Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI
DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Jiwa

Disusun oleh
Dian Wuri Sambhara

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIII


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

A. KASUS (MASALAH UTAMA)


Perubahan sensori persepsi: halusinasi

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1.

Pengertian
Halusinasi merupakan penyerapan tanpa adanya rangsang apapun
pada panca indra sesorang yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun.1
Halusinasi merupakan keadaan dimana individu/kelompok berisiko
mengalami suatu perubahan dalam jumlah dan pola stimulasi yang dating.2
Jadi,

halusinasi

merupakan

gangguan

persepsi

dimana

klien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.


Tanda dan gejala yang ditemui seperti:
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan
duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum
atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain,
gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga
keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa
yang dilihat, didengar atau dirasakan).
2.

Penyebab
Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti
skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan kondisi yang
berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya.
Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik
dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek
samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti
kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan
halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti

pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan
individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan
sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya
permasalahan pada pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara
spesifik tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya
seperti faktor biologis, psikologis, sosial budaya, dan stressor pencetusnya
adalah stress lingkungan, biologis, pemicu masalah sumber-sumber
koping dan mekanisme koping.
Tanda dan gejala yang ditemui seperti:
a.

b.

c.

d.

Aspek fisik
-

Makan dan minum kurang

Tidur kurang atau terganggu

Penampilan diri kurang

Keberanian kurang

Aspek emosi
-

Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil

Merasa malu, bersalah

Mudah panik dan tiba-tiba marah

Aspek sosial
-

Duduk menyendiri

Selalu tunduk

Tampak melamun

Tidak peduli lingkungan

Menghindar dari orang lain

Tergantung dari orang lain

Aspek intelektual
-

Putus asa

Merasa sendiri, tidak ada sokongan

Kurang percaya diri

3.

Akibat
Klien yang mengalami halusinasi sukar untuk mengontrol diri dan
sukar untuk berhubungan dengan orang lain. Apabila perilaku
halusiansinya berupa hal yang tidak menyenagkan maka akan
mengakibatkan individu tersebut melakukan atau mencederai orang lain
dan lingkungan.
Tanda dan gejala yang ditemui seperti:
-

Muka merah

Pandangan tajam

Otot tegang

Nada suara tinggi

Berdebat

Sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas


makanan, memukul jika tidak senang.

C. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: menarik diri

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


Perubahan sensori perseptual: halusinasi
1.

Data Subyektif:
a.

Mendengar suara bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus


nyata.

b.

Melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.

c.

Mencium bau tanpa stimulus.

d.

Merasa makan sesuatu.

2.

e.

Merasa ada sesuatu pada kulitnya.

f.

Takut pada suara/bunyi/gambaran yang didengar.

g.

Ingin memukul/melempar barang-barang.

Data Obyektif:
1) Berbicara dan tertawa sendiri.
2) Bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
3) Berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
4) Disorientasi.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Halusinasi.

2.

Menarik diri.

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1.

Tujuan Umum
Klien tidak mencederai diri, orang lain, dan lingkungan.

2.

Tujuan Khusus
a.

Membina hubungan saling percaya.


Tindakan:
1) Salam terapeutik - perkenalkan diri - jelaskan tujuan - ciptakan
lingkungan yang tenang - buat kontrak yang jelas (waktu, tempat,
topik).
2) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
3) Empati
4) Ajak membicarakan hal-hal nyata yang ada di lingkungan.

b.

Klien dapat mengenal halusinasinya.


Tindakan:
1) Kontak sering dan singkat.
2) Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal
dan non verbal).

3) Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada


suara yang didengar - apa yang dikatakan oleh suara itu Katakan
bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, tetapi perawat
tidak mendengamya. Katakan bahwa perawat akan membantu.
4) Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu,
frekuensi teriadinya halusinasi serta apa yang dirasakan jika
teriadi halusinasi.
5) Dorong untuk mengungkapkan perasaannya ketika halusinasi
muncul.
c.

Klien dapat mengontrol halusinasinya.


Tindakan:
1) Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi: bicara
dengan orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan,
mengatakan pada suara tersebut saya tidak mau dengar!
2) Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih/dilakukan.
3) Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri
pujian jika berhasil.

d.

Klien dapat dukungan dari keluarga.


Tindakan:
1) Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang
gejala, cara memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu
follow up atau kapan perlu mendapat bantuan.
2) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

e.

Klien dapat menggunakan obat dengan benar.


Tindakan:
1) Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat.
2) Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, pasien,
obat, dosis, cara dan waktu).
3) Anjurkan membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
4) Beri reinforcement positif bila klien mintun obat yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Maramis, W. F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Erlangga


Universitas Press. 2005.

2.

Carpenito, Lynda Juall. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktis Klinis.


Ed 6. Jakarta: EGC. 2000.

3.

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 3. Jakarta: EGC.
1998.

4.

Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed 1.


Bandung: RSJP Bandung. 2000.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


KLIEN DENGAN MASALAH HALUSINASI
(SP 1 PASIEN)

Masalah

Hari / tanggal

Jam

A. PROSES KEPERAWATAN
1.

Kondisi Klien

2.

3.

Tujuan Khusus
a.

Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b.

Klien dapat mengenal halusinasi.

c.

Klien dapat menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi.

d.

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik.

Tindakan
a.

Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.

b.

Bantu mengenal halusinasi dengan cara berdiskusi dengan klien


tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi
halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan
muncul, dan respon klien saat halusinasi muncul.

c.

Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi: bicara dengan


orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan
pada suara tersebut saya tidak mau dengar!

d.

Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi: bicara dengan


orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan
pada suara tersebut saya tidak mau dengar!

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1.

ORIENTASI (PERKENALAN)
a.

Salam Terapeutik
Assalamualaikum. Selamat pagi.
Saya Dian, perawat di sini, Siapa nama Bapak? Senang dipanggil
siapa?

b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Apa keluhan Bapak hari ini?
c.

Kontrak Waktu
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama
ini Bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Dimana kita duduk?
Berapa lama? Bagaimana jika 30 menit?

2.

KERJA
Apakah Bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang
dikatakan suara itu?Apakah terus menerus terdengar atau sewaktuwaktu? Kapan yang paling sering Bapak dengar suara? Berapa kali
sehari Bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah
waktu sendiri?
Apa yang Bapak rasakan saat mendengar suara itu? Apa yang Bapak
lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara
itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?
Bapak, ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara itu. Kedua, dengan bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Keempat,
minum obat dengan teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung Bapak
bilang, pergi saya tidak mau dengar, ... saya tidak mau dengar. Kamu
suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi.

Coba Bapak peragakan! Nah begitu, ... bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak
sudah bisa.

3.

TERMINASI
a.

Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Bapak setelah peragaan latihan tadi? Kalau
suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut.

b. Evaluasi Obyektif
Ya Bapak sudah bisa memperagakan latihan tadi.
c.

Rencana Tindak Lanjut


Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya? Mau jam berapa saja
latihannya?

d. Kontrak
-

Topik
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara kedua?

Waktu
Besok pagi jam 9 saya akan datang kesini. Bagaimana, Bapak
mau kan?

Tempat
Besok saya akan ke ruangan ini lagi. Sampai jumpa ya.

Anda mungkin juga menyukai