Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip
kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap orang harus diperlakukan sama
dan sederajat dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut perlakuan yang sama
terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiapp warga Negara.
2. Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Umum
Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain seperti sosialis dan fasis, pemerintahan yang
demokratis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa. Semakin
besar suara rakyat dalam menentukan kebijakan, semakin besar pula kemungkinan kebijakan
itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat. Rakyat biasalah yang merasakan
pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah dalam praktiknya, dan kebijakan pemerintah dapat
mencerminkan keinginan rakyat hanya jika ada saluran-saluran pengaruh dan tekanan yang
konsisten dan efektif dari bawah.
3. Pluralisme dan Kompromi
Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan kompromi. Penekanan demokrasi
pada debat tidak hanya mengasumsikan adanya perbedaan-perbedaan pendapat dan
kepentingan pada sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga menghendaki bahwa
perbedaan-perbedaan itu harus di kemukakan dan didengarkan. Dengan demikian,
demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam masyarakat maupun
kesamaan kedudukan diantara para warga negara. Dan ketika kebhinekaan seperti itu
terungkap, metode demokratis untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi,
persuasi, kompromi, dan bukan dengan pemaksaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin Hak-hak Dasar
Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka sebagai metode
mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah perbadaan dalam kehidupan sosial tidak
dapat terwujud tanpa kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi tentang hakhak sipil dan politis: hak kebebasan berbicara dan berekpresi, hak berserikat dan berkumpul,
hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan diri. Negaranegara demokrasi dapat diandalkan untuk melindungi hak-hak tersebut. Hak-hak itu
memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan Kehidupan Sosial
Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan sosial. Penghapusan kebijakankebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian para politisi dilakukan dengan cara
yang santun dan damai, menjadikan sisim demokratis mampu menjamin pembaruan
kehidupan sosial. Hal ini juga memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan atau
kekacauan pemerintahan yang biasanya mengikui pemberhentian tokoh kunci dalam rezim
nondemokratis.
B. Nilai-Nilai Demokrasi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB
Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata
setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai
pandangan hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.
Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat pada
umumnya punya sikap posisif dan proaktif terhadap norma-norma dasar demokrasi. Oleh
sebab itu, harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistim
pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sistim lainnya. Untuk menumbuhkan keyakinan
akan baiknya sistim demokrasi, maka harus aa pola perilaku yang menjadi tuntunan atau
norma/nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari demokrasi membutuhkan
hal-hal berikut:
1. Kesadaran akan pluralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga
keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjaga keseimbangan hak dan
kewajiban setiap warga negara. Maka kesadaran akan pluralitas sangat penting dimiliki rakyat
indonesia sebagai bangsa yang sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama dan
potensi alamnya.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip
musyawarah mufakat dan memperhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran, logis, atau berdasar akal
sehat dan tercapai dengan sumber daya yang ada. Demokrasi membutuhkan sikap tulus
setiap orang untuk beritikad baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerja sama antar warga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
Demokrasi membutuhkan kerja sama antar anggota masyarakat, untuk mengambil keputusan
yang disepakati semua pihak. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga pada
masyarakat lainnya mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Demokrasi mengharuskan adanya
kesadaran untuk dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau kekalahan dalam
pengambilan keputusan. Semangat demokrasi menuntut kesediaan masyarakat untuk
meberikan kritik yang membangun, disampaikan dengan cara yang sopan dan bertanggung
jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya keyakinan
bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan berdasarkan moral
serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau
keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan mencapai tujuan.
Demokrasi yang dilakukan dengan lima nilai sebagaimana yang disebutkan yaitu
menghargai
keberagaman
dilakukan
dengan
jujur
dan
menggunakan
akal
sehat,
dilaksanakan dengan kerja sama antar warga negara, didasari sikap dewasa dan
mempertimbangkan moral, maka setiap keputusan dan tingkah laku akan efisien dan efektif
serta pencapaian tujuan masyarakat adil dan makmur akan lebih mudah tercapai.
C. Prinsip dan Parameter Demokrasi
Suatu
negara
atau
pemerintahan
dikatakan
demokratis
apabila
dalam
sistim
teman atau kelompok dalam bentuk serikat. Adanya serikat pekerja, terbukanya sistim politik
memungkinkan rakyat memberikan aspirasi secara terbuka dan lebih baik.
Bagaimana dengan kondisi di Indonesia, apakah sudah menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi? Pertanyaan ini tidak dijawab hanya dengan ya atau tidak. Sistim kontrol sudah
ada yaitu DPR dan perannya sudah meningkat, namun seringkali adanya intervensi dari
partai politik atau pemerintah membuat anggota DPR tidak dapat bekerja secara optimal.
Kebebasan berserikat dan berpolitik juga sudah dijamin undang-undang. Undang-undang
Nomor 21 Tahun 2001 dan 13 Tahun 2003 menjamin kebebasan warga negara untuk
berserikat dan berkumpul. Prinsip hak dipilih dan memilih juga sudah dikembangkan.
Pemilihan anggota DPR saat ini sudah memilih nama, sehingga anggota DPR adalah pilihan
langsung dari rakyat, namun demikian adanya sistim anggota DPR yang tidak memenuhi
kuota suara, maka urutan nomor menjadi ketentuan untuk seseorang menjadi anggota DPR
mengakibatkan prinsip ini belum berjalan optimal. Prinsip pemilihan yang jujur dan teliti juga
sudah berkembang dengan baik, hal ini terlihat dari Pilkada yang tidak terlalu bermasalah.
Dari 150 lebih Pilkada, ternyata hanya beberapa saja yang bermasalah seperti di Depok.
Dengan memerhatikan kondisi tersebut, prinsip demokrasi sebenarnya sudah dikembangkan
di Indonesia, namun belum sepenuhnya dilaksanakan atau masih perlu perbaikan-perbaikan
dalam perlaksanannya.
Seperti dikemukakan diatas, di Indonesia, prinsip-prinsip negara demokratis telah
dilakukan, walaupun masih ada beberapa kelemahan-kelemahan dalam pelaksanannya.
Untuk mengukur seberapa jauh kadar demokrasi suatu negara, diperlukan suatu ukuran atau
parameter. Parameter untuk mengukur demokrasi dapat dilihat dari empat hal yaitu:
1. Pembentukkan pemerintahan melalui pemilu. Terbentuknya suatu pemerintahan dilakukan
dalam sebuah pemilihan umum yang dilaksanakan dengan jujur dan teliti. Pemerintahan yang
dihasilkan dari pemilu diharapkan dapat menggambarkan keinginan rakyat sehingga
memudahkan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai rakyat.
2. Sistim pertanggungjawaban pemerintahan. Pemerintahan yang dihasilkan dari pemilu
harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan dalam periode tertentu.
Di Indonesia, Presiden memberikan pertanggungjawaban kepada MPR.
3. Pengaturan sistim dan distribusi kekuasaan negara. Kekuasaan negara dijalankan secara
distributif untuk menghindari penumpukkan kekuasaan dalam satu tangan. Penyelenggaraan
kekuasaan negara haruslah diatur dalam aturan suatu tata urutan perundang-undangan yang
membatasi sekaligus memberikan petunjuk dalam pelaksanannya. Beberapa aturan tersebut
adalah pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
4. Pangawasan oleh rakyat. Demokrasi membutuhkan sistim pengawasan oleh rakyat
terhadap jalannya pemerintahan sehingga terjadi mekanisme yang memungkinkan check and
balance terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif.
D. Jenis-jenis Demokrasi
Sejauh ini sudah dibahas pengertian, manfaat, prinsip dan indikator demokrasi. Pada bagian
ini, akan dibahas jenis-jenis demokrasi. Jenis demokrasi yang beragam dikarenakan
perkembangan dalam pelaksanannya di berbagai kondisi dan tempat.
1. Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat
a. Demokrasi Langsung
Dalam demokrasi langsung, rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
b. Demokrasi Tidak Langsung/Demokrasi Perwakilan
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu.
Rakyar memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi Perwakilan Dengan Sistim Pengawasan Langsung Dari Rakyat
Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan, seperti di Swiss. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam lembaga
perwakilan, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui
referendum dan inisiatif rakyat. Referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui
kehendak rakyat secara langsung. Referendum diklasifikasikan menjadi tiga yakni:
1) Referendum Wajib
Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukkan norma penting dan
mendasar dalam undang-undang dasar (konstitusi) atau undang-undang yang sangat politis.
UUD45 atau UU yang telah dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat dapat dilaksanakan
setelah mendapat persetujuan rakyat melalui pemungutan suara terbanyak. Jadi referendum
ini dilaksanakan untuk meminta persetujuan rakyat terhadap hal yang dianggap sangat
penting atau mendasar.
2) Referendum Tidak Wajib
Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan undang-undang
diumumkan, sejumlah rakyat mengusulkan diadakan referendum. Jika dalam waktu tertentu
tidak ada permintaan dari rakyat, rancangan undang-undang itu dapat menjadi undangundang yang bersifat tetap.
3) Referendum Konsultatif
Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan, karena rakyat tidak mengerti
permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan pada para ahli yang menguasai bidang
tertentu yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Setiap individu diberi
kebebasan yang luas sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
b. Demokrasi Material
Demokrasi ini memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial-ekonomi
sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi semacam ini
dikembangkan di negara sosial komunis.
c. Demokrasi Campuran
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi tersebut diatas. Demokrasi ini
berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan
derajat dan hak setiap orang.
3. Berdasarkan Prinsip Ideologi
a. Demokrasi Liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan pemerintah
diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah terhadap warganya
dapat dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konsitusi (hukum dasar).
b. Demokrasi Rakyat/Demokrasi Proletar
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal
perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum publik dan
politik.
4. Berdasarkan Wewenang dan Hubungan Antar Alat Kelengkapan Negara
a. Demokrasi Sistem Parlementer, ciri-cirinya antara lain :
1) DPR lebih kuat daipada pemerintah,
2) Kepada pemerintahan/kepala eksekutif disebut Perdana Menteri dan memimpin kabinet
dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepaa DPR,
3) Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen,
4) Kedudukan kepala negara terpisah dari kepala pemerintahan, biasanya hanya berfungsi
sebagai simbol negara. Tugasnya sebagian besar bersifat seremonial, seperti melantik
kabinet dan duta besar sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata (kehormatan).
5) Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen) dapat meminta
mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerintah. Jika mayoritas
anggota parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar sehingga kendali pemerintahan
dipegang oleh pemerintahan sementara sampai terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.
b. Demokrasi Sistem Presidensil, ciri-cirinya antara lain:
1) Negara dikepalai presiden,
2) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat baik langsung ataupun melalui badan perwakilan,
3) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB
4) Menteri tidak bertanggungjwab kepada DPR melainkan kepada presiden. Presiden dan
DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara dan tidak dapat saling
membubarkan.
Apabila kita kaji ciri dan prinsip Demokrasi Pancasila, dapat dikatakan bahwa
Demokrasi Pancasila tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi konstitusional. Namun
demikian, praktik demokrasi yang dijalankan pada masa Orde Baru masih terdapat berbagai
penyimpangan yang tidak sejalan dengan ciri dan prinsip Demokrasi Pancasila. Diantara
penyimpangan yang dilakukan penguasa Orede Baru khususnya yang berkaitan dengan
Demokrasi Pancasila yaitu:
a. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil,
b. Pengekangan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS),
c. Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah anggota
PNS Departemen Kehakiman,
d. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat,
e. Sistim kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah,
f. Maraknya praktik kolusi, korupsi dan nepotisme,
g. Menteri-menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR.
4. Demokrasi Langsung pada Era Orde Reformasi
Orde Reformasi ini merupakan konsensus untuk mengadakan demokratisasi dalam
segala bidang kehidupan. Diantara bidang kehidupan yang menjadi sorotan utama untuk
direformasi adalah bidang politik, ekonomi dan hukum. Perubahan yang terjadi pada Orde
Reformasi ini dilakukan secara bertahap karena memang reformasi berbeda dengan revolusi
yang berkonotasi perubahan mendasar pada semua komponen dalam suatu sistim politik
yang cenderung menggunakan kekerasan. Menurut Hutington (Chaedar, 1998), reformasi
mengandung arti perubahan yang mengarah pada persamaan politik negara dan ekonomi
yang lebih merata, termasuk perluasan basis partisipasi politik rakyat. Pada reformasi di
negara kita sekarang ini, upaya meningkatkan partisipasi politik rakyat dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara merupakan salah satu sasaran agenda reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap Demokrasi Pancasila.
Parbedaannya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan. Berdasarkan
peraturan perudangan-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa
perubahan pelaksanaan demokrasi pada Orde Reformasi sekarang ini, yaitu:
a. Pemilihan umum lebih demokratis,
b. Partai politik lebih mandiri,
c. Pengaturan hak asasi manusia (HAM),
d. Lembaga demokratis lebih berfungsi,
e. Konsep Trias Politica (3 pilar kekuasaan negara) masing-masing bersifat otonom penuh.
Dengan adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang
dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah
diwujudkan. Tata cara pelaksanaan Demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme
Jangan menunjukkan rasa geli, misalnya menertawakan bila anak tidak mengharapkannya
karena dia akan mengira/merasa diremehkan.
3. Memberikan kesempatan memperbaiki sebelu memberikan sanksi. Sebelum meberikan
hukuman berikan kesempatan pada anak untuk menjelaskan duduk persoalannya, kemudian
berikan hukuman yang sesuai dengan kesalahannya disertai dengan penjelasan mengapa
hukuman harus diberikan dan menghindari hukuman fisik.
4. Menghormati anak. Anak-anak harus dihormati dan menghindari kesan memerintah dalam
meminta si anak untuk melakukan sesuatu. Apabila kita memerlukan bantuan maka kita
gunakan kata tolong. Dengan kata tolong, hal yang kita sampaikan lebih bersifat ajakan
bukan perintah.
5. Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan. Mengembangkan demokrasi dengan
melibatkan anak-anak dalam pengambilan keputusan seperti; dalam menentukkan menu
makanan, tujuan rekreasi, program TV atau VCD yang sesuai dengan usia mereka untuk
menghindari kesan mendikte.
Untuk pembelajaran demokrasi di sekolah dan perkuliahan maka ada beberapa hal
khusus yang perlu diperhatikan oleh para guru dan dosen yaitu:
1. Menjadikan siswa dan mahasiswa sebagai subjek atau teman dalam proses belajar atau
perkuliahan. Memberikan siswa dan mahasiswa kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya sendiri dalam menjawab suatu pertanyaan.
2. Sebagai pendidik bagi guru dan dosen, sebaiknya belajar untuk berlapang dada dalam
menerima kritikan murid. Usahakan kritik dianggap sesuatu yang wajar terjadi dan sebagai
koreksi untul memperbaiki kinerja guru dan dosen.
3. Guru dan dosen mengembangkan sikap adil, terbuka, konsisten dan bijaksana dalam
memberikan hukuman kepada murid dan mahasiswa yang bersalah.
4.Guru dan dosen sebaiknya menghindari mencaci-maki atau memarahi murid dan
mahasiswa dihadapan teman-temannya karena hrga diri mereka akan terkoyak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh siswa dan mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Aktif mengungkapkan ide, gagasan, dan pikirannya kepada guru dan dosen,
2. Siswa dan mahasiswa mempunyai motivasi agar lebih maju dan dewasa.
3. Mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya,
4. Mengembangkan derajat kesehatan sehingga sehat secara jasmani dan rohani,
5. Mengembangkan perasaan sehingga menjadi halus dan bisa memahami orang lain,
6. Mempunyai kemauan untuk belajar mengetahui (to know), untuk melakukan sesuatu (to do)
dan menjadi diri sendiri (to be you) dan untuk hidup bersama (to live together).
7. Mempunyai kemaunan untuk belajar beroganisasi melalui wadah yang ada di sekolah dan
perguruan tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah dalam proses belajar
demokrasi antara lain;
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB
Menghilangkan
penggunaan
tindakan
kekerasan
dalam
menyelesaikan
suatu
permasalahan,
6. Mengembangkan sikap yang sensitif/peka dan empati terhadap kepentingan rakyat yang
lebih luas,
7. Mengembangkan kerja sama antaranggota masyarakat dengan pikiran yang logis dan
ititkad baik,
8. Mengembangkan masyarakat untuk aktif dalam memberikan pengawasan.