Anda di halaman 1dari 14

Matakuliah : D0684 FISIKA I

Tahun
: 2008

Torsi dan Momentum Sudut


Pertemuan 14

1. Torsi (Momen Gaya )


Torsi (Momen gaya ) adalah kemampuan suatu
gaya menghasilkan perputaran (rotasi) benda
terhadap suatu poros / sumbu putarnya.

Sebuah benda bermassa m, berjarak r dari


sumbu putar (sumbu rotasi) , dan mengalami

F
gaya
.
3

Bina Nusantara

Torsi oleh gaya F dalam merotasikan benda adalah


:
=rxF
( torsi merupakan suatu besaran vektor )
Torsi tegak lurus terhadap bidang yang
dibentuk oleh r dan F , artinya tegak lurus
terhadap r dan tegak lurus terhadap F .
Besarnya torsi tersebut adalah :

= r F Sin
Dari persamaan di atas terlihat bahwa :
(1) = r F = maksimum bila r dan F saling tegak
lurus
( = 900 )
(2) = 0 , bila = 00 dan = 1800
Bina Nusantara

Artinya : bila r dan F searah atau berlawan


arah,
maka torsi oleh gaya F adalah = 0
(3) = 0 bila

r = 0 dan atau F = 0

Torsi negatif: bila perputaran searah dengan


arah
perputaran jarum jam
Torsi positif : bila perputaran berlawan arah
dengan
perputaran jaran jam
5

Bina Nusantara

2. Momen Inersia ( I )
Momen inersia suatu benda adalah :
penjumlahan hasil kali massa setiap partikel
dengan kuadrat jaraknya dari sumbu putar.
Untuk sistem dengan n buah partikel yang
massanya m1, m2, ..... , mn dan berjarak r1, r2, .....
, rn dari sumbu putar , momen inersianya
adalah :

I m1 r12 m2 r22 ..... mn rn2 mi ri2

kg.m2

Untuk benda berbentuk kontinyu, momen


I
inersianya
adalah
r dm:
r = jarak elemen massa terhadap sumbu putar
dm = elemen massa
Bina Nusantara

Momen inersia untuk beberapa bentuk benda


(1) Cincin atau silinder tipis
Jari-jari R dan massa M, sumbu putar
berimpit dengan sumbu cincin:
I = M R2
(2) Silinder pejal atau piringan tipis
Sumbu putar berimpit dengan sumbu
silinder :
I = M R2
(3) Batang / tongkat tipis
Sumbu putar tegak lurus batang dan
melewati pusat batang
I = (1/12) M L2
L = panjang batang
M = massa batang
Bina Nusantara

(4) Pelat pejal


Sumbu putar tegak lurus pelat dan melewati
pusat pelat
I = M (L2 + d2 )
L = panjang pelat d = lebar pelat
M = massa pelat
(5) Bola Pejal
Sumbu putar melewati pusat bola pejal
I = M R2
R = jari-jari bola pejal
M = massa bola pejal
(6) Bola tipis
Sumbu putar melewati pusat bola tipis
I = M R2
R = jari-jari bola tipis
M=
massa bola tipis
Bina
Nusantara

Teorema Sumbu Sejajar


Benda yang berotasi terhadap suatu sumbu,
dimana sumbu tersebut sejajar dengan
sumbu yang melewati pusat massa, dan jarak
kedua sumbu adalah h, maka berlaku :
I = Ipm + M h2
Ipm = momen inersia terhadap sumbu putar
yang
melewati pusat massa

Bina Nusantara

3. Hk. Newton II Untuk Rotasi


Hubungan torsi ( ) dan momen inersia (I )
dalam gerak
rotasi adalah ekivalen dengan hubungan gaya
( F ) dan massa ( m ) dalam gerak translasi,
yaitu :

= I

( Hk. Newton II untuk Rotasi )

atau I = /
= percepatan sudut

Bina Nusantara

4. Usaha dan Energi Kinetik Rotasi


Usaha yang dilakukan torsi ketika sebuah
benda menempuh sudut d adalah : dW = d
Daya oleh torsi : P = dW/ dt = d/ dt
Atau :
P=
Kerja total yang dilakukan pada sistem =
perubahan energi kinetik sistem.
Untuk benda yang berotasi terhadap sumbu
rotasi yang melalui pusat massanya enrgi
kinetiknya adalah jumlah energi kinetik
masing-masing partikel dalam benda: K =
(miVi2 ) = {mi ( ri )2} = mi ri22
atau : K = I 2 ( energi kinetik rotasi )
I = momen inersia
Bina Nusantara

5. Menggelinding
Benda dikatakan menggelinding, bila
disamping berotasi juga melakukan gerak
translasi. Energi kinetik total benda yang
menggelinding = energi kinetik translasi +
energi kinetik rotasi
EK = EKT + EKR
EKT = m V2
EKR = I 2

Bina Nusantara

= energi kinetik translasi


= energi kinetik rotasi

6. Momentum Sudut ( l )
Momentum sudut dari suatu partikel :
l = r x p dengan p = m V = momentum linier
sebuah
partikel
besar momentum sudut : l = r mV = r m r = mr2
Atau : l = I
I = mr2 = momen inersia
Untuk sistem dengan n partikel, momentum
sudutnya:
L = (ri x pi )
ri x pi = momentum sudut
partikel ke i
dan L = I
Bina Nusantara

7. Kekekalan Momentum sudut


Hukum kedua Newton untuk rotasi dapat
dinyatakan sebagai berikut :
eks = dL/dt = d(I)/dt ; = torsi eksternal pada sistem

Torsi eksternal neto yang bekerja pada sistem


sama dengan laju perubahan momentum sudut
sistem.
Untuk benda tegar momen inersia I adalah
konstan, maka : = I d /dt = I
Dalam hal torsi eksternal neto yang bekerja pada
sistem adalah nol, maka : dL / dt = 0
atau L = konstan ( hukum kekekalan
momentum sudut )
Bina Nusantara

Anda mungkin juga menyukai