Anda di halaman 1dari 6

Penerapan model pembelajaran Contextual and Learning dalam pencapaian hasil

belajar siswa pada pembelajaran memelihara / service sistem karburator bahan


bakar kelas XI SMK Utama Bakti Palembang

Dalam buku CTL, Johnson (2011: 67) mengemukakan bahwa


Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna
didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan materi materi akademik
dalam konteks dalam kehidupan keseharian mereka.
Dalam proses belajar interaksi pendidikan sangat penting dilakukan agar siswa tidak bertindak pasif.
Interaksi pendidikan atau pembelajaran merupakan salah satu bentuk interaksi yang didalamnya
berlangsung suatu proses interaksi dalam satu ikatan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran
dalam suatu pembelajaran.
Makna yang berkualitas adalah makna kontekstual, yakni dengan menghubngkan materi ajar dengan
lingkungan personal dan social Kontekstual antara lain berarti teralami oleh siswa
Pengertian pembelajaran Kontektual CTL merupakan sebuah pembelajaran yang dapat memberikan
dukungan dan penguatan pemahaman serta mampu memperoleh makna dari apa yang mereka pelajari dan
mampu menghubungkan dengan kehidupan nyata.
Tujuan
1.

Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat
diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.

2.

Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi
perlu dengan adanya pemahaman

3.

Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.

4.

Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan
terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain

5.

Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna

6.

Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang
mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari

7.

Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara individu dapat menemukan dan
mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya
sendiri.

Penerapan Cooperative Learning Strategis (CLS) tipe Group Investigation dalam meningkatkan hasil
belajar siswa menggunakan alat ukur (measuring tools) kelas X SMK Utama Bakti Palembang
Paradigma lama dalam proses pembelajaran masih sangat kental menghiasi praktek pembelajaran di
kelas. Pada umumnya guru mempersiapkan materi ajar yang akan disampaikan esok harinya, sehingga
guru kurang memperhatikan bagaimana siswa merespon pelajaran. Berkaitan dengan permasalahan
tersebut, Suharsimi Arikunto (2003 : 4 ) menyebutkan beberapa karakteristik siswa dalam proses belajar
sebagai berikut :
1.

Semangat belajar rendah,

2.

Mencari jalan pintas,

3.

Tidak tahu belajar untuk apa,

4.

Pasif dan acuh.

Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang menekankan perilaku bersama
diantara siswa dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok kecil. Kerjasama kelompok dalam
kelompok kecil sangat dipentingkan untuk mengatasi masalah bersama, sehingga beberapa unsur
pembelajaran kooperatif ialah :
1.

Adanya saling ketergantungan dengan positif,

2.

Adanya tanggung jawab perseorangan,

3.

Adanya tatap muka diantara anggota,

4.

Adanya komunikasi antar anggota, dan

5.

Adanya saling evaluasi dalam proses kelompok (Anita Lie 2005 : 31) dapat diaplikasikan dalam
proses pembelajaran.

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari
melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat
melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat
terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Model pembelajaran Group-Investigation memiliki enam langkah pembelajaran (Slavin, 1995), yaitu: a.
Grouping: menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber, memilih topik, merumuskan

permasalahan) b. Planning: menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa
melakukan apa, apa tujuannya), c. Investigation: saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi,
mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi), d. Organizing : anggota kelompok
menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis), e.
Presenting: salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi,
mengajukan pertanyaan atau tanggapan),
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran
kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini 37 memadukan
beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik,
democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif.
Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model GI
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara
langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara
mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses
pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap
kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan
memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7).
Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa
dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok
(group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap
anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan
intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.
Beberapa kelebihan dari pembelajaran GI menurut Setiawan (2006:9), yaitu
sebagai berikut:
a) Secara Pribadi
1. dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
2. memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
3. rasa percaya diri dapat lebih meningkat
4. dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
b) Secara Sosial / Kelompok
1. meningkatkan belajar bekerja sama
2. belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru
3. belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis

4. belajar menghargai pendapat orang lain

CD Multimedia Interaktif model Drill and Practice

Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi denganalat


pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga penggunadapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Perananmultimedia
interaktif dalam bidang pendidikan semakin memegang perananpenting sejalan
dengan pertumbuhan pengguna komputer.
Yudi Wibisono (Supriyatna, 2008: 22-23) mengemukakan bahwa Multimedia adalah
penggunaanberbagai jenis media (teks, suara, grafik, animasi, dan video) untuk
menyampaikan informasi. Multimedia interaktifmenambahkan elemen yang
keenam, yaitu aspek interaktif. Yudi Wibisono (Supriyatna, 2008: 22-23) pun
menjelaskan bahwa:
Elemen-elemen dalam sebuah multimedia interaktif, diantaranya yaitu:
1. Elemen visual diam (foto dan gambar),
Elemen ini pada multimedia dapat digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu
dengan lebih jelas.
2. Elemen visual bergerak (video dan animasi),
Video pada multimedia digunakan untuk menggambarkan suatu aksi,sedangkan
animasi digunakan untuk menjelaskan atau mensimulasikansesuatu yang sulit
dilakukan dengan video.
3. Elemen suara,
Penggunaan suara pada multimedia dapat berbentuk narasi, lagu, dan sound
effect. Umumnya narasi ditampilkan bersama-sama dengan foto atau teks untuk
lebih memperjelas informasi yang akan disampaikan. Selain itu suara juga dapat
digunakan untuk mengalihkan perhatian.
4. Elemen teks,
Teks dapat digunakan untuk menjelaskan foto atau gambar. Teks ini
padapenggunaannya, perlu diperhatikan penggunaan jenis huruf, ukuran
hurufdanstyle hurufnya (warna,bold, italic).
5. Elemen interaktif.
Elemen ini sebenarnya yang paling penting dalam multimedia interaktif.Elemen
lain seperti suara, teks, video dan foto dapat disampaikan di medialain seperti
TV denganVCD player. Sedangkan elemen interaktif hanyadapat ditampilkan di
komputer. Elemen ini benar-benar memanfaatkankemampuan komputer
sepenuhnya. Penambahan elemen ini jugamenambahkan efektivas multimedia.
Pada multimedia biasa, penggunanyahanya menyaksikan secara pasif dan
runtun suatu penyampaian informasi.

Sedangkan pada multimedia interaktif, penggunanya aktif menggali informasi


dalam urutan dan bentuk yang cocok dengan masing-masing individu yang
kemudian membentuk pengetahuan dan informasitersebut.
Aspek interaktif pada multimedia dapat berupa navigasi, simulasi, permainan, dan
latihan soal. Selain hal tersebut, multimedia interaktif pun memiliki kelemahan. Yudi
Wibisono (Supriyatna, 2008: 22-23) mengemukakan bahwa Kelemahan
penggunaan aspekinteraktif pada multimedia interaktif adalah biaya dan waktu
yang diperlukan untukmembuatnya, sehingga tingkat kesulitan pembuatan aktivitas
interaktifjauhlebih sulit dibandingkan elemen media lainnya.
Pengertian
Software Drill and Practice adalah suatu model dalam pembelajaran dengan jalan
melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Model Driil and
Practice akan ditanamkan kebiasaan tertentu dan bentuk latihan. Selain itu untuk
menanamkan kebiasaan, model ini juga dapat kecepatan, ketetapan, kesempurnaan
dalam melakukan sesuatu serta dapat pula dipakai sebagai suatu cara mengulangi
bahan latihan yang telah disajikan, juga dapat menambah kecepatan. Model drill
and practice and pracrtice dalam pembelajaran berbasis komputer padadasarnya
merupakan salah satu model pembelajaran yang bertujuan memberikan
pengalaman belajar yang kongkrit melalui penciptaan tiruan tiruan bentuk
pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya . Hal ini sesuai dengan
karakteristik pada drill dalam pembelajaran berbasis computer. Yang dasarnya
merupakan salah satu model pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalamn
belajar yang lebih kongkrit melalui penyedian latihan latihan soal yag bertujuan
untuk menguji performance dan kemampuan siswa melalui kecepatan penyelesaian
soal soal latihan yang diberikan program.
Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan dari model Drill dan Practice
Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step bystep
akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadimiliknya.
Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikanoleh guru
memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikanterhadap
kesalahan-kesalahannya. Dengan demikian juga akanmenghemat waktu
belajamya.
Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu
dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi
maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak.
Memungkinkan tiap indi'idu untuk mengaplikasikan,mengembangkan, dan
mengkaitkan beberapa situasi atau problemayang ada
Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkankemampuan
2. Kekurangan dari model Drill dan Practice

Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulangmerupakan


hal yang monoton, mudah membosankan.
Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. espon yang terbentuk
secaraotomatis akan mempengaruhi tindakan yang bersifat irrationil,
routineserta tidak menggunakan akal.
Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan perasaan benci,
baik kepada mata pelajaran maupun kepada gurunya

Anda mungkin juga menyukai