Anda di halaman 1dari 5

3.

Respon Pasar Terhadap Kebutuhan Telur Puyuh


Peternakan puyuh secara umum

di Indonesia masih berskala kecil

sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan
karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat, disertai dengan
ketertarikan terhadap telur puyuh yang lebih murah dan tinggi protein dan
semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan telur puyuh selama ini
belum mencukupi permintaan pasar, baik dalam bentuk telur segar, telur olahan
dan telur tetas (Anonim, 2015). Harga telur puyuh per kilogram rata-rata lebih
tinggi dibandingkan dengan telur ayam ras. Produksi telur puyuh per tahun
mencapai 300 butir per ekor, dibandingkan ayam kampung yang hanya 150 butir
per ekor per tahun (Anonim, 2015).
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk. Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang
dinyatakan dalam satuan moneter. Menetapkan harga terlalu tinggi akan
menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan
mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi Peternak. Dalam hal ini
penetapan harga telur puyuh juga menjadi sangat penting bagi peternak. Harga
merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu usaha karena harga menentukan
seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh peternak dari penjualan
produknya. Seperti yang diungkapkan oleh Yusdja, dkk (2005) bahwa telur puyuh
sangat potensial untuk dikembangkan terlebih karena konsumsi telur puyuh sudah
mulai menyebar diseluruh kota-kota menengah dan kota besar di pulau jawa. Telur
puyuh dapat ditemukan di pasar tradisional sampai pada pasar modern. Perubahan
ini juga turut mempercepat peningkatan konsumsi telur puyuh. Konsumsi telur
puyuh juga banyak diperkenalkan oleh industri makanan rumah tangga. Selain itu,
telur puyuh yang berukuran kecil itu sering dijadikan bahan tambahan bagi
banyak masakan yang popular dikalangan rakyat seperti pengganti bakso, sate dan
makan kecil.
Dalam penentuan harga, produsen harus memahami secara mendalam
besaran sensitifitas konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku
Applied Marketing Research bahwa dari hasil penelitian menyebutkan isu utama

yang berkaitan dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga.
Sedangkan pengertian dari elasitas harga adalah:
1.

Konsumen cenderung memberikan respon yang lebih besar atas setiap rencana
kenaikan dibandingkan dengan kenyataan pada saat harga tersebut naik.

2.

Konsumen akan lebih sensitive terhadap penurunan harga dibandingkan


dengan kenaikan harga.

3.

Elastisitas konsumen akan berkurang ketika melakukan shopping dengan


teman atau dipengaruhi oleh sales person.
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan Peternak untuk

memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang
diinginkan Peternak, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh
Peternak salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah
dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang
tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Jika peternak memiliki 700 indukan puyuh dengan asumsi 80% induk dapat
bertelur setiap hari, maka setiap minggu diperoleh sekitar 5.000 butir telur. Harga
telur di tingkat peternak sekitar Rp 200 per butir. Dari telur ini dapat diperoleh
omzet sekitar Rp 4 juta per bulan dan belum termasuk omzet dari menjual bibit
burung puyuh. Sebagian telur yang tidak dijual, telur dapat ditetaskan
menggunakan mesin penetas. Telur menetas selama 17 hari di taruh di mesin.
Harga bibit puyuh ini mulai Rp 2.500 untuk yang baru lahir hingga Rp 8.500
untuk yang sudah berusia 45 hari. Puyuh usia 45 ini sudah memasuki usia
produktif dan siap bertelur. Dari penjualan bibit ini, dapat meraup omzet sekitar
Rp 5 juta per bulan. Bibit burung puyuh ini tidak dijual ke pasar seperti telur. Tapi
dijual langsung ke konsumen-konsumen yang mau mencoba beternak burung
puyuh (Anonim, 2015).

1.

Keuntungan dari menjual telur konsumsi

Keuntungan utama dari memelihara burung puyuh petelur yang pasti adalah
keuntungan dari menjual telurnya. Populasi 1000 ekor puyuh jika sudah mencapai
puncak bertelur biasanya akan menghasilkan rata-rata +/- 850 s/d 900 butir telur
perhari atau 85% s/d 90% dari jumlah populasi. Begini perhitungannya, anggap
hasil produksi 850 butir perhari, setara dengan 8,5 kg. Jika dijual butiran di
kandang kami laku Rp 300/butir, tapi kalo dijual kiloan laku Rp 25.000/kg.
Selanjutnya akan hitung penjualan secara kilo. Hasil penjualan telur perhari : 8,5
kg X Rp 25.000 = Rp 212.500. Biaya pakan perhari : 1000 ekor X 23 gram = 23
kg X Rp 4.500 = Rp 103.500. Keuntungan bersih perhari : Hasil telur Rp 212.500
biaya pakan Rp 103.500 biaya listrik Rp 8.000 = Rp 101.500. Jika 1 bulan :
Rp 101.500 X 30 hari = Rp 3.045.000. Jika 1 tahun : Rp 3.045.000 X 12 bulan =
Rp 36.540.000 (Anonim, 2015).
2.

Keuntungan dari penjualan kotoran puyuh

Penjualan kotoran puyuh memang tidak begitu mahal, namun dapat pula
digunakan sebagai pemasukan. Perhitungannya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Jika perhari di kumpulkan kotoran puyuh bisa mencapai 3/4 karung. Sedangkan
per karung kotoran puyuh di kandang dihargai Rp 4.000/karung. Perhitungannya
adalah, 3/4 karung X 30 hari X Rp 4,.000 = Rp 90.000
3.

Keuntungan dari penjualan burung puyuh afkir/tidak produktif

Ini adalah salah satu keuntungan tambahan diakhir periode. Biasanya puyuh
yangg sudah males-malesan bertelur atau bahkan sudah tidak bertelur lagi bisa di
jual untuk dipotong dan dikonsumsi dagingnya. Di kandang sudah ada penadah
puyuh afkir/puyuh pejantan yang bisa dipotong untuk dijual dagingnya. Biasanya
puyuh afkir di kandang dihargai Rp 4.500/ekor. Perhitungannya adalah, Setelah
mengalami penyusutan karna kematian biasanya sisa populasi yg dapat dijual
afkirnya hanya 70 s/d 80% dari populasi. Perhitungan diambil ditengah tengahnya
yaitu 75% yaitu 750. 750 ekor X Rp 4.500 = Rp 3.375.000

Jadi estimasi keuntungan beternak puyuh dengan populasi 1000 ekor selama
1 tahun adalah
a. Keuntungan penjualan telur Rp 3.045.000 perbulan X 6 bulan = Rp
18.270.000
b. ngalami penyusutan karna kematian dan stress.
Keuntungan penjualan telur Rp 2.820.000 perbulan X 6 bulan = Rp
16.920.000
c. Penjualan kotoran Rp 90.000 perbulan X 12 bulan = Rp 1.080.000
d. Penjualan puyuh afkir = +/- Rp 3,375,000
Total keuntungan perperiode / 1tahun adalah +/- Rp 39.645.000
Modal awal yg dibutuhkan adalah +/- Rp 15,240,000Ini adalah rincian biaya
untuk beternak burung puyuh dengan populasi 1000 ekor
No

Total

Jenis pengeluaran

Harga /
biaya

Pembelian bibit puuyh usia


1 hari.

@ Rp 2,700

1200 ekor

Rp 3,240,000

Biaya pembuatan kandang


DOQ s/d Grower.

@ Rp
250,000

5 kandang

Rp 1,250,000

Biaya pembuatan kandang


Layer.

@ Rp
325,000

12 kandang

Rp 3,900,000

Persiapan pakan sejak DOQ


sampai Layer.

@ Rp 5,150

1,200 ekor

Rp 6,180,000

Biaya obat-obatan dan


listrik.

Banyaknya

Rp 670,000
Total keseluruhan

DAFTAR PUSTAKA

Rp
15,240,000

Anonim. 2015. http://finance.infoguna.com/2014/11/analisa-keuntunganbisnis-telur-burung.html#ixzz3U4IXjNQJ


Diambil pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 16.40 WIB
Anonim.

2015.

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/burung-puyuh-telurnya-

habis-diserap-pasar-1
Diambil pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 17.10 WIB
Anonim.

2015.

http://www.distributornasamalang.com/2012/09/beternak-

puyuh.html
Diambil pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 17.35 WIB
Yusdja. 2005. Berbagai Peluang Usaha Bidang Peternakan Perkebunan/
Budidaya-Burung puyuh. Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai