Abstract
Objective of this research is to find how personal behavior, working environment and
leadership influencing on job performance of faculty of economics of State University of
Jakarta. Questioners are delivered to 90 respondents of lecturer and administration staff
of the faculty. The results show that personal behavior, working environment and
leadership variables significantly influence on the performance.
LATAR BELAKANG
Belakangan ini, tekanan terhadap suatu organisasi untuk meningkatkan kinerjanya
amatlah tinggi. Kualitas produk dan layanan, kreativitas, efisiensi, dan aspek lain dalam
memenangi persaingan merupakan hal yang terus dituntut untuk ditingkatkan.
Lingkungan kerja sangat mempengaruhi sumber daya manusia dalam organisasi
untuk bekerja, dimana lingkungan kerja yang nyaman, aman dan tenang akan
memungkinkan pegawai dapat lebih berkonsentrasi dalam pekerjaan. Dengan kondisi ini
pegawai dan pimpinan akan mampu bekerja dengan optimal sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang tinggi
Banyak penelitian mendalam telah dilakukan untuk mengetahui kondisi yang dapat
mendukung kinerja dari sebuah organisasi dan keterlibatan individu di tempat kerja. Di
sisi lain gaya kepemimpinan diharapkan bisa menstimulasi antusiasme pegawai terhadap
pekerjaannya dan mengarahkannya pada kesuksesan organisasi.
Fakultas Ekonomi UNJ yang usianya masih tergolong muda diharapkan mampu
meningkatkan kinerja organisasinya melalui keterlibatan pegawai maupun tenaga
pengajar dalam mencapai visi dan misinya. Sejak tahun 2005 terus diupayakan oleh
kepemimpinan FE untuk menyediakan lingkungan kerja
kondusif,
memberikan
Pengaruh
Perilaku
Individu,
Lingkungan
Kerja,
dan
Persepsi
Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang dapat
dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh antara perilaku individu,
lingkungan kerja dan persepsi kepemimpinan terhadap kinerja Fakultas Ekonomi-UNJ?
DESKRIPSI TEORITIS
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari
hasil kerjanya. Pendapat diatas di perkuat oleh (Malayu S.P. Hasibuan,2001)
mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu organisasi dihubungkan
dengan visi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif
dari suatu kebijakan operasional. Menurut (Mink,1993) mengemukakan pendapatnya
bahwa: individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu
diantaranya:
(a)
berorientasi
pada
prestasi,
(b)
memiliki
percaya
diri,
(c)
kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau
kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci
guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan
organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi
sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut (Bernardin dan Russel,1993)
A way of measuring the contribution of individuals to their organization . Dalam arti
Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu (pegawai) kepada organisasi
tempat mereka bekerja.
Menurut (Cascio,1992) penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi
yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu
kelompok.
keputusan. Myers dan Briggs dalam penelitiannya menambahkan dimensi keempat, yaitu
perilaku individu terhadap dunia luar.
Konsep Kepemimpinan
Memimpin dapat didefinisikan sebagai membimbing atau mengarahkan seseorang
atau sesuatu agar mengikuti keinginannya (Websters Ninth Collegiate Dictionary). Lebih
lanjut dalam Websters, kepemimpinan didefinisikan sebagai kapasitas untuk memimpin.
Menurut Jeff Madura dalam buku Pengantar Bisnis(2007), fungsi kepemimpinan
((leading) adalah proses mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan orang lain demi mencapai
tujuan bersama. Proses ini dapat meliputi komunikasi mengenai pekerjaan yang diberikan
kepada pegawai dan kemungkinan metode-metode yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan penugasan-penugasan tersebut. Kepemimpinan juga dapat meliputi
bertindak selaku tokoh panutan dengan cara yang konsisten dengan rencana strategis
perusahaan.
Organisasi
Kelompok
Individu
Kerangka Berpikir
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi baik
buruknya kinerja sebuah organisasi. Baik buruknya kinerja sebuah organisasi, masih
menjadi hal yang diabaikan oleh jajaran pimpinan sebuah organisasi.
Kesadaran akan pentingnya mengevaluasi kinerja sebuah organisasi terkadang baru
terjadi setelah adanya tujuan organisasi yang terhambat dalam pencapaiannya atau
tidak terlaksana karena ada hambatan baik dari individu yang berada dalam suatu
organisasi atau lingkungan organisasi kurang kondusif.
Faktor-faktor yang bisa menunjang keberhasilan kinerja organisasi selain unsur
kepemimpinan yang cukup dominan, faktor individu yang berada dalam suatu
organisasi juga bisa mempengaruhi kinerja tersebut. Bagaimana pengaruh dari faktor
individu yang diukur dengan perilaku individu, kepemimpinan serta lingkungan kerja
terhadap kinerja organisasi.
Perumusan Hipotesis
Mengacu pada deskripsi teoritik dan kerangka berpikir yang menjdai landasan
dari penelitian ini, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : Perilaku
individu, lingkungan kerja, dan persepsi kepemimpinan mempengaruhi kinerja
Fakultas Ekonomi UNJ.
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi berdasarkan data dan fakta
yang valid serta dapat dipercaya, untuk mengetahui pengaruh perilaku individu,
lingkungan kerja dan persepsi kepemimpinan terhadap kinerja Fakultas Ekonomi
UNJ.
VARIABEL X
VARIABEL Y
Perilaku Individu
Lingkungan Kerja
UNJ
Persepsi Kepemimpinan
Keterangan :
X : Variabel Bebas
Y : Variabel Terikat
: Arah Hubungan
Instrumen Penelitian
Penelitian ini meneliti empat variable, yaitu perilaku individu, lingkungan kerja,
dan persepsi kepemimpinan (variabel X) dengan kinerja (variabel Y).
Adapun variable-variabel dalam penelitian ini adalah :
1.
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Terlalu sering pimpinan tidak menyadari kinerja telah merosot sehingga
organisasi menghadapi krisis yang serius. Kesan buruk organisasi dengan
mengabaikan peringatan berakibat merosotnya kinerja. Menurut Holmes dan
Joyce (1993), ada tiga pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja suatu organisasi yaitu berdasarkan konteks peran dari masing-masing
pekerjaan: 1). job-focused, 2). person-focused, dan 3). role-focused criteria.
b. Definisi Operasional
Kinerja suatu organisasi diukur dengan menggunakan instrumen berupa
kuesioner sebanyak 22 butir pertanyaan yang mencerminkan indikator kinerja
organisasi yaitu meliputi job-focused, person-focused, dan role-focused
criteria. Setiap butir pernyataan diberi nilai sesuai dengan model skala likert,
seperti tampak dalam table berikut :
Tabel 1
Skala Penilaian Terhadap Kinerja
No
2.
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
Positif
Negatif
Setuju (S)
2.
3.
4.
b. Definisi Operasional
Variabel perilaku individu diukur dengan menggunakan instrumen berupa
kuesioner sebanyak 20 butir pertanyaan yang mencerminkan indikator
perilaku individu, yaitu meliputi: 1). Berdasarkan orientasi terhadap energi,
2). Berdasarkan proses pembentukan persepsi, 3). Berdasarkan proses
pengambilan keputusan, dan 4). Berdasarakan perilaku individu terhadap
dunia luar. Setiap butir pernyataan diberi nilai sesuai dengan model skala
likert, seperti tampak dalam table berikut :
Tabel 2
Skala Penilaian Terhadap Perilaku Individu
No
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
Positif
Negatif
Ya
Tidak
3.
rekan
kerja,
sistem
penghargaan,
rencana
kompensasi,
kesempatan karir. Setiap butir pernyataan diberi nilai sesuai dengan model
skala likert, seperti tampak dalam table berikut :
Tabel 3
Skala Penilaian Terhadap Lingkungan Kerja
No
4.
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
Positif
Negatif
Setuju (S)
1.
11
Tabel 4
Skala Penilaian Terhadap Persepsi Kepemimpinan
No
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
Positif
Negatif
Setuju (S)
G. Kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi instrumen untuk mengukur perilaku individu, lingkungan kerja, dan
persepsi kepemimpinan memberikan gambaran seberapa besar instrumen ini
mencerminkan indikator-indikator variable perilaku individu, lingkungan kerja, dan
persepsi kepemimpinan seperti tertera dalam Table 3.5. Penyusunan kuesioner
berdasarkan indikator dari variable perilaku individu, lingkungan kerja, dan persepsi
kepemimpinan dijabarkan dalam 44 butir pernyataan yang terdapat dalam variable X.
Sebagai berikut :
12
Tabel 5
Indikator Variabel X
(Perilaku Individu, Lingkungan Kerja, dan Persepsi Kepemimpinan)
Variabel
Indikator
Butir Pernyataan
Uji Coba
Positif
Perilaku Individu
orientasi
terhadap
energi
Proses
3, 4, 6, 13,
Penelitian
Negatif
1, 11,16, 17
14,
pembentukan
Positif
Negatif
3, 4, 6, 13,
1, 11,16,
14,
17
10, 12,
2, 18
10, 12,
2, 18
7, 15
19
7, 15
19
8, 9, 20
8, 9, 20
teknologi,
40
41
40
41
kebisingan,
42
sistem penghargaan,
43
rencana kompensasi,
45
45
kesempatan karir
46
46
kepercayaan,
23, 29, 39
26
23, 29, 39
26
27
27
persepsi
perilaku
individu
pengambilan
keputusan
Lingkungan kerja
Persepsi
42
44
43
44
kepemimpinan
penghargaan
kepada
karyawan,
keterbukaan
dan
38
38
25, 28, 36
25, 28, 36
kejujuran,
integritas,
loyalitas
30
terhadap
37
31, 32, 35
30
31, 32, 35
37
kelompok
Dan untuk mengisi skala likert dalam instrumen penelitian ini telah, disediakan
alternatif jawaban dan responden dapat memilih salah satu jawaban yang sesuai. Dan
13
setiap item jawaban bernilai 1-4 sesuai dengan tingkat jawabannya untuk variabel
lingkungan kerja dan persepsi kepemimpinan dan bernilai 1-2 untuk variabel perilaku
individu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut :
Tabel 6
Skala Penilaian Terhadap Lingkungan Kerja dan
Persepsi Kepemimpinan
No
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
Positif
Negatif
Setuju (S)
Tabel 7
Skala Penilaian Terhadap Perilaku Individu
No
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
Positif
Negatif
Ya
Tidak
14
Tabel 8
Indikator Variabel Y
(Kinerja Fakultas Ekonomi UNJ)
Butir Pernyataan
Indikator
Uji Coba
Positif
Penelitian
Negatif
Positif
Negatif
Job-
1, 3, 4, 5, 6, 7,
1, 3, 4, 5, 6, 7,
focused
10, 20
17, 18, 21
10, 20
17, 18, 21
Person-
2, 8
13, 19
2, 8
13, 19
9, 11
16, 22
9, 11
16, 22
focused
Rolefocused
criteria
Dan untuk mengisi skala likert dalam instrumen penelitian ini telah, disediakan
alternatif jawaban dan responden dapat memilih salah satu jawaban yang sesuai. Dan
setiap item jawaban bernilai 1-4 sesuai dengan tingkat jawabannya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam table barikut :
Tabel 9
Skala Penilaian Terhadap Kinerja
No
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
Positif
Negatif
Setuju (S)
15
HASIL PENELITIAN
NO
Kelas
Batas
Batas
Frek.
Frek.
Interval
Bawah
Atas
Absolut
Relatif
7-8
7,5
8,5
4%
9 - 10
9,5
10,5
12%
11 - 12
11,5
12,5
13%
13 - 14
13,5
14,5
18
26%
15 - 16
15,5
16,5
18
26%
17 - 18
17,5
18,5
11
16%
19 - 20
19,5
20,5
3%
69
100%
Jumlah
Sumber : Data Diolah
Untuk batas nyata satuan, batas bawah sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5 dan
batas atas sama dengan ujung atas ditambah 0,5.
Frekuensi relatif terbesar berada pada kelas ke 4 (empat) yaitu skor 13 14 sebesar
26% dan kelas ke 5 (lima) yaitu skor 15 16 sebesar 26%. Sedangkan frekuensi relatif
terendah berada pada kelas ke 7 (tujuh) yaitu skor 19 - 20 sebesar 3%.
16
Dari tabel distribusi variabel X1 diatas, maka dapat dibuat grafik histogram perilaku
Individu sebagai berikut:
Gambar 2
Grafik Histogram Perilaku Individu
80
70
60
Series1
50
Series2
40
Series3
30
Series4
20
10
0
7-8
9 - 10 11 - 12 13 - 14 15 - 16 17 - 18 19 - 20 Jumlah
17
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Lingkungan Kerja
Kelas
Batas
Batas
Frek.
Frek.
NO
Interval
Bawah
Atas
Absolut
Relatif
12 - 13
12,5
13,5
4%
14 - 15
14,5
15,5
1%
16 - 17
16,5
16,5
9%
18 - 19
18,5
19,5
20
29%
20 - 21
20,5
21,5
20
29%
22 - 23
22,5
23,5
17
25%
24 - 26
24,5
26,5
3%
69
100%
Jumlah
Sumber : Data Diolah
Untuk batas nyata satuan, batas bawah sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5 dan
batas atas sama dengan ujung atas ditambah 0,5.
Frekuensi relatif terbesar berada pada kelas ke 4 (empat) yaitu skor 18 19 sebesar
29% dan kelas ke 5 (lima) yaitu skor 20 21 sebesar 29%. Sedangkan frekuensi relatif
terendah berada pada kelas ke 2 (dua) yaitu skor 14 - 15 sebesar 1%.
Dari tabel distribusi variabel X2 diatas, maka dapat dibuat grafik histogram
lingkungan kerja sebagai berikut:
18
Gambar 3
Grafik Histogram Lingkungan Kerja
80
70
60
Batas Bawah
50
Batas Atas
40
Frek. Absolut
30
Frek. Relatif
20
10
16 - 17
18 - 19
20 - 21
22 - 23
Jumlah
14 - 15
24 - 26
12 - 13
19
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Kepemimpinan
Kelas
Batas
Batas
Frek.
Frek.
NO
Interval
Bawah
Atas
Absolut
Relatif
33 - 36
33,5
36,5
3%
37 - 40
37,5
40,5
6%
41 - 44
41,5
44,5
11
16%
45 - 48
45,5
48,5
23
33%
49 - 52
49,5
52,5
14
20%
53 - 56
53,5
56,5
13
19%
57 - 60
57,5
60,5
3%
69
100%
Jumlah
Sumber : Data Diolah
Untuk batas nyata satuan, batas bawah sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5 dan
batas atas sama dengan ujung atas ditambah 0,5.
Frekuensi relatif terbesar berada pada kelas ke 4 (empat) yaitu skor 45 48 sebesar
33%. Sedangkan frekuensi relatif terendah berada pada kelas ke 1 yaitu skor 33 - 36
sebesar 3% dan kelas ke 7 yaitu skor 57 60 sebesar 3%.
Dari tabel distribusi variabel X1 diatas, maka dapat dibuat grafik histogram
kepemimpinan sebagai berikut:
20
Gambar 4
Grafik Histogram Kepemimpinan
80
70
60
Batas Bawah
50
Batas Atas
40
Frek. Absolut
30
Frek. Relatif
20
10
41 - 44
45 - 48
49 - 52
53 - 56
Jumlah
37 - 40
57 - 60
33 - 36
21
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Kinerja
Kelas
Batas Bawah Batas Atas
Frek.
Frek.
Absolut
Relatif
NO
Interval
36 - 42
35,5
42,5
1%
43 - 49
42,5
49,5
6%
50 - 56
49,5
56,5
12
17%
57 - 63
56,5
63,5
28
41%
64 - 70
63,5
70,5
15
22%
71 - 77
70,5
77,5
12%
78 - 84
77,5
84,5
1%
69
100%
Jumlah
Sumber : Data Diolah
Untuk batas nyata satuan, batas bawah sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5 dan
batas atas sama dengan ujung atas ditambah 0,5.
Frekuensi relatif terbesar berada pada kelas ke 4 (empat) yaitu skor 57 63 sebesar
41% . Sedangkan frekuensi relatif terendah berada pada kelas ke 7 (tujuh) yaitu skor 78 84 sebesar 3%.
Dari tabel distribusi variabel Y diatas, maka dapat dibuat grafik histogram kinerja
sebagai berikut:
22
Gambar 5
Grafik Histogram Kinerja
90
80
70
60
Series1
50
Series2
40
Series3
30
Series4
20
10
0
36 - 42 43 - 49 50 - 56 57 - 63 64 - 70 71 - 77 78 - 84 Jumlah
Model Regresi
Dari perhitungan regresi yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS
dengan memasukkan variabel X1, X2, X3 sebagai variabel independen dan variabel
Y sebagai variabel bebas, maka model regresi adalah sebagai berikut:
Y = 7.352 + 0.075X1 + 0.266X2 + 0.492X3
Dari model tersebut dapat disimpulkan bahwa Kinerja Fakultas Ekonomi dipengaruhi
oleh Perilaku Individu sebesar 7,5%, Kepemimpinan 26,6%, dan Lingkungan Kerja
sebesar 48,2%. Dari data tersebut terlihat masih ada faktor lain yang bisa
mempengaruhi kinerja Fakultas Ekonomi, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut
untuk mencari faktor lain yang mempengaruhi kinerja sebuah organisasi.
Bentuk model regresi tersebut juga dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
23
Gambar 6
Grafik Regresi Pengaruh Perilaku Individu, Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Fakultas Ekonomi UNJ
.75
.50
.25
0.00
0.00
.25
.50
.75
1.00
A. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan yaitu:
Ho = Perilaku Individu, lingkungan kerja, dan persepsi Kepemimpinan tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Fakultas Ekonomi UNJ
Ha = Perilaku Individu, lingkungan kerja, persepsi Kepemimpinan berpengaruh
terhadap Kinerja Fakultas Ekonomi UNJ
Uji terhadap hipotesis tersebut dilakukan dengan uji F sehingga diperoleh nilai
Fhitung sebesar 19.608 yang lebih besar dari 1.96 (Ftabel). Karena F hitung > F tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini Perilaku Individu, lingkungan kerja, dan
persepsi kepemimpinan akan berpengaruh terhadap Kinerja Fakultas Ekonomi
UNJ.
Dalam menghitung seberapa besar pengaruh dari tiga variabel bebas terhadap
variabel terikat, maka dicari nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan
nilai adjusted R square sebesar 0.451 atau sebesar 45,1%. Ini menunjukkan bahwa
24
FE UNJ tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku individu, lingkungan kerja, dan
persepsi kepemimpinan saja. Ada banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi
kinerja FE UNJ sebagai sebuah organisasi.
2.
25
SIMPULAN
Simpulan penelitian ini berhasil menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku
individu, lingkungan dan persepsi kepemimpinan terhadap kinerja FE UNJ.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan korelasional,
dengan uji statistik regresi berganda. Data penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap pegawai dan dosen Fakultas Ekonomi.
Besaran masing-masing kontribusi pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel
terikat adalah 7,5% untuk perilaku individu, 26,6% untuk kepemimpinan, dan 49,2%
untuk lingkungan kerja.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara perilaku individu, lingkungan kerja dan persepsi kepemimpinan, secara bersamasama terhadap kinerja Fakultas Ekonomi sebesar 45,1%.
A.
IMPLIKASI
Perpaduan
pengaruh
Perilaku
individu,
lingkungan
kerja
dan
persepsi
signifikan, hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang memberi keteladanan bisa
membawa pengaruh yang positif pegawai dibawahnya. Sehingga baik secar langsung
maupun tidak langsung dapat meningkatkan kinerja individu sekaligus kinerja FE UNJ.
26
B.
SARAN
Berdasarkan implikasi dari penelitian, maka peneliti menyampaikan saran-saran
sebagai berikut:
a.
27
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa,
dan
30