Pemeriksaan Fisik Sistem Respirasi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Fisik Sistem Respirasi

Anatomi Sistem Respirasi


1. Saluran napas bagian atas terdiri dari :
- Hidung
- Oropharynx
- Larinx
2. Saluran napas bagian bawah terdiri dari :
- Trakea
- Bronkus utama kiri dan kanan
- Bronkus
- Bronkiolus terminalis
- Bronkiolus respiratorius
- Saccus alveolaris
- Alveoli
Rongga thoraks terdiri dari :
- Clavikula
- Sternum
- Tulang Iga (Costae)
- Scapula
- Vertebra thoracalis
- Otot-otot dinding thoraks
INSPEKSI THORAKS
Yang perlu diperhatikan dalam inspeksi dada pasien, kita harus melihat bagaimana
bentuk dada pasien. Berbagai macam keadaan dapat mengganggu ventilasi yang
memadai dan konfigurasi dada mungkin menunjukkan penyakit paru. Berbagai macam
bentuk dada yaitu :
1. Bentuk Dada
a. Pigeon chest
Suatu kelainan bentuk dada dimana sternum 1/3 distal melengkung ke anterior, bagian
lateral dinding thoraks kompressi ke medial (seperti dada burung).
b. Barrel chest
Di mana diameter anterior -posterior memanjang, iga-iga mendatar, sela iga melebar,
sudur epigastrium tumpul, diafragma mendatar. Biasanya pada pasien dengan penyakit
Penyakit Paru Obstrukttif Menahun (PPOM).
c.Funnel chest
Di mana bagian distal dari sternum terdorong ke dalam/ mencekung.
d. Flat chest
Di mana diameter anterior-posterior memendek, etiologinya berupa bilateral pleuro
pulmonary fibrosis.
e. Flail chest
Di mana konfigurasi dada pada satu sisi bergerak secara paradoksal ke dalam selama
inspirasi, keadaan ini dijumpai pada fraktur iga multipel.
f. Scoliosis dari vertebra thoracalis
Suatu bentuk perubahan dari rongga thoraks, di mana vertebra thoracalisnya
melengkung ke samping.
g. Kyphosis/ gibbus dari vertebra thorakalis

Di mana vertebra thoracalisnya melengkung ke belakang.


2. Respiratory movement Bila kita menilai laju respirasi, jangan meminta pasien untuk
bernapas "secara normal". Orang secara volunter akan mengubah pola dan laju
pernapasannya bila mereka menyadarinya. Cara yang lebih baik adalah, setelah
menghitung denyut radial, arahkan mata kita ke dada dan mengevaluasi pernapasan
pasien.
Orang dewasa bernapas kira-kira 10-14 kali semenit. Thoraks expansi akibat aktivitas
otot pernapasan dan secara pasif kemudian terjadi ekspirasi, frekuensi pernapasan
normal sekitar 14 kali/menit, pada bayi baru lahir normalnya 44 kali/menit dan secara
gradual berkurang dengan bertambahnya umur.
Pada laki-laki dan anak-anak, diafragma lebih berperan, sehingga yang menonjol
aadalah gerakan pernapasan bagian atas abdomen dan thoraks bagian bawah.
Sedangkan pada perempuan yang lebih berperan adalah musculus intercostal, gerakan
pernapasan yang menonjol adalah gerakan rongga thoraks bagian atas.
3. Pola pernapasan
- Dispnea
Keluhan objektif dimana orang sakit akan merasakan dia bernapas, misalnya pada
pasien obesitas, penyakit jantung, penyakit paru, hipertiroidisme dan lainnya. Orthopnea
Sesak napas kalau posisi tidur dan berkurang kalau posisi duduk, seperti pada pasien
gagal jantung kiri.
- Kusmaull breathing
Pernapasan yang cepat dan dalam, misalnya pada keadaan asidosis.
- Astmatic breathing
Ekspirasi memanjang disertai wheezing, misalnya pada pasien asma bronchial.
- Cheyne stokes breathing
Pernapasan periodik secara bergantianantara pernapasan cepat (hiperpnea) dengan
apnea. Apnea dapat sampai 30 detik, pasien dapat tertidur pada periode ini. Misalnya
pada pasien dengan astma berat, peningkatan TIK, penyakit jantung dan paru.
- Biot's breathing
Pernapasan yang tidak tertaur, misalnya pada pasien dengan trauma capitis, tumor
serebral, meningo ensefalitis.
PALPASI THORAKS
Palpasi dilakukan dengan melakukan uji fremitus pada dinding dada pasien. Palpasi
dilakukan dengan meletakkan kedua telapak tangan kita menempel pada dinding
thoraks. Misalnya melakukan palpasi pada dada posterior atau punggung, pasien di
suruh berucap kata-kata seperti "tujuh puluh tujuh" dengan nada yang sedang,
kemudian secara simetris dibandingkan getaran yang timbulpada dinding thoraks yang
dirasakan pada kedua telapak tangan kita sebagai pemeriksa. Kata yang diucapkan
menimbulkan getaran yang dapat dirasakan pada kedua telapak tangan.
Fremitus taktil memberikan informasi yang berguna mengenai kepadatan jaringan paruparu dan rongga dada dibawahnya.
Fremitus meningkat pada keadaan dengan infiltrat paru, compressive atelektasis,
cavitas paru. Keadaan seperti ini kepadatan paru-paru meningkat seperti konsolidasi,
sehingga meningkatkan penghantaran fremitus taktil.

Fremitus menurun atau melemah pada keadaan penebalan pleura, efusi pleura,
pneumotoraks, emfisema paru dan obstruksi dari bronkus. Keadaan klinis yang
mengurangi penghantaran gelombang suara ini akan mengurangi fremitus taktil. Jika
ada jaringan lemak yang berlebihan di dada, udara atau cairan di dalam rongga dada,
atau paru-paru yang mengembang secara berlebihan, fremitus taktil akan melemah.
PERKUSI THORAKS
Perkusi adalah jenis pemeriksaan fisik yang berdasarkan interpretasi dari suara yang
dihasilkan oleh ketukan pada dinding thoraks. Tekniknya : Pasien dalam posisi tidur dan
bisa juga dalam posisi duduk. Pemeriksa menggunakan jari tengah tangan kiri yang
menempel pada permukaan dinding thoraks, tegak lurus dan sejajar dengan iga sebut
sebagai fleksi meter. Sementara jari tengah tangan kanan digunakan sebagai pemukul
(pengetok) disebut fleksor pada fleksi meter tadi. Jika pasien duduk, kedua tangan
pasien pada paha dengan fleksi pada sendi siku. Jika pasien tidur oleh karena tidak
dapat duduk, maka untuk perkusi daerah punggung, pasien dimiringkan ke kiri dan ke
kanan secar bergantian. Perkusi dimulai dari lapangan atas paru menuju ke lapangan
bawah sambil membandingkan bunyi perkusi anatara hemi thoraks kanan dan kiri.
Kekuatan perkusi disesuaikan, pada dinding dada yang ototnya tebal, maka perkusi
agak lebih kuat. Sedangkan pada daerah yang ototnya lebih tipis seperti daerah axilla
dan lapangan bawah paru, kekuatan perkusi tidak terlalu kuat.
Suara perkusi normal dari thoraks pada lapangan paru adalah sonor. Hiperinflasi dari
paru dimana udara tertahan lebih banyak dalam alveoli menghasilkan perkusi yang
hipersonor. Perkusi pada infiltrat paru dimana parenkim lebih solid (padat/mengandung
sedikit udara) perkusi akan menghasilkan redup (dullness). Perkusi pada efusi pleura
akan menghasilkan suara pekak (flatness), pada keadaan ini rongga pleura berisi
cairan yang merupakan struktur yang solid.
Adanya udara di dalam rongga pleura (pneumothoraks) akan menimbulkan suara
perkusi yang timpani atau hipersonor.
Bagian anterior thoraks bunyi sonor mulai dari clavikula ke arah arcus costarum, kecuali
pada daerah jantung dan hati yang memberikan perkusi redup atau pekak. Pada
daerah anterior kanan pada RIC 4-6 akan didapatkan overlap anatar parenkim paru
dengan hati (perkusi dilakukan pada linea midclavikula kanan). Dari RIC 6 sampai arcus
costarum kanan, perkusi adalah pekak (daerah hati) yang tidak ditutupi parenkim paru.
Pada bagian anterior kiri bawah, didapatkan perkusi timpani (daerah lambung). Daerah
posterior thoraks, bunyi perkusi sonor dari apeks paru sampai batas bawah.
AUSKULTASI THORAKS
Auskultasi paru dilaksanakan secara indirect yaitu dengan memakai stetoskop. Posisi
pasien sebaiknya duduk seperti melakukan perkusi, jika pasien tidak bisa duduk,
auskultasi dapat dilakukan dalam posisi tidur. Pasien dapat disuruh bernapas dengan
mulut, tidak melalui hidung. Yang diperiksa waktu auskultasi adalah :
- Suara napas/ bunyi pernapasan
- Ronchi (rales)
- Pleura Friction (bunyi gesekan pleura)
- Voice sounds (bunyi bersuara)
Untuk mendengar suara napas, maka perhatikan intensitas, durasi dan pitch (nada) dari
inspirasi dibandingkan dengan ekspirasi. Pada orang sehat, maka dapat didengar suara
napas yaitu vesikuler, trakeal, bronkial dan bronkovesikuler.

Pada pernapasan vesikuler, suara inspirasi jauh lebih panjang dibandingkan ekspirasi
yang jauh lebih lemah dan seringkali tidak terdengar. Bunyi vesikuler ini merupakan
bunyi lemah dengan tinggi nada rendah yang terdengar di atas kebanyakan lapangan
paru.
Bunyi pernapasan trakeal adalah bunyi yang sangat kasar, keras, dan dengan nada
tinggi yang terdengar pada bagian trakea ekstratoraks. Kedua komponen baik inspirasi
maupun ekspirasi sama panjangnya.
Bunyi pernapasan bronkial adalah bunyi yang keras dengan tinggi nada tinggi, seperti
udara mengalir melalui pipa. Komponen ekspirasinya lebih keras dan lebih lama
dibandingkan dengan komponen inspirasi. Bunyi ini biasanya ada bila kita
mendengarkan di atas manubrium.
Bunyi pernapasan bronkovesikuler adalah campuran bunyi bronkial dan vesikuler.
Komponen inspirasi dan ekspirasinya sama panjang. Dalam keadaan normal, bunyi ini
hanya terdengar pada sela iga pertama dan kedua di bagian depan dan diantara
skapula di bagian belakang, disekat karina dan bronkus utama.
Ronki (Rales)
Ronki adalah bunyi tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui saluran napas
yang berisi sekret/eksudat atau akibat saluran napas yang menyempit atau oleh
oedema saluran napas.
Ronki merupakan bunyi yang singkat, tidak kontinu, tidak musikal, banyak terdengar
selama inspirasi. Bunyi ronki seperti bunyi yang dibuat dengan menggosokkan rambut
di dekat telinga.

Anda mungkin juga menyukai