Laporan Menstra
Laporan Menstra
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia
memegang peranan yang sangat penting. Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia,
peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) meningkat dengan sangat tajam, hal
ini terlihat dari jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang meningkat
dengan pesat, dari sekitar 7.000 pada tahun 1980 menjadi sekitar 40 juta pada
tahun 2001 dan meningkat lagi menjadi 49,840 juta pada tahun 2007
(Suliyanto,2009:88).
Usaha kecil dan menengah (UKM) juga merupakan salah satu bagian penting
dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, termasuk di Indonesia. Suatu
usaha dikatakan sebagai UKM jika memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha tersebut
berdiri sendiri. Sesuai menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. UKM
di Indonesia pada umumnya meliputi beberapa usaha seperti usaha manufaktur
yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada
konsumen, usaha dagang yaitu usaha yang menjual produk kepada konsumen, dan
usaha jasa yaitu usaha yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau
barang untuk konsumen.
Dalam konteks daya saing ekonomi daerah dan pengembangan ekonomi lokal,
kinerja nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan
menengah di Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat
produktivitas, rendahnya nilai tambah, dan rendahnya kualitas produk. Walau
diakui pula bahwa UKM menjadi lapangan kerja bagi sebagian besar pekerja di
Indonesia, tetapi kontribusi dalam output nasional di kategorikan rendah. Karena
itu kebijakan bagi UKM bukan karena ukurannya yang kecil, tapi karena
produktivitasnya yang rendah. Peningkatan produktivitas pada UKM, akan
berdampak luas pada perbaikan kesejahteraan rakyat karena UKM adalah tempat
dimana banyak orang menggantungkan sumber kehidupannya. Masalah yang
sering dialami oleh UKM ialah dalam hal pemasaran dan finansial. UKM
memiliki keterbatasan dalam hal pemasaran dikarenakan adanya tekanan-tekanan
persaingan, baik dipasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan
pengusahapengusaha besar dan impor, maupun di pasar ekspor. Selain itu
keterbatasan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan output
promosi dan akses informasi mengenai keberadaan UKM pun menjadi terhambat
oleh permasalahan ini.
Industri mebel sebagai resource base industri, dimana bahan baku utamanya
berasal dari sumberdaya alam lokal, berupa kayu maupun rotan, yang kemudian
dipadukan dengan kerajinan dan hasil budaya Indonesia, mempunyai prospek
yang sangat baik. Peran Indonesia saat ini di dunia mebel global kurang dari 1%
dari porsi pasar global indsutri mebel yang mencapai US$ 440 miliar (tahun
2013), bandingkan dengan Brazil, Vietnam dan Polandia yang masing-masing
mencapai 2%nya, apalagi dari Cina yang menyumbang 31% produksi mebel
dunia di tahun 2011. Namun demikian, masih terbuka peluang bagi industri mebel
Indonesia untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar.
Banyak usaha kecil menengah (UKM) yang bangkrut, akibat salah urus
manajemen keuangan. Meski sederhana, UKM perlu mempraktikkan sitem
manajemen yang baik dalam hal keberlangsungan kegiatan UKM di bidang
perkayuan atau mebel harus didukung keberadaannya serta dibuatkan beberapa
formulasi strategi. Jika sistem manajemen dalam suatu industri berjalan dengan
baik, maka keberlangsungan operasional perusahaan akan berjalan dengan baik
pula.
Dalam menjalankan suatu bisnis tersebut khususnya UKM memerlukan
pengelolaan yang paling baik agar pengoperasian dari usaha tersebut berjalan
dengan lancar sesuai target yang diharapkan. Untuk menjalankan perusahaan,
maka sebagai pengelola ataupun pemilik harus memiliki sistem yang baik untuk
menjalankan usahanya dengan cara melihat fenomena-fenomena sekitar yang
terjadi belakangan ini. Fenomena-fenomena tersebut bisa dilihat dari sisi eksternal
maupun internal dari ruang lingkup perusahaan yang ada di sekitar. Hal yang
perlu diperhatikan adalah meneliti ataupun mengkaji apa saja faktor-faktor
eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perkembangan untuk
keberlangsungan usahanya tersebut. Maka dari itu, kami akan mengkaji dan
mennganalisis salah satu Usaha Kecil Menengah yang berada di Kota
Tasikmalaya yaitu SB Mebel dengan menggunakan analisis SWOT. Adapun judul
yang kamu angkat yaitu Perumusan Strategi Pengembangan Usaha SB Mebel di
Tasikmalaya dengan AnalisiS SWOT
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang penelitian tersebut maka adapun identifikasi masalah yang
terdapat pada perusahaan yag bersangkutan, diantaranya :
1. Faktor internal apa saja yang mempengaruhi dalam usaha tersebut ?
2. Faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi dalam usaha tersebut ?
3. Bagaimana strategi perusahaan yang sesuai dengan analisis SWOT ?
4. Rumusan strategi seperti apa yang diperlukan agar usaha tersebut dapat
meningkat ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari penellitian terhadap usaha SB Mebel ini,
diantaranya :
1. Faktor internal apa saja yang mempengaruhi dalam usaha tersebut
2. Faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi dalam usaha tersebut
3. Bagaimana strategi perusahaan yang sesuai dengan asalisis SWOT
4. Rumusan strategi seperti apa yang diperlukan agar usaha tersebut dapat
meningkat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Kegiatan Menengah
Di Indonesia saat ini banyak sekali usaha kegiatan menengah yang sedang
berkembang dengan pesat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai usaha
kegiatan menengah itu sendiri, maka penulis akan memaparkan atau menjelaskan
pengertian dari UKM serta peranan dari Usaha Kegiatan Menengah.
2.1.1. Pengertian UKM
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah
yang mengacu ke jenis usaha kecil yang berdiri sendiri yang memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Definisi lain Usaha Kecil Menengah yaitu:
a. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
Usaha Kecil Menengah merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
persaingan usaha yang tidak sehat.
b. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga
kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias
usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
c. Berdasarkan
Keputuasan
Menteri
Keuangan
Nomor
b) Perorangan
Pengrajin/industri
rumah
tangga,
petani,
hasil
penjualan
tahunan
lebih
dari
f.
g.
Bina Lingkungan.
h.
i.
kerja,
dan
kualitas
tenaga
kerja;
dan
(2)
faktor
dalam
rakyat,
penciptaan
lapangan
kerja,
dan
pengentasan
kemiskinan.
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi UKM
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi operasional Usaha Kecil Menengah
yaitu kekuatan dan kelemahan dari internal perusahaan serta peluang dan ancaman
dari lingkungan luar atau eksternal perusahaan.
b.
c.
Peralatan-peralatan
d.
e.
f.
Sejumlah dana
2.
3.
4.
5.
d) Kebijakan pemerintah
Hubungan organisasi dalam perwakilan pemerintah berkembang
semakin kompleks. Peraturan- praturan industri yang ditetapkan
oleh perwakilan pemerintah ini harus ditaati oleh organisasi dalam
operasinya, prosedur perizinan, dan pembatasan- pembatasan
lainnya untuk melindungi masyarakat.
e) Pasar Tenaga Kerja
Organisasi memerlukan sejumlah karyawan dengan berbagai
macam keterampilan, kemampuan, dan pengalaman/kemampuan
menarik dan mempertahankan karyawan yang cakap merupakan
kebutuhan prasayarat bagi perusahaan yang sukses.
b. Lingkungan Makro
Umar
(2005:76)
menyatakan
bahwa
lingkungan
makro
banyak
dipengaruhi
oleh
lingkungan
ekonomi,
teknologi
dan
kecenderungan
perubahan
sangat
secara
cepat
melalui
perubahan
teknologi
harus
Lingkungan sosial-budaya merupakan aspek yang mengatur nilainilai, adat istiadat dan kebiasaan di lingkungan sekitar. Faktorfactor yang mempengaruhi lingkungan sosial-budaya yaitu adanya
perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat, harapan karir,
aktivisme konsumen, tingkat formasi keluarga, pertumbuhan
tingkat populasi, tingkat harapan hidup, dan tingkat kelahiran yang
ada di suatu negara atau daerah.
e) Lingkungan
Aspek
ini
berkaitan
dengan
sejauh
mana
perusahaan
stratejik
untuk menentukan
kekuatan
(strength),
kelemahan
situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini
terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
dari organisasi atau program pada saat ini seperti keahlian Sumber
Daya Manusia di dalam perusahaan.
2. W = Weakness, adalah situasi atau kondisi yang
merupakan
untuk
diferensiasi.
Diferensiasi
tidak
menjamin
keunggulan
organisasi
yang
menggunakan
strategi
fokus
dapat
horizontal,
integrasi
vartikal,
diversifikasi
konsentris,
dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Tidak ada satu
organisasipun yang dapat menjalankan semua strategi yang dapat
menguntungkan perusahaan. Baik anggota atau organisasi harus memilih
diantara sekian banyak strategi utama ini.
1. Strategi Pertumbuhan Terkonsentrasi
Strategi
Pertumbuhan
Terkonsentrasi
disebut
juga
penetrasi
pasar
(market
development)
pada
umumnya
pasar
bentuk
memungkinkan
pertumbuhan
perusahaan
terkonsentrasi
untuk
dengan
beberapa
perusahaan
menemukan
bahwa
adalah
pasar,
produk,
atau
teknologi,
sementara
diversifikasi
Beberapa
bagian
yang
tidak
sesuai
tidak
dapat
mungkin
ketika
perusahaan
tersebut
perlahan-lahan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Setelah mengumpulkan data melalui survey dan wawancara, Penulis
melakukan interpretasi hasil analisis deskripstif dengan penguraian sebagai
berikut.
3.1.1 Profil Perusahaan
Nama perusahaan
Alamat
: SB Mebel
: Jl. SL Tobing no 184 Cibanjaran Kelurahan Cipari
Kegiatan usaha
Nama Pemilik
Tahun memulai
usaha
Aspek legal
NIB. 10.29.60.01.1.00522
Perkayuan kasar
Permebelan
Finishing
Gungun Rahayu
Doni Ramdhani
Sahroman
Spindle,mesin
planner,mesin
Tenon,circle
saw,
mesin
standar
peralatan
untuk
mebel
dengan
perpaduan
dengan
jumlah
pesanan,
biasanya
perusahaan
6) Sejumlah dana
Awal pendanaan atau modal dari perusahaan ini adalah senilai Rp.
9.000.000 pada tahun 2000. Namun seiring perkembangan usahanya,
perusahaan ini berani untuk meminjam modal senilai Rp. 200.000.000
pada tahun 2004 hingga dapat membeli mesin besar, memperluas lahan
produksi, membeli modal peralatan dan bahan baku.
Menurut laporan keuangan pada bulan Mei 2015 dapat diketahui
bahwa secara sederhana diperoleh laba sebesar Rp9.240.000 dengan
perincian
Pendapatan
penjualan mebelair
Rp26.750.000
Rp4.400.000
penjualan kusen
Rp5.120.000
penjualan kayu
Rp2.150.000
jasa reparasi
Rp1.500.000
jumlah pendapatan
Rp39.920.000
pengeluaran
gaji pegawai
Rp7.800.000
Rp7.230.000
bahan pelengkap
Rp2.500.000
biaya listrik
Rp850.000
utang bank
Rp5.800.000
prive
Rp6.500.000
jumlah pengeluaran
Rp30.680.000
laba perusahaan
Rp9.240.000
SB
Mebeul,
melakukan
pembandingan
dengan
perusahaan yang sejenis dimana hal ini diukur diukur ataupun dilihat dari
lungkungan mikro dan makro.
3.1.5.1 Lingkungan Mikro
Berdasarkan
hasil
pengkajian
kelompok
kami
terhadap
identifikasi
lingkungan
eksternal
kondisi
pemasok
yang
memiliki
lokasi dekat
dengan
terbukti
selalu
diadakannya
pertemuan
ataupun
di
Indonesia.
4) Perkembangan ekonomi kreatif
Ini merupakan momentum yang tepat bagi SB Mebel untuk
mulai memikirkan strategi branding dan desain produk yang
merupakan dua syarat utama untuk berkiprah di bisnis kreatif.
Dan suatu usaha mebel yang memiliki bahan baku lokal
memiliki potensi yang besar untuk berkemmbang.
5. Threath (Ancaman)
1) Pesaing
Pesaing usaha mebel terdapat dibeberapa wilayah di Indonesia,
bahkan dalam satu wilayah pun terdapat pesaing yang dapat
memepengaruhi kesetiaan para konsumen terhadap produk
yang kita jual.
2) Inflasi
Faktor
kenaikan
harga-harga
setiap
barang
akan
INTERNAL
EKSTERNAL
OPPORTUNITIES
1. Produk telah
dikenal
masyarakat
2. Menambah
jumlah mitra
3. Memilliki toko
online
4. Perkembangan
ekonomi kreatif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
THREATHS
1. Pesaing
2. Inflasi
3. Kondisi alam
yang tidak
menentu
1.
2.
3.
4.
5.
STRENGTHS
Sumber daya manusia melimpah
Lokasi dekat dengan pemasok bahan baku
Harga bersaing
Lokasi perusahaan strategis
Memilki sejumlah pelanggan tetap
Memiliki kerjasama dengan anggota paguyuban
STRATEGI SO
Melakukan penambahan jalur distribusi yang baru.
Membuat toko online sehingga jaringan target pasar bisa
diperluas.
Mewujudkan kerjasama yang baik antar anggota
paguyuban dengan cara saling berbagi informasi
mengenai desain barang dan proses pengerjaannya,
sehingga dapat memunculkan ide untuk menciptakan
produk baru.
Pembuatan toko online
Melakukan pelatihan- pelatihan terhadap anggota
paguyuban terkait pengembangan produk inovatif dan
kreatif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
WEAKNESSES
Pencatatan keuangan masih sederhana
Terbatasnya akses pasar
Manajemen persediaan bahan baku belum teratur
Keterbatasan modal
Tempat produksi belum memadai
Keterbatasan alat produksi
STRATEGI WO
1. Membuat laporan keuangan secara berkala dan teratur dengan
didukung oleh sejumlah mitra kerja yang dapat membantu
menyelesaikan pembuatan laporan tersebut.
2. Memperluas akses pasar dengan membuat toko online sebagai
salah satu cara menyebarkan informasi mengenai produk yang
kita jual, sehingga bisa menambah keuntungan dan memiliki
cukup modal untuk memperluas jaringan, penambahan alat
untuk produksi ataupun penambahan tempat produksi yang sesai
dengan kebutuhan.
3. Mengatur persediaan bahan baku sesuai dengan bahan produksi
yang dibutuhkan untuk pembuatan produk dengan didukung
oleh sejumlah mitra kerja.
4. Mencari dana tambahan untuk melakukan dan memfasilitasi
pengembangan produk.
5. Mengalokasikan dana yang tersedia untuk membuat katalog dan
sampel produk baru.
STRATEGI ST
STRATEGI WT
Mengoptimalkan kerjasama dengan paguyuban/koperasi 1. Institusi pendamping dapat memfasiliasi untuk Pemerintah
Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan
membuat kebijakanan regulasi yang mendukung pengembangan
Meningkatkan desain yang lebih kreatif dan menarik
usaha UMKM
(melakukan inovasi)
2. Meningkatkan promosi agar SB mebeul dapat lebih dikenal dan
Memproduksi barang dengan harga yang bersaing
mampu bersaing
dengan memanfaatkan kedekatan dengan supplier bahan 3. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar memiliki
baku
nilai plus dibanding dengan produk pesaing
Mempertahankan kualitas produk yang baik dengan
4. Pemasaran dengan sistem online
memanfaatkan pegawai produksi yang handal
5. Membangun kekuatan dengan cara membuat komunitas UKM
Tabel 3.1 Matriks SWOT
cost
leadership
merupakan
penjabaran
dari
dan
differentiation
strategi-strategi
strategy. Berikut
yang
bersangkutan,
diantaranya :
1. Cost Leadership, strategi ini dipilih agar pengelolaan keuangan dan
biaya-biaya yang dikeluarkan dapat terkendali ataupun tekontrol
dengan baik diikuti dengan sikap penganturan biaya yang baik. Hal
disekitaran
kawasan
Tasikmalaya
saja,
dengna
VISI
Menjadi perusahaan furniture yang berdaya saing dan inovatif serta mampu
berkembang, sehat dan mandiri dengan mengedepankan kualitas produk yang
dihasilkan
MISI
1. Menyediakan pelayanan yang bermutu
2. Meningkatkan kinerja organisasi dan sumber daya manusia untuk
kepuasan pelanggan
4. Membangun kemitraan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian terhadap usaha Mebel SB di Tasikmalaya dengan
menggunanakan analsis SWOT, maka adapun beberapa pilihan strtaegi yang dapat
dijadikan acuan untuk mempertahankan keberlanjutan usaha Mebel ini,
diantaranya :
1. Strategi SO, yang meliputi :
a. Melakukan penambahan jalur distribusi yang baru
b. Membuat toko online sehinga jaringan target pasar bisa diperluas.
c. Mewujudkan kerjasam yang baik antar anggota paguyuban dengan
cara
berbagi
informasi
mengenai
desai
barang
dan
proses
4.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah kami kaji, adapun saran yang diajukan penulis
untuk
menigkatkan
pengembangan
ataupun
mempertahakan
eksistensi
Lampiran II
DAFTAR PUSTAKA
Pearce II, John A, dan Robbinson Jr, Richard B. 2008. Strategic Management.
Jakarta: Salemba Empat.
Kemenko RI. 2014. Kemenko Perekonomian mendukung tumbuhnya Industri
Mebel Indonesia. [online] http://www.ekon.go.id/berita/view/kemenkoperekonomian.973.html#.VZaIfbGF8-g. Diakses pada tanggal 4 Juli 2015
........2013. Strategi di Tingkat Korporat. [online] http://keuanganlsm.com/strategidi-tingkat-korporat-corporate-strategy/#sthash.y5SGR4ZB.dpuf.
Diakses
Pertanian
Bogor.
Analisa
Faktor
Eksternal
Internal.
[online]