disajikan oleh
Theresia Ratih Sawitridjati
Komisi Kateketik Keuskupan Bogor
1
Psikologi ?
Ilmu pengetahuan
yang mempelajari perilaku manusia
Katekese
Pengajaran , pendalaman, dan pendidikan
iman agar seorang Kristiani
semakin dewasa dalam iman.
Siapakah Aku?
Psikologi Kepribadian
bidang studi psikologi yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya,
berkaitan erat dengan psikologi perkembangan
dan psikologi sosial
kepribadian adalah hasil dari perkembangan
individu sejak masih kecil dan bagaimana cara
individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial
dengan lingkungannya.
7
Tes Kepribadian
Tes projektif seperti
- tes grafis
- Tes Draw A Person (Menggambar Orang)
- Tes HTP (House Tree Person)
- Tes Baum Tree (Menggambar Pohon).
- Wartegg
- tes Rorschach yang mengungkap alam
bawah sadar manusia
Tes Kepribadian
tes inventori/objektif yang mengandalkan
kejujuran pengisinya
- MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)
- DISC (dominance, influence, steadiness, and
conscientiousness)
apakah M B T I itu ?
Myers-Briggs Type Indicator
merupakan sebuah sarana bantu
yang dapat menggambarkan
perbedaan mendasar
pada perilaku manusia
yang sehat dan normal
10
tujuan
melihat bagaimana tipe khas akan
berpengaruh terhadap perilaku
seseorang.
mengenali kekuatan dan potensi pada
diri agar dapat dikembangkan.
dapat memahami dan menghargai diri
sendiri maupun orang lain, serta
perbedaannya.
11
manfaat M B T I
Myers - Briggs
Myers - Briggs
didorong oleh kondisi potensi manusia
dalam Perang Dunia II (1940-1945) yang
kurang diperhatikan.
sekitar tahun 1950-an : mempelajari dan
memperluas pemikiran Carl Gustav Jung.
Jung
mengembangkan Indikator untuk
memberi manfaat yang luas pada individu
melalui pengenalan tipe psikologis yang
dimiliki.
16
17
PREFERENSI
merupakan pilihan
netral
tidak ada cap moril baik dan buruk
bersifat pembawaan
kita memiliki ke-8 preferensi yang
ada, hanya saja kita memilih 4
bertindak sesuai preferensi akan
merasa lebih nyaman dan spontan
18
perbedaan
preferensi
E xtravert
I ntrovert
S ensing
i N tuition
T hinking
F eeling
J udging
P erceiving
19
ekstraver
introver
pengindera
intuisi
sensing
intuition
pemikir
perasa
thinking
penilai
judging
feeling
penerima
perceiving
20
E
E xtrovert
I
I ntrovert
22
memperhatikan lingkungan
eksternal
23
cenderung untuk
berkomunikasi secara verbal
cenderung untuk
berkomunikasi secara nonverbal / tulisan
24
25
26
27
E xtrovert
I ntrovert
28
fokus
29
E xtrovert
I ntrovert
E
pendorong atau
enersi utamanya
adalah lingkungan dunia luar, berupa
orang lain maupun
benda
I
pendorong atau
enersi utamanya
berasal dari dalam
dirinya - dunia
dalam, berupa
pikiran dan refleksi
30
(perenungan)
E xtrovert
I ntrovert
31
Extrovert
memperhatikan lingkungan
eksternal
cenderung untuk berkomunikasi
secara
verbal
belajar melalui perilaku atau diskusi
minat yang meluas
bicara/bertindak dulu, baru
(kemudian)
berfikir
ekspresif dan mudah bersosialisasi 32
Introvert
menarik diri pada dunianya sendiri
cenderung untuk berkomunikasi
secara
non-verbal/ tulisan
belajar melalui refleksi diri
minat yang mendalam
berfikir dulu, baru (kemudian)
berbicara/bertindak
menyendiri dan terkendali
perhatian terfokus
33
EXTROVERT
INTROVERT
34
S
S ensing
pengindera
N
i N tuitif
intuisi
35
memusatkan pada
gambaran umum dan
kemungkinan
36
menghargai pemahaman
imajinatif
37
N
E=
mc 2
38
39
40
1
menginginkan informasi
setahap demi setahap
melompat-lompat,
pindah dimana saja
41
mempercayai
pengalaman
mempercayai inspirasi
42
S ensing
i N tuition
S
mengumpulkan
informasi
melalui panca
indera
N
mengumpulkan
informasi dengan
menggunakan indera
keenam, firasat atau
dugaan - dugaan
43
S ensing
i N tuition
44
Sensing
45
iNtuition
memusatkan pada gambaran
umum dan kemungkinan
menghargai pemahaman imajinatif
abstrak dan teoritis
melihat pola dan makna dibalik fakta
berorientasi pada masa depan
melompat-lompat, pindah dimana
saja
mempercayai inspirasi
46
SENSING
INTUITION
47
T
T hinking
pemikir
F
F eeling
perasa
48
49
menggunakan kepala
menggunakan hati
50
menggunakan aturan
berfikir sebab-akibat
51
Teguh-pendirian
Lembut-perasaan
52
berjuang untuk
keharmonisan dan
keyakinan individual
53
masuk akal
kasih sayang
54
adil
menerima
55
T hinking
F eeling
pengambilan
keputusan
berdasarkan pada
pertimbangan yang
logis dan obyektif
pengambilan
keputusan
berdasarkan pada
pertimbangan nilai
nilai pribadi yang
subyektif
56
T hinking
F eeling
57
Thinking
kuat dalam analisa
menggunakan kepala
menggunakan aturan berfikir
sebab-akibat
teguh-pendirian
berjuang untuk kebenaran yang
objektif
masuk akal
adil
58
Feeling
kuat dalam memahami orang lain
menggunakan hati
dibimbing oleh nilai-nilai pribadi
lembut-perasaan
berjuang untuk keharmonisan dan
keyakinan individual
kasih sayang
menerima
59
THINKING
FEELING
60
J
J udging
penilai
P
P erceiving
penerima
61
schedule
terjadwal
spontan
62
teratur
berpikiran terbuka
63
64
65
Plan
terencana
menyesuaikan diri
66
67
menghindari tekanan
deadline
J udging
P erceiving
J
gaya hidup Judging
adalah pasti,
terencana dan
teratur
P
gaya hidup Perceiving
adalah luwes, mudah
menyesuaikan dan
spontan
69
J udging
P erceiving
70
Judging
terjadwal
teratur
menyukai batasan yang jelas dan
kategori - kategori
merasa nyaman dalam situasi yang
pasti, ada batasan
terencana
suka menutup perkara, mengambil
keputusan
menghindari tekanan batas waktu
71
Perceiving
spontan
berpikiran terbuka
menyukai kebebasan untuk menjajagi
tanpa batas
merasa nyaman dalam situasi yang
terbuka
menyesuaikan diri
suka pada hal yang bebas dan terbuka
pada perubahan
merasa bersemangat oleh tekanan
batas waktu
72
JUDGING
PERCEIVING
73
74
Siapakah Kita?
75
Psikologi Perkembangan
cabang dari ilmu psikologi
yang mempelajari perkembangan dan
perubahan aspek kejiwaan manusia
sejak dilahirkan sampai dengan mati.
76
77
Perkembangan Psikoseksual
1.
2.
3.
4.
5.
78
1. Tahapan Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi
terjadi melalui mulut, sehingga refleks
mengisap adalah sangat penting.
Bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan
dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
Konflik utama pada tahap ini adalah proses
penyapihan, jika kurang tepat individu akan
memiliki masalah dengan ketergantungan atau
agresi. Juga dapat mengakibatkan masalah
dengan minum, merokok makan, atau
menggigit kuku.
79
2. Tahapan Anal
fokus utama dari libido adalah pada
pengendalian kandung kemih dan buang air
besar.
Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan
toilet anak harus belajar untuk mengendalikan
kebutuhan tubuhnya.
Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa
prestasi dan kemandirian.
Kegagalan :
- terlalu longgar : individu boros dan berantakan
- terlalu awal : ketat, tertib, kaku dan obsesif.
80
3. Tahapan Falik
fokus utama dari libido adalah pada alat
kelamin. Anak-anak juga menemukan
perbedaan antara pria dan wanita.
81
4. Tahapan Laten
Periode laten adalah saat eksplorasi di
mana energi seksual tetap ada, tetapi
diarahkan ke daerah lain seperti
pengejaran intelektual dan interaksi
sosial. Tahap ini sangat penting dalam
pengembangan keterampilan sosial dan
komunikasi dan kepercayaan diri.
82
5. Tahapan Genital
individu mengembangkan minat seksual
yang kuat pada lawan jenis, kepentingan
kesejahteraan orang lain tumbuh selama
tahap ini.
Jika tahap lainnya telah selesai dengan
baik, individu hidup seimbang, hangat
dan peduli.
83
Perkembangan Kognitif
1.
2.
3.
4.
85
86
Perkembangan Psikososial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
92
Perkembangan Iman
1. iman intuitif-projektif (18-24 bulan - 7 tahun)
2. iman mitis-literal (7 - 12 tahun)
3. iman sintetik-konvensional (usia remaja
dan selanjutnya)
4. iman individuatif-reflektif (awal hingga
pertengahan umur duapuluhan)
5. iman konjuktif (usia paruh baya)
6. iman universal (lanjut usia)
93
iman intuitif-projektif
Pada tahap ini manusia hanya fokus pada
kualitas secara permukaan saja, seperti
apa yang digambarkan oleh orang dewasa
dan tergantung pada luasnya fantasi dari
manusia itu sendiri. Di sini konsep Tuhan
direfleksikan sebagai sesuatu yang gaib
94
iman mitis-literal
Pada tahap ini, fantasi sudah tidak lagi
menjadi sumber utama dari pengetahuan,
dan pembuktian fakta menjadi perlu.
Pembuktian kebenaran bukan berasal dari
pengalaman aktual yang dialami sendiri,
tapi berasal dari sesuatu yang dianggap
lebih ahli, seperti guru, orang tua, buku, dan
tradisi. Kepercayaan di fase ini mengarah
pada sesuatu yang konkrit dan tergantung
dari kredibilitas orang yang bercerita.
95
iman sintetik-konvensional
Pada tahap ini kepercayaan tergantung
pada konsensus dari opini orang lain,
orang yang lebih ahli. Mempelajari fakta
masih menjadi sumber informasi, tapi
individu mulai percaya pada penilaian
mereka sendiri. Meskipun demikian
mereka belum sepenuhnya percaya
terhadap penilaian mereka tersebut.
96
iman individuatif-reflektif
Pada tahap yang ketiga remaja tidak dapat
menemukan area pengalaman baru karena
tergantung pada orang lain di kelompoknya
yang belum tentu dapat menyelesaikan
masalah. Individu di tahap ini mulai mengambil
tanggungjawab atas kepercayaannya, perilaku,
komitmen, dan gaya hidupnya. Tapi individu
pada tahap ini tetap masih membutuhkan figur
yang bisa diteladani.
97
iman konjuktif
Pada tahap ini individu mulai bisa
memahami dan mengintegrasikan elemen
spiritual seperti simbolisasi, ritual, dan
kepercayaan. Individu di tahap ini juga
menganggap bahwa semua orang
termasuk dalam kelompok yang universal
dan memiliki rasa kekeluargaan terhadap
semua orang.
98
iman universal
Fowler menganggap bahwa sangat sedikit
orang yang mampu mencapai tahap ini
99
Siapakah Kamu?
Siapakah Dia?
Siapakah Mereka?
100
Kelompok Usia
Contoh Katekese
Tingkat Umur Kelompok
Katekese
Karakteristik
Waktu
Metode
Mengajar
2-3 tahun
-Daya
konsentrasi
pendek
- sangat
tergantung
pada orang
lain
5 menit
-Tidak
memaksa
-Gunakan alat
bantu
- bercerita
- biarkan
mereka bebas
bergerak
- gunakan
bahasa anak
(pertanyaan
terarah)
Bina Iman
Anak (Play
Group)
102
Contoh Katekese
Tingkat Umur Kelompok
Katekese
Karakteristik
Waktu
Metode
Mengajar
4-5 tahun
-Daya
konsentrasi
terbatas
- rasa ingin
tahu besar
5 10 menit
Bina Iman
Anak (TK)
103
Contoh Katekese
Tingkat Umur Kelompok
Katekese
Karakteristik
Waktu
Metode
Mengajar
6-12 tahun
-Daya
konsentrasi
baik
- penuh daya
kreativitas
10-20 menit
-Perlu
pembinaan
lebih
sistematik
- perlu pujian
-Cara
mengajar
yang dapat
merangsang
pikiran
-Bina Iman
Anak
-Komuni
Pertama
-Katekumen
Anak (SD)
104
Contoh Katekese
Tingkat Umur Kelompok
Katekese
Karakteristik
Waktu
Metode
Mengajar
12-18 tahun
-Daya
konsentrasi
baik
- daya
imajinasi
penuh
- kreatif
-Senang
berbantah/ber
debat
-Tidak mudah
menerima
pendapat
orang lain
20-30 menit
-Perlu diberi
tanggung
jawab
- beri
penjelasan
dengan logis
dan pasti
-Bina Iman
Remaja
- Krisma
-Mudika
(SMP-SMA)
105
Selamat Berkarya
106