kondisi di Indonesia, apakah sudah menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi? Pertanyaan ini tidak dijawab hanya dengan ya atau tidak. Sistim kontrol sudah
ada yaitu DPR dan perannya sudah meningkat, namun seringkali adanya intervensi dari
partai politik atau pemerintah membuat anggota DPR tidak dapat bekerja secara optimal.
Kebebasan berserikat dan berpolitik juga sudah dijamin undang-undang. Undang-undang
Nomor 21 Tahun 2001 dan 13 Tahun 2003 menjamin kebebasan warga negara untuk
berserikat dan berkumpul. Prinsip hak dipilih dan memilih juga sudah dikembangkan.
Pemilihan anggota DPR saat ini sudah memilih nama, sehingga anggota DPR adalah pilihan
langsung dari rakyat, namun demikian adanya sistim anggota DPR yang tidak memenuhi
kuota suara, maka urutan nomor menjadi ketentuan untuk seseorang menjadi anggota DPR
mengakibatkan prinsip ini belum berjalan optimal. Prinsip pemilihan yang jujur dan teliti juga
sudah berkembang dengan baik, hal ini terlihat dari Pilkada yang tidak terlalu bermasalah.
Dari 150 lebih Pilkada, ternyata hanya beberapa saja yang bermasalah seperti di Depok.
Dengan memerhatikan kondisi tersebut, prinsip demokrasi sebenarnya sudah dikembangkan
di Indonesia, namun belum sepenuhnya dilaksanakan atau masih perlu perbaikan-perbaikan
dalam perlaksanannya.
Seperti dikemukakan diatas, di Indonesia, prinsip-prinsip negara demokratis telah
dilakukan, walaupun masih ada beberapa kelemahan-kelemahan dalam pelaksanannya.
Untuk mengukur seberapa jauh kadar demokrasi suatu negara, diperlukan suatu ukuran atau
parameter. Parameter untuk mengukur demokrasi dapat dilihat dari empat hal yaitu:
1. Pembentukkan pemerintahan melalui pemilu. Terbentuknya suatu pemerintahan dilakukan
dalam sebuah pemilihan umum yang dilaksanakan dengan jujur dan teliti. Pemerintahan yang
dihasilkan dari pemilu diharapkan dapat menggambarkan keinginan rakyat sehingga
memudahkan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai rakyat.
2. Sistim pertanggungjawaban pemerintahan. Pemerintahan yang dihasilkan dari pemilu
harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan dalam periode tertentu.
Di Indonesia, Presiden memberikan pertanggungjawaban kepada MPR.
3. Pengaturan sistim dan distribusi kekuasaan negara. Kekuasaan negara dijalankan secara
distributif untuk menghindari penumpukkan kekuasaan dalam satu tangan. Penyelenggaraan
kekuasaan negara haruslah diatur dalam aturan suatu tata urutan perundang-undangan yang
membatasi sekaligus memberikan petunjuk dalam pelaksanannya. Beberapa aturan tersebut
adalah pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
4. Pangawasan oleh rakyat. Demokrasi membutuhkan sistim pengawasan oleh rakyat
terhadap jalannya pemerintahan sehingga terjadi mekanisme yang memungkinkan check and
balance terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

D. Jenis-jenis Demokrasi
Sejauh ini sudah dibahas pengertian, manfaat, prinsip dan indikator demokrasi. Pada bagian
ini, akan dibahas jenis-jenis demokrasi. Jenis demokrasi yang beragam dikarenakan
perkembangan dalam pelaksanannya di berbagai kondisi dan tempat.
1. Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat
a. Demokrasi Langsung
Dalam demokrasi langsung, rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
b. Demokrasi Tidak Langsung/Demokrasi Perwakilan
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu.
Rakyar memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi Perwakilan Dengan Sistim Pengawasan Langsung Dari Rakyat
Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan, seperti di Swiss. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam lembaga
perwakilan, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui
referendum dan inisiatif rakyat. Referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui
kehendak rakyat secara langsung. Referendum diklasifikasikan menjadi tiga yakni:
1) Referendum Wajib
Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukkan norma penting dan
mendasar dalam undang-undang dasar (konstitusi) atau undang-undang yang sangat politis.
UUD45 atau UU yang telah dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat dapat dilaksanakan
setelah mendapat persetujuan rakyat melalui pemungutan suara terbanyak. Jadi referendum
ini dilaksanakan untuk meminta persetujuan rakyat terhadap hal yang dianggap sangat
penting atau mendasar.
2) Referendum Tidak Wajib
Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan undang-undang
diumumkan, sejumlah rakyat mengusulkan diadakan referendum. Jika dalam waktu tertentu
tidak ada permintaan dari rakyat, rancangan undang-undang itu dapat menjadi undangundang yang bersifat tetap.
3) Referendum Konsultatif
Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan, karena rakyat tidak mengerti
permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan pada para ahli yang menguasai bidang
tertentu yang berkaitan dengan masalah tersebut.

2. Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritas


a. Demokrasi Formal
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Setiap individu diberi
kebebasan yang luas sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
b. Demokrasi Material
Demokrasi ini memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial-ekonomi
sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi semacam ini
dikembangkan di negara sosial komunis.
c. Demokrasi Campuran
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi tersebut diatas. Demokrasi ini
berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan
derajat dan hak setiap orang.
3. Berdasarkan Prinsip Ideologi
a. Demokrasi Liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan pemerintah
diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah terhadap warganya
dapat dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konsitusi (hukum dasar).
b. Demokrasi Rakyat/Demokrasi Proletar
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal
perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum publik dan
politik.
4. Berdasarkan Wewenang dan Hubungan Antar Alat Kelengkapan Negara
a. Demokrasi Sistem Parlementer, ciri-cirinya antara lain :
1) DPR lebih kuat daipada pemerintah,
2) Kepada pemerintahan/kepala eksekutif disebut Perdana Menteri dan memimpin kabinet
dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepaa DPR,
3) Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen,
4) Kedudukan kepala negara terpisah dari kepala pemerintahan, biasanya hanya berfungsi
sebagai simbol negara. Tugasnya sebagian besar bersifat seremonial, seperti melantik
kabinet dan duta besar sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata (kehormatan).
5) Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen) dapat meminta
mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerintah. Jika mayoritas
anggota parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar sehingga kendali pemerintahan
dipegang oleh pemerintahan sementara sampai terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.
b. Demokrasi Sistem Presidensil, ciri-cirinya antara lain:
1) Negara dikepalai presiden,
2) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat baik langsung ataupun melalui badan perwakilan,
3) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

4) Menteri tidak bertanggungjwab kepada DPR melainkan kepada presiden. Presiden dan
DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara dan tidak dapat saling
membubarkan.

E. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Dalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga sekarang, banyak pengalaman
dan pelajaran yang dapat kita ambil, terutama pelaksanaan demokrasi di bidang politik. Ada
empat macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan kita,
yaitu; demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila dan demokrasi langsung
pada era reformasi. Keempat demokrasi tersebut dalam realisasinya mengalami kegagalan.
Mengapa demikian? Dan bagaimana pelaksanaan Demokrasi Pancasila pada reformasi ini?
Marilah kita simak uraian berikut.
1. Demokrasi Parlementer (Liberal)
Demokrasi Parlementer di pemerintahan kita telah dipraktikan pada masa berlakunua UUD
1945 periode pertama (1945-1949) kemudian dilanjutkan pada masa berlakunya Republik
Indonesia Serikat (RIS) tahun 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi Parlementer tersebut secara
yuridis resmi berakhir pada tanggal 5 Juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembali
UUD 1945.
Pada masa berlakunya Demokrasi Parlementer (1945-1959), kehidupan politik dan
pemerintahan tidak stabil sehingga program dari suatu pemerintahan tidak dapat
dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan. Salah satu penyebab ketidakstabilan
tersebut adalah sering bergantinya pemerintahan yang bertugas sebagai pelaksana
pemerintahan. Mengapa dalam sistim pemerintahan parlementer, pemerintahan sering
diganti? Hal ini terjadi karena dalam negara demokrasi dengan sistim pemerintahan
parlementer, kedudukan negra berada dibawah DPR dan keberadaannya sangat tergantung
pada dukungan DPR dan pemerintahan lain adalah timbulnya perbedaan pendapat yang
sangat mendasar dimana partai politik yang ada saat itu.
2. Demokrasi Terpimpin
Kegagalan konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar baru yang diakui sehu
politik yang memanas dan membahayakan keselamatan bangsa dan negara, maka pada
tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Dekrit Presiden
dipandang sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui
pembentukkan kepemimpinan yang kuat. Untuk mencapai hal tersebut, di negara kita
menggunakan model demokrasi ini.
Mengapa lahir Demokrasi Terpimpin? Demokrasi Terpimpin lahir dari keinsyafan,
kesadaran dan keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik Demokrasi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

Parlementer (liberal) yang melahirkan perpecahan di masyarakat, baik dalam kehidupan


politik maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi.
Secara konsepsional, Demokrasi Terpimpin memiliki kekebalan yang dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan Presiden
Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante tanggal 22 April 1959 tentang
pokok-pokok Demokrasi Terpimpin antara lain:
1) Demokrasi Terpimpin bukanlah diktator,
2) Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar hidup
bangsa indonesia.
3) Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi disegala hal mengenai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi dan sosial.
4) Inti daripada pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah permusyawaratan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan.
5) Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun diharuskan
dalam Demokrasi Terpimpin.
Berdasarkan pokok pikiran diatas tampak bahwa Demokrasi Terpimpin tidak
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indonesia. Namun
dalam praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya
sehingga seringkali menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan budaya bangsa.
Penyebab penyelewengan tersebut, selain terletak pada presiden, juga karena kelemahan
legislatif sebagai partner dan pengontorl eksekutif serta situasi sosial politik yang tidak
menentu saat itu.
3. Demokrasi Pancasila Pada Era Orba
Latar belakangnya munculnya Demokrasi Pancasila adalah adanya berbagai penyelewengan
dan permasalahan yang dialami bangsa Indonesia pada masa berlakunya Demokrasi
Parlementer dan Demokrasi Terpimpin. Kedua jenis demokrasi tersebut, tidak cocok
diterapkan di Indonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong-royong. Sejak lahirnya
Orde Baru, Demokrasi Pancasila diberlakukan bahkan sampai saat ini. Secara konseptual,
Demokrasi Pancasila masih dianggap dan dirasakan paling cocok diterapkan di Indonesia.
Demokrasi Pancasila bersumberkan pada pola pikir dan tata nilai sosial budaya bangsa
Indonesia dan menghargai hak individu yang tidak terlepas dari kepentingan sosial.
Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam hak-hak demokrasi haruslah
disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan
martabat dan harkat manusia, haruslah menjamin persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosial. Demokrasi Pancasila berpangkal
dari kekeluargaan dan gotong-royong. Semangat kekeluargaan itu sendiri sudah lama dianut
berkembang dalam masyarakat, khususnya di masyarakat pedesaan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

Apabila kita kaji ciri dan prinsip Demokrasi Pancasila, dapat dikatakan bahwa
Demokrasi Pancasila tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi konstitusional. Namun
demikian, praktik demokrasi yang dijalankan pada masa Orde Baru masih terdapat berbagai
penyimpangan yang tidak sejalan dengan ciri dan prinsip Demokrasi Pancasila. Diantara
penyimpangan yang dilakukan penguasa Orede Baru khususnya yang berkaitan dengan
Demokrasi Pancasila yaitu:
a. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil,
b. Pengekangan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS),
c. Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah anggota
PNS Departemen Kehakiman,
d. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat,
e. Sistim kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah,
f. Maraknya praktik kolusi, korupsi dan nepotisme,
g. Menteri-menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR.
4. Demokrasi Langsung pada Era Orde Reformasi
Orde Reformasi ini merupakan konsensus untuk mengadakan demokratisasi dalam
segala bidang kehidupan. Diantara bidang kehidupan yang menjadi sorotan utama untuk
direformasi adalah bidang politik, ekonomi dan hukum. Perubahan yang terjadi pada Orde
Reformasi ini dilakukan secara bertahap karena memang reformasi berbeda dengan revolusi
yang berkonotasi perubahan mendasar pada semua komponen dalam suatu sistim politik
yang cenderung menggunakan kekerasan. Menurut Hutington (Chaedar, 1998), reformasi
mengandung arti perubahan yang mengarah pada persamaan politik negara dan ekonomi
yang lebih merata, termasuk perluasan basis partisipasi politik rakyat. Pada reformasi di
negara kita sekarang ini, upaya meningkatkan partisipasi politik rakyat dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara merupakan salah satu sasaran agenda reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap Demokrasi Pancasila.
Parbedaannya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan. Berdasarkan
peraturan perudangan-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa
perubahan pelaksanaan demokrasi pada Orde Reformasi sekarang ini, yaitu:
a. Pemilihan umum lebih demokratis,
b. Partai politik lebih mandiri,
c. Pengaturan hak asasi manusia (HAM),
d. Lembaga demokratis lebih berfungsi,
e. Konsep Trias Politica (3 pilar kekuasaan negara) masing-masing bersifat otonom penuh.
Dengan adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang
dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah
diwujudkan. Tata cara pelaksanaan Demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

konstitusionil karena penyelenggaraan pemerintah negara Republik Indonesia berdasarkan


konstitusi.
Kegagalan Demokrasi Pancasila pada zaman Orde Baru, bukan berasal dari konsep
dasar Demokrasi Pancasila melainkan lebih kepada praktik atau pelaksanaannya yang
menginkari keberadaan Demokrasi Pancasila itu.
Demokrasi Pancasila hanya akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik
yang mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila
harus disertai dengan pembangunan bangsa secara keseluruhan karena pembangunan
adalah proses perubahan ke arah kemajuan dan proses pendidikan bangsa untuk
meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Kegagalan Demokrasi Pancasila pada zaman Orba membuat banyak penafsiran
mengenai asas demokrasi. Belajar dari pengalaman itu, dalam era reformasi perlu penataan
ulang dan penegasan kembali arah dan tujuan Demokrasi Pancasila, menciptakan sarana
dan prasarana yang diperlukan bagi pelaksanaan Demokrasi Pancasila, membuat dan
menata kembali program-program pembangunan di tengah-tengah berbagai persoalan yang
dialami sekarang ini dan bagaimana program-program itu dapat menggerakan partisipasi
seluruh rakyat.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sekaligus akan merupakan kontrol bagi
pelaksanaan yang lebih efektif, khususnya bagi pemerintah baik di pusat maupun di daerah
sehingga dapat mencegah hal-hal negatif dalam pembangunan, seperti korupsi dan
penyalahgunaan wewenang. Sebagaimana telah dijelaskan meski Orba jatuh, Demokrasi
Pancasila tidak ikut jatuh. Hal ini disebabkan karena pemerintah era reformasi tetap
menjalankan pemerintahannya dengan Demokrasi Pancasila.
F. Mengembangkan Sikap Demokrasi
Bangsa Indonesia saat ini pada era Reformasi, sedang belajar menjunjung tinggi nilainilai demokrasi. Untuk mengembangkan sikap demokrasi, maka proses pembelajaran dan
pendidikan akan lebih efektif bila dimulai dari dalam keluarga dan dalam dunia pendidikan
formal. Mengembangkan sikap demokrasi akan lebih baik dimulai dari usia balita serta anakanak usia sekolah (seperti; SD, SMP, dan SMU) untuk mengawali proses belajar
berdemokrasi. Berikut ini adalah panduan yang dapat membantu orang tua menanamkan
nilai-nilai demokrasi dalam diri si anak:
1. Memberikan perhatian dengan serius pada anak yang sedang berusaha menyatakan
perasaan, pendapat atau cerita dengan cara memandangnya dan jangan sampai
memutuskan pendapat sebelum anak selesai menyampaikan pendapatnya.
2. Mengusahakan menjadi pembicara/pendengar yang baik. Usahakan untuk mendengarkan
pembicaraan anak-anak dengan kontak mata serta memberikan ekspresi yang sesuai.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

Jangan menunjukkan rasa geli, misalnya menertawakan bila anak tidak mengharapkannya
karena dia akan mengira/merasa diremehkan.
3. Memberikan kesempatan memperbaiki sebelu memberikan sanksi. Sebelum meberikan
hukuman berikan kesempatan pada anak untuk menjelaskan duduk persoalannya, kemudian
berikan hukuman yang sesuai dengan kesalahannya disertai dengan penjelasan mengapa
hukuman harus diberikan dan menghindari hukuman fisik.
4. Menghormati anak. Anak-anak harus dihormati dan menghindari kesan memerintah dalam
meminta si anak untuk melakukan sesuatu. Apabila kita memerlukan bantuan maka kita
gunakan kata tolong. Dengan kata tolong, hal yang kita sampaikan lebih bersifat ajakan
bukan perintah.
5. Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan. Mengembangkan demokrasi dengan
melibatkan anak-anak dalam pengambilan keputusan seperti; dalam menentukkan menu
makanan, tujuan rekreasi, program TV atau VCD yang sesuai dengan usia mereka untuk
menghindari kesan mendikte.
Untuk pembelajaran demokrasi di sekolah dan perkuliahan maka ada beberapa hal
khusus yang perlu diperhatikan oleh para guru dan dosen yaitu:
1. Menjadikan siswa dan mahasiswa sebagai subjek atau teman dalam proses belajar atau
perkuliahan. Memberikan siswa dan mahasiswa kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya sendiri dalam menjawab suatu pertanyaan.
2. Sebagai pendidik bagi guru dan dosen, sebaiknya belajar untuk berlapang dada dalam
menerima kritikan murid. Usahakan kritik dianggap sesuatu yang wajar terjadi dan sebagai
koreksi untul memperbaiki kinerja guru dan dosen.
3. Guru dan dosen mengembangkan sikap adil, terbuka, konsisten dan bijaksana dalam
memberikan hukuman kepada murid dan mahasiswa yang bersalah.
4.Guru dan dosen sebaiknya menghindari mencaci-maki atau memarahi murid dan
mahasiswa dihadapan teman-temannya karena hrga diri mereka akan terkoyak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh siswa dan mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Aktif mengungkapkan ide, gagasan, dan pikirannya kepada guru dan dosen,
2. Siswa dan mahasiswa mempunyai motivasi agar lebih maju dan dewasa.
3. Mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya,
4. Mengembangkan derajat kesehatan sehingga sehat secara jasmani dan rohani,
5. Mengembangkan perasaan sehingga menjadi halus dan bisa memahami orang lain,
6. Mempunyai kemauan untuk belajar mengetahui (to know), untuk melakukan sesuatu (to do)
dan menjadi diri sendiri (to be you) dan untuk hidup bersama (to live together).
7. Mempunyai kemaunan untuk belajar beroganisasi melalui wadah yang ada di sekolah dan
perguruan tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah dalam proses belajar
demokrasi antara lain;
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

1. Mendidik masyarakat untuk bersikap dewasa,


2. Mendorong sikap ksatria dengan mengakui kekalahan atau bersikap sportif (siap
menghadapi kemenangan atau kekalahan),
3. Mengembangkan sikap menghargai perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat adalah
suatu rahmat dan keputusan bersama adalah pilihan yang terbaik yang dihasilkan dari suatu
kompromi.
4. Menggunakan mekanisme demokrasi untuk mencari titik perbedaan pendapat,
5.

Menghilangkan

penggunaan

tindakan

kekerasan

dalam

menyelesaikan

suatu

permasalahan,
6. Mengembangkan sikap yang sensitif/peka dan empati terhadap kepentingan rakyat yang
lebih luas,
7. Mengembangkan kerja sama antaranggota masyarakat dengan pikiran yang logis dan
ititkad baik,
8. Mengembangkan masyarakat untuk aktif dalam memberikan pengawasan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB

H. Ghazaly Ama La Nora S.Ip.,M.Si


Pendidikan Kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai