PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
1
A. IDENTITAS PASIEN
Nama:
: Tn. G A
Umur
: 51 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Peta Barat Tabukan Utara, Sangihe
Pekerjaan
: PNS
Status Menikah
: Sudah Menikah
Tanggal Masuk RS : 10 Febuari 2015
Nomor RM
: 42.68.31
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Mata kiri tidak dapat melihat
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan mata sebelah kiri tidak dapat melihat dan
direncanakan operasi. Sebelumnya sekitar setahun yang lalu pasien berobat ke
dokter praktek di Tahuna dengan keluhan mata sebelah kiri sakit dan merah
terutama pada saat bangun tidur dan pandangan kabur. Pasien juga mengeluh
melihat gambaran bulat seperti pelangi, sakit kepala (+). Dari pemeriksaan didapat
TIOD 26, TIOS 35, pasien kemudian diberi obat tetes dan obat minum. Setelah
mendapat pengobatan pasien merasa ada sedikit perubahan. Pada saat kontrol
selanjutnya didapatkan TIOD 24dan TIOS 32, obat tetes dan obat minum tetap
diberikan. Beberapa bulan kemudian pasien mengeluh rasa berpasir pada mata
sebelah kiri, seperti ada yang mengganjal, pasien juga mengeluh apabila berjalan
sering menabrak dan tersandung karena merasa penglihatannya menyempit dan
samar-samar untuk melihta benda-benda disekitarnya. Dari pemeriksaan didapat
TIOD 24, TIOS 50, pasien pun dirawat selama 3 hari di RS di tahuna. Sebulan
kemudian pasien berobat jalan di Manado dengan pandangan semakin menurun,
di beri obat tetes dan obat minum untuk menurunkan TIO. Beberapa bulan
kemudian mata kiri tidak dapat melihat dan dilakukan operasi.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kelaianan mata sejak lahir disangkal
Riwayat memiliki penyakit pada mata sebelumnya disangkal
Riwayat mengalami trauma pada mata sebelumnya disangkal
Riwayat menjalani opada mata sebelumnya disangkal
Riwayat memiliki penyakit kencing manis dan darah tinggi disangkal
Riwayaat penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu lama disangkal
ukurannya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama.
Riwayat Aktifitas
Pasien bekerja di kementrian agama, mengaku aktivitas padat dan istirahat
kurang.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu
: 36,5C
VOD: 6/9
TIOD: 10 mmHG
VOS: NLP
TIOS: 28 mmHg
Segmen anterior
Okulo Sinistra:
Injeksi Konjungtiva (+), injeksi siliar (+),
Lensa : NO3NC3C2 (keruh)
COA : dalam, VH3-4
Pupil : Refleks cahaya (+), bulat
Kornea: Udem min
Segmen posterior
Okulo Dextra:
Refleks Fundus +/+ non uniform, cdr 0,7,
Bayonet sign (+), cupping (+), thinning (+)
Okulo Sinistra:
Sulit dievaluasi
D. PEMERIKSAAN PENUNUJANG
- Pemeriksaan Tonometri Schiotz
- Pemeriksaan Gonioskopi
Okulo Dextra
Okulo Sinstra
E. DIAGNOSIS
OD: Glaukoma Sudut Terbuka + Presbiopia
OS: Glaukoma Absolut
F. TERAPI
- Pro Triple Procedure (SICS+Trabekulektomi)
- Timol OS 2x1gtt
- Glaucon 3x1 ods
- C. Lyteers ED 6x gtt1OS
- Aspor K 1X1
- Azopt 4xgtt 1 ODS
G. Follow Up Pre Operasi
Selasa 10 Febuari, 2015
S: Mata kiri merah (+)
O: 18.00: Td : 110/70
N:80x/menit
R:20x/menit
S:36,5C
06.00: Td: 110/60
N: 76x/menit
R: 22x/menit
S: 36,2C
VOD: 6/9
TIOD: 10Mmhg
VOS: NLP
TIOS: 28Mmhg
Segmen anterior
Okulo Sinistra:
Injeksi Konjungtiva (+), injeksi siliar (+),
Lensa : NO3NC3C2 (keruh)
COA : dalam, VH3-4
Pupil : Refleks cahaya (+), bulat
Kornea: Udem min
Segmen posterior
Okulo Dextra:
CDR O,3
Okulo Sinistra:
CDR 0,7 Refleks Fundus +/+ non uniform, LC (-)
Bayonet sign (+), cupping (+), thinning (+)
A: Glaukoma Absolut OS + POA6OD
P: Timol 0,5% 2xgtt 1 ODS
Glaucon 3x1
C. Lyteers ED 6xgtt 1 ODS
Azopt 4xgtt 1 ODS
Pro Triple Procedure
Rabu, 11 Febuari 2015
S: Mata kiri merah (+)
O: 18.00: Td : 130/90
N:78x/menit
R:22x/menit
S:36C
06.00: Td: 120/80
N: 84x/menit
R: 20x/menit
S: 36,2C
VOD: 6/9
TIOD: 10Mmhg
VOS: NLP
TIOS: 20,6 Mmhg
Segmen anterior
Okulo Sinistra:
Injeksi Konjungtiva (+), injeksi siliar (+),
Lensa : NO3NC3C2 (keruh)
COA : dalam, VH3-4
Pupil : Refleks cahaya (+), bulat
Kornea: Udem min
Segmen posterior
Okulo Dextra:
CDR 0,3
Okulo Sinistra:
Refleks Fundus +/+ non uniform, cdr 0,6-0,7,
CDR 0,3
Refleks Fundus +/+ non uniform, cdr 0,7,
Bayonet sign (+), cupping (+), LC (+), thinning (+),
A: Pseudofakia OS + Post trabekulektomi OS
P: Cyproflaxin 2x 500mg
Timol 0,5% 2xgtt 1 OD
C. Lyteers ED 6xgtt 1 ODS
Azopt 4xgtt 1 OD
As. Mefenamat 3 x 500 mg
Tobroson ED 6xgtt 1 OS
Floxa ED 6x gtt OS
P. pred ED 6xgtt OS
Siloxan ED 2xgtt OS
BAB III
PEMBAHASAN
Dari anamnesis pada pasien didapatkan keluhan yaitu, pasien datang dengan
keluhan mata kiri sulit untuk melihat. Keluhan ini terjadi perlahan-lahan sejak
setahun yang lalu, yang diawali dengan pandangan mata kiri sedikit kabur . Pasien
juga merasakan pandangan mata kiri semakin gelap tidak seperti dulu. Sedangkan
7
pada mata kanan, pasien mengaku pandangannnya kabur, dan apabila melihat
cahaya menjadi pudar. Hal tersebut sudah dirasakan kurang lebih setahun yang
lalu, dan terjadi perlahan-lahan. Namun, keluhan mata tersebut diawali oleh mata
kiri terlebih dahulu, untuk jarak waktu timbulnya keluhan antara kedua mata,
pasien mengaku lupa. Selain itu pasien juga mengeluh melihat gambaran bulat
seperti pelangi. Sebelumnya pasien pernah memakai kaca mata tapi lupa berapa
ukurannya. Pasien berumur 51 tahun dan dari riwayat kebiasaan pasien mengaku
kurang istirhat dan sulit tidur.
Pada saat MRS didapatkan VOD 6/9 , VOS NLP , TIOD 10mmHg, TIOS 30
mmHg, bola mata seperti batu (keras) pada mata sebelah kiri dan kanan. Pada
pemeriksaan COA didapatkan OD kedalamnnya cukup dan OS kedalamannya
dangkal. Maka dari anamnesis danpemeriksaan fisik tersebut, mengarah ke
diagnosis glaukoma primer sudut terbuka OD + Presbiopia OD, dan glaukoma
absolut OS
Glaukoma dibagi atas glaukoma primer, sekunder, dan kongenital.
Peningkatan tekanan okuler pada glaukoma sudut terbuka yaitu gangguan aliran
keluar aqueous humor akibat kelainan sistem drainase. 8 Glaukoma sudut
terbuka/simpleks ialah glaukoma yang penyebabnya tidak diketahui, merupakan
suatu glaukoma primer yang ditandai dengan sudut bilik mata terbuka. Pada
umumnya mulai terjadi diatas 40 tahun, walaupun penyakit ini kadang-kadang
ditemukan pada usia muda.7 Mulai timbunya gejala glaukoma terbuka ini agak
lambat yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya
berlanjut dengan kebutaan. Pada keadaan ini glaukoma simpleks tersebut berakhir
dengan glaukoma absolut. Pada glaukoma simpleks tekanan bola mata sehari hari
tinggi atau lebih dari 20 mmhg.9
Bila diagnosis sudah dibuat maka penderita sudah harus memakai obat
seumur hidup untuk mencegah kebutaan.Tujuan pengobatan pada glaukoma
simpleks adalah untuk memperlancar pengeluaran cairan mata (akous humor) atau
usaha untuk mengurangi produksi cairan mata (akous humor).9
Diberikan pilokarpin tetes mata 1-4% dan bila perlu dapat ditambah
dengan asetazolamid 3 kali satu hari. Bila dengan pengobatan tekanan bola mata
masih belum terkontrol atau kerusakan papil saraf optik berjalan terus disertai
dengan
penciutan
kampus
progresif
(trabekulektomi).9
8
maka
dilakukan
pembedahan
golongan adrenegik B.
Cyproflaxin 2x 500mg
C. Lyteers ED 6xgtt 1 ODS
Azopt 4xgtt 1 ODS
As. Mefenamat 3 x 500 mg
Tobroson ED 6 XGTT 1 ODS
Floxa ED 6X gtt OS
P. pred ED 6X GTT OS
Siloxan ED 6X GTT OS
Operasi triple procedure:
1. Trabekulektomi
Merupakan teknik yang paling sering digunakan. Pada teknik ini, bagian
kecil trabekula yang terganggu diangkat kemudian dibentuk bleb dari
konjungtiva sehingga terbentuk jalur drainase yang baru. Lubang ini akan
meningkatkan aliran keluar cairan aquos sehingga dapat menurunkan tekanan
intraokuler. Tingkat keberhasilan operasi ini cukup tinggi pada tahun pertama,
sekitar 70%-90%. Sayangnya dikemudian hari lubang tersebut dapat menutup
kembalisebagai akibat sistem penyembuhan terhadap luka sehingga tekanan
intarokuler akan meningkat.
2. Iredektomi
Pada tindakan ini dibuat celah kecil pada kornea bagian perifer dengan
insisi di daerah limbus. Pada tempat insisi ini, iris dipegang dengan pinset dan
ditarik keluar. Iris yang keluar digunting sehingga akan didaptkan celah untuk
mengalirnya cairan aquos secara langsung tanpa harus melalui pupil dari bilik
mata belakang ke bilik mata depan.
3. SICS
Small Incision Cataract Surgery adalah modifikasi dari ekstraksi katarak
ekstrakapsuler, merupakan salah satu teknik pilihan yang dipakai dalam
operasi katarak dengan penanaman lensa okuler.
Pada pasien ini didapatkan katarak senilis, untuk itu dilakukan operasi SICS
mencegah terjadinya glaukoma lagi di kemudian hari.
J.
Prognosis
Quo ad visam:
Quo ad Sanam:
Quo ad functionam:
Quo ad vinam:
Quo ad kosmetikum:
Oculo Dextra
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Dubia ad malam
Ad bonam
Dubia ad bonam
Oculo Sinistra
Ad malam
Ad malam
Ad malam
Ad Bonam
Ad bonam
K. Komplikasi
Pada okulus dextra dapat berkembang ke arah Glaukoma Absolut dimana
terjadi kebutaan total.
L. Edukasi
Memberitahukan kepada pasien tentang penyakit glaukoma yang sedang
dialami akibat peningkatan tekanan dalam mata oleh sebab itu pasien wajib untuk
selalu mengontrol tekanan bola mata sebelah kanan.
10
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Quilgey HA. Search for Glaukoma Genes Implications for Pathogenesis and
Disease Detection. New Englang J of Medecine;1998
3.
4.
Doe EC. Primary Angle Closed Glaucoma. In: Color Atlas of Clinical
Opthalmologhy. Philadelphia: Mc Graw Hill Company, 2003. P;42-3, 314-25
5.
6.
7.
8.
9.
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI; 2014.
11
12