Anda di halaman 1dari 5

BADAK JAWA (RHINOCEROS SONDAICUS);

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus);


Disebut juga sebagai Badak Bercula Satu,
Binatang endemik jawa yang hanya bisa
dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon
(Banten) dengan populasi hanya 35 hingga
45 ekor saja (hasil sensus Badak 2011).
Badak
Jawa
umumnya
memiliki warna tubuh abu-abu
kehitam-hitaman.
Memiliki
satu cula, dengan panjang
sekitar 25 cm namun ada kemungkinan tidak tumbuh atau sangat kecil
sekali pada betina. Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900
2300 kg dengan panjang tubuh sekitar 2 4 m. Tingginya bisa mencapai
hampir 1,7 m.
Kulit Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) memiliki semacam lipatan
sehingga tampak seperti memakai tameng baja. Memiliki rupa mirip
dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah
lipatan lebih sedikit. Bibir atas lebih menonjol sehingga bisa digunakan
untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut. Badak
termasuk jenis pemalu dan soliter (penyendiri).

Macan Tutul Jawa

Macan Tutul
Jawa atau
dalam
bahasa
latin
disebutPanthera
pardus
melas
menjadi kucing
besar
terakhir
yang tersisa di
pulau
Jawa
setelah punahny
a Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari
sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang
merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini
menjadi satwa identitas provinsi Jawa Barat.
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang dimasukkan dalam status
konservasi Critically Endangered ini mempunyai dua variasi yaitu Macan
Tutul berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang biasa disebut
dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing besar
ini adalah subspesies yang sama.

Ciri-ciri Macan Tutul Jawa. Dibandingkan subspesies macan tutul


lainnya, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran
relatif kecil. Panjang tubuh berkisar antara 90 150 cm dengan tinggi 60
95 cm. Bobot badannya berkisar 40 60 kg.

Elang Flores (Spizaetus floris)

Elang
Flores (Spizaetus
floris)merupakan salah satu jenis
raptor
(burung
pemangsa)
endemik yang dipunyai Indonesia.
Sayangnya elang flores yang
merupakan
burung
pemangsa
endemik flores (Nusa Tenggara) ini
kini menjadi raptor yang paling
terancam punah lantaran
populasinya diperkirakan tidak
melebihi 250 ekor sehingga masuk
dalam daftar merah (IUCN Redlist)
sebagai Critically
Endangered (Kritis). Status konservasi dan jumlah populasi ini jauh di
bawah Elang
Jawa (Spizaetus
bartelsi)
yang
status
konservasinya Endangered (Terancam).
Elang flores (Spizaetus floris) semula dikelompokkan sebagai anak jenis
(subspesies) dari elang brontok (Spizaetus cirrhatus) dengan nama ilmiah
(Spizaetus cirrhatus floris). Tetapi mulai tahun 2005, elang flores
ditetapkan sebagai spesies tersendiri. Dan saat itu pula, elang flores yang
merupakan raptor endemik Nusa Tenggara dianugerahi status
konservasi Critically Endangered. Daftar burung langka lainnya silahkan
baca: Daftar Burung Langka dan Terancam Punah.
Elang flores dalam bahasa inggris dikenal sebagai Flores Hawk-eagle.
Dalam bahasa ilmiah (latin) dikenal sebagai Spizaetus floris.
Ciri-ciri. Burung elang flores mempunyai ukuran tubuh yang sedang,
dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu
putih dan terkadang mempunyai garis-garis berwarna coklat pada bagian
mahkota.
Tubuh elang flores berwarna coklat kehitam-hitaman. Sedangkan dada dan
perut raptor endemik flores ini ditumbuhi bulu berwarna putih dengan
corak tipis berwarna coklat kemerahan. Ekor elang flores berwarna coklat
yang memiliki garis gelap sejumlah enam. Sedangkan kaki burung endemik
ini berwarna putih.

Persebaran, Populasi, dan Konservasi. Elang flores merupakan


raptor (burung pemangsa) endemik Nusa Tenggara yang hanya dapat
ditemukan di pulau Flores, Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe, Komodo,
dan Rinca.

Anda mungkin juga menyukai