Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA

Oleh:
Ni Made Pusparini Kaesarika
(G 501 08 004)
Pembimbing:
Dr. Seniwati, Sp.KK

Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
Rumah Sakit Undata
Palu
2013

HALAMAN PENGESAHAN
REFERAT
KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Ujian


Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Undata

Disusun Oleh :
Ni Made Pusparini Kaesarika
G 501 08 004
Telah dipersentasikan
Pada Tanggal : 13 agustus 2013

Menyetujui

dr. Seniwati, Sp.KK

DAFTAR ISI

Halaman Judul

.......................................................................

Lembar Pengesahan ...........................................................


Daftar Isi

i
ii

............................................. .....................................

BAB I PENDAHULUAN

iii

...............................................

A. Pengertian

........................................................... ..........

B. Etiologi

................................................................

C. Epidemiologi

................................................................

D. Patogenesis

................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

E. Manifestasi Klinis
F.
G.
H.
I.
J.

Diagnosis
Penatalaksanaan
Komplikasi
Pencegahan
Prognosis

Daftar Pustaka

..........................................................

.......................................................................
...........................................................
.......................................................................

8
9
10

................................................................................

10

................................................................

10

.......................................................................

11

BAB 1

PENDAHULUAN

Kutaneus kandidiasis adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh


infeksi jamur dari genus Candida. Kandidiasis terbagi menjadi 2 macam yakni
kandidiasis profunda dan kandidiasis superfisial. Nama lain dari kutaneus
kandidiasis adalah superficial kandidiasis atau infeksi kulit-jamur; infeksi kulitragi; intertriginous candidiasis. Berdasarkan letak gambaran klinisnya terbagi
menjadi kandidiasis terlokalisasi dan generalisata.(1)
Organisme ini khususnya menginfeksi kulit, kuku, membran mukosa, dan
traktus gastrointestinal. Mereka juga mungkin menginfeksi organ-organ dalam
dan penyebab penyakit sistemik. Predileksi Candida albicans pada daerah
lembab, misalnya pada daerah lipatan kulit. Karena organisme ini menyukai
daerah yang hangat dan lembab (1)
Pada awalnya diklasifikasikan sporotrichium oleh Gruby, suatu organisme
yang ditempatkan pada genus Oidium (O. albicans) oleh Robin 1874. Kemudian,
hal ini membingungkan dengan Monilia candida, suatu jamur yang diisolasi dari
ruangan vegetasi. Dilaporkan bahwa kata moniliasis biasa digunakan sebagai
sinonim untuk candidiasis dalam beberapa literatur. Istilah candidiasis digunakan
di USA, meskpiun istilah candidosis lebih sering digunakan di Kanada, Inggris,
Perancis, dan Italy.(2)
Pada tahun 1853, pertama kali Robin menggambarkan kandidiasis
sistemik. Sebaliknya kandidiasis kutaneus dan kandidiasis mokokutaneus kronik
dideskripsikan pada tahun 1907 dan 1909. Pada tahun 1877, Grawitz
menggembarkan organisme dimorfik alami. Genus Candida dilaporkan pada tahun
1923 dan sesudah itu Martin mengklasifikasikan beberapa spesies jamur ke dalam
genus. Di era antibiotik pada tahun 1940-an, candidiasis pertama kali dilaporkan
sebagai infeksi opportunistik.(2)

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau sub akut
disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans dan
dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru-paru. Candidiasis
intertriginosa terjadi di lipatan ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara,
antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikus. (3)
B. Etiologi
Yang tersering sebagai penyebabnya ialah Candida albicans yang dapat
diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina dan feses orang normal.
Sebagian besar manusia terinfeksi oleh Candida albicans, meskipun spesies yang
lain pun dapat menimbulkan gejala penyakit kulit superfisial. Lebih dari 150
spesies candida yang dapat menginfeksi manusia. Candida tropicalis, Candida
parapsilosis, Candida guilliermondi, Candida krusei, Candida kefyr, Candida
zeylanoides, and Candida glabrata (formerly Torulopsis glabrata) termasuk
spesies yang jarang menyebabkan penyakit pada manusia.(3,4)

C. Epidemiologi
Candida albican merupakan salah satu organisme komensal yang bertindak
sebagai flora normal pada tubuh

manusia dan

tidak berbahaya. Tetapi

C.

albicans juga merupakan jamur yang paling banyak menyebabkan infeksi pada
manusia. Infeksinya biasanya bersifat lokal seperti infeksi oral dan vaginal. Pada
pasien-pasien penderita immunocompromise, seperti bayi yang lahir prematur,
penderita

luka

bakar,

leukemia,

dan

pasien-pasien

penderita

penyakit

imunodefisiensi seperti AIDS, infeksi Candida dapat bersifat menyeluruh dan


berakibat fatal, lebih dari 50% pasien immunocompromise dan imunodefisiensi
meninggal akibat infeksi yang disebabkan oleh Candida.(5)
Jamur ragi termasuk spesies kandida yang merupakan flora komensal
normal pada manusia dapat ditemukan pula pada saluran gastrointestinal (mulut

sampai anus). Pada vagina sekitar 13 % kebanyakan Candida albicans dan


Candida glabrata. Isolasi spesies kandida komensal oral berkisar pada 30 60 %
ditemukan pada orang dewasa sehat.sebenarnya semua serum manusia normal
akan mengandung antibodi IgG terhadap Kandida mannan(6, 7)
Di Jerman ditemukan penyebab yang berbeda-beda pada diaper dermatitis
pada 46 laki-laki dan perempuan. Pada 38 pasien menunjukkan penyebab yang
spesifik, 63 % dengan kandidiasis, 16 % dengan dermatitis iritan, 11 % dengan
ekzema, dan 11 % dengan psoriasis. Dari pasien tersebut, 37 orang diterapi dan 73
% dirawat setelah 8 minggu setelah terapi.(6)
Di Argentina, dianalisa 2073 sampel kulit, rambut, kuku, dan membran
mukosa oral didapatkan 1817 pasien yang datang ke bagian mirkobiologi dari
laboratorium sentral Dr. J.M. Cullen Hospital dari September 1999 sampai dengan
September 2003. Sampel tersebut diteliti dan diidentifikasi berdasarkan lokalisasi
dan tipe lesi. Dari total sampel, 55,6 % adalah positif, 63 % terkena pada wanita
dan 37 % terkena pada laki-laki.(6)
Di Jepang, dilaporkan bahwa kutaneus kandidiasis terdapat pada 755 (1 %)
dari 72.660 pasien yang keluar dari rumah sakit. Intertrigo (347 kasus) merupakan
manifestasi klinis kandidiasis paling sering, erosi interdigitalis terjadi pada 103
kasus, diaper kandidiasis tercatat 102 kasus.(6)
Dalam studi epidemiologis dari spesies Candida albicans berdasarkan
penggunaan PCR primer spesifik untuk gen DNA topoisomerase II. Didapatkan
empat spesies candida yakni Candida albicans, Candida glabrata, Candida
parapsilosis I, Candida parapsilosis II and Candida tropicalis II. Pada 19 pasien
(36,9 %), hasil PCR multipel menjelaskan sampel DNA khususnya yang diambil
dari lipatan paha pasien yang lanjut usia.(7)
D. Patogenesis

Candida albicans adalah jamur komensal yang secara normal hidup di


mukosa manusia maupun hewan. Infeksi oleh jamur ini disebut Kandidiasis.
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, menyerang semua umur baik laki-laki
maupun perempuan. Penyakit ini timbul apabila terdapat faktor predisposisi baik
faktor yang bersifat endogen maupun eksogen. Faktor-faktor predisposisi yang
berkaitan dengan infeksi Kandida (5)
Faktor endogen :
1. Perubahan fisiologis
a. Kehamilan, adanya perubahan pH pada vagina
b. Kegemukan, karena banyaknya keringat
c. Debilitas
d. Iatrogenik
e. Endokrinopati, gangguan gula darah pada kulit
f. Penyakit-penyakit kronik dengan keadaan umum yang buruk
2. Umur : Orang tua dan bayi lebih mudah terinfeksi, dikarenakan status
imunologisnya yang tidak sempurna.
3. Imunologik.
Faktor eksogen :
1. Iklim, panas dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
2. Kebersihan kulit
3. Kebiasaan, sebagai contoh kebiasaan merendam kaki yang terlalu lama dapat
menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur.
4. Kontak dengan penderita. Infeksi
Candida berkaitan dengan perubahan bentuk sel-sel Candida dari bentuk
yeast menjadi bentuk mycelium. Bentuk mycelium berbentuk panjang dengan
struktur seperti akar yang disebut rhizoid. Rhizoid dapat menembus mukosa
yang terdapat di mulut dan vagina, dan dapat juga masuk melalui sel-sel epitel di
saluran cerna. Invasi ini dapat berlanjut hingga ke pembuluh darah dan
menyebabkan septikemia. Selain itu penggunaan kortikosteroid dan antibiotik

spektrum luas dalam jangka waktu yang lama juga mempermudah terjadinya
infeksi oleh jamur ini. (5)
Infeksi oleh Candida melibatkan perlekatan pada sel-sel epitel, kolonisasi,
penetrasi sel-sel epitel, dan invasi vaskular yang diikuti dengan penyebaran,
perlekatan dengan sel-sel endotel dan penetrasi ke jaringan. Terdapat Sembilan
faktor virulen pada C. albicans, yaitu: (5)
1.
2.
3.
4.
5.

Perubahan fenotip
Bentuk dan susunan hifa
Thigmotropism
Hydrophobicity
Molekul-molekul yang bersifat virulen terhadap permukaan mukosa maupun

6.
7.
8.
9.

epitel
Kemampuan untuk meniru molekul-molekul permukaan
Produksi enzim yang bersifat litik
Tingkat pertumbuhan
Kebutuhan nutrisi
Infeksi candida dapat menyebabkan kelainan pada kulit tergantung pada

predisposisinya : (5)
1. Bayi, wanita hamil, dan usia lanjut
2. Hambatan pada permukaan epitel; karena gigi palsu, pakaian
3. Gangguan fungsi imun
a.Primer; penyakit kronik granulomatosa
b.
Sekunder; leukemia, terapi kortikosteroid
4. Kemoterapi
a.Imunosupresif
b.
Antibiotik
5. Penyakit endokrin; diabetes mellitus
6. Karsinoma
7. Miscellaneous; kerusakan pada lipatan kuku
Kebanyakan spesies kandida memiliki faktor virulensi termasuk faktor
protease. kelemahan faktor virulensi tersebut adalah kurang patogenik.
Kemampuan bentuk yeast untuk melekat pada dasar epitel merupakan tahapan

paling penting untuk memproduksi hifa dan jaringan penetrasi. Penghilangan


bakteri dari kulit, mulut, dan traktus gastrointestinal dengan flora endogen akan
menyebabkan penghambatan mikroflora endogen, kebutuhan lingkungan yang
berkurang dan kompetisi zat makanan menjadi tanda dari pertumbuhan kandida.(6)
Jumlah infeksi kandida meningkat secara dramatis pada beberapa tahun
terakhir, mencerminkan peningkatan jumlah pasien yang immunocompromised.
Secara spesifik, tampak makin bertambahnya umur semakin pula terjadi
peningkatan angka kesakitan dan kematian. Meskpin infeksi kandidiasis
superfisial dipercaya termasuk ringan, akan tetapi menyebabkan kematian pada
populasi lanjut usia. Candida albicans juga dapat menyerang kulit dengan folikel
rambut yang aktif atau istirahat.(6)
Infeksi kandida diperburuk oleh pemakaian antibiotik, perawatan diri yang
jelek, dan penurunan aliran saliva, dan segala hal yang berkaitan dengan umur.
Dan pengobatan dengan agen sitotoksik (methotrexate, cyclophosphamide) untuk
kondisi rematik dan dermatologik atau kemoterapi agresif untuk keganasan pada
pasien usia lanjut memberikan resiko yang tinggi.(6)
Patologi kutaneus superfisial dicirikan dengan pustul subkorneal. Organisme
ini jarang tampak dalam pustul tetapi dapat dilihat pada pewarnaan stratum
korneum dengan PAS (Periodic Acid-Schiff). Histologi granuloma kandidal
menunjukkan tanda papillomatous dan hyperkeratosis dan kulit yang menebal
berisi infiltrat limfosit, granulosit, plasma sel, dan sel giant multinuklear.(2)
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang muncul dapat berupa bercak yang berbatas tegas,
bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa
vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan
daerah yang erosif dengan pinggiran kasar dan berkembang seperti lesi primer. Di

10

tengah lesi yang lebar sering terjadi erosi, sedangkan ditepinya terjadi
pengelupasan kulit tanpa peninggian lesi.(3,4)

F. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarakan pada ujud kelainan kulit dan
lokalisasinya, terutama jika ada faktor resiko yang menyertai. Penegakan
diagnosis dapat dibantu dengan beberapa pemeriksaan penunjang:
1. Kerokan kulit dapat menunjukkan bentuk jamur yang mendukung candida.
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10%
atau dengan pewarnaan Gram terlihat sel ragi blastospora atau hifa semu. (3)
2. Kultur dari pustule yang utuh, biopsi jaringan kulit, atau deskuamasi kulit
dapat membantu untuk mendukung diagnosis. Ciri khas dari koloni adalah
krim putih yang halus, permukaan tak berambut seperti lilin.(8w)
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terpenting adalah menghindari atau menghilangkan faktor
predisposisi. Adapun secara topikal menggunakan larutan ungu gentian 0,5 %
untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
Nistatin dapat diberikan berupa krim, salep, emulsi. Maupun golongan azol antara
lain mikonazol 2% berupa krim atau bedak, klotrimazol 1% berupa bedak, larutan
dan krim, tiokonazol, bufonazol, isokonazol, dan siklopiroksolamin 1% berupa
krim.(1)
Terapi sistemik diberikan tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi lokal
dalam saluran cerna dengan dosis 500 ribu-1 juta unit, 3 kali sehari, obat ini tidak
diserap oleh usus. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik.
Untuk kandidiasis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500mg per vaginam dosis
tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 1x400 mg dosis tunggal atau
dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal. Itrakonazol diberikan bila dipakai untuk

11

kandidiasis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2x100 mg sehari, selama 3


hari.(1,9)
Obat anti jamur imidazol, clotrimazol, mikonazol, econazol, oxiconazol, dan
bifonazol digunakan secara luas sebagai pengobatan topikal dermatofitosis.
Beberapa tahun terakhir, imidazol (lanakonazol) dan tiga kelas anti jamur
gabungan benzylamine (butenafine), alylamine (terbinafine), dan morfin
(amorolfine), telah berhasil dikembangkan dan diperkenalkan dalam penggunaan
di klinik. Obat-obat terbaru ini lebih aktif daripada imidazol sebelumnya untuk
melawan dermatofitosis secara in vitro dan in vivo dermatofitosis pada babi
sebagai binatang percobaan.(9)

H. Komplikasi
Adapun komplikasi kutaneus kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain :
1. Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit
2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan
mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku
3. Disseminated candidiasis yang mungkin

terjadi

pada

tubuh

yang

immunocompromised.(6)
I. Pencegahan
Keadaan umum dan higienitas yang baik dapat membantu pencegahan
infeksi kandida, yakni dengan menjaga kulit selalu bersih dan kering. Bedak yang
kering mungkin membantu pencegahan infeksi jamur pada orang yang mudah
terkena. Penurunan berat badan dan kontrol gula yang baik pada penderita
diabetes mungkin membantu pencegahan infeksi tersebut.(10)

12

J. Prognosis
Prognosis kutaneus kandidiasis umumnya baik, bergantung pada berat
ringanya faktor predisposisi. Biasanya dapat diobati tetapi sekali-kali sulit
dihilangkan. Infeksi berulang merupakan hal yang umum terjadi.(1. 10)

DAFTAR PUSTAKA
1. Kuswadji. Kandidosis. In : Djuanda, Adhi, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin edisi 4. Indonesia. 2005.
2. Alison, eds. Yeast Infections: Candidiasis, Pityriasis (Tinea) Versicolor.
In : Freedberg, Irwin M, eds. Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine. United State of America. McGraw Hill; 2003. p. 212-286
3. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,editors. . Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed ke5. Jakarta. FKUI. 2007.
4. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates. 2000.
5. Gafar A. Candida Albican. 2010. [cited 2013 July 25] : Available from :
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2010/02/doctors_filez_candida_al
6.

bican.pdf
Scheinfeld, Noah S. Candidiasis Cutaneous. [online]. 2013 [cited 2013

Juli 18] : Available from : http://www.emedicine.com


7. Simatupang M. Candida Albicans. 2009. [cited 2013 July 25] : Available
from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1935/1/09E01452.pdf
8. Ellis, David. Candidiasis. 2006 July. [cited 2013 July 25] : Available
from : URL:http://www.mycologyonline.com
9. _________ .Nystatin Dosage. [cited 2013 Juli 18] : Available from :
http://www.drugs.com/dosage/nystatin.html

13

10. Smith, D. Scott. Cutaneous Candidiasis. [online]. 2006 [cited 2013 Juni
18] : Available from : URL:http://www.medlineplus.com

14

Anda mungkin juga menyukai