Teori
Teori
PENDAHULUAN
langsung
untuk
menggali
masalah
yang
dihadapi
sehingga
dapat
LANDASAN TEORI
Konsep Dasar Ikterus
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Klasifikasi
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Tanda dan Gejala
2.1.5 Penyebab Ikterus
2.1.6 Faktor Risiko
2.1.8 Patologis
2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.9 Terapi Sinar Pada Ikterus Bayi Baru Lahir
2.1.10 Komplikasi
2.1.11 Mencegah Ikterus Pada Bayi
2.1.12 Kremer Ikterus
2.2
Pengkajian
2.2.2
Interpretasi Data
2.2.3
2.2.4
2.2.5
Intervensi
2.2.6
Implementasi
2.2.7
Evaluasi
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
kuning pada kulit dan membran mukosa yang disebut ikterus. Ikterus akan ditemukan
dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus
terdapat pada 50% bayi cukup bulan (aterm) dan 75% bayi kurang bulan (preterm).
(Winkjosastro, 2007).
2.1.2 Klasifikasi
A. Ikterus fisiologis adalah :
a. Ikterus yang timbul pada hari kedua atau ketiga lalu menghilang setelah
b.
c.
d.
e.
f.
2.1.3 Etiologi
Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena :
a. Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur
lebih pendek.
b. Produksi bilirubin serum yang berlebihan. Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk
mengeluarkannya, misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas
darah Rh, AB0, golongan darah lain, defisiensi enzim G-6-PD, piruvat kinase,
perdarahan tertutup dan sepsis.
c. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi akibat dari gangguan fungsi hepar.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat
asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase
(sindrom criggler-Najjar). Penyebab lain yaitu defisiensi protein.
d. Gangguan transportasi karena kurangnya albumin yang
mengikat
Penyebab Ikterus
a. Hemolisis akibat inkompatibilitas ABO atau isoimunisasi Rhesus, defisiensi G6PD,
b.
c.
d.
e.
f.
g. Hipoksia/asfiksia.
h. Sumbatan traktus digestif yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik.
i. Produksi yang berlebihan, misalnya pada pemecahan darah (hemolisis) yang
berlebihan pada incompatibilitas (ketidaksesuaian) darah bayi dengan ibunya.
j. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver.
k. Gangguan transportasi karena kurangnya albumin yang mengikat bilirubin.
l. Gangguan ekskresi yang terjadi akibat sumbatan dalam liver (karena infeksi atau
kerusakan sel liver.
2.1.6
Faktor Risiko
Faktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum:
1. Faktor Maternal
a. Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
b. Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
c. Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
d. ASI
2. Faktor Perinatal
a. Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
b. Infeksi (bakteri, virus, protozoa)
3. Faktor Neonatus
a. Prematuritas
b. Faktor genetik
c. Polisitemia
d. Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
e. Rendahnya asupan ASI
f. Hipoglikemia
g. Hipoalbuminemia
2.1.7
Patologis
1. Pigmen kuning ditemukan dalam empedu yang terbentuk dari pemecahan
hemoglobin oleh kerja heme oksigenase, biliverdin reduktase,dan agen pereduksi
nonenzimatik dalam sistem retikuloendotelial.
2. Setelah pemecahan hemoglobin,bilirubin tak terkonjugasi diambil oleh protein
intraseluler Y protein dalam hati.pengambilan tergantung pada aliran darah
hepatik dan adanya ikatan protein.
3. Bilirubin yang tak terkonjugasi dalam hati diubah atau terkonjugasi oleh enzim
asam uridin difosfoglukuronat uridin diphosphoglucuronic acid (UPGA) glukuronil
transferase menjadi bilirubin mono dan diglucuronida yang polar larut dalam air
(bereaksi direk).
4. Bilirubin yang terkonjugasi yang larut dalam air dapat dieliminasi melalui ginjal
dengan konjugasi bilirubin masuk dalam empedu melalui membran kanalikular
kemudian ke sistem gastointestinal dengan diaktifkan oleh bakteri menjadi
urobilinogen dalam tinja dan urin.beberapa bilirubin diabsorbsi kembali melalui
sirkulasi enterohepatik.
5. Warna kuning dalam kulit akibat dari akumulasi pigmen bilirubin yang larut dalam
lemak, tak terkonjugasi,non polar (bereaksi indirek)
6. Pada bayi dengan hyperbilirubinemia kemungkinan merupakan hasil dari defisiensi
atau tidak aktifnya glukuronil transferase.rendahnya pengambilan dalam hepatik
kemungkinan karena penurunan protein hepatik sejalan dengan penurunan darah
hepatik.
7. Jundice yang terkait dengan pemberian ASI merupakan hasil dari hambatan kerja
glukoronil transferase oleh pregnanediol atau asam lemak yang terdapat dalam ASI
terjadi 4- 7 hari setelah lahir dimana terdapat tkenaikan bilirubin tak terkonjugasi
dengan kadar 25 30mg/dl selama minggu ke 2- ke 3.biasanya bisa mencapai usia
4
minggu
dan
menurun
setelah
10
minggu.
Jika
pemberian
ASI
2.1.8
Penatalaksanaan
a. Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi kita
masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis.
b. Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan analisa penyebab yang
mungkin. Bila diduga kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tampak tanda-tanda
bahaya, dokter akan merujuk ke RS agar bayi mendapatkan pemeriksaan dan
perawatan yang memadai.
2.1.9
2.1.10 Komplikasi
Setiap pengobatan selalu akan menimbulkan efek samping. Dalam penelitian
yang dilakukan selama ini, tidak ditemukan pengaruh negatif terapi sinar terhadap
tumbuh kembang bayi. Efek samping hanya bersifat sementara, dan dapat
dicegah/diperbaiki dengan memperhatikan tata cara penggunaan terapi sinar.
Kelainan yang mungkin timbul karena terapi sinar antara lain:
a. Peningkatan kehilangan cairan tubuh bayi. Karena itu pemberian cairan harus
diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Bila bayi bisa minum ASI, sesering mungkin
berikan ASI.
b. Frekwensi buang air besar meningkat karena hiperperistaltik.
c. Timbul kelainan kulit yang bersifat sementara pada muka, badan,
dan alat gerak.
d. Kenaikan suhu tubuh.
e. Kadang pada beberapa bayi ditemukan gangguan minum, rewel,
yang hanya bersifat sementara.
Komplikasi biasanya bersifat ringan dan tidak sebanding dengan
manfaat penggunaannya. Karena itu terapi sinar masih merupaka
pilihan dalam mengatasi hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
2.1.11
dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi pada janin, dan
hipoksia(kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim. Pada masa persalinan, jika
terjadi hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat, dan lain-lain, segera
diatasi dengan cepat dan tepat. Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak dijemur dibawah
sinar matahari pagi sekitar jam 7 jam 8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan
membuka pakaiannya.
2.1.12 Kremer Ikterus
klasifikasikan menjadi data subjektif dan objektif. Pada waktu mengumpulkan data
subyektif bidan harus mengembangkan antar personal yang efektif dengan pasien/klien
yang diwawancarai, lebih memperhatikan hal -hal yang menjadi keluhan utama pasien
dan yang mencemaskan berupaya mendapat data fakta yang sangat bermakna dalam
kaitan dengan masalah pasien.
A. Data subyektif :
Data diambil dari pasien yang didapat dari anamnesa antara petugas kesehatan dengan
pasien antara lain :
a. Identitas data pasien dan orangtua
Menurut darwan budi suyanto, identitas merupakan bagian terpenting dalam suatu
anamesis. Identitas diperlukan untuk memastikan bahwa anak yang diperiksa
benar-benar adalah anak yang dimaksud.
b. Alasan datang/kunjungan
Pada pengkajian alasan kunjungan meliputi apa yang menjadi alasan pasien untuk
datang ke rumah sakit yaitu apakah bayi baru lahir ataukah ada alasan bahwa
pasien datang dengan keluhan seperti malas minum, earna kulit bayi kuking atau
ada alasan yang lainnya.
c. Keluhan utama
Anamesis ini dimulai dengan keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang
menyebabkan pasien dibawa oleh orangtua berobat misalnya orang tua mengeluh
tubuh bayi kuning ataupun bayi malas minum.
d. Riwayat perkawinanan
Pengkajian riwayat perkawinan meliputi usia menikah, lama pernikahan, menikah
berapa kali, dan status pernikahan syah atau tidak.
e. Riwayat obstetri
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, hamil ke berapa, umur
kehamilan, jenis kelamin, jenis persalinan, penolong komplikasi persalinan dan
keadaannya.
f. Riwayat Kehamilan
Berapa kali ANC, imunisasi TT, merasakan gerakan janin pertama, keluhan pada
TM I, II, dan TM III, HPHT, serta HPL.
g. Riwayat persalinan
Riwayat perslainan harus ditanya denga teliti termasuk tanggal, tempat kelahiran,
siapa yang menolong misalnya dokter, bidan atau dukun, cara kelahiran misalnya
spontan ,dibantu dengan alat, atau secara SC, umur kehamilannya (UK) apakah <
37 minggu (preterem) atau > 37 minggu (aterem), adanya kehamilan ganda,
keadaan segera setelah lahir dan morbiditas pada kelahiran pada hari pertama
misalnya apakah bayi mengalami asfiksia,hipotermi atau ikterus dalam 24 jam.
Masa kehamilan pasien juga perlu ditanyakan apakah cukup bulan atau tidak.
h. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit meliputi riwayat penyakit keluarga, keturunan kembar, dan
riwayat operasi
i. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pengkajian pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari meliputi pola nutrisi pada
neonatus dengan ikterus diberikan lebih banyak nutrisi berupa ASI eksklusif
dengan frekuensi secara on demand atau paling tidak 3 jam sekali, pola eliminasi
pada bayi dengan ikterus biasanya feses berwarna kuning, personal hygiene, dan
istirahat.
j. Data psikolososial
Data psikososial misalnya seperti apakah kehadiran bayinya disambut dengan baik
atau tidak, siapa yang merawatnya apakah bayi dirawat oleh kedua orang tua
kandung, oleh neneknya, atau diasuh oleh orang lain.
B. Data obyektif :
a. Pemeriksaan umum
Pada pemeriksaan umum terdiri dari:
Keadaan umum :
Kesadaran pasien :
TTV meliputi
: - Nadi
- Tensi
- Suhu
- Respirasi
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
1. Kepala : Adakah caput susadenum, bagaimana warna rambut, terdapat bekas
luka atau tidak, bagaimana keadaan suturanya.
2. Wajah : Terdapat pucat, odem atau tidak pada muka, pewarnaan pada muka
bagaimana apakah pucat, kuning, atau biru.
3. Mata : Cekung atau tidak, pewarnaan pada konjungtiva pucat, kemerahan atau
putih, dan warna sklera kuning atau merah muda.
4. Mulut dan gigi : Apakah terdapat karies atau tidak, mulut bersih atau tidak,
berwarna pucat, biru,atau kemerahan.
5. Leher :adakah pembesaran pada Kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan getah
bening .
6. Dada : Ada tarikan dinding dada atau tidak, simetris atau tidak, serta
pewarnaan pada bagian dada apakah kuning atau kemerahan.
c. Pemeriksaan Penunjang
Melakukan pemeriksaan
penunjang
untuk
mengetahui
jenis
penyakit
: Subyektif
Yang didapatkan dari keluhan klien
O : Obyektif
Yang didapatkan dari hasil pemeriksaan oleh petugas yang terkait.
A : Assesment
Berisi kesimpulan dari data subyektif dan obyektif yang menunjukkan
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan ataupun masalah yang baru muncul.
P
: Planning
Merupakan perencanaan lanjut dan tindakan yang sudah dilakukan dengan
berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah dicapai (Depkes RI, 1995 :
11).
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA By.Ny.F DENGAN IKTERUS PATOLOGI
DI RUANG BAYI RSIA SOERYA SEPANJANG
: Ruang Bayi
No Register
: 241294
I.
PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
1.
Biodata
2.
Nama Istri
: Ny. F
Umur
: 27 tahun
Umur
: 35 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
:-
Penghasilan
: Rp. 700.000/bln
Alamat
: Jl.Pramuka 02/02,
Alamat
Keluhan utama
Bayi umur 8 jam dengan, nampak kekuningan didaerah kepala dan leher,
facces berwarna seperti dempul, perut membuncit pembasaran pada hati, tidak
mau minum dan reflek moro lemah.
3.
Riwayat Kehamilan
Pada kehamilan ibu lebih berhati-hati terhadap kesehatan diri dan janinnya.
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya di bidan Praktek Swasta
sebanyak TM I = 1 kali,TM II = 2 kali, TM III = 3 kali.Pada saat hamil ibu
tidak pernah mengalami pendarahan,tekanan darah tinggi atau sakit yang lain,
ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain yang diberikan pada saat
periksa. Selama kehamilan ibu tidak memperoleh Imunisasi TT sama sekali.
4.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah atau menderita penyakit menahun, menurun
dan menular seperti hipertensi, jantung, TBC, paru-paru dan penyakit
kelamin.
5. Riwayat Persalinan
a. Tanggal/ jam persalinan
: 19 Januari 2014 / 01.00 WIB
b. Cara persalinan
: Persalinan spontan pervaginam
c. Lama persalinan
Kala I
Kala II
Kala II
Kala IV
: 10 Jam
: 30 menit
: 15 menit
: 2 jam setelah persalinan
d. Penolong persalinan
: Bidan
B. Data Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Tanda vital
Temp
: 36,50 C
Nadi
: 120 x/menit
PB
: 39 cm
BB
: 1.700 gram
RR
: 44 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a.
b.
c.
Kepala
UUB
UUK
Moulage
Sucadeneum
Bentuk kepala
Keadaan tubuh
Mata
Bentuk mata
Strabismus
Pupil mata
Sklera
Keadaan
Hidung
:
:
:
:
:
:
datar
datar
O
tidak ada
simetris
tidak ada kelainan
: simetris
: tidak ada
: Normal
: ikterik
: bersih
d.
Bentuk
: simetris
: tidak ada
Keadaan
: bersih
Lubang hidung
: lengkap
Warna kulit
: Pucat kekuningan
Mulut
Bentuk
: simetris
Reflek hisap
Bibir
e.
baik
: lengkap atas/bawah
Gusi
: normal
Warna bibir
: pucat
Telinga
Posisi
Keadaan
Warna kulit
f.
g.
Leher
Pembesaran vena / kelenjar
: tidak ada
Pergerakan leher
Warna kulit
: kuning
Dada
Posisi : simetris
Mamae : Ada
h.
Perut
Posisi
: simetris
Tali pusat
: basah
i.
Punggung bokong
Tidak ada benjolan dan tidak terdapat spina bifida
j.
Ekstrimitas
Jari tangan
: Lengkap
: Simetris kanan-kiri
Jari kaki
: Lengkap
Pergerakan
: Aktif
Warna kulit pucat, kuku, tangan dan kaki berwarna agak kekuningan
k.
Genetalia
Lengkap, terdapat testis dan skrotum sudah turun
Jenis kelamin
: laki-laki
Anus
3. Reflek
a.
Mencari (rooting)
: kurang baik
b.
Menghisap (sucking)
: kurang baik
c.
Menelan (swalowing)
: kurang baik
d.
: baik
e.
f.
Reflek morro
: baik
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab, kadar bilirubin serum 100 umol/l
II.
Ds
DO
Masalah
Tanda-tanda vital
: a.
Temp
: 36,50 C
Nadi
: 120 x/menit
PB
: 39 cm
BB
: 1.700 gram
RR
: 44 x/menit
APGAR SCORE
: 8-9
Kebutuhan
Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan kadar serum bilirubin indirek 100 umol/l
(derajat I)
b.
2.
IV.
V.
INTERVENSI
Tanggal
Diagnosa
19-01-2014
Jam
: 09.30 WIB
Tujuan
Kriteria
Intervensi :
1. Mengajarkan ibu untuk perawatan tali pusat.
R/ Ibu bisa menjaga kebersihan tali pusat bayi,agar tidak terjadi infeksi.
2. Mengajarkan ibu untuk membungkus bayinya dengan benar
R/ membantu mengurangi hipotermi.
3. Beritahu hasil pemeriksaan dan tentang ikterus patologi.
R/ Ibu mengerti tentang keadaan bayinya.
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter anak dan tenaga medis lain
R/ masalah dapat segera ditangani dan bayi cepat sembuh.
5. Membantu ibu untuk menyusui bayinya sesegera mungkin.
R/ agar bayi mendapatkan asupan nutrisi dengan baik.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal
: 19-01-2014
Diagnosa
Jam
: 09.40 WIB
Implementasi :
Jam 09.40
Jam 09.45
Jam 09.50
Jam 09.55
Jam 10.00
VII. EVALUASI
Tanggal
: 22-01-2014
Jam
Diagnosa
: 08.00 WIB
: Tanda-tanda vital
RR
Suhu
: 45 x/menit
: 37,60 C
BB
: 2900 gram
PB
: 50 cm
Nadi
: 128 x/menit
:
Mencari (Rooting)
Menghisap (sucking)
Menelan (swallowing)
Reflek kaki (stapping)
Menggenggam (graping)
Reflek moro
:
:
:
:
:
:
baik
baik
baik
baik
baik
baik
HARI KE-7
Tanggal
WIB
Diagnosa
: a.
: 29-01-2014
Jam
: 09.00
b.
c.
: 50 x/menit
Suhu
: 37,20 C
Nadi
: 130 x/menit
b.
Eliminasi
BB
: 3100 gram
PB
: 50 cm
BAB 2 x/hari
c.
Reflek
d.
e.
A
1.
Mencari (Rooting)
2.
Menghisap (sucking)
3.
Menelan (swallowing)
4.
5.
6.
Reflek moro
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
Warna kulit kemerahan, sklera masih tampak ikterik, tandatanda ikterus sudah berkurang
Tali pusat sudah lepas.
: a.
c.
HARI KE-14
Tanggal
WIB
: 12-02-2014
Diagnosa
: a.
Jam
: 08.00
b.
c.
: 52 x/menit
BB
: 3100
PB
: 50 cm
gram
Suhu
: 37,00 C
Nadi
: 128 x/menit
b. Eliminasi
d.
Reflek
: 1.
Mencari (Rooting)
2.
Menghisap (sucking)
: baik
3.
Menelan (swallowing)
: baik
4.
: baik
5.
Menggenggam (graping)
6.
Reflek moro
: baik
: baik
: baik
c.
P
: a.
2.
b.
c. Sarankan pada ibu untuk membawa anaknya ke posyandu secara rutin untuk
memantau tumbuh kembang bayi.