Makalah Biogas
Makalah Biogas
Disusun oleh:
Wahyu Permana Aji
12.14.014
Rina Eka M.
12.14.016
12.14.021
Syariuddin Ubaidillah
12.14.023
Wayan Pratama
12.14.058
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun makalah tentang
kinetika dalam pembuatan biogas. Makalah ini dibuat untuk memahami kinetika
produksi biogas dari campuran eceng gondok (Eichornia Crassipes) dan residu rumen
segar. Makalah ini disusun dari berbagai sumber. Makalah ini berisi tentang uraian
uraian yang berhubungan dengan pembuatan biogas dari campuran eceng gondok dan
residu rumen segar, pengaruh waktu reaksi dan kinetika produksi biogas dan kinetika
reaksi orde ke dua dalam pembuatan biogas. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
yang membacanya.
Sesuai pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami pun
menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kami maih dalam tahap pembelajaran, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca demi kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................1
Daftar isi.....................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................................................4
1.2. Tujuan Penulisan.................................................................................................4
1.3. Manfaat Penulisan...............................................................................................4
BAB II Pembahasan
2.1. Tinjauan Pustaka.................................................................................................5
2.2. Bahan Baku dan Metode.....................................................................................8
2.3. Hasil dan Pembahasan........................................................................................9
BAB III Kesimpulan dan Saran
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................11
Daftar pustaka............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Tinjauan Pustaka
Biogas adalah bahan bakar yang dihasilkan ketika mikroba mendegradasi bahan
organik tanpa adanya oksigen. Bahan organik yang digunakan untuk memproduksi
biogas bisa berupa residu hewan atau limbah pabrik. Beberapa bahan yang umumnya
dapat digunakan untuk memproduksi biogas yaitu kotoran hewan seperti kotoran sapi,
kotoran unggas, kotoran babi; pupuk, limbah, sampah kota, tanaman dan pengolahan
makanan oleh-produk. Biogas terutama terdiri dari metana dan karbon dioksida (Abu
bakar,1990). Biogas juga mengandung sejumlah kecil hidrogen sulfida, air, hidrogen
dan siloksan (John dan Twidell, 1987; Nagamani dan Ramasamy, 2011). Komposisi
biogas bervariasi tergantung pada proses pencernaan biogas di dalam digester.
Tujuan dalam produksi dan penggunaan biogas dan biofuel lainnya seperti
biodiesel dan bioetanol meningkat baru-baru ini karena bahan bakar ini berasal dari
sumber terbarukan, relatif tidak beracun, biodegradable, relatif murah dan ramah
lingkungan. Di negara-negara seperti Nigeria berkembang, biofuel dipandang sebagai
energi alternatif yang sempurna sebagai pengganti bahan bakar konvensional (fosil).
Oleh karena itu, Biogas dapat digunakan untuk memasak dan untuk menghasilkan
listrik dan panas khususnya di daerah pedesaan (Ramasamy, 2011) dan bahkan di
daerah perkotaan. Biogas juga dapat dikompresi, seperti gas alam, dan digunakan
untuk kendaraan bermotor listrik. Misalnya di Inggris biogas diperkirakan memiliki
potensi untuk menggantikan sekitar 17% dari bahan bakar kendaraan (John dan
Twidell, 1987).
Biogas dapat diproduksi secara praktis sebagai gas landfill atau gas digester
(Demirci dan Demirer, 2004). Gas landfill dihasilkan oleh sampah bahan organik yang
membusuk secara anaerob di tempat pembuangan sampah sementara gas digester
adalah diproduksi dengan menggunakan digester anaerobik umumnya disebut sebagai
pabrik biogas. Digester anaerobik dapat dirancang dan dibangun berdasarkan pada
sejumlah variabel proses yang berbeda atau konfigurasi seperti beatch atau proses
4
termasuk
Ruminococcus
sp,
Bacteroides
dan
Clostridium
seperti
ke dalam
digester biogas untuk membuat hasil yang lebih baik; namun , mirabilis sp . , dan
ipomoea fistulosa dapat diberi makananan
mereka .Sejumlah studi telah melaporkan dalam produksi biogas dari digesters diberi
air gondok sebagai substrat ( kivais dan mtila , 2005 , singhal dan rai , 2003 , kumar ,
2005 ) .Dalam proes ini dan pengamatan lain bahwa beberapa aditif seperti logam ni ,
Mn , co , mg , fe , dll , boraks , diborane meningkatkan produksi biogas dan konten
metana .
Hasil pengamatan
dan Onyang,2004). Tumbuhan ini tumbuh dengan cepat dan menyebar sehingga
mencegah masuknya cahaya matahari dibawahnya, hal ini akan merugikan dan
mempengaruhi kehidupan didalam air selain itu akibat dari pertumbuhannya
transportasi air menjadi terganggu. Penggunaan eceng gondok sebagai bahan baku
untuk produksi biogas dapat mengatasi permasalahan tersebut.
2.2. Bahan baku dan Metode
A. Bahan dan Peralatan
Air suling, Eceng gondok segar (Eichornia crassipes) daun diperoleh
dari sungai Ebonyi. Rumen dikumpulkan dari rumah potong hewan di Abakaliki.
Sebuah biodigester kapasitas 7500 ml dirancang dan dibangun dengan menggunakan
lembaran logam (Gbr. 1). Digester ini dilengkapi dengan sebuah valve untuk outlet gas
dan untuk mencegah udara ditarik ke dalam digester, bukaan untuk termometer dan
bukaan untuk inlet dan outlet materi. Sebuah alat pengukur gas dan tangki
penyimpanan juga dilengkapi didalam digester (Gambar 1). Item lain yang digunakan
adalah kertas pH Universal dan merkuri termometer kaca merkuri 100oC.
B. Metodologi
1,5 kg enceng gondok segar ditumbuk dalam mortir. Berikutnya 500 ml (0,5 kg)
air suling ditambahkan untuk menngubahnya menjadi bubur. Campuran dimasukkan
kedalam digester dan 0,35 kg segar rumen sapi ditambahkan. Suhu dan pH dari media
yang bereaksi diukur. Setelah itu, digester ditutup dan terjadi pencernaan anaerobik
didalam digester, sehingga menghasilkan biogas. Salah satu dari ujung tabung yang
7
berisi air yang terhubung ke digester sementara yang lain dibiarkan terbuka. Tekanan
gas dari gas digester menyebabkan perubahan ketinggian air dalam tabung yang
menunjukkan adanya perpindahan serta menunjukkan bahwa gelembung gas naik ke
atas tabung ukur.Bacaan pada gasometer didata setiap hari selama 39 hari. Biogas
dikumpulkan dan disimpan dalam botol gas. Adanyametana dalam produk biogas diuji
oleh adanya api yang muncul pada kompor Bunsen yang terhubung ke tabung gas
outlet digester.
2.3.
bakteri anaerob untuk bertahan hidup (Baily dan Ollis, 1977). Produk biogas bersifat
mudah terbakar dan menghasilkan api biru yang menunjukkan Kehadiran metana.
Produk gas, bagaimanapun, biogas memiliki bau yang disebabjan karena gas-gas lain
seperti H2S yang mungkin hadir di dalamnya. Suhu digester adalah dalam kisaran 30
40 oC selama produksi.
A. Pengaruh Reaksi Waktu di Biogas Yield
Tabel 1 dan Gambar. 2 menunjukkan hasil biogas sebagai fungsi dari waktu
reaksi. Data menunjukkan bahwa produksi biogas yang sebenarnya dimulai pada 9
hari dan meningkat terus sampai 17 hari dengan hasil optimal biogas yaitu 16,4 ml.
setelah itu yield menurun terus-menerus selama masa produksi yang tersisa. Total
volume biogas yang dihasilkan setelah 39 hari adalah 310,6 ml, atau rata-rata biogas
yang dihasilkan sekitar 7,9 ml biogas/hari.
Data pada Tabel 2 menunjukkan perubahan yield dengan waktu dan jumlah lain
yang diperlukan untuk menghitung laju reaksi selama 9 hari ke 17 hari produksi (lag
dan fase eksponensial bakteri pertumbuhan). Data rate (Tabel 2) menunjukkan bahwa
kinetika reaksi adalah reaksi orde kedua dengan menggunakan persamaan fixed-time
metode kinetika diberikan oleh:
k2 = [(Vt- V0) / Vt] / tV0
dimana k2 adalah konstanta laju spesifik untuk reaksi orde kedua, t adalah waktu,
V0 adalah hasil awal dan Vt adalah hasil yang diukur pada waktu t, rate konsatanta ratarata (k2) yang konstan yaitu 0.02878 ml-1 hari-1.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Dalam penelitian ini, biogas yang dihasilkan dalam digester batch kapasitas
7500 ml. Substrat yang digunakan adalah air gondok dan rumen residu sebagai
inokulum. Hasil biogas yang optimal yaitu didapatkan 16,4 ml diperoleh pada hari-17.
Kinetika reaksi produksi biogas mengikuti orde reaksi kedua dengan konstanta laju
spesifik 0,0287 per ml per hari. Eceng gondok memiliki potensi untuk produksi
biogas.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. R.C. Ehiri, I.I.Ikelle, C. Mgbabor and C.C. Ogbuanu. 2014. Kinetics of Biogas
Production from a Mixture of Water Hyacinth (Eichornia Crassipes) and Fresh Rumen
Residue. IOSR Journal of Applied Chemistry (IOSR-JAC) e-ISSN: 2278-5736.Volume
7, Issue 7 Ver. III. (July. 2014), PP 36-39.
11