PENGERTIAN.
Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung baik akut maupun
kronis.
II.
ETIOLOGI.
1. Gastritis Akut.
Merupakan imflamasi akut dari dinding lambung, biasanya terbatas pada mukosanya
saja.
a.
Gastritis eksugen acut. Disebabkn faktur dari luar yang terdiri dari
beberapa bagia:
II.
Gastritis Kronis.
Merupakan suatu imflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan
mukosa lambung, penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun diduga
disebabkan oleh :
Infeksi lokal, infeksi pada sinus, gigi dan post nasal dapat
menimbulkan gastritis.
1.
a.
Gastritis Akute.
Gastritis Akute Eksogen Simple :
~ Nyeri epigastrik mendadak.
~ Nausia yang di susul dengan vomitus.
~ Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai panas
serta tachicardi.
~ Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.
b.
c.
d.
~ Neusia.
~ Vumitus.
~ Tachipneu.
~ Tachicardi
~ Diare.
~ terjadi leukositosis
2. Gastritis Kronis.
Terdiri dari :
a.
Gastritis Superfisialis.
~ Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
~ Kembung / rasa penuh pada epigastrium.
~ Rasa perih sebelun dan sesudah makan.
~ Vumitus.
b.
c.
III.
Gastritis Atropikan.
~ Rasa tertekan pada epigastrium.
~ Rasa penuh pada perut.
~ Keluar angin pada mulut.
~ Mudah tersinggung.
~ Mulut dan tenggorokan terasa kering.
~ Penurunan BB.
~ Nousea.
~ Terasa pusing.
~ Anorexia.
~ Nousea.
~ Vumitus.
~ Gelisah.
PATOFISIOLOGI.
Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam lambung
menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga lambung kehilangan barrier
(pelindung). Selanjutnya terjadi peingkatan difusi balik ion hydrogen. Gangguan difusi
pada mukosa dan penngkatan sekresi asam lambung yang meningkat / banyak. Asam
lambung dan enzi-enzim pencernaan. Kemudian menginvasi mukosa lambung dan
terjadilah reaksi peradangan.
Demikian juga terjadi peradangan dilambung karena envasi langsung pada sel-sel dinding
lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Peradngan ini termanifestasi seperti perasaan perih di
epigastrium, rasa panas / terbakar dan nyeri tekan.
Spasme lambung juga mengalami peningkatan diiringi gangguan pada spinkter esophagus
sehingga terjadi mual-mual sampai muntah. Bila iritasi / erosi pada mukosa lambung
sampai pada jaringan lambung dan mengenai pembuluh darah. Sehingga kontinuitusnya
terputus dapat mennimbulkan hematemisis maupun melena
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1.
2.
3.
4.
5.
V.
Darah lengkap.
Gastroscopy
Nasogastrik aspiration.
Angiografie visualazation
Semin gastrin
6.
7.
8.
9.
Faeces
Biosi dan sitologi
Endoscopy
Double kontrast
PENATALAKSAAN.
1. Gastritis Akute.
a.
Gastritis Eksogen Akute Simple.
~ Fase akute, istirahat total 1-2 hari.
~ Hari I sebaiknya jangan diberikan makan, setelah mual dan muntah berkurang,
coba berikan teh hangat dan air minum.
~ Hari kedua berikan susu hangat, benintton dengan garam terutama setelah
banyak muntah.
~ Hari ketiga boleh makan bubur dan bisa makan lembek lainnya.
~ Kolaborasi medik :
Pemberian cairan.
Antimentek untuk mengurangi muntah ~ Sotatik.
Anti spasmodik untuk memperbaiki spasme otot.
b.
c.
2. Gastritis Kronis.
a.
Gastritis Superfisialis.
~ Istirahat yang cukup.
~ Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang mengalami erosi dan
perdarahan sedikit.
~ Makanan lembek untuk yang tidak terjadi perdarahan.
~ Kolaborasi medik :
Pemberian anti spasmodic.
b.
Gastritis Atropikan.
~ Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah terjadinya neusea dan
vumitus.
~ Beri makanan lembek dan porsi kecil tapi sering.
~ Kolaborasi medik :
KOMPLIKASI.
1. Gastritis Akute.
a.
Perdarahan saluran cerna atas, hingga anemia dan kematian.
b.
Ulkus pada lambung.
c.
Perfurasi lambung.
2. Gastritis Kronis.
a. Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi
anemia pernisiosa.
b. Gangguan penyerapan zat besi.
c. Penyempitan daearah fillorus.
d. Kanker lambung.
3.
Integritas Ego.
Kelemahan / kelelahan.
Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
Hipotensi.
Takhikardi. Disritmia.
Kelemahan nadi / perifer
Pengisian kapiler lambat.
Warna kulit pucat, sianosis.
Kelembaban kulit berkeringat.
Gejala
Tanda
4. Eliminasi.
Gejala
Tanda
:
:
5. Makanan / Cairan.
Gejala
:
6.
Tanda
Neorosensori.
Gejala
7. Nyeri / Kenyamanan.
Gejala
:
8.
Keamanan.
Gejala
Tanda
:
:
:
:
Rencana Tindakan.
1. Puasakan pasien pada 6 jam pertama.
2. Berikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan beri minum yang hangat.
3. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
4. Observasi keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitasnya, ( skala 0-10 ), serta
perubahan karakteristik nyeri.
Rasionalisasi.
1. Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung.
2. Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat etelah periode
puasa.
3. Dapat menyebabkan distres pada bermacam-macam individu / dispepsia.
4. Perubahan karakteristik nyeri dapat menunjukan penyebaran penyakit / terjadinya
komplikasi.
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anorexia.
Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka panjang
:
:
Rencana Tindakan.
1. Buat program kebutuhan nutrisi harian & standar BB minimum.
2. Berikan perawatan mulut sebelum & sesudah makan.
3. Monitor aktivitas fisik dan catat tingkat aktivitas tersebut.
4. Hindari makanan yang menimbulkan gas.
5. Sediakan makanan dengan ventilasi yang baik, lingkungan yang menyenangkan,
dengan situasi yang tidak terburu-buru.
Rasionalisasi.
1. Sebagai acuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Memberikan rasa nyaman pada mulut dan dapat mengurangi rasa mual.
3. Membantu dalam mempertahankan tonus otot dan berat badan juga untuk
mengontrol tingkat pembakaran kalori.
4. Dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.
5. Lingkungan yang mennyenangkan dapat menurunkan stress dan lebih kondusif
untuk makan.
Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka panjang
Rencana Tindakan
1. Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing.
2. Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung.
3. Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.
4. Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.
5. Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.
6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan melakukan koping positif.
Rasionalisasi
1. Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami pasien.
2. Indikator derajat ansietas.
3. Membuat hubungan therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan
menurunkan ansietas yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.
4. Memindahkan pasien dari stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat
meningkatkan ketrampilan koping.
5. Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS
4.
I.
PENGKAJIAN
BIODATA.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Agama
Suku / Bangsa
Status perkawinan
Alamat
Tgl masuk RS / Pusk
Tgl pengkajian
Nomor register
Dignosa medis
B.
II.
:
:
:
:
Nn. Hartina
21 th.
perempuan
Mahasiswa Fakultas Tehnik Unlam Banjarbaru.
:
:
:
:
:
:
:
:
Islam
Banjar / Indonesia.
Belum kawin
Jl. Sanggiringan No 24 Ratu Elok Banjarbaru.
2 10 - 2001
2 10 - 2001
1206 / Unlam
Gastritis
RIWAYAT PENYAKIT.
A. Keluhan utama.
Nyeri pada daerah epigastrium, disertai mual dan muntah.
B.
bila diberi minum air putih hangat dan sambil berbaring. Oleh teman px ia
diberi Promag pada malam hari jam 20.00, tetapi tidak ada perubahan.pada jam
23.00 malam pasien muntah 1 x dan rasa nyeri malah menjalar kepinggang,
oleh teman px ia diberi obat CTM agar px dapat beristirahat. Ahhirnya pada
hari selasa tgl 2-10-2001 px berobat ke PKM Sei Besar.
C. Riwayat penyakit terdahulu.
Sebelumnya pasien belum pernah menderita nyei epigastrium seperti sekarang, hanya
sakit perut biasa saja. Tidak pernah / tidak ada riwayat menderita penyakit kronis atau
pun menular
III.
PEMERIKSAAN FISIK.
A. Keadaan umum.
Kesadaran
: Komposmentis
Vital sign
TD : 110 / 80 mmhg
Nadi : 80 x / mt
Temp : 37,7 C.
Resp : 28 x / mt
B.
Kulit.
Lesi (-). WKK (-), Tanda peradangan (-).
Turgor kulit baik, cepat kembali < 1 detik.
Kelembaban kulit tampak kering.
Gejala Cyanosis (-).
C.
Kepala.
Warna rambut hitam pekat, distribusi merata.
Kotoran kulit kepala / ketombe (-).
Bentuk simetris, tidak terdapat adanya benjolan.
D.
Penglihatan.
Gerakan bola simetris, konjungtiva & membran mukosa pucat.
Refleks terhadap cahaya (+).
Tidak ada gangguan penglihatan ( Visus ).
E.
F.
G.
Mulut.
Mukosa bibir kering, lidah merah muda/
Gusi berwarna merah muda.
Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang, karang gigi / plak (-).
H.
Leher.
Pulsasi vena jugularis (+) teraba kuat.
I.
J.
IV.
K.
Sistem reproduksi.
Jenis kelamin perempuan, Merarche usia 13 th.
Pola menstruasi 1 bulan sekali dengan lama 5 7 hari.
Disminorhoe selama menstruasi (-).
L.
Personal hygiene.
Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari.
Sumber air bersih dari PDAM
Ganti baju 2 x sehari.
C.
Nutrisi.
Pola makan 3 x sehari, menu bervariasi, terdiri dari lauk dan pauk.
Kadang-kadang sore hari px suka jajan bakso.
Minum air putih antara 6 7 gelas perhari.
Suka minum air the & kopi terutama kalau sedang belajar malam hari.
D.
Eliminasi.
Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
Pola BAK 5 6 x sehari.
Tidak pernah ada keluhan / gangguan dalam pola eliminasi.
E.
Sexualitas.
Pasien belum menikah.
F.
Psikososial.
Saat mulai terjadi keluhan pasien selalu ditemani oleh teman-teman kostnya
dan sangat berpartisipasi terhadap keadaan pasien.
Pasien tampak cemas terhadap penyakitnya.
G.
V.
Spiritual.
Pasien beragama Islam.
Pasien percaya bahwa penyakitnya dapat disembuhkan setelah berobat ke
PKM atas izin dari Tuhan YME.
PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN.
A. Laboratorium.
N
O
-
HARI &
TANGGAL
-
JENIS
PEMERIKSAAN
-
Hasil
Rontgen
:..
EKG.
Hasil
:.
6.
B.
KATEGORI
NORMAL
-
C.
E.
Pengobatan
Antasida tab
B 6 tab
B Comp
Paracetamol
3 x 1 tab.
3 x 1 tab
3 x 1 tab.
3 x 1 tab.
HASIL
PEMERIKSAAN
-
ANALISA DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Nyeri
Kurang pengetahuan
tentang penyakitnya
Cemas.
Data Obyektif :
Peristaltik usus meningkat.
Keadaan
umum
pasien
tampak lemah
Data Subyektif :
Pasien mengatakan tidak ada
nafsu makan karena rasa
mual.
Data Obyektif :
Kelembaban kulit tampak
kering, mukosa bibir tampak
kering. K/ U lemah.
Konjungtiva & membran
mukosa pucat
Data Subyektif :
Pasien mengatakan
kekhawatirannya terhadap
penyakitnya.
Data Obyektif :
Raut muka pasien terlihat
cemas dan gelisah.
INTERVENSI KEPERAWATAN
N
O
1
HARI &
TANGGAL
Selasa
2-10-01
Selasa
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
Jangka pendek
Pasien
menyatakan rasa
nyeri berkurang /
hilang.
Jangka panjang
Tidak terjadi
iritasi berulang
Jangka pendek
TINDAKAN
IMPLEMENTASI
RASIONALISASI
1. Memberitahukan kepada
pasien untuk melakukan
persiapan puasa pada 6
jam pertama.
2. Mengidentifikasi dan
membatasi makanan yang
dapat menimbulkan
ketidak nyamanan.
1. Puasakan pasien
pada 6 jam
pertama
1. Mengurangi imflamasi
pada mukosa usus.
2. Identifikasi dan
batasi makanan
yang dapat
menimbulkan
ketidaknyamanan
3. Berikan makanan
sedikit tetapi
sering sesuai
indikasi untuk
pasien.
3. Makanan mempunyai
efek penetralisir asam,
juga menghancurkan
kandungan gaster,
makan sedikit dapat
mencegah distensi dan
haluaran gastrin
3. Menganjurkan untuk
makan sedikit tapi sering
sesuai indikasi.
4. Berikan
informasi kepada
pasien tentang
therapy yang
diberikan.
Indikasi dari
antasida.
4. HE kepada pasien
mengenai therafi yang
diberikan dan indikasi
dari pemberian obat obatan .
1. Anjurkan
1. Menenangkan peristaltik
2-10-01
Selasa
2-10-01
Nutrisi kurangdari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
intake yang tidak
adekuat, ditandai
dengan :
Pasien menyatakan
tidak ada nafsu
makan karena rasa
mual,
Mukosa bibir dan
kelembaban kulit
kering.
Cemas berhubungan
dengan ketidaktahuan
pasien tentang
penyakitnya, ditandai
dengan :
Raut muka tegang
Pasien gelisah dan
sering menanyakan
tentang
pennyakitnya.
Jangka pendek
Pasien dapat
mendiskusikan
permasalahan
yang
dihadapinya.
Jangka panjang
Pasien dapat
memecahkan
masalah dengan
menggunakan
sumber yang
efektif.
dan meningkatkan
energi untuk makan.
2. Dorong tirah
baring dan
pembatasan
aktivitas selama
fase sakit akut.
2. Menurunkan kebutuhan
metabolik untuk
mencegah penurunan
kalori & simpanan
energi.
3. Dorong pasien
untuk
menyatakan
perasaan
terhadap masalah
tentang makan.
3. Keragu-raguan untuk
makan mungkin
diakibatkan oleh takut
makan akan
menyebabkan
eksaserbasi gejala.
1. observasi respon
fisiologis,
misalnya
takipnoe,
palpitasi, pusing.
2. Catat petunjuk
perilaku seperti
gelisah, mudah
marah,
tersinggung
2. Indikator derajat
ancietas.
3. Ciptakan
3. Membuat hubungan
istirahat sebelum
makan..
3. Memberi penjelasan
tentang pentingnya
makanan sehingga tidak
terjadi keragu raguan
terhadap makanan yang
dapat menyebabkan
eksaserbarsi gejala.
1. Memantau respon
fisiologis untuk
mengindari terjadi
masalah.
2. Membuat catatan perilaku
seperti gelisah, mudah
marah danmmudah
tersinggung.
hubungan saling
percaya
4. Bimbing tehnik
relaksasi latihan
nafas dalam.
terapiutik, membantu
klien menerima perasaan
dan menurunkan
ancietas yang tidak perlu
tentang ketidaktahuan.
4. Cara relaksasi dapat
membantu menurunkan
takut dan ancietas.
3. Menciptakan hubungan
saling percaya dengan
sering melakukan
komunikasi yang
terafiutik.
4. Membantu pasien
melakukan latihan nafas
dalam.
Rusdianor A. Rasyid
CATATAN PERKEMBANGAN.
NO
1.
HARI /
TANGGAL
Senin.
NO DXN
No 1
8-10-2001
PERKEMBANGAN
PARAF
2.
Senin.
8-10-2001
No 2
A : Masalah teratasi.
P : Pertahankan keadaan umum.
3.
Senin.
8-10-2001
No 3
S : Pasien menyatakan
pemahamannya tentang
penyakit gastritis dan
pencegahannya.
O : Pasien mampu
mendiskusikan kembali
tentang gastritis.
A : Masalah dapat teratasi.
36