ISI
Untuk
mengetahui
apa
yang
dialami
pasien,
anamnesis
perlu
dilakukan. Dalam hal ini, dilakukan alloanamnesis bila pasien yang datang
adalah bayi.
Bila keluhan utama yang diberikan adalah riwayat pucat pada bayi, hal
pertama yang ditanyakan adalah sejak kapan pasien mengalami hal
tersebut. Pertanyaan ini penting untuk mengetahui jenis talasemia apa yang
dialami oleh pasien, selain juga dengan mengetahui umur pasien. Gejala
talasemia mayor pada anak-anak biasa muncul dalam kurun waktu 3 bulan
sampai
tahun
kelahiran
disertai
dengan
gejala
pucat
dan
nuleotida. Akibat dari berbagai perubahan ini adalah penurunan atau tidak
adanya mRNA bagi satu atau lebih rantai globin atau pembentukan mRNA
yang cacat secara fungsional. Akibatnya adalah penurunan atau supresi total
sintesis rantai polipeptida Hb. Kira-kira 100 mutasi yang berbeda telah
ditemukan mengakibatkan fenotipe talasemia.3
Riwayat buang air kecil dan buang air besar anak dapat juga
ditanyakan sebagai salah satu cara untuk membedakan penyakit talasemia
dan penyakit anemia hemolitik lainnya. Pada anemia hemolitik herediter
dapat ditemukan kenaikan kadar bilirubin indirek.4
Pemeriksaan Fisik
Apakah pasien sakit ringan atau berat? Apakah pasien sesak napas
atau syok akibat kehilangan darah akut? Adakah tanda-tanda anemia?
Dimana bisa dilihat apakah konjungtiva anemis dan telapak tangan pucat.
Adakah koilinokia (kuku seperti sendok) atau keilitis angularis yang
biasanya ditemukan pada defisiensi Fe yang sudah berlangsung lama.
Adakah tanda-tanda ikterus (akibat hemolitik)?
Adakah tanda-tanda kerusakan trombosit (memar atau petekie)?
Adakah tanda-tanda leukosit abnormal atau tanda-tanda infeksi? Adakah
tanda-tanda keganasan? Adakah penurunan berat badan baru-baru ini,
limfadenopati? Adakah hepatomegali, splenomegali, atau massa abdomen?
Apakah hasil pemeriksaan rektal normal? Adakah dasar samar pada feses?1
Pemeriksaan Penunjang
Kita
dapat
meminta
periksa
darah
lengkap,
darah
tepi
untuk
mengetahui nilai Hb, Ht, eritrosit, leukosit dan sebagainya, hapus darah tebal
Diagnosis Banding
a. Talasemia
Talasemia adalah anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua
orang
tua
kepada
anaknya
secara
resesif.
Talasemia
timbul
akibat
Bayi kelainan ini mungkin berasal dari orang tua yang mempunyai fenotip
talasemia
lain
heterozigot atau salah satu orang tua dengan HbH dan yang
Pemeriksaan
Pada talasemia ini pula dapat terjadi kelebihan rantai globin . Rantai yang
bebas ini tidak stabil, mengalami presipitasi dalam eritrosit dan membentuk
inclusion bodies sejak eritrosit masih muda, sehingga eritrosit harus
dihancurkan (eritopoesis inefektif). Hepatosplenomegali akan terjadi sebagai
akibat detruksi eritrosit, hemopoesis ekstra-meduler dan timbunan besi.
Splenomegali mengakibatkan detruksi eritrosit meningkat, pooling eritrosit
dan peningkatan volume plasma dengan akibat kebutuhan untuk tranfusi
darah meningkat. Sumsum tulang mengalami hyperplasia dan sumsumnya
berekspansi ke tulang. Pada tulang-tulang wajah akan tampak sebagai
thalassaemic facies. Terjadi penipisan cortex tulang, kecenderungan terjadi
fraktur
patologik.
Foto
cranium
terdapat
gambaran
hair-on-end-
appearance.6,8
Gejala awal dengan pucat disusul splenomegali, demam, dan sakit berat.
Terdapat anemia berat yang muncul pada usia 3-6 bulan. Aktivitas
eritropoesis sangat meningkat, sumsum tulang meluas 15-30 kali normal,
mengakibatkan thalassemic facies, dengan penonjolan os zygomaticus
berlebihan, basis hidung tertekan, maxilla overgrowth sehingga terjadi mal-
b.
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai. Pada
dasarnya anemia ini disebabkan oleh insufisiensi asupan besi, yang umum
terjadi pada preterm dan kembar, bayi dengan susu formula sepenuhnya dan
terlambat
belajar
mengunyah
makanan
padat,
lingkungan
dengan
kemiskinan,
ketidakpedulian,
atau
faktor
religius/sosial
yang
tidak
tabula
eksterna
sehingga
mirip
dengan
perubahan
tulang
dengan
makanan
yang
adekuat.
Sulfas
ferosus
3x10
Kelainan ini terjadi pada ras kulit hitam.1 Terbentuknya sabit karena asam
amino tunggal (valin menggantikan glutamat pada posisi 6, sel hemoglobin
S berubah dari cakram bikonkaf normal menjadi sabit. Hemoglobin sabit
mengkristal dan reversible mampu memasuki mikrosirkulasi. Namun saat
saturasi oksigen turun proses sickling kembali terjadi, dengan akibat oklusi
mikrovaskular. Jaringan sekitarnya mengalami infark, merangsang terjadinya
nyeri dan disfungsi. Fenomena sickling diperkuat oleh hipoksia, asidosis,
peningkatan atau penurunan suhu, dan dehidrasi (dari peningkatan kadar
hemoglobin S eritrosit. Manifestasi klinis ditimbulkan oleh infeksi, anemia,
atau vasooklusi.9
Gambaran klinis. Anak usia 4 bulan dengan anemia sel sabit rentan dengan
infeksi karena disfungsi limpa sehingga limpa tidak mampu memfiltrasi
mikroorganisme dari aliran darah yang disebabkan oleh sickling eritrosit.
Pasien
akan
rentan
terhadap
infeksi
serius
terutama
Streptokokus
pneumonia dan pathogen lain. Pasien dapat mencapai suhu 38,5 oC. Untuk
mencegah diperlukan tindakan profilaksin dengan penisilin oral dan vaksinasi
pneumokokus. Anemia penyakit kronik SS biasanya kronik, berderajat
sedang berat. Keparahannya bergantung sebagian pada fenotipe pasien.
Manifestasi anemia kronik meliputi ikterus, pucat, splenomegali yang
bervariasi pada masa bayi, bising aliran jantung, dan keterlambatan
pertumbuhan dan pematangan seksual.9
Diagnosis yang dibuat berdasarkan identifikasi jumlah dan tipe hemoglobin
yang ada secara tepat dengan menggunakan elektroforesis hemoglobin,
pemfokusan isoelektrik, atau HPLC. Setiap anggotan populasi yang berisiko
harus menjalani skrining fenotipe pada saat lahir atau selama masi bayi
awal.9 Heterozigot yang memiliki 30% HbS mungkin mengalami perubahan
bentuk selnya menjadi sabit, namun tidak bergejala. Homozigot mengalami
episode hemolisis berulang sejak bayi. Trombosis intravascular pembuluh
darah mesenterika, intracranial, atau tulang menyebabkan nyeri berat,
menyerupai keadaan darurat, meningitis atau atritis.1
vasooklusif.
Hidroksiurea
meningkatkan
pembentukan
sejenis
Transplantasi
d. Hemofilia
Hemofilia adalah sindrom klinis yang ditandai dengan pendarahan yang
berlebihan dan sering, disebabkan oleh defisiensi genetik atau disfungsi
salah satu protein koagulasi.7
aktivitas pembekuan normal kurang dari 10%. Penyakit menjadi berat terjadi
bila aktivitas tersebut <1% .10
Pengobatan. Pengobatan penggantian yang tepat di awal, merupakan tujuan
perawatan hemofilia secara optimal. 9 Episode pendarahan diterapi dengan
penyuntikan faktor konsetrat secara intravena; keluarga dapat melakukan
penyuntikan sendiri. Asam aminokaproat dan asam traneksamat merupakan
inhibitor fibrinolisis yang dapat berguna untuk pendarahan oral. Desmopresin
dapat meningkatkan kadar inisial faktor VIII pasien sebesar tiga atau empat
kali lipat dengan hemofilIa A ringan atau sedang. Perawatan gigi profilaksis
penting
dilakukan.
Pendarahan
setelah
ekstrasi
gigi
dan
prosedur
Defesiensi
G-6PD
diturunkan
secara
dominan
melalui
meliputi
ikterus
neonatorum
dan,
kadang-kadang
anemia
hemolitik
dengan
menggunakan
satu
atau
lebih
uji
skrining
atau
adalah
menghentikan
pemakaian
obat
faktor
pencetus,
dan
tranfusi
tukar.
Ikterus
disebabkan
oleh
G6PD
yang
f. Inkompatibilitas rhesus
Inkompatibilitas rhesus dapat terjadi karena ketidak cocokan rhesus yang.
Kejadian ini biasa terjadi pada kehamilan dengan rhesus negatif. Hal ini
dapat terjadi akibat lewatnya antibodi IgG dari sirkulasi ibu melalui plasenta
ke dalam sirkulasi fetus dimana antibodi tersebut bereaksi dengan eritrosit
janin dan menyebabkan penghancurannya oleh sistem retikuloendotel janin.
Apabila terjadi pencapuran darah Rh- dengan Rh + maka secara otomatis
tubuh si ibu Rh- akan membentuk antibody Rh+ karena Rh+ dianggap
sebagai benda asing di tubuh ibu. Pada kehamilan pertama, jika terbentuk
antibodi Rh+ dalam tubuh ibu tidak akan memberikan efek apapun kepada
bayi. Biasanya bayi normal dengan anemia ringan.6,8
Gambaran klinis. Penyakit berat terjadi kematian intrauterine akibat hidrops
fetalis. Penyakit sedang bayi lahir dengan anemia berat dan ikterus, pucat,
pemeriksaan
laboraturium
pada
saat
lahir.
Anemia
bervariasi
kadan
bilirubin.
Saat
ini
telah
digunakan
fototerapi
Kesimpulan
Pucat dapat disebabkan karena rusaknya sel darah merah dan
berkurang hemoglobin dalam dalam darah. Banyak hal yang dapat
menyebabkan terjadi hal tersebut. Terutama pada anak dengan keluhan
pucat, dapat terjadi karena penyakit darah yang diturunkan dari kedua orang
tua. Rusaknya sel darah merah dapat terjadi karena penyakit talasemia,
anemia defesiensi besi, penyakit sel sabit, hemofilia, defisiensi G6PD, dan
inkompatibilitas Rh.
Pada skenario anak tersebut pucat tanpa demam dan pendarahan.
Untuk menentukan diagnosis anak ini masih diperlukan anamnesis yang
lebih dalam lagi, dan pemeriksaan penunjang yang terkait sehingga mampu
memberikan terapi yang tepat. Untuk kali ini diperlukan pemeriksaan
Daftar pustaka
1. Meadow SR, Newell SJ. Lecture notes pediatrika. Edisi ke-7. Jakarta:
Erlangga; 2005.h.17-29;216-21.
2. Christanto N. Thalasemia; 2012. Diunduh
http://charlesbonarsirait.com/wpcontent/uploads/2011/pdf/Informasi_Umum_tentang_Thalassaemia.pdf. 20
April 2013.
3. Wahidayat I, Matondang CS, Sastroasmoro S. Diagnosis fisis pada anak.
Jakarta: FKUI; 2005.h.3-29;179-80.
4. Gleadle J. At a glance: anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta:
Erlangga; 2003.h.84-5.
5. Sudiono H, Iskandar I, Edward H, Halim SL, Santoso R. Penuntun patologi
klinik hematologi. Jakarta: FK UKRIDA;2007.h.106-7;132-6.
6. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Kapita selekta hematologi. Edisi ke-4.
Jakarta: EGC;2005.h.50-4;66-74; 303-7.
7. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, editor. Robbin&Cotran dasar patologis
penyakit. Edisi ke-7.Jakarta: EGC;2009.h.646-55.
8. Hassan R, Alatas H, editor. Ilmu kesehatan anak. Edisi ke-11(1). Jakarta:
FKUI; 2007.h.434-6;441-50.
9. Richard E, Behrman, Kligman RM, editor. Esensi pediatri Nelson. Edisi ke4. Jakarta: EGC;2010.h.665-89.
10. Rudolph, dkk. Buku ajar pediatri Rudolph. Edisi ke-20(2). Jakarta: EGC;
2006.h.1331-4;1339-40;1368-72.