Manlak KJS PDF
Manlak KJS PDF
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota negara mempunyai penduduk
sebanyak 9.604.329 jiwa, dimana sebanyak 4.7 juta jiwa terdiri dari penduduk
miskin dan rentan. Menurut data PPLS penduduk miskin di Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sebanyak 1.2 juta jiwa. Diperkirakan sebanyak 3,5 juta adalah
penduduk yang masuk dalam kelompok rentan. Sesuai dengan Peraturan
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 4 tahun 2009 tentang
Sistem Kesehatan Daerah, maka Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta merancang suatu sistem Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi
penduduk miskin dan rentan Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang dinamakan
Program Jakarta Sehat (KJS) seperti yang tertera dalam Peraturan
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 14 tahun 2013.
Dengan adanya Program Jakarta Sehat (KJS) ini, diharapkan akan
meningkatkan akses penduduk miskin ke fasilitas kesehatan. Guna mendukung
Program KJS, Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah
bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran UI-RSCM guna meningkatkan
kemampuan dokter Puskesmas, sehingga terjadi penguatan di pelayanan
primer. Selain itu telah dibentuk Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu 119
(SPGDT 119) yang akan membantu petugas kesehatan dan masyarakat untuk
mengetahui ketersediaan tempat tidur di kelas III, ICU,ICCU, NICU dan PICU di
rumah sakit provider Program KJS.
Amanat UUD 1945 Pasal 28 H ayat 1 mengatakan bahwa memberikan
hak kepada penduduk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Harus
dipahami bahwa hak rakyat tersebut bukanlah hak alamiah yang dapat
diperoleh tanpa adanya kewajiban. Hak rakyat atas layanan kesehatan
diperoleh setelah rakyat melaksanakan kewajiban seperti membayar pajak dan
iuran jaminan sosial. Oleh karenanya hak atas pelayanan kesehatan tersebut
telah dirumuskan lebih lanjut dengan Pasal 34 ayat (2) UUD 1945 yang
memerintahkan negara untuk mengembangkan Sistem Jaminan Sosial untuk
seluruh rakyat Indonesia. Amanat UUD 1945 ini telah dijabarkan dengan lebih
rinci dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN), yang mewajibkan rakyat yang mampu untuk membayar
iuran jaminan sosial, diantaranya jaminan kesehatan. Namun demikian, rakyat
yang belum mampu atau miskin berhak mendapatkan bantuan iuran dari
pemerintah guna mendapatkan jaminan kesehatan.
Hasil amandemen Undang-Undang Dasar 1945 tahun 2002 pasal 33
dan 34 ayat (1), (2),dan (3) mengamanatkan, penyelenggaraan suatu jaminan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terutama bagi Keluarga Miskin. Dan
Tujuan Umum
Terselenggaranya jaminan pemeliharaan kesehatan bagi penduduk
miskin dan rentan yang memiliki KTP / Kartu Keluarga di Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan pelayanan yang bermutu,
biaya terkendali serta berdasarkan prinsip keadilan, dalam rangka
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas, dan yang dirawat inap di kelas 3 (tiga) rumah sakit, tidak termasuk
Peserta Askes Sosial, Pejabat Negara, Peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan
(JPK) Jamsostek, karyawan Badan Usaha Milik Negara, Karyawan
Lembaga/Institusi/Perusahaan, dan penduduk yang telah mempunyai jaminan
pemeliharaan kesehatan lainnya, kecuali yang termasuk dalam definisi
masyarakat rentan sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 14
tahun 2013.
1.4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Program KJS adalah:
a. Kepesertaan;
b. Manfaat Pelayanan dan Prosedurnya;
c. Pendanaan dan Sistem Pembayaran; dan
d. Pengorganisasian dan Pengawasan.
BAB II
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAKARTA SEHAT (KJS)
2.1.Landasan Hukum
Pelaksanaan Program Jakarta Sehat (KJS) berdasarkan pada:
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat (1) bahwa setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal
34 ayat (1) menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara, sedangkan ayat (3) menyatakan bahwa negara
bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas umum yang layak;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian;
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara;
8. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan PemerintahanDaerah;
11. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN);
12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
13. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
14. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS);
15. Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Peran,
Peran Pemerintah Daerah sebagai Pengelolaan atau penyelenggaraan,
pembimbing, pengendalian Jaminan Pemeliharaan Kesehatan skala Provinsi
sebagai produk public goods dan public regulations yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat (kebutuhan dasar dan pengembangan sektor
unggulan);
sebelum 1 April 2013, Kartu JPK Gakin dan Kartu Jamkesda Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, serta penduduk DKI Jakarta yang berobat
ke Puskesmas, dan yang dirawat inap di kelas 3 (tiga) Rumah Sakit, tidak
termasuk Peserta Askes Sosial, Pejabat Negara, Peserta Jaminan
Pelayanan Kesehatan (JPK) Jamsostek, karyawan Badan Usaha Milik
Negara, Karyawan Lembaga/Institusi/Perusahaan, dan penduduk yang telah
mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan lainnya, kecuali yang termasuk
dalam definisi masyarakat rentan sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta nomor 14 tahun 2013;
4.
5.
6.
7.
Penduduk DKI Jakarta yang miskin dan rentan (dengan lama domisili minimal
3 (tiga) tahun) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta No 14 tahun 2013 antara lain:
a. penduduk yang termasuk dalam data kemiskinan pada Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta;
b. penduduk miskin atau rentan yang tidak termasuk dalam data kemiskinan
BPS Provinsi DKI Jakarta namun mudah terkena dampak dari suatu
keadaan dan/atau kebijakan pemerintah dan belum mempunyai jaminan
kesehatan;
c. penduduk miskin atau rentan berdasarkan hasil verifikasi administrasi
dan peninjauan lapangan oleh petugas UP. Jamkesda Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta;
d. penduduk miskin atau rentan dalam pelayanan kesehatan Ambulans
Gawat Darurat milik Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta;
e. penghuni panti sosial/rumah singgah yang telah memiliki sertifikat
kepesertaan yang bersifat kolektif dan direkomendasikan oleh Kepala
Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta;
f. korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ;
g. korban perdagangan orang (trafficking) ; dan
h. korban bencana alam dan penyakit .
Mutasi Peserta adalah perubahan data kepesertaan yang meliputi
penambahan atau pengurangan jumlah kepesertaan yang ditetapkan per
bulan oleh UP. Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta;
Kartu Peserta Program KJS adalah identitas sebagai bukti sah kepesertaan
untuk memperoleh haknya dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis
fasilitas kesehatan yang ditetapkan;
Nomor Registrasi KJS adalah nomor tunggal peserta Program KJS, yang
digunakan sebagai pengenal kepesertaan yang sah/legal dalam sistem
Program KJS;
Pedoman Pelaksanaan ProgramJakarta Sehat(KJS) selanjutnya disebut
Manlak KJS adalah pedoman yang berisi tentang kepesertaan, fasilitas
pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan, keuangan, pelaporan dan lainlain;
16. Rawat Inap Tingkat Pertama yang selanjutnya disebut RITP adalah
pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dimana Peserta
menginap sedikitnya 1 (satu) hari berdasarkan kebutuhan medis yang
meliputi pelayanan kesehatan sebagaimana ditetapkan dalam Manlak KJS;
17. Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang selanjutnya disebut sebagai RITL
adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan yang bekerja sama dengan UP. Jamkesda Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta, dimana peserta menginap sedikitnya 1 (satu) hari
berdasarkan kebutuhan medis baik melalui surat perintah rawat inap dari
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan maupun Unit Gawat Darurat, yang
meliputi pelayanan kesehatan sebagaimana ditetapkan dalam Manlak KJS;
18. INA-CBGs adalah singkatan dari Indonesia Case Base Groups yaitu cara
pembayaran pasien rawat inap berdasarkan diagnosis-diagnosis atau kasuskasus yang relatif sama dengan hitungan episode pelayanan;
19. Pelayanan Obat adalah pemberian obat sesuai kebutuhan medis bagi
Peserta. Untuk pelayanan obat RJTP dan RITP sudah termasuk pembiayaan
pelayanan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Untuk pelayanan obat di
RJTL dan RITL sudah termasuk dalam komponen biaya yang ditanggung
dalam pola tarif INA-CBGs ;
20. Kapitasi adalah pola pembayaran yang diberikan kepada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jumlah peserta terdaftar, yang
besarannya ditentukan oleh UP. Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta;
21. Non Kapitasi adalah pola pembayaran fee for service yang diberikan untuk
tindakan pemeriksaan penunjang medis dan pelayanan rawat inap pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama diluar kapitasi, yang besarannya
berdasarkan tarif yang berlaku sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta.
2.3. Kebijakan Operasional
1. Program Jakarta Sehat (KJS) adalah Jaminan pemeliharaan kesehatan
bagi penduduk DKI Jakarta yang miskin dan rentan dengan lama domisili
minimal 3 (tiga) tahun, sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 Tahun 2013 pasal 6 ayat 2, dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat DKI Jakarta secara optimal dan
komprehensif;
2. Pelayanan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab Pemerintah DKI
Jakarta, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan berkewajiban memberikan
kontribusi bersama sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal;
BAB III
TATA LAKSANA KEPESERTAAN
10
PT. Askes (Persero). Khusus untuk rawat inap, SJP harus diterbitkan
dalam waktu 3x24 jam sejak masuk rawat inap rumah sakit;
3.2.3. WAJIB mematuhi peraturan/kebijakan seperti keharusan berobat dengan
mekanisme sistem rujukan berjenjang dari fasilitas kesehatan tingkat
pertama/primer sampai rujukan ke tingkat sekunder dan tersier kecuali :
a. dalam keadaan darurat / emergensi
b. pasien-pasien rutin (pasien lama) Rumah Sakit atau Rumah Sakit;
Khusus tertentu pada kasus Kelainan Jiwa, Kanker, Hemofilia,
Thalasemia dan keperluan Hemodialisis;
c. pasien yang berdomisili di Pulau Pramuka Kabupaten Kepulauan
Seribu dapat berobat langsung ke RSUD Pulau Seribu tanpa
menggunakan rujukan puskesmas.
3.3 Hak Peserta Program KJS
Hak Peserta adalah sebagai berikut :
3.3.1. Setiap Peserta berhak memperoleh Nomor Registrasi KJS di Puskesmas;
3.3.2. Setiap Peserta berhak memperoleh Kartu Jakarta Sehat;
3.3.3. Peserta berhak mendapatkan
penjaminan biaya atas pelayanan
kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan UP.
Jamkesda sebagai Fasilitas Kesehatan KJS, sepanjang sesuai dengan
ketentuan dan mengikuti prosedur yang berlaku.
3.3.4. Mendapatkan pelayanan kesehatan meliputi :
a. Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat
Inap Tingkat Pertama (RITP);
b. Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap
Tingkat Lanjutan (RITL) kelas III dengan mekanisme sistem rujukan
berjenjang;dan,
c. Pelayanan gawat darurat.
3.4 Identitas dan Kartu Peserta Program KJS
3.4.1. Identitas Peserta
Identitas Peserta Program KJS untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
adalah:
1. Nomor Register KJS adalah identitas yang sah untuk mendapatkan
jaminan kesehatan Program KJS yang diperoleh di Puskesmas dan
dapat dipergunakan untuk berobat sebelum mendapatkan kartu KJS;
2. Kartu Peserta Program KJS adalah identitas yang sah untuk
mendapatkan jaminan kesehatan Program KJS;
3. Untuk Bayi Baru Lahir, persyaratan yang dibutuhkan sebagai bukti
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah menunjukkan Surat
Keterangan Lahir asli atau identitas lain (surat keterangan RT/RW),
serta Kartu Peserta Program KJS asli/KTP dan KK asli salah satu orang
11
tua dimana salah satu atau kedua orang tua sudah terdaftar sebagai
Peserta KJS (sudah memiliki Nomor Registrasi KJS).
3.4.2. Kartu Peserta Program KJS
1. Kartu Peserta Program KJS diberikan secara perorangan;
2. Bentuk fisik berupa kartu plastik dengan warna oranye diatas dengan
logo Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (JAYA RAYA) dan tulisan Kartu
Jakarta Sehat di sebelah kiri, dan warna putih dibagian bawah.
Diantara warna oranye dan putih terdapat pita merah putih diakhiri
dengan gambar bendera merah putih;
3. Bagian atas kanan tulisan kecil-kecil Kartu Jakarta sehat;
4. Bagian kanan bawah terdapat barcode dan tulisan Masa berlaku : 2
(dua) tahun;
5. Kartu Jakarta Sehat ini jika di foto kopi akan keluar kata COPY di
bagian kiri bawah;
6. Bagian muka tercantum Nomor Kartu, Nama, No. KTP/NIK, Tanggal
lahir, Alamat, Nomor Kartu Keluarga;
7. Dalam Barcode dan magnetic stripe berisi Nomor Registrasi KJS;
8. Bagian belakang Kartu Jakarta Sehat tertulis peraturan dan hukuman
jika peserta dengan sengaja membuat kecurangan kecurangan.
Catatan : Kartu Jakarta Sehat berlaku selama Program KJS masih
diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama
2 tahun .
12
13
14
15
Jenis Kelamin
10
11
12
13
14
Status Perkawinan
Kab/Kota
Kecamatan
Kelurahan
Alamat
15
16
17
18
Kode Pos
RT
RW
No Telp/HP
16
17
18
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN
4.1 Jenis Pelayanan Kesehatan:
A. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama/Primer atau dasar adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar.
1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan;
b. Pemeriksaan laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
c. Pemeriksaan radiologi sederhana;
d. Tindakan medis sesuai kapasitas dan kompetensi;
e. Obat dan bahan habis pakai;
f. Perawatan dan pengobatan gigi dasar;
g. Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita;
h. Pelayanan gawat darurat;
i. Pelayanan kesehatan jiwa;
j. Pelayanan pemberian rujukan atas indikasi medis;
k. Pelayanan KB suntik 1 kali sebulan;
l. Pelayanan imunisasi dasar.
Alur Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama
a. Pasien lama wajib membawa persyaratan kepesertaan :
Kartu Jakarta Sehat / Nomor Registrasi KJS + KTP/KK/Sertifikat Panti;
b. Bagi pasien baru (menunjukan KTP DKI Jakarta) akan teregister; pada
saat berobat di Puskesmas dan mendapatkan nomor registrasi KJS
sebagai pengganti KJS, dan nomor register harap disimpan dengan
baik. (Puskesmas dapat memberikan Nomor Registrasi KJS dalam
bentuk Surat Keterangan yang berlaku sampai dengan diterimanya
Kartu Jakarta Sehat kepada peserta);
c. Apabila pasien membutuhkan rawat inap yang sederhana maka pasien
dapat dirawat di Puskesmas Kecamatan yang memiliki fasilitas rawat
inap;
d. Apabila karena keterbatasan kapasitas dan kompetensi maka pasien
tersebut dapat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah atau ke Rumah
Sakit yang terdekat yang bekerja sama dengan UP.Jamkesda Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta;
e. Peserta tidak dibenarkan meminta rujukan ke Rumah Sakit apabila :
-
19
20
21
22
23
6.
7.
8.
9.
24
25
Obat Hemofillia
Obat Onkologi
Obat Thalasemia
Khusus pasien kanker, selama sesuai dengan indikasi medis dapat
menagihkan obat obat Analgetika Narkotika untuk nyeri hebat.
26
o. Pasien yang pindah dari ruang perawatan yang lebih tinggi ke kelas III
dan sebaliknya;
p. Pindah status pembiayaan pasien rawat inap di Rumah Sakit (misal dari
status bayar/umum pindah ke Program KJS atau sebaliknya);
q. Masyarakat yang diketahui telah mempunyai Asuransi
Jaminan
Kesehatan lain;
r. Penambalan gigi dengan sinar tanpa indikasi medis di Puskesmas;
s. Pembersihan karang gigi tanpa indikasi medis di Puskesmas;
t. Pembuatan gigi palsu bagian depan (gigi 1 s/d 3, atas bawah);
u. Pengguguran kandungan tanpa indikasi medis;
v. Kaca mata, Korset, tongkat dan kursi roda;
w. Pengurusan KIR (Surat Keterangan Sehat);
x. Tindakan diluar kepentingan medis (atas permintaan sendiri).
D. Fasilitas Kesehatan Program KJS
a. Fasilitas kesehatan Program KJS adalah fasilitas kesehatan yang ditunjuk
melayani peserta Program KJS melalui kerjasama antara Fasilitas
kesehatan/Rumah Sakit dan UP. Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta. Fasilitas Kesehatan tersebut wajib mematuhi seluruh ketentuan
untuk Program KJS.
b. Penunjukkan fasilitas kesehatan KJS didasarkan pada hasil penilaian UP.
Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
c. Fasilitas Kesehatan yang ingin berpartisipasi dalam Program KJS, dapat
mengajukan permohonan ke UP. Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta dengan menyertakan dokumen:
1) Profil Fasilitas Kesehatan;
2) Diutamakan yang telah mempunyai fasilitas NICU, PICU, ICU;
3) Rekomendasi Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta;
4) Perizinan Fasilitas Kesehatan oleh Instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan (ijin tetapatauijinoperasional sementara);
5) PenetapanKelasRumahSakit(KelasA,KelasB,KelasC,atauKelas D) dari
Kementerian Kesehatan. Khusus Balkesmas disetarakan dengan
Rumah Sakit Kelas C atau Kelas D;
6) Pernyataan bersedia mengikuti ketentuan dalam program KJS
sebagaimana diatur dalam pedoman ini yang ditandatangani di atas
materai Rp. 6.000,- oleh Direktur Rumah Sakit / Pimpinan Fasilitas
Kesehatan;
7) Pernyataan kesediaan untuk secara bertahap memiliki tenaga Dokter
tetap (khusus untuk fasilitas kesehatan swasta).
Apabila fasilitas kesehatan /rumah sakit telah memenuhi persyaratan
diatas, maka dilakukan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Fasilitas
27
d.
e.
f.
g.
h.
28
29
30
31
32
33
BAB V
TATA LAKSANA PEMBIAYAAN KESEHATAN
5.1.Sumber Dana Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah
Dana untuk kegiatan pelaksanaan Jaminan Pelayanan Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI
Jakarta (APBD) melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang dialokasikan
melalui Unit Penyelenggara Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
5.2. Dana Pengelolaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah
Dana pengelolaan jaminan pemeliharaan kesehatan daerah digunakan sebagai
dana pengelolaan untuk kegiatan PT. Askes (Persero) mengacu pada Surat
Kontrak No.90/2013 Pasal 3 yang meliputi 9 (Sembilan) kegiatan yang
dikerjasamakan dengan PT. Askes (Persero) yang terdiri dari :
a. Manajemen Kepesertaan;
b. Penerbitan Jaminan Pelayanan Kesehatan;
c. Keperluan Pelayanan Kesehatan;
d. Pengendalian Pelayanan Kesehatan;
e. Penanganan Keluhan Peserta;
f. Penyediaan Sistem Informasi Manajemen;
g. Pemberlakuan tarif dan Sistem Pembayaran;
h. Verifikasi Klaim dari Fasilitas Kesehatan; dan
i. Penyediaan pelaporan secara online
5.3.Mekanisme dan Tahapan Pembayaran Kepada Fasilitas Kesehatan
1. Pembayaran
Pelayanan
Kesehatan
Tingkat
Pertama
kepada
Puskesmas/Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama/Primer
1.1. Pembayaran untuk Pelayanan RJTP
a. Jumlah peserta Program KJS terdaftar per Puskesmas per bulan
adalah berdasarkan Masterfile Kepesertaan Program KJS.
b. UP. Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melakukan
pembayaran secara kapitasi kepada Puskesmas sebesar Rp 2.000
x jumlah peserta (jiwa) per bulan, dituangkan dalam Berita Acara
yang ditandatangani oleh Kepala UP. Jamkesda Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta dan Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan UP.
Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
c. UP.Jamkesda
Dinas
Kesehatan
Provinsi
DKI
Jakarta
menginformasikan besaran pembayaran dengan cara mengirimkan
Fax ke Puskesmas untuk dibuatkan Kwitansi sebesar yang akan
dibayarkan.
34
d.
35
d.
e.
f.
g.
h.
i.
36
37
38
BAB VI
TATA LAKSANA PENGORGANISASIAN
39
40
41
42
43
44
45