KEADAAN UMUM
2.1
terletak di sebelah barat daya Pulau Sumbawa yang berjarak sekitar 15 km dari pantai
barat dan sekitar 10 km dari pantai selatan tepatnya di Kecamatan Jereweh,
Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, di antara 116240 - 11700
Bujur Timur dan 8500 - 940 Lintang Selatan (lihat Gambar 1.1).
LAOS
MYANMAR
(BURMA)
THAILAND
CAMBOJA
VIETNAM
PHILIPPINES
SAMUDERA PASIFIK
BRUNEI
MALAYSIA
SINGAP0RE
SUMATRA
SULAWESI
I N D O N E S I A
PAPUA NEW
GUINEA
JAVA
LOKASI PENELITIAN
BALI
Mataram
PROJECT AREA
SAMUDERA INDIAN
SUMBAWA
I N D I AN OCEAN
FLORES
Denpasar
LOMBOK
TIMOR
SUMBA
SUMBAWA BARAT
Kupang
INDEKS PETA
SEL
AT
A
LA
S
LAUT FLORES
UTAN
KECAM ATAN
SUM BAWA
KECAM ATAN
UTH AN
SUMBAWA BESAR
ALAS
KECAM ATAN
AL AS
KECAM ATAN
BATUL ANTEH
BATUBULAN
PUNIK
KECAM ATAN
SETEL UK
KECAM ATAN
M OYOH UL U
BATUROTOK
LAPE
LITOHLOWERAN
KA
KA
B.
LO
MB
OK
B. S
TIM
UM
UR
BA
WA
LABUHAN
SEPAKAN
TEPA
TALIWANG
AIMUAL
KECAM ATAN
ROPPANG
KECAM ATAN
TAL I WANG
KONTRAK KARYA BLOK 5
PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
8"50' S
JEREWEH
KECAM ATAN
JEREWEH
ROPPANG
KECAM ATAN
L UNYUK
LUNYUK BESAR
9"00' S
SEJORONG
9"04 S
BATU HIJAU
11645' E
10
20
SAMUDERA HINDIA
11730 E
117"00' E
KETERANGAN
BATU
HIJAU
Kecamatan
Sungai
2.2
Sejarah Perusahaan
PT Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT) adalah perusahaan tambang tembaga
dengan hasil ikutan emas yang beroperasi di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
PT. NNT merupakan perusahaan modal asing yang didirikan pada tahun 1986. Saham
perusahaan dimiliki oleh tiga perusahaan yakni Newmont Indonesia Limited, Nusa
Tenggara Mining Corporation (perusahaan gabungan antara Sumitomo Corporation,
Sumitomo Metal Mining dan Mitsubishi Materials Corporation) dan PT. Pukuafu
Indah. Diagram kepemilikan PT. Newmont Nusa Tenggara ditunjukkan pada Gambar
2.2.
Newmont Indonesia
Limited
Nusa Tenggara
Mining Corporation
Newmont
Partnership
Luas konsensi areal awal berdasarkan Kontrak Karya (KK) generasi ke-4
yang ditandatangani oleh PT. Newmont Nusa Tenggara pada tahun 1986 adalah
1.127.134 Ha. Wilayah tersebut mencakup wilayah Pulau Lombok tepatnya daerah
Sekotong dan bagian Barat Pulau Sumbawa tepatnya daerah Batu Hijau dan Rinti.
Sesuai dengan KK dan berdasarkan hasil eksplorasi, daerah-daerah yang tidak layak
untuk ditambang akan dikembalikan kepada pemerintah. Setelah perusahan
melakukan beberapa kali penciutan wilayah dan mengembalikan wilayah tersebut
kepada pemerintah, luas wilayah KK saat ini adalah sekitar 116.900 Ha.
2.3
Keadaan Topografi
Daerah penambangan batu hijau terdiri atas daerah perbukitan dengan elevasi
antara 300 600 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar daerah sekitar lokasi
tambang masih berupa hutan. Terdapat lima lokasi utama di PT. Newmont Nusa
Tenggara, yaitu daerah operasional tambang (mine area), tempat kominusi batuan
(crusher), tempat pengolahan bijih dari tambang (concentrator), tempat pemukiman
karyawan (Buin Batu Town), dan Pelabuhan Benete (Benete Port). Keadaan topografi
lokasi PT. Newmont Nusa Tenggara ditunjukkan pada Gambar 2.3.
2.4
dengan temperatur berkisar antara 28 - 37. Dari data curah hujan (Tabel 2.1) dan
(Gambar 2.4) di pit Batu Hijau, dapat dilihat kecenderungan bahwa musim hujan
terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret, sedangkan musim kemarau
terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Oktober. Pada akhir tahun 2007 musim
hujan terjadi pada bulan Desember.
Tabel 2.1 Data Curah Hujan di pit Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara
(Environmental Division PT. Newmont Nusa Tenggara, 2008)
TAHUN
2004
Curah
Hari
Hujan
Hujan
(mm)
323
21
177
18
349
21
104
8
183
10
6
2
0
12
5
11
3
64
6
160
12
549
22
BULAN
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
2005
Curah
Hari
Hujan
Hujan
(mm)
169
23
83
22
271
19
125
17
50
4
60
4
128
5
55
3
186
20
311
13
452
13
2006
Curah
Hari
Hujan
Hujan
(mm)
237
23
358
22
241
19
360
17
135
88
4
5.6
4
15
7
0
3
14.8
19
237
12
467
26
2007
Curah
Hari
Hujan
Hujan
(mm)
360
18
145
13
364
15
242
22
156
11
48
7
10
4
0
1
2
1
6
2
49
11
330
29
2008
Curah
Hari
Hujan
Hujan
(mm)
319
25
430
24
419
29
178
16
35
9
-
500
2004
400
2005
300
2006
200
2007
100
0
Desember
November
Oktober
September
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari
Bulan
Gambar 2.4 Curah Hujan di Pit Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara
2.5
Kondisi Geologi
Geologi Batu Hijau adalah porphyry muda yang mengandung tembaga dan
emas yang terjadi berkaitan dengan intrusi-intrusi kompleks Tersier yang terdiri dari
phaneritic hornblende diorite laccolith, tonalite dome dan dike. Iklim menyebabkan
tudung lindi (leach cap) mengalami oksidasi yang terdiri dari zona lindi, zona
oksidasi, zona transisi dan supergene dengan kedalaman rata-rata mencapai 50 meter.
Tudung lindi ini sebagian besar berupa batuan yang tidak berharga (barren rock),
sedangkan zona oksidasi terlalu sedikit untuk dieksploitasi. Endapan Cu porpiri dan
Au porpiri ditunjukkan pada Gambar 2.5.
5000 E
5750 E
5000 E
6500 E
5750 E
6500 E
400
200
-200
-400
0.30% Cu
0.50 - 1.00% Cu
0.30 - 0.50% Cu
> 1.00% Cu
desain pit
(a)
< 0.20g/t
0.50 - 1.00g/t
0.20 - 0.50g/t
> 1.00g/t
(b)
Gambar 2.5 Pola sebaran kadar Cu (a) dan Au (b) pada Endapan Porpiri
10
desain pit
11
485200 E
486400 E
Young Tonalite
Intrusive
Intrusive Breccia
Breccia
Intermediate Tonalite
Equiqranular Quartz Diorite
D
U
Ka
tal
a
Fa
ult
CR 3 NW FAULT
CR 2 NW FAULT
35
9009400 N
Section
9080 N
Fault
Tongoloka Fault
9008200 N
To
ng
ol
ok
aPu
na
Fa
ult
C
R
4
N
W
FA
UL
2.6
mempunyai tingkat keyakinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber daya
terindikasi. Sumber daya terukur dapat ditingkatkan menjadi cadangan terkira apabila
telah memenuhi kriteria layak.
Cadangan bijih tembaga dan emas pada tambang Batu Hijau berdasarkan pada
pengeboran dan interpretasi geologi bulan Desember 1994, dimana lebih dari 85%
grade untuk mill dari cadangan di dalam tambang telah masuk dalam klasifikasi
terkira dan terhitung. Tabel 2.2 menunjukkan sumber daya dan cadangan bijih
tambang Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara.
12
Tabel 2.2 Estimasi Sumber Daya dan Cadangan Bijih Tambang Batu Hijau
Sumber Daya
Sumber Daya
Terukur dan
Cadangan Terkira
Terindikasi
Penampang Melintang Atas Bijih dengan
930,7
1.058,5
0,52
0,50
0,38
0,37
4,8
5,3
11,3
12,5
1.697,4
1.583,9
1,8 : 1
1,5 :1
0,29
0,29
Penampang
(%CuEq)
(rata-rata
dan
Variabel)
2.7
Kegiatan Penambangan
Kegiatan penambangan yang diterapkan di PT. Newmont Nusa Tenggara
adalah tambanga terbuka dengan menggunakan metode open pit (lihat Gambar 2.7).
Puncak pit berada pada 610 meter dari permukaan laut dan dasar pit berada 320 meter
di bawah permukaan laut. Jadi total kedalaman pit adalah 930 meter dengan diameter
pit sekitar 2 km. Pit digali menggunakan jenjang dengan tinggi rata-rata 15 meter dan
rata-rata produksi sekitar 600.000 ton per hari.
13
2.7.1
Pengeboran
Pengeboran bertujuan untuk menyediakan lubang tembak untuk peledakan
14
15
2.7.2
Peledakan
Tujuan peledakan adalah untuk membongkar atau memberai material yang
sukar diambil dari batuan induknya. Metode penyalaan yang diterapkan di PT.
Newmont Nusa Tenggara adalah metode NONEL (Non Electric). Bahan peledak
utama yang digunakan adalah bahan peledak berdasar ANFO dari produk Orica. Ada
tiga jenis bahan peledak yang digunakan pada kegiatan penambangan saat ini, yaitu:
a. Ammonium Nitrate Fuel Oil (ANFO)
b. Titan gold 4050
c. Heavy ANFO
Untuk peledakan pada kondisi lubang berair digunakan produk Dyno Nobel
Titan Gold 50 x 50 (Deta Power), sedangkan untuk kondisi lubang kering digunakan
bahan peledak berupa ANFO dengan komposisi 94% Amonium Nitrat dan 6% Fuel
Oil. Untuk kondisi lubang yang basah atau lubang yang berada antara lubang berair
dan lubang kering biasanya digunakan Heavy ANFO. Priming peledakan
menggunakan primer booster 400 gram dengan sistem penyalaan (inisiasi) peledakan
NONEL, dengan in hole delay 500 ms dan panjang tube 18 meter (lihat Gambar
2.10). Untuk menghubungkan NONEL tube antar lubang tembak digunakan trunk
line delay, dengan delay 47 ms untuk control row dan 25 ms untuk antar lubang
dalam satu baris.
16
2.7.3
Pemuatan
Material hasil peledakan dimuat dengan menggunakan beberapa macam alat
muat, di antaranya:
a. Electric Shovel P&H 4100A dengan kapasitas bucket 85 ton
b. Electric Shovel P&H 2800XPA dengan kapasitas 56 ton
c. Loader Cat 994D dengan kapasitas bucket 31,8 ton
d. Excavator Cat 320B dengan kapasitas bucket 25 ton
2.7.4
Pengangkutan
Untuk mengangkut material hasil peledakan, digunakan alat angkut berupa
Haul Truck. Alat angkut yang digunakan di proyek Batu Hijau ada beberapa jenis
dengan kapasitas yang berbeda, yaitu:
a) Haul Truck Cat type 793 C, dengan kapasitas angkut 224 ton.
b) Haul Truck Cat type 785 C, dengan kapasitas angkut 150 ton.
c) Haul Truck Cat type 773 D, dengan kapasitas angkut 57.7 ton.
Material hasil peledakan diangkut menuju lokasi yang berbeda-beda,
tergantung dari jenis material yang dibawa oleh haul truck diantaranya material bijih
high grade diangkut ke Crusher dan stokpile, bijih Medium Grade dan Low Grade
diangkut ke stockpile, sedangkan material sampah (waste) diangkut ke waste dump di
Tongoloka. Sistem penggalian, pemuatan dan pengangkutan diatur oleh Dispatcher
yang menggunakan Dispatch dan GPS secara otomatis, sehingga semua kegiatan
dapat diawasi dari ruang control Dispatch.
2.8
Kegiatan Pengolahan
Pengolahan bijih pada PT. Newmont Nusa Tenggara dirancang untuk
mengolah antara 120.000-180.000 ton bijih per hari. Alur pengolahan bijih di PT.
Newmont Nusa Tenggara adalah sebagai berikut:
17
2.8.1
Crusher (Giratory Crusher) yang jumlahnya ada dua buah crusher. Produksi crusher
adalah 6.000-9.000 ton/jam, selanjutnya bijih yang telah dihancurkan diangkut
dengan belt conveyor selebar 1,8 m sejauh enam kilometer ke konsentrator.
2.8.2
Penggerusan (Grinding)
Di konsentrator mineral berharga dilepaskan dari batuan pengotor yang
diawali dengan proses penggerusan oleh SAG Mill. Saat penggerusan bijih dicampur
dengan air laut yang dipompa dari laut. Saat ini ada dua unit SAG Mill dengan
spesifikasi bola baja berdiameter 175 mm dan berukuran 36 ft (10,6 m) x 19 ft (5,8
m), penggerak bertenaga 150.000 kW dan kapasitasnya 6.000-9.000 ton/jam, ukuran
bijih diperkecil dari 175 mm menjadi 6 mm.
2.8.3
Flotasi
Di tangki flotasi, slurry dicampur dengan sejumlah reagen untuk membantu
memisahkan mineral berharga dari batuan dasar. Ada tiga jenis reagen yang
digunakan pada proses flotasi :
a)
b)
c)
18
lalu
2.8.4
Tailing
Tailing yang dihasilkan dalam bentuk 24% - 40% padatan. Air biasanya
ditambahkan untuk mengurangi slurry tailing sampai kurang lebih 30% padatan.
Larutan kapur juga dapat ditambahkan untuk mengendapkan tembaga atau logam
lainnya yang mungkin larut dalam slurry. Dari konsentrator, tailing diproses terlebih
dahulu untuk menghilangkan kandungan udara pada tailing, sehingga ketika
ditempatkan di laut dalam, tidak terjadi pergerakan tailing ke atas akibat dorongan
udara tersebut. Setelah itu tailing ditempatkan di palung laut dengan kedalaman 3-4
km dari lepas pantai sejorong. Cara ini disebut penempatan tailing laut dalam (Deep
Sea Tailing Placement).
Sistem DSTP menggunakan pipa berdiameter 1,12 m (44 inchi) untuk pipa di
darat dan pipa di laut. Panjang pipa tailing di darat sekitar enam kilometer, terbuat
dari baja yang dilapisi karet setebal 19 mm untuk mengurangi abrasi dan korosi
akibat aliran tailing. Sedangkan panjang pipa tailing bawah laut sekitar 3,2 km,
terbuat dari bahan ringan dan kuat yang disebut High Density Poly Ethylene (HDPE)
dengan tebal pipa 90 mm.
19
2.9
Lingkungan
PT. Newmont Nusa Tenggara bertekad untuk memenuhi bahkan melebihi
20
2.9.2
kotor. Air bersih adalah air yang berasal dari hujan, air limpahan gunung/ hutan,
sedangkan air kotor adalah airtanah yang keluar baik di dasar pit maupun di bidangbidang crest dan toe, tetapi terkontaminasi oleh mineral-mineral logam.
21